LOGINTunanganku adalah ilmuwan otak terkemuka di dalam negeri. Kekasih masa kecilnya, Yuki, didiagnosis kanker dan hanya bisa hidup selama sebulan. Demi menemaninya melewati hari-hari terakhirnya, Oscar memaksaku meminum obat penghapus ingatan yang baru dikembangkan agar aku melupakannya selama sebulan. Dalam sebulan itu, dia menikahi Yuki, berbulan madu, dan berjanji untuk bertemu kembali di kehidupan berikutnya di tengah lautan bunga. Sebulan kemudian, Oscar menangis darah, berlutut di tengah hujan. Dengan suara serak, dia bertanya kepadaku. "Obat itu seharusnya hanya bekerja selama sebulan. Kenapa kamu melupakanku seumur hidup?"
View MoreAkhirnya, aku juga membalikkan badan dan melangkah pergi dengan langkah besar. Namun, saat berbalik itu, tanpa sadar air mataku berderai.Seperti sebelumnya, tanpa alasan yang jelas, aku tiba-tiba saja menangis. Namun, kali ini aku punya firasat bahwa ini yang terakhir kalinya.Di belakangku, aku tahu Oscar pingsan. Terdengar teriakan orang-orang di sekitar beserta keributan orang-orang yang berusaha menolong.Namun, semua itu tidak ada hubungannya lagi denganku. Aku sudah melepaskan segala hal di masa lalu. Semua yang pernah membuatku sakit sampai sulit bernapas sudah berlalu. Aku akan menuju masa depan yang tidak ada dirinya di dalamnya. Selamat tinggal.Beberapa bulan kemudian, Sachi datang ke Kota Arjan untuk berkunjung. Dia membawa sebuah kabar mengejutkan. Yuki benar-benar terkena kanker, bahkan pemakamannya pun sudah selesai."Makanya jangan sembarangan ngomong, nanti kejadian benaran," kata Sachi sambil menghela napas. Aku hanya bisa mengangguk pelan, sependapat dengan ucapanny
Akhirnya, Oscar benar-benar menghilang. Sejak kejadian terakhir itu, dia tak pernah muncul lagi.Aku pun bersiap untuk berkemas, akan segera berangkat ke Kota Anjar untuk mulai mengajar di sana.Saat Sachi membantu membereskan barang-barangku, dia tiba-tiba teringat sesuatu. "Eh, kamu tahu nggak kalau si Kakak Kalimat Paralel ternyata cuma pura-pura sakit? Dia sama sekali nggak kena kanker."Ternyata Yuki menyuruh orang membuat hasil tes dan diagnosis palsu. Tujuannya hanya satu, supaya Oscar menikahinya. Sekarang jaringan pemalsuan itu sudah tertangkap. Yuki ikut terseret."Begitu ya? Baguslah." Asal mereka tidak mengganggu hidupku lagi, aku sudah puas.Yang tak kuduga, aku bertemu Oscar di bandara. Dia datang tergesa-gesa dan menghalangi jalanku, katanya ingin bicara baik-baik denganku.Meskipun napasnya sedikit tersengal, penampilannya sangat rapi, jauh dari sosok menyedihkan yang kehujanan di depan rumahku. Sepertinya dia sudah kembali ke kehidupan normalnya.Sachi menatapnya denga
Dulu waktu aku dan Oscar baru jadian, kami pernah bertengkar gara-gara Yuki mengirim pesan kepadanya. Aku marah dan langsung minta putus. Setelah itu, Oscar memblokir Yuki dan berdiri semalaman di depan rumahku."Waktu itu, aku sampai terharu banget. Aku kira itu cinta sejati."Aku tak menjawab. Apa yang Sachi ceritakan terasa asing bagiku. Kalaupun aku tidak hilang ingatan, fakta bahwa dia menggunakan pernikahan kami untuk menikahi Yuki saja sudah tak termaafkan.Aku menarik tirai jendela. Tak mau lihat, tak mau sakit hati.Tengah malam, suara petir yang menggelegar membangunkanku. Aku membuka tirai dan melihat siluet tegap Oscar berdiri di tengah hujan. Tubuhnya sedikit goyah. Kemudian, aku melihat dia terjatuh ke tanah, membuat air hujan memercik.Aku buru-buru mengambil ponsel dan memanggil ambulans. Aku tidak mau dia mati di depan rumahku. Rasanya sial sekali.Namun, begitu aku membuka pintu, aku melihat seorang perempuan bertubuh kurus tetapi lincah berlari ke arahnya dengan payu
Beberapa hari kemudian saat pulang kerja, sebuah mobil Mercedes Benz G-Class berhenti di depan gerbang sekolah. Oscar mengenakan setelan jas hitam, berdiri bersandar di pintu mobil dengan kaki jenjangnya, sangat maskulin.Bagasi mobilnya penuh dengan bunga calla lily, menarik perhatian banyak orang.Jantungku bergetar. Harus kuakui, Oscar memang tampan. Dari penampilan saja, dia termasuk pria yang langka. Sayangnya, semua yang dia lakukan justru membuatku merasa jijik."Maggie." Dia berjalan ke arahku sambil membawa sebuket besar calla lily. "Ingat nggak? Kencan pertama kita, kita melihat hamparan bunga calla lily. Kamu bilang kamu suka bunga itu."Dia tersenyum lebar. Untuk sesaat, ekspresi di wajahnya membuatku merasa agak familier, seperti ada kenangan lama yang muncul kembali. Seolah-olah bertahun-tahun lalu, ada seorang pemuda yang pernah tersenyum secerah itu sambil membawa bunga untukku.Aku tersentak dari lamunan. Namun, bukankah Oscar sedang menghina bunga ini? Calla lily jela












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviews