Tubuh Casandra membeku melihat sosok pria yang duduk di hadapannya. Iris mata biru milik pria itu sukses membuat seluruh prgan tubuh Casandra bergejolak. Casandra meyakinkan dalam hatinya, bahwa apa yang dia lihat ini adalah salah, namun kenyataannya yang dia lihat adalah nyata. Mata Casandra masih berfungsi sangat baik dalam melakukan penglihatan.
“K-kau—” Casandra menelan saliva-nya susah payah. Otak Casandra seakan blank tak mampu berpikir jernih. God! Dia memang meminta untuk tak dipertemukan dengan pria tua, tapi juga jangan pria yang pernah bertengkar dengannya di tengah jalan tempo hari. Casandra mengumpati keadaannya yang kembali bertemu dengan pria menyebalkan itu.
“Well, dunia ini sempit sekali. Rupanya wanita ceroboh yang merusak mobilku adalah Casandra Stewart,” gumam Michael dengan senyuman sinis di wajahnya.
Casandra mengumpat dalam hati di kala Michael menyindirnya. “Aku ke sini atas nama perusahaan. Bersikaplah professional. Jika kau masih tidak terima dengan kejadian beberapa hari lalu, aku akan mengganti kerusakan mobilmu.”
Michael melangkah mendekat pada Casandra. “Relaks, Nona Stewart. Aku hanya sedikit terkejut melihatmu, bukan bermaksud meminta ganti rugi. Anyway, kau terlambat sepuluh menit. Sepertinya orangmu lupa memberi tahumu, kalau aku benci jika ada yang datang terlambat.”
Casandra berusaha mengendalikan dirinya. “Maaf, aku terjebak macet di jalan tol.”
Michael tersenyum. “Aku tidak suka ada orang yang mencari alasan. Harusnya kau bisa mengatur waktumu dan memperhitungkan agar tidak datang terlambat.”
Casandra mengepalkan tangannya dengan kuat. Dia ingin memaki pria yang ada di depannya ini, namun Casandra ingat akan tujuannya. Bisa-bisa ayahnya akan murka, kalau sampai dia mencari masalah.
“Aku tidak akan mengulangi kesalahanku. Lain kali aku akan memperhatikan waktu dengan baik,” jawab Casandra yang memilih untuk mengalah.
Michael mengangguk dan merasa menang. “Alright, maafmu aku terima untuk kali ini. Anggap saja ini perkenalan. Silahkan duduk, kita akan membahas tentang pekerjaan.”
Casandra menurut, dia duduk di kursi ruang meeting, bersamaan dengan Michael yang juga duduk di hadapan Casandra. Ruang meeting megah itu hanya ada mereka berdua, membuat Casandra sedikit canggung.
“Asistenku sudah banyak membahas tentang Stewart Group.” Michael mulai mengeluarkan suara. Lalu, dia mengambil dokumen yang ada di hadapannya, dan membuka perlahan. “Tapi tiga tahun terakhir ini, Stewart Group mengalami penurunan pendapatan.”
“Ya, aku mengakui tiga tahun terakhir Stewart Group mengalami penurunan pendapatan. Tapi, bukan berarti Stewart Group buruk. Angka pendapatan pertahun Stewart Group masih dikatakan cukup baik. Dengan adanya investor baru, pasti perusahaan akan memiliki inovasi baru untuk bisa lebih berkembang dengan baik.” Casandra menjawab dengan lugas, dan tegas, menunjukkan wibawanya.
Michael mengangguk-anggukan kepalanya. “Agree. Aku setuju dengan pendapatmu tentang perusahaan. Tapi di sini, aku ingin tahu bagaimana tindakanmu jika perusahaanmu mengalami kerugiaan? Sedangkan banyak investor yang menanamkan uang di perusahaanmu.” Michael balik bertanya. Pertanyaan yang tersirat seperti menjebak Casandra.
Casandra tak langsung menjawab pertanyaan Michael. Gadis itu sedikit kikuk di kala iris mata biru Michael tak lepas menatapnya. Namun, Casandra memilih untuk tetap bisa fokus dan mengabaikan iris mata biru itu.
“Jika sampai suatu saat perusahaan mengalami kerugian, maka yang paling utama aku lakukan adalah melakukan survey pasar. Lalu, dari sana aku akan menarik kesimpulan bagaimana mencari solusi yang paling tepat.” Casandra kembali menjawab dengan lugas.
Michael tersenyum samar. “Aku dengar hari ini kau baru saja menggantikan posisi ayahmu.” Pria itu menutup dokumen yang ada di tangannya, dan meletakan ke atas meja. “Untuk orang yang baru memimpin perusahaan, teori memang terdengar meyakinkan, tapi sering sekali teori dan praktek tidaklah sejalan.”
Casandra pun tersenyum. “Kau benar, Tuan. Tapi untuk berada di lantai atas yang memiliki segudang pengalaman, bukankah harus melewati lantai bawah dengan minim pengalaman?”
Michael terus melukiskan senyumannya, lalu mengambil wine yang ada di hadapannya, dan menyesap perlahan. “Jawaban yang bagus.” Michael bangkit berdiri melangkah mendekat pada Casandra. “Tapi, perusahaanmu itu mengajukan angka nominal yang fantastis pada perusahaanku.”
Casandra menoleh menatap Michael. “Jika perusahaanku sudah mengajukan angka fantastis, artinya kau dipercaya bisa menginvestasikan uangmu dalam jumlah besar ke perusahaanku. Orang-orang di perusahaanku tidaklah bodoh, kami akan menilai siapa investor kami. Kalau kami sudah mengeluarkan angka nominal, maka artinya sudut pandang kami pada Anda sangat bagus. Harusnya Anda bangga akan itu. Ah, kecuali memang Anda tidak memiliki dana sebanyak yang kami sebutkan, maka kami pun akan tetap menerima dengan angka lain yang Anda setujui.”
Michael terkekeh mendengar ucapan Casandra yang terkesan menyepelekannya. Pria itu menundukkan kepalanya, mendekatkan bibirnya ke telinga Casandra sambil berbisik, “Aku bahkan bisa memberikan perusahaanmu dana jauh lebih banyak yang kalian sebutkan. Tapi … aku tidak ingin gratis.”
“Apa maksudmu? Kau menginvestasikan uangmu tentu akan mendapatkan untung. Tidak gratis,” seru Casandra bingung bercampur kesal.
Michael menyeringai. “Aku tidak membutuhkan keuntungan yang kau maksud. Aku menginginkan keuntungan yang lain.”
Mata Casandra menyipit tajam. “Apa yang kau inginkan?”
Michael kian mendekat, dan berbisik tepat di depan bibir Casandra. “Aku menginginkanmu sebagai bayaran keuntungan uang yang aku investasikan,” bisiknya.
Mata Casandra melebar mendengar ucapan gila Michael. Gadis itu bangkit berdiri dan menyalang menatap tajam Michael. “Berengsek! Aku bukan pelacur! Jika kau ingin mencari pelacur, cari wanita lain!” serunya dengan nada tinggi.
Michael tersenyum samar sambil menggerakan gelas berkaki tinggi di tangannya. “Aku tidak bilang kalau aku mencari pelacur, Casandra.”
“Lalu apa dari ucapanmu itu, Sialan!” bentak Casandra keras.
Michael melangkah mendekat. Refleks, Casandra mundur, namun sayangnya dinding menjadi penghalangnya. Punggung gadis itu terbentur ke dinding, dan Michael menghimpitnya hingga membuat Casandra tak bisa bergerak sedikit pun.
“Menjauh dariku!” Mata Casandra menatap tajam Michel.
Michael menarik dagu Casandra, membalas tatapan gadis itu sambil berbisik serak, “Aku menginginkanmu, bukan sebagai pelacurku, Casandra. Tapi, aku menginginkanmu menjadi milikku seutuhnya.”
“Kau sudah gila!” bentak Casandra keras dan kencang seraya hendak menampar Michael, namun gerak tangan Casandra terhenti karena Michael menahan kasar tangan Casandra.
“Lepaskan aku, Sialan!” Casandra berontak sekuat tenaga, tapi sayangnya gadis itu tetap tak bisa terlepas dari cengkraman Michael.
Michael mencium leher Casandra dan berbisik, “Kau tahu? Aku sangat menyukai setiap kau emosi. You’re so fucking hot.”
Tubuh Casandra meremang merasakan embusan napas Michael menerpa kulitnya. Mati-matian, gadis itu terus berusaha berontak. “Menyingkir dariku, Bajingan! Aku sudah memiliki calon suami!”
Perkataan Casandra membuat Michael akhirnya melepaskan Casandra. Seringai di wajah Michael terlukis mendengar apa yang diucapkan oleh gadis itu. Pengakuan memiliki calon suami membuatnya ingin tertawa.
“Dalam pernikahan, ada yang namanya perceraian. Begitu juga dalam hubungan yang masih dalam sebatas kekasih, pasti tentu ada namanya perpisahan,” ucap Michael santai tanpa dosa.
Casandra kian menatap tajam Michael. “Enyahkan itu dalam mimpimu, karena aku tidak akan pernah berpisah dari calon suamiku!” Lalu, Casandra melangkah pergi meninggalkan tempat itu dengan emosi yang terbakar.
Michael tersenyum tipis melihat Casandra pergi dengan emosinya. “Kita lihat nanti, sebatas mana kau mampu mempertahankan hubunganmu.” Michael mengambil ponselnya, dan menghubungi seseorang. “Lakukan pekerjaanmu sekarang.”
Bern, Swiss. Pemandangan alam yang menakjubkan sudah tidak lagi asing untuk Casandra setiap kali mengunjungi Swiss. Sebuah negara yang kaya akan pemandangan alam—menjadi salah satu tempat favorite Casandra.Calista dan Jessica sampai berlari-lari menelusuri pinggir sungai Aar yang ada di Bern. Tentu, mereka tidak berenang. Mereka hanyalah berjalan-jalan ditemani oleh para pengasuh dan pengawal mereka. Sedangkan Maximilian yang masih bayi—tengah terlelap di stroller-nya.Casandra tersenyum melihat Calista dan Jessica begitu menikmati bermain di pinggir sungai Aar. Suara tawa Calista dan Jessica bahkan terdengar di telinganya. Itu adalah pemandangan yang paling menyejukkan.Casandra duduk di kursi bersama dengan Michael. Mereka sama-sama melihat pemandangan indah di hadapan mereka. Bukan hanya pemandangan alam dari kota Bern saja yang menakjubkan, tapi kebersamaan mereka yang sangatlah indah.Casandra tak pernah mengira kalau Michael mencari waktu untuk bisa quality time. Sungguh, Casa
Napas Gio sedikit memburu mendengar jeritan Casandra. Pria itu berdiri di luar ruang bersalin. Bingung, takut, cemas, dan khawatir melebur menjadi satu. Gio tak menemani Casandra di ruang bersalin, karena bagaimanapun yang wajib menemani Casandra adalah Michael, bukan dirinya.Tak dipungkiri mengantar Casandra ke rumah sakit dalam kondisi Casandra kontraksi membuat perasaan Gio campur aduk. Benaknya memikirkan—mungkin jika dirinya yang menikah dengan Casandra, maka hari ini akan menjadi hari di mana dirinya bukan hanya sekedar khawatir tapi juga sangat amat bahagia. Suara pintu ruang rawat terbuka. Dokter berdiri di ambang pintu. Refleks, Gio segera melangkah cepat menghampiri sang dokter.“Bagaimana keadaan Casandra? Kenapa dia terus berteriak kesakitan?” seru Gio bertanya dengan nada panik.“Tuan, kepala bayi sudah terlihat. Nyonya Yates bisa melahirkan sekarang. Apa Anda tidak ingin masuk menemani istri Anda?” balas sang dokter—yang seketika itu juga membuat Gio terdiam sebentar.
Casandra turun dari mobil masuk ke dalam supermarket bersama dengan dua orang pelayan. Kondisi supermarket terbilang tak terlalu ramai, karena memang posisinya ini bukanlah weekend atau hari libur. Setibanya di dalam supermarket, Casandra berjalan-jalan menuju ke tempat buah-buahan. Dua pelayan dengan sigap mengikuti ke mana pun langkah Casandra. Selain mereka harus berbelanja memenuhi dapur, mereka juga wajib menjaga istri dari bos mereka. Jika terjadi sesuatu hal buruk pada Casandra, maka sudah pasti dua pelayan tersebut sudah tidak tahu lagi bagaimana nasibnya.Berbagai aneka buah, daging segar, ayam, ikan, dan makanan ringan dipilih oleh Casandra. Makanan ringan sehat paling banyak karena Calista dan Jessica sering sekali mengemil di malam hari. Well, itu yang membuat tubuh Calista dan Jessica padat berisi—namun sangat menggemaskan.“Nyonya, apa Anda ingin membeli daging angsa?” tanya sang pelayan pada Casandra.“Hm, tidak usah. Itu saja. Nanti kalau ada yang kurang, pesan via on
Casandra melakukan gerakan perlahan pada jemari-jemarinya guna melatih kemampuan tangannya. Terakhir, dokter mengatakan pada Casandra untuk sering menggerak-gerakan jemari serta menggenggam sesuatu benda kecil.Kondisi tangan Casandra bisa dikatakan sudah pulih delapan puluh persen. Meski belum pulih sepenuhnya, tapi Casandra sudah sangat amat bersyukur. Setidaknya, Casandra sudah bisa menggendong anaknya, meskipun tak bisa terlalu lama. Dulu, saat Calista masih bayi, sempat Casandra kesulitan menggendong Calista di kala tubuh putrinya semakin gemuk. Akan tetapi, Casandra tidak menyerah. Dia selalu berusaha untuk sembuh.Memang, Casandra sempat putus asa tapi untungnya dia memiliki support system yang luar biasa yaitu suami tercintanya. Entah, bagaimana hidup Casandra jika tak mendapatkan dukungan dari sang suami tercinta.Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Casandra duduk di taman seraya melihat keindahan bunga-bunga di taman mansion-nya yang begitu indah. Casandra selalu meminta
“Calista, kenapa kau pelit sekali. Ayo beri tahu aku, siapa yang memberimu gelang itu.” Jessica bertolak pinggang, memaksa Calista untuk bicara padanya. Dia tidak bisa tenang di kamarnya. Dia penasaran pada teman baru Calista.Calista mengembuskan napas panjang. “Kak, nanti saat aku dewasa, kau juga pasti akan tahu. Aku bukan tidak mau cerita. Tapi—”“Calista, menunggu kita dewasa itu lama. Ayo beri tahu aku. Aku janji tidak akan membocorkan pada Daddy dan Mommy.” Jessica terus mendesak Calista untuk cerita padanya.Calista nampak berpikir sejenak. Gadis kecil cantik itu tidak langsung menjawab apa yang Jessica katakan padanya. Dia masih ragu, karena takut kakak sepupunya itu akan membocorkan rahasianya.Akan tetapi, jika Calista menyimpan sendiri rahasianya, dan tak memberi tahu Jessica, maka pasti kakak sepupunya itu akan terus mendatangi kamarnya, menanyakan siapa yang memberikan gelang padanya. Sungguh, ini menyebalkan. Calista pun kesal sendiri. Lihat saja, sekarang bibir Calista
Casandra mengusap perut buncitnya yang semakin besar. Wanita itu duduk di ranjang seraya bersandar di kepala ranjang. Dia baru saja selesai makan malam dengan Calista dan Jessica.Michael belum pulang ke kantor. Itu yang membuat Casandra hanya makan bersama dengan Calista dan Jessica. Malam ini, Michael pulang sedikit terlambat. Tentu, Casandra sempat kesal bahkan hampir menangis. Akan tetapi, Michael sudah melakukan video call guna menenangkan Casandra.Malam ini, Michael memiliki meeting penting yang tak bisa ditinggal. Meeting tersebut adalah meeting di mana Michael menggantikan Casandra. Sejak di mana kedua tangan Casandra mengalami cedera, memang perusahaan Casandra di bawah pimipinan Michael. Bahkan sekarang setiap kali membutuhkan tanda tangan, maka tanda tangan Michael berlaku.Dulu, Casandra tidak bisa tanda tangan akibat cedera di tangannya, tapi sekarang keadaan tangannya sudah mulai membaik. Dia sudah bisa tanda tangan, namun meski sudah bisa tanda tangan, tetap Michael ta