Home / Fantasi / Miliknya Di Antara Dua Dunia / BAB 72 — PERCAKAPAN YANG MEMECAH KESEIMBANGAN

Share

BAB 72 — PERCAKAPAN YANG MEMECAH KESEIMBANGAN

Author: Ayla
last update Last Updated: 2025-07-28 23:38:05

Transisi: Nafas Elowen

Elowen berdiri di ambang ruang spiral ketiga, napasnya lambat namun berat.

Medan energi yang mengelilingi tempat itu terasa berbeda dari dua spiral sebelumnya—lebih pribadi, seperti ruang yang sengaja dirancang untuk memengaruhi pikiran.

Setiap langkah yang ia ambil terasa menekan kenangan, membangkitkan bisikan yang tak ingin ia dengar.

> Ini bukan hanya ruang, ini ujian batin, pikirnya.

Ia menutup mata sejenak, memusatkan fokus pada jantungnya yang baru saja belajar berdetak kembali setelah menyatu dengan bayangan Liora.

Aku bukan lagi dua orang, batinnya mengingatkan diri sendiri. Aku satu. Aku cukup.

Saat membuka mata, dia melihatnya—Kael.

Sosok itu berdiri di depan altar, mengenakan jubah ungu yang menyerap cahaya sekitarnya.

---

Konfrontasi Dimulai

Kael berbalik pelan, matanya menyapu wajah Elowen seperti seseorang yang mengenang dan menilai dalam satu tarikan napas.

“Elowen,” katanya, suaranya datar tapi mengandung beban masa lalu. “Akhirnya kau datang. A
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Miliknya Di Antara Dua Dunia   BAB 78 — GEMA DI BALIK DINDING BATU

    Bab 129 – Gema di Balik Dinding BatuKael duduk bersandar pada dinding sel batu Menara Cahaya.Dua rantai leyline membungkus pergelangan tangannya, memutuskan sebagian besar akses ke energi yang biasa ia gunakan untuk menyelusup ke pikiran orang lain atau sekadar mengintip alur dunia.Namun, bahkan dalam keterbatasan itu, ia merasakan sesuatu.---Resonansi AsingAwalnya hanya getaran samar, seperti bisikan bawah tanah.Lalu, dalam hitungan detik, rasa itu menjadi tajam: frekuensi yang familiar, tetapi jauh.> “Mereka... menyentuh sisik itu.”Kael membuka matanya. Warna ungu samar berkilat di irisnya, walau hanya sedetik.Itu bukan sihir yang ia lakukan secara sadar. Itu... respons alami.---Dialog dengan BayanganDi dalam kepalanya, suara yang telah lama ia kenal muncul.> “Kau merasakannya, bukan?”“Mereka memindahkannya ke zona nol,” balas Kael dalam hati.“Itu tidak masalah. Kita sudah diberi tanda. Mereka tidak bisa menutup jalan yang sudah terbuka.”“Elowen akan berusaha. Dia s

  • Miliknya Di Antara Dua Dunia   BAB 77 — SISA JEJAK YANG TIDAK SEHARUSNYA ADA

    Penyegelan UlangSetelah Elowen meninggalkan lorong isolasi, Theros langsung memberi aba-aba pada tim teknis leyline. Medan penahan diperkuat dua kali lipat: lapisan cahaya putih untuk menolak energi luar dan lapisan perak untuk mencegah manipulasi dalam.Namun meskipun lapisan tambahan itu menyala sempurna, udara di dalam lorong tetap terasa berat—seperti ruangan yang baru saja dilalui badai, meski semua benda terlihat utuh.> “Mulai pemindaian penuh,” perintah Elowen.Teknisi mengeluarkan pilar kristal kecil dan menancapkannya di lantai. Cahaya biru muda meluas, membentuk jaring tipis yang membaca jejak energi sisa.---Hasil Pertama yang MenggangguLayar kristal menampilkan pola-pola yang berantakan. Tidak ada tanda manipulasi Kael secara langsung, tetapi ada resonansi asing—frekuensi yang tidak berasal dari manusia, sihir murni, ataupun teknologi leyline standar.Meliora menyipitkan mata. “Ini seperti... jejak dari luar jalur dimensi kita.”Elowen berjongkok di dekat lantai sel. “

  • Miliknya Di Antara Dua Dunia   BAB 76 — SUARA YANG TIDAK PUNYA SUMBER

    Menara di Malam HariMenara Cahaya pada malam hari selalu sepi, tapi sepi yang mengandung berat, seperti udara ikut menahan napas. Lorong bawah tanah—tempat sel Kael berada—lebih sunyi lagi. Tidak ada langkah, tidak ada percakapan, hanya denting lembut leyline di dinding batu obsidian.Aric, salah satu penjaga yang baru bertugas di sel isolasi, menelan ludah saat berdiri di posnya. Lampu kristal di koridor berkedip pelan, padahal seharusnya stabil.> Mungkin hanya efek perbaikan hari ini, pikirnya, mencoba menenangkan diri. Tapi itu tidak membantu rasa dingin di tengkuknya.---Suara PertamaAwalnya hanya desis pelan. Seperti suara seseorang menyapu lantai dengan kain basah. Aric menegakkan tubuhnya, memandang ke arah sel.> “Tahanan Kael, kau bangun?” panggilnya.Tidak ada jawaban. Hanya keheningan yang kembali menutup ruang. Aric mendekat ke pintu sel, menempelkan telinganya ke logam. Hening.Saat ia menjauh, suara itu terdengar lagi—kali ini jelas: bisikan, cepat, seperti doa yang

  • Miliknya Di Antara Dua Dunia   BAB 75 — GEMA DI DALAM SEL

    Sunyi yang Tidak KosongSel isolasi Menara Cahaya dibangun untuk memutus resonansi. Setiap dindingnya dilapisi leyline yang dipaksa dalam keadaan netral, mematikan percikan sihir dan menghapus gema energi.Namun, malam itu… ada sesuatu yang salah.Kael duduk di lantai, punggung bersandar pada dinding yang dingin. Rantai pengikat di pergelangan tangannya seharusnya membuat gerakannya terbatas, tapi ia tidak mencoba melawan. Ia malah menutup mata, napasnya teratur.> “Jadi… begini rasanya ditelan cahaya,” gumamnya pelan. “Hangat di luar, tapi kosong di dalam.”Matanya terbuka, menatap sudut kanan sel—tempat kristal pendeteksi seharusnya menyala. Kristal itu kini padam.---Percakapan dengan BayanganKael menyentuh lantai, jemari membentuk pola melingkar yang tidak meninggalkan bekas. Dari udara, terdengar suara samar—bukan dari manusia, melainkan gema yang hanya bisa muncul jika ada “pintu” yang terbuka.> Suara: “Simpul pertama berhasil diakses. Kau aman?”Kael: “Aman. Mereka pikir aku

  • Miliknya Di Antara Dua Dunia   BAB 74 — RETAKAN DALAM CAHAYA

    Rapat Darurat Dewan MenaraRuang rapat Menara Cahaya tidak pernah sesepi malam itu. Biasanya, dinding-dinding berlapis leyline bergema dengan diskusi yang penuh wibawa. Namun kali ini, keheningan seperti ruang hampa menyelimuti semua orang.Elowen duduk di kursi tengah, jubahnya sedikit berantakan setelah interogasi panjang. Di sisi kanan, Seraphine berdiri tegak, sedangkan di sisi kiri, Meliora menggenggam tablet kristal yang berisi transkrip resonansi.Seorang anggota dewan, Jorath—pria tua dengan mata dingin—menatap Elowen tajam.> “Kita telah mendengar semua yang terjadi. Seseorang di antara kita memberi jalan bagi Spiral dan Sekte Pemisah. Pertanyaannya bukan ‘apakah’, tapi ‘siapa’.”“Pertanyaan itu bukan hanya menuduh seseorang,” sela Seraphine. “Itu menuduh seluruh struktur kepercayaan Menara.”Jorath mengetuk meja dengan jari. “Struktur yang dibangun untuk menjaga dunia dari kehancuran. Jika kita gagal di dalam, kita gagal di luar. Itu fakta.”---Isyarat PolitikDari sisi rua

  • Miliknya Di Antara Dua Dunia   BAB 73 — RIAK SETELAH SPIRAL

    Spiral yang TerdiamSpiral ketiga telah kembali ke keadaan pasif. Simbol-simbol di lantainya meredup, menyisakan bau ozon dan suara gema yang memudar seperti denting lonceng yang dipaksa berhenti. Namun keheningan ini tidak nyaman—ia seperti permukaan air yang tenang tapi menyimpan pusaran di bawahnya.Elowen berdiri beberapa langkah dari Kael yang masih berlutut. Luka kecil di bahunya berdarah pelan, namun tatapannya tidak lagi diarahkan ke musuh di depannya. Ia justru menatap Spiral yang kini netral, seolah ingin memastikan tidak ada lagi celah yang bisa dimanfaatkan.“Kael, kau akan dibawa ke Menara Cahaya,” ucapnya akhirnya. Suaranya tenang, tapi ada ketegasan yang mengiris udara.Kael mendongak. “Jadi ini caramu…? Mengurungku seperti sejarah yang kau sembunyikan?”“Elowen,” suara Seraphine terdengar dari komunikasi leyline, “jangan habiskan waktumu dengannya. Spiral ini akan runtuh sendiri dalam tiga jam. Kalian harus keluar.”Kael tersenyum miring, luka di bibirnya meneteskan da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status