공유

2.Kabur

작가: Cule Vie
last update 최신 업데이트: 2021-08-30 15:04:32

" Aden...sudah pulang " sapaan Pak Kimin pada tuan mudanya.

" Tadi ibu dan bapak pesan kalau Aden pulang katanya suruh telepon " tambah Pak Kimin dengan nada sopan.

" Hmmm..." Jawab Albi.

"Aden...mau kemana ?" Tanya Pak Kimin.

" Bawaannya banyak bener !" Pak Kimin merasa ada yang aneh melihat majikannya memasukkan baju ke dalam ransel besar .

" Mau camping " jawab Albi asal .

" Mau saya bantu ?"Pak Kimin menawarkan diri.

" Gak usah !" jawab Albi dengan nada ketus.

Setelah memasukkan semua keperluan untuk di bawanya kini Albi segera bergegas meninggalkan rumah dan menemui Zahra yang sudah siap menunggunya di depan gerbang .

" Let's go " Zahra kemudian menjalankan motornya.

" Siap " jawab Albi sambil mengunci helmnya.

" Kita mau kemana ?'' tanya Albi.

" Nanti juga kamu tahu " jawab Zahra.

Mereka berdua pun kini sampai di sebuah kos -kosan kecil milik keluarga Zahra.

" Tidurlah disini !" Zahra membuka kunci kamar kosong.

"Tapi...ingat bayar pas gajihan ya ! Ini gak gratis !" Zahra mengingatkan .

" Nih..." Zahra menyodorkan ponsel serta satu lembar uang berwarna merah.

" Cukup " tanya Zahra kembali.

" Mulailah mengatur dan berhemat ! Paham !" Tambahnya lagi .

" Ayo...istirahatlah dulu " Zahra kemudian meninggalkan Albi.

Kini Albi duduk di kasur berukuran kecil yang hanya bisa di tiduri sendiri.

Kemudian tubuhnya bersandar pada dinding kamarnya.

" Aku pasti bisa Bu..." Dengan nada lirih Albi berkata.

" Maafkan aku atas ketidak tahuanku " sebulir bening air mata keluar dari sudut matanya.

" PING " suara notifikasi WA .

"Gimana ? Besok siap kerja !" Pesan yang di baca Albi.

"Siap " 

Zahra gadis yang baru di kenalnya seperti menghipnotis Albi yang sedang terpuruk kemudian mengikuti semua arahannya.

_-_-_-_-

" Bi...Albi sudah pulang " tanya Tia pada Bi Rokayah.

" Tadi katanya sudah Bu...tapi,pergi lagi keluar bawa ransel camping " Bi Rokayah menjelaskan pada majikannya.

" Ya,sudah...anak itu..."Tia pun berlalu meninggalkan bi Rokayah dan berlalu menuju kamarnya.

" Mana Albi ? Sudah pulang ?"tanya Hari.

"Kata bibi pergi lagi katanya "

" Biarkan saja ! Anak muda ini "Hari tak menaruh curiga sedikit pun.

Tia dan Hari menganggap Albi sedang pergi camping.

Selama seminggu lamanya Albi tak kunjung kembali .

Pikiran Hari dan Tia pun mulai cemas.

Mereka berdua mendatangi kampus Albi dan menanyakan tentang Albi kepada teman - temanya namun,hasilnya nihil.

Setelah pulang dari kampus , Tia memeriksa kamar Albi.

" Kenapa hp , dan kunci motor ada !" Tia mulai menaruh rasa curiga.

" Pah...papah " panggil Tia pada Hari pada suaminya.

"Jangan- jangan...Albi ?" Dugaan Ita mengarah.

"Pak Kimin ...pak Kimin "panggil Tiapada sopir pribadinya.

"Iya Bu ..." Jawab Pak Kimin yang lari tergesa - gesa mendengar panggilan suara majikannya.

" Siapkan mobil ! Cepat !" Perintah Tia.

'' ayo,mah ! Dugaan ku sama !" Hari pun menduga bahwa Albi kabur.

Kini Tia dan Hari berada di rumah kontrakan yang di tempati Ningsih dan Wawan suaminya.

" Mana Albi ?" Tanya Tia penuh emosi.

" Enak saja ! Aku yang besarkan dia dan sekarang setelah besar kamu mau langsung ambil " cerocos ya lagi.

" Saya gak tahu ! Albi gak pernah kesini " jawab Ningsih yang merasa ketakutan dengan suara bentakan Tia.

" Jangan bohong kamu !" Hari pun masuk tanpa permisi dan memeriksa setiap sudut ruangan.

" Kalau dia kemari suruh pulang !" Hari menekankan kata - katanya.

Mereka pun berlalu meninggalkan kediaman Ningsih  dan Wawan.

" Kemana kamu sebenarnya nak ?" Batin Ningsih mencemaskan Albi.

Terdengar suara ketukan pintu.

" Tok...tok..."

Ningsih pun membukakan pintu rumahnya dan ternyata yang datang adalah Wawan suaminya.

" Tadi ada apa lagi mereka datang ?" Tanya Wawan karena tadi sesaat sebelum memasuki gang rumahnya ia berpapasan dengan orang kaya baru.

" Albi , kabur " jawaban Ningsih membuat Wawan kaget 

" Yang bener ?'' tanyanya lagi.

" Bener dan mereka menuduh kita !" Tangis Ningsih pun pecah.

"Jangan salahkan Albi kalau akhirnya memilih pergi pasti semuanya ada alasannya ! Do'akan yang terbaik saja ! Insya Allah do'a orang tua akan menyertai anaknya.

Ningsih hanya menganggukkan kepalanya dan berusaha tegar dengan apa yang di hadapinya kini.

Rintihan do'a sang ibu di sepertiga malamnya memberikan kekuatan tersendiri untuk Albi.

" Di mana pun anakku berada semoga Rabb ku melindungi dan mewujudkan semua mimpinya Aamiin ya rabbal Alamin " do'a yang terucap dari lisan sang ibu di iringi cucuran air mata.

-_-_-_-

" Aku yakin! pasti mereka bersekongkol"

Tia mengira bahwa Albi di sembunyikan keluarga orang tua kandungnya.

" Kita lapor polisi saja !" Saran Ningsih.

" Bodoh...yang ada kita kalah sekarang ! Ingat Albi bukan anak kecil lagi !" Hari tak menyetujui saran isterinya.

"Yang ada kita masuk penjara !jangan bertindak sesuai keinginanmu ! Perhatikan dampak yang akan timbul nantinya !" Kini Hari yang merasa terancam.

Tia hanya terdiam saat Hari memberinya peringatan.

" Jadi beneran nih,kak Albi kabur dari rumah ?" Tanya Khanza yang merupakan anak kandung Hari dan Ita.

" Iya..." Jawab kedua pasangan suami isteri tersebut.

"Lapor polisi saja !" Saran Khanza .

" Tidak ..."serempak mereka menolak saran yang di berikan Khanza.

" Sudah diam kamu Khanza ! Jangan bikin saran yang akan menambah masalah !"Hari membentak Zahra.

Karena merasa tak di anggap atas saran yang di ajukan nya.akhirnya Zahra lebih memilih undur diri dari hadapan kedua orang tuanya.

" Di beri saran bukannya Nerima malah balik marah kan aneh " gerutu Khanza sambil berjalan meninggalkan kedua orang tuanya.

Khanza tak mengetahui tentang duduk permasalahan yang sebenarnya terjadi karena ia terlahir 5 tahun setelah mengambil paksa Albi.

Esok pagi hari tepat pukul 08.00 Hari sudah berada di rumah kediaman orang tuanya.

" Ibu,jangan diam saja ! Bantu aku dong cariin Albi ! Aku gak mau tahu anak itu harus ketemu !" Emosi dan pikiran yang  kalut kini sudah menjadi beban hingga ia tak tersadar telah membentak ibunya sendiri.

Hari di paksa untuk menjadi sumber keuangan ibunya sedangkan Ningsih di paksa untuk mengorbankan diri demi memenuhi keinginan kelima saudaranya.

Ningsih merupakan anak kedua sedangkan keempat adiknya bernama Supri,Fandi,Rika dan Resti.

Mereka berhasil mendapatkan keinginannya namun menghancurkan Ningsih dan Wawan.

Tak ada kata terhormat untuk sekedar mengucapkan sebuah kata " terima kasih " yang keluar dari mulut mereka.

Layaknya sampah yang terbuang kehidupan Ningsih dan Wawan di jungkir balik kan oleh ambisi dan keserakahan demi memenuhi sebuah nafsu yang mereka inginkan.

Hanya waktu yang akan membela dan membalikkan Ningsih danWawan ke tempat semula.

Albi sang anak kini memberontak demi menaikkan kembali pengorbanan kedua orang tuanya yang sama sekali tak di pandang oleh keluarga besarnya.

-_-_-_-

" Lelahnya...." Albi merebahkan tubuhnya di atas kasur usai melaksanakan mandi sore nya.

" Mental ...asah mental ...kuat...kuat !" Albi memberi semangat pada dirinya.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Militer Mengangkat Surgaku   50.Rumah tangga

    Selesai melaksanakan ijab qobul dan resepsi mereka menikmati bulan madu selama satu Minggu. " Masih,sisa satu Minggu lagi nih ! Aku kan cuti dua Minggu jadi gimana kalau mulai petsiapan pindah ke rumah dinas ?" Tanya Albi pada Zahra. " Ya,sudah ayo " Zahra mengiyakan ajakan suaminya. Mereka berdua pun menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan terlebih dahulu untuk bisa memenuhi kehidupan mereka nantinya di sana. " Ayo" Albi mengajak Zahra untuk masuk. " Maaf,ya untuk sementara waktu tinggal dulu di rumah dinas dulub! Bukannya gak pengen punya rumah sendiri tapi terkadang tugas saya sebagai prajurit bisa di pindahkan sewaktu-waktu !" Albi menjelaskan agar Zahra tidak salah paham nantinya. " Iya,aku paham " Zahra memasukkan semua belanjaan ke dalam kulkas dan mulai menata barang - batang yang di belinya

  • Militer Mengangkat Surgaku   49 Dag Dig dug

    Sekarang waktunya untuk menjalani prosedur nikah kantor.semua di lalui Zahra dengan hati yang dah Dig dug der. Bertemu dengan banyak orang bukanlah hal baru tapi jika mengurus sesuatu yang menyangkut dengan masa depan inilah yang harus di hadapinya sekarang bersama Albi. "Gimana,capek ?" Tanya Albi. " Iyasih capek ! Tapi,ya mau gimana lagi !aturan nya sudah begini ! Mau gak mau ya harus di lewati !" Jawab Zahra dengan rasa lelahnya. " Nyesel gak ?" Albi bertanya takut saja kalau Zahra merasa menyesal harus melewati prosedur seperti ini. " Anggap saja saya sedang menyusun skripsi !" Zahra menjawab demikian karena teringat dengan harus mengumpulkan beberapa berkas dan masuk ruangan sana sini. " Kalau,ditanya nanti tolong jangan bilang saya punya usaha sendiri ya Bi...!" Pinta Zahra. " Tergantung ! Alasannya apa

  • Militer Mengangkat Surgaku   48.bicara terbuka 2

    " berapa nominal yang biasa kamu setor per bulannya ?" Tanya Zahra. " Biasanya sih........!" Albi membisikkan nominal jumlahnya. " Karena tadinya usaha yang saya bangun tersebut awalnya hanya buat mengusir rasa kebosanan saja selepas dinas !" Albi mengingat awal usahanya di bangun. " Kenapa merasa bosan dengan dunia militer ?" Tanya Zahra. " Ya,bosan saja ! Karena saat tinggal di dalam asrama banyak ibu - ibu untuk menjodohkan saya ! Setiap hari harus menghindari mereka semua ! Ya,menghindar terus kan percuma juga ! Dari pada melakukan hal yang gak benar mendingan bikin usaha biar fokus saja gak suntuk gitu !" Albi mulai membuka masa lalunya. " Memang,di sana kamu gak pacaran gitu ?" Tanya Zahra dengan polosnya karena penasaran Albi memiliki mantan atau tidak. " Kalau yang ngejar saya sih banyak ! Cuman masalahnya saya yang pengen ngejar kamu ! Tapi,waktu itu ka

  • Militer Mengangkat Surgaku   47.bicara terbuka

    " jadi selama ini kamu mencemburui Sari ! Tanpa tahu Sari itu siapa ?" Pertanyaan dari Albi yang mengintimidasi Zahra langsung. " Karena , kamu yang bilang sendiri ! Sari dan saya sama pentingnya dalam hidup kamu !" Zahra kembali mempertegas kalimatnya. " Kamu tahu siapa itu Sari ?" Tanya Albi untuk memastikan. " Tidak tahu " jawab Zahra . " Sekarang diam dan jangan menyela !" Albi ingin agar saat dirinya bicara tidak ada yang menyelanya. " Sari dan Zahra sama pentingnya dalam hidup saya ! Mereka berdua hadir dan memberi saya motivasi untuk bisa melanjutkan hidup kembali dan menasehati saya agar tidak menyakiti banyak orang ! Terutama menyangkut keluarga !" " Sari yang kamu maksud adalah ibu kandung dari Azizah isteri dari Ridwan" "Terus kenapa kamu waktu itu kirim pesan ! Dan dalam ketikan jelas sekali menuli

  • Militer Mengangkat Surgaku   46.dadakan

    Siang ini pesawat Albi akan berangkat pukul 02.00. Albi masih memiliki waktu di rumah keluarga kandungnya selama lima jam lagi sebelum ia benar - benar pergi ke pulau seberang lagi. " Kak,nanti di anterin siapa ?" Tanya sang adik. " Biasa...sendiri juga jadi !" Jawab Albi dengan santai. " Berarti sebelum berangkat ! Kita makan di luar dulu ya !" Pinta sang adik. " Di rumah juga bisa dek !" Albi sedang malas. " Ya,ini kan beda moment nya beda ! Kakak jarang ada di rumah juga ! Kan kakak cuti dua Minggu ! Ini baru juga tiga hari ! Kok,sudah mau balik lagi ?" Sang adik merasa heran. " Ada tugas dadakan ! " Jawab Albi dengan biasa padahal sebenarnya dia sedang berbohong . " Berarti nanti siang bisa kan ! Itung - itung makan siang juga ! Sebelum pergi lagi !" Pinta sang adik dengan manja. &nbs

  • Militer Mengangkat Surgaku   45.konfirmasi

    " jadi maksudmu ? Kamu cemburu ?" Tanya Rama sekali lagi. " Jujur iya ! Dan Albi sangat membanggakan Sari ! Terbukti saat tadi siang Albi datang ke toko Zahra dan ia masih tetap membahas Sari ! Jika Sari memang lebih penting dalam hidupnya ! Maka Zahra lebih baik mundur ! Dan Albi selalu bilang bahwa Sari dan Saya sama pentingnya !" Zahra bercerita lagi. " Mungkin Sari itu ibunya " Rama menengahi arah pembicaraan Zahra. " Sari bukan ibu nya Albi ! Zahra tahu semua keluarga Albi entah itu ibunya,ayahnya ataupun adiknya ! Zahra tahu semua ! Bahkan cerita Albi yang identitasnya di palsukan semua ! Itu ulah keluarga besarnya !" Zahra bercerita lagi. " Kamu,sudah selidiki siapa itu Sari ?" Tanya Rama. Zahra hanya menggelengkan kepalanya. " Ya,sudah tidak usah di pikirkan lagi ! Jika memang bukan jodohmu ! Ayah juga tidak akan memaksamu untuk menerima A

  • Militer Mengangkat Surgaku   44.harusnya bisa

    Ningsih dan Wawan kembali lagi ke rumah mereka dan mereka melihat ke empat pengawal yang khusus yang di kirim Albi tinggal percis di seberang rumah mereka. " Kalau ada apa - apa ! Jangan sungkan ! Kalau mendesak berteriak lah ! Rumah kalian sudah di pasang kamera cctv !" Salah satu pengawal berucap tegas. " Ya,sudah istirahat saja dulu !" Titah Wawan kepada ke empat pengawalnya. Albi sebenarnya sudah tahu laporan dari para pengawalnya mengenai Ini Tia dan Hari namun,Albi belumbisa beranjak dari tempat Zahra karena urusannya dengan gadis itu masihnwlum selesai. Beruntung Albi meletakkan para pengawalnya di depan rumah keluarga kandungnya untuk menghalau sesuatu yang tidak di inginkan !mengingat dirinya harus berdinas luar yang jauh dari pantauan matanya. Albi masih belum bisa melepaskan Zahra begitu saja dan ia berpikir untuk datang ke rumah Zahra.

  • Militer Mengangkat Surgaku   43.di hari yang sama

    Ningsih dan Wawan pergi ke rumah sakit di jam yang sama saat Albi hendak keluar rumah untuk urusan Zahra. Wawan dan Ningsih masih terus dalam pengawasan melalui orang suruhan Albi dan Albi memerintahkan untuk selalu tetap waspada mengingat kelicikan Tia dan Hari sudah tidak perlu di ragukan lagi. Wawan dan Ningsih masih menikmati perjalanan selama enam puluh menit lamanya karena mereka sengaja tidak tinggal dalam satu kota bersama dengan kota yang di tempati Hari dan Tia. Manik mata Wawan terus mengawasi orang di samping dan kanan kiri mobilnya dan ia melihat dua motor yang sedari tadi terus bersamaan dengan dirinya melaju di jalanan. Insting seorang lelaki selalu benar jika ada orang yang terus mengawasi mereka namun,Wawan masih bersikap santai saja karena ia tidak ingin membuat sang isteri cemas dengan keadaan sekitarnya. Saat sampai di rumah sakit Wawan dan Hari berg

  • Militer Mengangkat Surgaku   42. Jika saja

    Albi menjadi pusat perhatian para pengunjung dan itu membuat Zahra semakin kesal. Albi tahu jika kehadirannya sangat tidak di inginkan oleh Zahra namun,ia tidak ingin menumpuk masalah yang sudah bertahun - tahun terutama mengenai Sari yang dialah artikan oleh Zahra karena saat Albi sebelum masuk ke dunia militer lewat Bi Sari lah Albi bisa mendapatkan info tentang perlakuan keluarga besarnya terhadap keluarga kandungnya. Zahra lebih memilih fokus mengeluarkan baju dari gudang untuk di masukkan ke dalam keranjang yang sudah tersedia. Albi membantu Zara dengan melobby para pengunjung yang datang ke toko Zahra dan pada hari itu juga toko Zahra menjadi ramai sekali dan mendapatkan omset yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Jika saja kesalah pahaman itu tidak pernah terjadi maka dapat di pastikan Albi dan Zahra pasti sudah bersatu bahkan mungkin udah pnya anak di tengah - tengah mereka.

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status