Share

2.Kabur

" Aden...sudah pulang " sapaan Pak Kimin pada tuan mudanya.

" Tadi ibu dan bapak pesan kalau Aden pulang katanya suruh telepon " tambah Pak Kimin dengan nada sopan.

" Hmmm..." Jawab Albi.

"Aden...mau kemana ?" Tanya Pak Kimin.

" Bawaannya banyak bener !" Pak Kimin merasa ada yang aneh melihat majikannya memasukkan baju ke dalam ransel besar .

" Mau camping " jawab Albi asal .

" Mau saya bantu ?"Pak Kimin menawarkan diri.

" Gak usah !" jawab Albi dengan nada ketus.

Setelah memasukkan semua keperluan untuk di bawanya kini Albi segera bergegas meninggalkan rumah dan menemui Zahra yang sudah siap menunggunya di depan gerbang .

" Let's go " Zahra kemudian menjalankan motornya.

" Siap " jawab Albi sambil mengunci helmnya.

" Kita mau kemana ?'' tanya Albi.

" Nanti juga kamu tahu " jawab Zahra.

Mereka berdua pun kini sampai di sebuah kos -kosan kecil milik keluarga Zahra.

" Tidurlah disini !" Zahra membuka kunci kamar kosong.

"Tapi...ingat bayar pas gajihan ya ! Ini gak gratis !" Zahra mengingatkan .

" Nih..." Zahra menyodorkan ponsel serta satu lembar uang berwarna merah.

" Cukup " tanya Zahra kembali.

" Mulailah mengatur dan berhemat ! Paham !" Tambahnya lagi .

" Ayo...istirahatlah dulu " Zahra kemudian meninggalkan Albi.

Kini Albi duduk di kasur berukuran kecil yang hanya bisa di tiduri sendiri.

Kemudian tubuhnya bersandar pada dinding kamarnya.

" Aku pasti bisa Bu..." Dengan nada lirih Albi berkata.

" Maafkan aku atas ketidak tahuanku " sebulir bening air mata keluar dari sudut matanya.

" PING " suara notifikasi WA .

"Gimana ? Besok siap kerja !" Pesan yang di baca Albi.

"Siap " 

Zahra gadis yang baru di kenalnya seperti menghipnotis Albi yang sedang terpuruk kemudian mengikuti semua arahannya.

_-_-_-_-

" Bi...Albi sudah pulang " tanya Tia pada Bi Rokayah.

" Tadi katanya sudah Bu...tapi,pergi lagi keluar bawa ransel camping " Bi Rokayah menjelaskan pada majikannya.

" Ya,sudah...anak itu..."Tia pun berlalu meninggalkan bi Rokayah dan berlalu menuju kamarnya.

" Mana Albi ? Sudah pulang ?"tanya Hari.

"Kata bibi pergi lagi katanya "

" Biarkan saja ! Anak muda ini "Hari tak menaruh curiga sedikit pun.

Tia dan Hari menganggap Albi sedang pergi camping.

Selama seminggu lamanya Albi tak kunjung kembali .

Pikiran Hari dan Tia pun mulai cemas.

Mereka berdua mendatangi kampus Albi dan menanyakan tentang Albi kepada teman - temanya namun,hasilnya nihil.

Setelah pulang dari kampus , Tia memeriksa kamar Albi.

" Kenapa hp , dan kunci motor ada !" Tia mulai menaruh rasa curiga.

" Pah...papah " panggil Tia pada Hari pada suaminya.

"Jangan- jangan...Albi ?" Dugaan Ita mengarah.

"Pak Kimin ...pak Kimin "panggil Tiapada sopir pribadinya.

"Iya Bu ..." Jawab Pak Kimin yang lari tergesa - gesa mendengar panggilan suara majikannya.

" Siapkan mobil ! Cepat !" Perintah Tia.

'' ayo,mah ! Dugaan ku sama !" Hari pun menduga bahwa Albi kabur.

Kini Tia dan Hari berada di rumah kontrakan yang di tempati Ningsih dan Wawan suaminya.

" Mana Albi ?" Tanya Tia penuh emosi.

" Enak saja ! Aku yang besarkan dia dan sekarang setelah besar kamu mau langsung ambil " cerocos ya lagi.

" Saya gak tahu ! Albi gak pernah kesini " jawab Ningsih yang merasa ketakutan dengan suara bentakan Tia.

" Jangan bohong kamu !" Hari pun masuk tanpa permisi dan memeriksa setiap sudut ruangan.

" Kalau dia kemari suruh pulang !" Hari menekankan kata - katanya.

Mereka pun berlalu meninggalkan kediaman Ningsih  dan Wawan.

" Kemana kamu sebenarnya nak ?" Batin Ningsih mencemaskan Albi.

Terdengar suara ketukan pintu.

" Tok...tok..."

Ningsih pun membukakan pintu rumahnya dan ternyata yang datang adalah Wawan suaminya.

" Tadi ada apa lagi mereka datang ?" Tanya Wawan karena tadi sesaat sebelum memasuki gang rumahnya ia berpapasan dengan orang kaya baru.

" Albi , kabur " jawaban Ningsih membuat Wawan kaget 

" Yang bener ?'' tanyanya lagi.

" Bener dan mereka menuduh kita !" Tangis Ningsih pun pecah.

"Jangan salahkan Albi kalau akhirnya memilih pergi pasti semuanya ada alasannya ! Do'akan yang terbaik saja ! Insya Allah do'a orang tua akan menyertai anaknya.

Ningsih hanya menganggukkan kepalanya dan berusaha tegar dengan apa yang di hadapinya kini.

Rintihan do'a sang ibu di sepertiga malamnya memberikan kekuatan tersendiri untuk Albi.

" Di mana pun anakku berada semoga Rabb ku melindungi dan mewujudkan semua mimpinya Aamiin ya rabbal Alamin " do'a yang terucap dari lisan sang ibu di iringi cucuran air mata.

-_-_-_-

" Aku yakin! pasti mereka bersekongkol"

Tia mengira bahwa Albi di sembunyikan keluarga orang tua kandungnya.

" Kita lapor polisi saja !" Saran Ningsih.

" Bodoh...yang ada kita kalah sekarang ! Ingat Albi bukan anak kecil lagi !" Hari tak menyetujui saran isterinya.

"Yang ada kita masuk penjara !jangan bertindak sesuai keinginanmu ! Perhatikan dampak yang akan timbul nantinya !" Kini Hari yang merasa terancam.

Tia hanya terdiam saat Hari memberinya peringatan.

" Jadi beneran nih,kak Albi kabur dari rumah ?" Tanya Khanza yang merupakan anak kandung Hari dan Ita.

" Iya..." Jawab kedua pasangan suami isteri tersebut.

"Lapor polisi saja !" Saran Khanza .

" Tidak ..."serempak mereka menolak saran yang di berikan Khanza.

" Sudah diam kamu Khanza ! Jangan bikin saran yang akan menambah masalah !"Hari membentak Zahra.

Karena merasa tak di anggap atas saran yang di ajukan nya.akhirnya Zahra lebih memilih undur diri dari hadapan kedua orang tuanya.

" Di beri saran bukannya Nerima malah balik marah kan aneh " gerutu Khanza sambil berjalan meninggalkan kedua orang tuanya.

Khanza tak mengetahui tentang duduk permasalahan yang sebenarnya terjadi karena ia terlahir 5 tahun setelah mengambil paksa Albi.

Esok pagi hari tepat pukul 08.00 Hari sudah berada di rumah kediaman orang tuanya.

" Ibu,jangan diam saja ! Bantu aku dong cariin Albi ! Aku gak mau tahu anak itu harus ketemu !" Emosi dan pikiran yang  kalut kini sudah menjadi beban hingga ia tak tersadar telah membentak ibunya sendiri.

Hari di paksa untuk menjadi sumber keuangan ibunya sedangkan Ningsih di paksa untuk mengorbankan diri demi memenuhi keinginan kelima saudaranya.

Ningsih merupakan anak kedua sedangkan keempat adiknya bernama Supri,Fandi,Rika dan Resti.

Mereka berhasil mendapatkan keinginannya namun menghancurkan Ningsih dan Wawan.

Tak ada kata terhormat untuk sekedar mengucapkan sebuah kata " terima kasih " yang keluar dari mulut mereka.

Layaknya sampah yang terbuang kehidupan Ningsih dan Wawan di jungkir balik kan oleh ambisi dan keserakahan demi memenuhi sebuah nafsu yang mereka inginkan.

Hanya waktu yang akan membela dan membalikkan Ningsih danWawan ke tempat semula.

Albi sang anak kini memberontak demi menaikkan kembali pengorbanan kedua orang tuanya yang sama sekali tak di pandang oleh keluarga besarnya.

-_-_-_-

" Lelahnya...." Albi merebahkan tubuhnya di atas kasur usai melaksanakan mandi sore nya.

" Mental ...asah mental ...kuat...kuat !" Albi memberi semangat pada dirinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status