Share

Militer Mengangkat Surgaku
Militer Mengangkat Surgaku
Author: Cule Vie

1. Di ambil paksa

Jika keluarga adalah pelindung maka berbeda yang menimpa Ningsih.

Ia di pisahkan denga anaknya sesaat setelah melahirkan Fitri adik perempuannya.

Hari adala kakak pertama Ningsih yang mengambil paksa Albi atas desakan sang ibu.

Seluruh idenitas Albi di rubahnya di mana nama ayah kandung di rubah di semua dokumen penting lainnya.

Bagaimana hari - hari ke depannya nanti saat ia akan menghadap penghulu.

Saat Ningsih berhasil kembali mengambil Albi.ia di tuduh sebagai penculik.

Tak ada kata pembelaan yang keluar dari mulutnya karena identitas sang anak telah di rubah total.

Sang ibu kandung lah yang menjadi penyebab dari semua ini.

Harta menjadi motif utamanya.

Hari terbilang sukses dengan kariernya kini yang menjadi kepercayaan boss pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

Sang ibu tak menginginkan keluarga Tia yang menjadi pengendali keuangan Hari anaknya.

" Aaaarrrggghhh" teriak Albi.

Ia merasa di dzalimi oleh seluruh keluarga ibu kandungnya sesaat setelah mendengar penuturan Pak Kimin yang sedang bercerita pada Ibu Rukayah sang isteri.

Ia pun merasa menyesali perbuatannya karena telah mendzalimi Ningsih ibu kandungnya.

Keluarga besar dari sang ibu semuanya telah membohongi dirinya.

Ia mengetahui seluruh rahasia tentangnya dari Pak Kimin orang yang sudah bekerja lama di rumah Hari majikannya.

Pak Kimin dengan tak sengaja menceritakan pada isterinya yang bernama Rukayah dan Albi tak sengaja menguping pembicaraan pasangan suami isteri tersebut saat hendak ingin mengambil kopi.

"Berisik ... " Ucap Zahra karena merasa terganggu dengan suara teriakkan Albi.

"Apa hak mu untuk melarangku !"jawab Albi dengan Emosi yang masih belum stabil.

" Aku tak punya hak apa pun di sini ! Ini juga tempat umum ! Apa aku harus meminta izin pada yang punya lahan ini atau membeli tiket dulu " jawab Zahra karena merasa tersudutkan.

" Apa dengan berteriak ! Lalu,semua masalahmu menjadi selesai !" Tambah zahra.

" Jika masalah bisa di selesaikan dengan berteriak maka di dunia ini tak perlu ada pengadilan  atau pun sidang yang malah menyita waktu banyak orang !" Tambahnya lagi.

Kali ini Albi menjadi kalah telak tak ada satu kata pun yang keluar dan terucap dari mulutnya.

" Kau benar " kali ini nada bicara Albi mulai menurun.

" Minumlah " Zahra menyodorkan botol minumannya.

Albi tak langsung mengambil botol yang di sodorkan Zahra.

" Tenang...gak ada racunnya dan buang pikiran kotormu itu !"Zahra seolah tahu apa yang ada dalam pikiran Albi.

"Ok...aku buktikan " Zahra membuka tutup botolnya dan mulai meminumnya.

" Nih ..." Kemudian Zahra menyodorkannya kembali.

Albi meminum semua air di dalam botol tersebut.

"Haus...boss ..." Ledek Zahra.

" Maaf...aku menghabiskannya " lirih Albi.

" Sudahlah...tenangkan dulu jalan pikiranmu itu !"Zahra memberi saran.

" Beri tahu aku ! Apa masalahmu ?" Zahra ingin tahu alasannya.

" Identitas ku semuanya di ganti !" Jawab Albi .

" Semuanya dokumen berharga penting lainnya ! Termasuk Akte kelahiran dan Ijazah sekolah ! Semuanya ! Nama yang seharusnya tertera adalah nama ayah dan ibu kandungku ! Aku sudah di bohongi semua orang termasuk keluarga ibu kandungku !"Albi berkata dengan nada agak marah dan di sela matanya keluar cairan bening sebuah tetesan yang mengguratkan kesedihan.

"Lalu,sekarang apa rencanamu !" Tanya Zahra.

" Kabur...aku ingin berhenti kuliah !" Jawab Albi enteng.

"Dan mengembalikan semua identitas aslinya sesuai dengan  fakta yang ada !"Albi berbicara sambil menerawang yang di alaminya kini.

" Kalau kabur ? Mau kabur kemana ?" Tanya Zahra penasaran.

" Belum tahu !" Jawab Albi.

" Semudah itu berbicara ? Apa yang ada dalam otak dan di ucapkan mulut ternyata gak sejalan !"Zahra tak mengerti dengan jalan pintas Albi.

" Terus kalau misalkan kabur nih,apa yang akan kamu lakukan ? Kerja misalnya !" Zahra memberikan gambaran ke depannya seperti apa.

" Belum tahu !" Jawab Albi kembali.

" Kalau mau kabur ! Sekalian tuh semua fasilitas yang di beri ayah angkatmu tinggalkan semuanya dan Jangan pernah sesekali menggunanya ! Biar mereka tahu kamu bukan orang lemah !" Zahra memberi arahan yang ia sendiri juga sama bingungnya.

" Kau benar ..." Albi menundukkan pandangannya.

" Ayo...kita turun dari sini " ajak Zahra.

 " Kenapa ! Masih mau barengan terus ngerumpi bareng penunggu pohon di sampingmu ! Sebentar lagi mau masuk Maghrib !" Zahra mengingatkan.

Kata - kata yang di ucapkan Zahra langsung membuat nyali Albi ciut.

Mereka pun turun dari perkebunan teh sesekali mereka mengobrol.

" Siap...hidup tanpa fasilitas yang kamu miliki sekarang ?"Zahra mempertanyakan kembali aksi nekad kabur Albi.

" Siap gak siap ya harus siap !" Jawab Albi dengan suara yang lantang.

" Sudah kepikiran belum ? Habis dari sini mau kemana tujuan kamu ?" 

" Belum..."jawab Albi yang berjalan di belakang Zahra.

Mereka pun sampai di depan warung di mana motor mereka terparkir.

" Makan dulu deh...laper..." Zahra langsung duduk di warung tersebut.

" Ayo..." Ajak Zahra.

" Aku gak bawa uang ! kartu ATM dan uang tunai semuanya aku tinggalkan "jawab Albi jujur 

" Tenang...aku gak minta di traktir ! Ayo duduk ! Pesan sesukamu " Zahra menawari Albi.

"Eits...tapi ingat nanti bayar pas dapet duit dari keringat sendiri "Zahra menekankan kata - katanya.

" Hmmm..." Jawab Albi setengah lemas dan di ikuti dengan suara dari dalam perutnya yang berdemo meminta asupan nutrisi.

Pesanan pun datang dan mereka pun menyantap hidangan di tempat dengan cuaca yang dingin.

Sambil menyantap hidangan masing - masing mereka pun masih terlibat obrolan.

" Sudah terpikir belum mau kerja atau kembali ke habitat asal !" Tanya Zahra.

"Entahlah ... " Jawaban Albi yang masih bingung.

Jari jemari Zahra mengetik pesan.

" Nah...ada solusinya " nada bicara Zahra cukup membuat hati Albi sedikit lega.

" Kalau pakai syarat ijazah , KTP atau dokumen lainnya saya gak setuju !" Albi berkata karena itu akan berkaitan dengan dokumen.

" Denger dulu kalau ngomong ! Jangan ambil kesimpulan dulu !" Zahra menimpali omongan Albi yang merasa frustasi.

" Lalu , apa ?"  Tanya Albi bingung.

"Udah turuti aja dulu ! Yang penting judulnya kabur dari rumah jadi ! Udah,gitu aja dulu !" Zahra mencoba mengerti dengan masalah Albi.

"Tinggalkan semua fasilitas lalu ambil barang yang perlu saja dan ingat dokumen tetap kamu bawa ! Takut - takut kalau suatu saat nanti di butuhkan ! Mengerti sekarang !" Zahra mencoba mengarahkan Albi.

" Hmmm...kamu benar "

" Berapa semuanya teh ?"Zahra bertanya pada pemilik warung.

" Lima puluh ribu rupiah " jawab yang empunya warung.

" Sekarang kita jalan " Zahra menghidupkan motor maticnya.

Zahra kemudian mengikuti arah rumah orang tua angkat Albi.

" Ayo,sana masuk tinggalkan juga motor sekalian ! Nanti kita boncengan!" Zahra menunggu di gerbang sambil mesin motor masih tetap di hidupkan.

Albi mulai memasukkan pakaian seperlunya dan juga beberapa dokumen-dokumen penting untuk di bawanya dan ia juga meninggalkan kunci motornya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status