Di Bukit Dungeon Hutan Timur, para Pasukan menyerang dengan sangat dahsyat.
“Sial, Mereka tidak ada habisnya.” Nijiro (Ice) yang terus menerus menyerang Pasukan boneka itu tanpa henti.
“Nijiro Kun, Gunakan Manaku, hancurkan mereka dengan Kekuatan es terkuat mu! Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Ucap Nina. Kemudian Dia mentransfer Mana (Chakra) nya kepada Nijiro (Ice). Seketika Tubuh Pria Ice itu bersinar remang-remang.
“(Perasaan apa ini, Seluruh kekuatanku meningkat sangat drastis, Aku merasakan energi sihir yang sangat Luar Biasa),” Pikir Nijiro yang merasakan tubuhnya dipenuhi oleh Mana.
“Aku akan coba menggunakan skill itu. Ice Magic : Cold Destruction,” Nijiro menciptakan Sebuah Meteor Es Raksasa menghantam ke area yang penuh dengan Prajurit Robot dan Boneka. Seketika Meteor Es itu meledak dan membekukan seluruh Arena.
“Ini tidak Mungkin, Siapa sebenarnya mereka?” Sujana tidak percaya melihat Pasukan Boneka dan Prajurit Robot yang dikiri
Di dalam Dungeon Hutan Timur, “SIAPA KAU SEBENARNYA? LEPASKAN AKU!” Teriak Sujana. “(Aku tidak bisa menggunakan kekuatanku),” Pikir Sujana. Nina hanya terdiam sambil menonjok Sujana tanpa ampun.. “AAARRRRGGGHHHHHHH.........” Sujana menjerit kesakitan. Kemudian Sujana membuat Sebuah ledakan Listrik yang keluar dari tubuhnya. Nina melepaskannya karena tersengat listrik. Dia berhasil lolos dari jeratan Nina (Iblis). “KEPARAT!! DEMON LIGHTNING : LIGHTNING BALL STORM,” Sujana menciptakan Bola-bola Listrik Iblis menyerang Nina. Meskipun Nina menerima setiap serangan Lightning Ball Storm dari sujana, serangan sihir Iblis Sujana sudah tidak berefek padanya. Gadis yang dipenuhi amarah berjalan dengan darah bercucuran kemudian membuatnya tampak semakin ketakutan. “SIALAN KAU TERIMALAH INI!!!!.... DEMON LIGHT : GREAT SCATTER STORM.” Seketika seluruh Hutan Timur ke sentrum Listrik, Morine yang dalam perjalanan pun tersengat listrik
Ria dalam perjalanan menuju ke Kapal bersama Morine yang terluka. Mereka bertemu dengan Erina di depan Pintu Masuk Kapal. Gadis berambut jingga itu melihat Ria merangkul Morine, dia segera menghampirinya. “Apa yang terjadi dengan Morine, Kenapa dia bisa terluka seperti ini?” Erina bertanya sambil memegang Tangan Morine. “Sepertinya dia terkena serangan Petir dari Orang itu. Saat dalam perjalanan saya melihat seluruh area sekitar Tersengat Listrik.” Ucap Ria menjelelaskan. “Lupakan itu, Erina Chan. Tolong bantu Nina, kutukannya Kembali kambuh.” Jelas Ria sambil membawa Morine masuk ke dalam. “Ini sangat berbahaya, Kondisinya semakin memburuk. Cepat kamu bawa Morine ke dalam kapal, Serahkan Nina padaku.” Ucap Erina. “Iya.” Kata Ria, Kemudian menggendong Morine dan bergegas ke Kapal. “(Apa yang sebenarnya terjadi padamu?),” Erina bergumam sambil terbang dengan tongkat sihirnya menuju ke Nina. Di Luar Angkasa, dekat dengan Planet T
Sekitar Pukul 11.57 tengah malam, Liana menghampiri Saito yang berada di Ruang kendali. “Saito, Tolong hentikan dulu Wormhole untuk sementara.” Minta Liana kepada Saito yang sedang mengotak-atik mesin Kapal Angkasa. “Maafkan saya, Proses memasuki Wormhole tidak bisa ditunda lagi.. Sekarang prosesnya sudah 98%...” Jelas Saito yang menunjukkan progress di Hologram. 98.1% ~ 98.2% ~ 98.3% ~ 98.4% ~ 98.5% ~ 98.6% ............ Liana yang melihat progress persiapan Energi memasuki Wormhole, tiba-tiba drop. “Ini gawat, mereka bisa tertinggal.” Tampak raut wajah Liana yang ketakutan. Sekitar pukul 11.58 PM, “(Aku harus lebih cepat lagi, Nina sudah kehilangan Banyak darah),” Erina bergumam sambil terbang membawa Nina yang terus menerus mengalami pendarahan. Dan Erina pun hampir sampai dekat kapal. Di pintu Masuk Kapal Angkasa, Disana ada Ria yang sudah menunggu. Ria yang melihat Erina kemudian.. “Portal Dimension :
Setelah melakukan hal yang terlarang, Erina dengan cepat berlari ke arah Ruangan ICU Kapal Angkasa. Diruang ICU, akhirnya Erina sampai dan segera masuk ke dalam ICU. “Cepat Erina Chan, aku sudah tidak kuat lagi.” Kata Ria yang mulai lemas dan kehabisan sihir menahan pendarahan Nina. “Cepat Master tuangkan cairan itu ke luka Nina.” Ucap Natasha yang terlihat mengelap keringat Ria yang sedang serius. Erina menuangkan cairan itu ke dalam Tubuh Nina. Cairan itu terlihat mulai bereaksi dengan tubuh Nina. Cairan itu terlihat mengeluarkan cahaya putih. Sesuai dugaan Erina, Cairan kehidupan Pria dapat berangsur-angsur membuat pendarahannya mulai berhenti. Namun, kondisinya masih kritis. Hal ini dikarenakan dia kehilangan banyak sekali darah. “Akhirnya pendarahan Nina berhasil berhenti.” Ujar Erina kemudian tumbang. “Kamu juga sebaiknya beristirahat.” Kata Natasha sambil memegang Pundak Erina yang telah tumbang. “Iya, Biarkan kami menja
Saat Nijiro masuk bersama dengan Homiesnya Nina ke dalam Ruang ICU, tiba-tiba ada alarm berbunyi.. Pengumuman : “Mohon perhatiannya kepada seluruh penumpang dan awak kapal Angkasa, saya Saito dari Ruang kendali Kapal, Kita akan memasuki Wormhole, dimohon untuk semuanya berkumpul diruang Aula dan duduk di kursi Penumpang yang sudah disediakan. Proses Memasuki Wormhole akan dimulai dalam 1 menit dari sekarang. Sekian Terima kasih.” Di dalam Kamar ICU, mendengar pengumuman yang disampaikan oleh Saito berkata, “Ini sangat Berbahaya untuk Pasien ICU Saat Kapal Angkasa memasuki Wormhole. Nijiro tugasmu tahan kasur Nina, jangan biarkan kasurnya sampai terhempas. Jika terhempas, Nyawanya bisa dalam bahaya. Aku akan segera menuju ke ruang Perawat untuk mengamankan Morine dan Erina.” Nijiro yang mendengar perkataan Ria menelan ludahnya dan kemudian segera bersiap-siap. Di ruang Aula Kapal Angkasa, “Dimana para bocah-bocah itu?” Ujar Ibu Kepsuk y
Di Ruang ICU Bunshin Nijiro mulai Menyusun Kembali semua alat dan Perlengkapan ICU Nina, Nijiro asli hanya menggendong dan meletakkannya Kembali ke dalam Kasur. Setelah meletakkannya kembali ke Kasur, dia drop karena mual dan pusing (Nijiro menjadi Mabuk Kendaraan karena dia membuat Bunshin saat dalam wormhole). Nina hanya tertidur dengan tubuh yang penuh dengan perban. “Sial, Aku menggunakan bunshin saat wormhole. Efek mabuk kendaraanku menjadi lebih kuat.” Pikir Nijiro. Kesadarannya perlahan mulai menghiland dan Akhirnya terkapar dilantai (XD). “Master bertahanlah.” Ucap Clori yang berusaha mengangkat tubuh Nijiro. “Kepalaku kok banyak bintangnya?” Shuu. “Aku juga.” Sirius “Me too...” Rai. “(Ondeh, Kalian ini. Baru masuk Wormhole saja sudah mabuk),” Clori bergumam dalam hati dengan raut wajah berkeringat tanpa ekspresi sambil mengangkat Tubuh Nijiro yang tergeletak di lantai. Di Ruang Perawatan, Saito bermaksud memasu
Nijiro saat dalam perjalanan ke Ruang Perawatan bertemu dengan Natasha. “Natasha San...” Nijiro memanggil Natasha dengan melambaikan tangannya dari kejauhan. Saat mendengar panggilannya, dia bergegas menghampirinya. “Natasha San, bagaimana keadaan Morine dan Erina?” Tanya Nijiro yang berpapasan dengan Natasha yang baru saja keluar dari Pintu kamar. “Mereka baik-baik saja, mereka sedang istirahat.” Jawab Natasha dengan raut wajah netral. “Syukurlah.” Ucap Nijiro dengan raut wajah lega. “Oh iya Nijiro Kun, bantu aku persiapkan makanan di dapur.” Natasha terlihat mengajaknya untuk ke dapur. “Iya.” Jawab Nijiro. Saat hendak menuju ke dapur, Nijiro tampaknya mengatakan sesuatu hal kepada Merina. “Merina San, saya mengandalkanmu.” “Ok. Serahkan mereka padaku.” Jawab Merina dengan wajah tersenyum. Spirit Penyembuh itu kemudian masuk ke kamar Perawatan untuk mengobati Morine dan Erina. Nijiro dan Natasha menuju ke dapur
Melompat kembali masa lalu sekitar tanggal 30 Oktober. Itu merupakan Hari yang spesial bagi Anami Nina. Hari itu merupakan festival Hantu. Nina mengingat festival itu berkat kehidupan masa lampaunya yang pernah terlahir di Planet Bumi, Negara Indonesia.Terlihat Kalender di Herby menunjukkan tanggal 29 Oktober Pagi. Pada Pukul 5.00 AM seperti biasa Nina beranjak dari kasur di apartemennya.“Uh...” Nina meregangkan ototnya. Terlihat Clori menjadi bantal Nina masih dalam keadaan tertidur.“Cepatnya.. Sudah pagi saja sekarang.” Ucap Nina yang menguap kemudian beranjak dari kasurnya.>>Saat itu hanya baru ada Clori. Shuu, Sirius dan Rai masih belum lahir.<<Kemudian Nina melihat Kalender..“Besok Hari Haloween. Aku harus segera menyiapkan pernak pernik.” Nina menjadi panik karena lupa mempersiapkannya.Kemudian dengan cepat Nina pergi gosok gigi, Mandi, membangunkan Clori, makan, ke