Share

Ambigu

Melihatku hanya terdiam Pak Mahendra menyunggingkan senyum. Aih, manisnya. Membuat hatiku luluh seketika. Hati yang tadi panas karena emosi seperti disiram air es. 

Nyes ... mendadak jadi dingin.

Sepertinya orang satu ini harus selalu tersenyum agar hatiku selalu adem. Tak butuh kulkas dan juga pendingin udara. Irit listrik jadinya.

Sekarang hatiku malah jadi dag dig dug tidak keruan. Demi apa dia malah tak segera menutup mulutnya. Hingga pipinya yang melesung terlihat indah, menambah ketampanannya. 

Aih, jadi gemes. Jadi pengen gigit meja, ngunyah bangku, dan juga ngemil rak buku. Menyalurkan kegemesanku yang tak ada ujung. Mau gigit dia takut ditolak soalnya. 

"Saya mau minta maaf soal Andra," ucapnya, membuyarkan imajinasiku. 

"Jadi benar, Bapak yang udah bikin Andra babak-belur?" 

"Kamu sudah tahu?" tanyanya sambil kembali tersenyum. 

Ini orang kesambet apa, ya, kok tumben dari ta

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status