Home / Romansa / Misi Memikat Bos Wanita / Bab 21: Hatiku Sakit Sekali

Share

Bab 21: Hatiku Sakit Sekali

Author: Jie Jian
last update Huling Na-update: 2025-08-01 17:43:49

Rafael semakin marah dengan Sistem. Tidakkah makhluk buatan itu memahami perasaannya?

"Tenang kepalamu! Kau sistem eror, sistem rusak, tahu apa? Dia istriku dan dia berani pergi dengan pria lain untuk makan malam? Apakah dia pernah mengajakku makan malam? Dia tidak menyukaiku!" Rafael sangat marah, sedih, dan patah hati sampai matanya merah berkaca-kaca. Ujung hidung dan pangkal keningnya menjadi merah muda, membuat penampilannya lebih menyedihkan lagi.

Sistem yang melihat Tuan Rumah patah hati: [Anda bodoh] sistem tertawa.

"Kau yang bodoh. Jangan tertawa!" Rafael menangis. "Dia memilih Arnold dan mengabaikanku. Bukankah misiku akan gagal? Sistem, aku takut hancur."

[Baik! Baik! Menangis saja sampai kau terlihat seperti pria bangkrut yang diceraikan istri] sistem tersenyum penuh makna.

"Haaaa! Hatiku sakit sekali. Khahitna, kau jahat! Kau membunuhku!" Rafael memukul setir, keluar mobil, dan menendang ban kendaraan itu dengan putus asa.

[Aku berharap Bos Wanita melihat pemandanga
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Misi Memikat Bos Wanita    Bab 29: Kurang 800 Poin!

    "Aku tidak melakukan apa-apa. Hanya memberimu sedikit pelajaran." Khahitna menjawab ringan, lalu mendorong Rafael untuk berbaring terlentang dan dia dengan mudahnya mengambil ruang di atas. Khahitna menyisir rambut yang menutupi dahi Rafael ke belakang. Dahi pria itu halus, menantang untuk dikecup. Dia sedikit takut sekarang sehingga tidak melangkah setelah melewati garis batas. Rafael tidak merespon dan mata pria itu sangat lugu juga polos menatapnya. Dia seperti ditempatkan sebagai bajingan yang telah mencuri ciuman seorang pria yang tidak memahami apa itu ciuman. Akan tetapi, Khahitna tidak bisa menahan diri. Dia tertawa karena Rafael sungguh menggemaskan. "Apa?" Khahitna mencubit hidung mancung Rafael. "Ingin dicium lagi?" Khahitna bermain-main. Rafael mengangguk, terbelalak, tetapi kemudian menggeleng. "Tidak!" jawabnya cepat dan menutupi bibir sendiri dengan tangan. "Kau sering memintanya. Mengapa kau sekarang ketika aku memberikannya, kau tidak ingin?" Khahitna menyeringa

  • Misi Memikat Bos Wanita    Bab 28: Saya Sedang Offline

    Khahitna selesai membaca dan mengerutkan kening. Pria ini benar-benar tahu cara menjelaskan adegan seperti itu dengan sangat detail dan baik. Dia tidak percaya. Bukankah seharusnya dia seorang profesional dalam berciuman? "Oh ...." Jadi, Khahitna sedikit tertarik dengan aktivitas pria ini. "Kau paham tentang adegan ini seolah-olah kau telah melakukannya ribuan kali. Apakah kau pernah berciuman sebelumnya?" Dia bertanya, sedikit nakal. Rafael menatap sengit wanita berambut pirang yang tampak sangat misterius dan serius dalam ruangan remang-remang. "Apakah seseorang yang menjelaskan tentang narkoba harus mencicipinya lebih dulu? Tidak, bukan? Kau tidak perlu berciuman untuk menulis adegan berciuman. Belajar saja dari orang lain, novel atau naskah orang lain, dan bisa juga lewat film. Begitu mudah dan tidak perlu dibuat susah." Rafael menjawab dengan sungguh-sungguh. "Oh, begitukah?" Bos Wanita sedang menggali lubang jebakan sekarang dan senyumnya menjadi lebih misterius lagi. Siste

  • Misi Memikat Bos Wanita    Bab 27: Adegan Ciuman

    "Ya ...." Khahitna menjawab serius dan ekspresi di wajahnya tidak menunjukan sedikitpun tanda-tanda bercanda. Merry menutup ponselnya dengan kengerian dan teror. "Tidak bisa? Baiklah. Aku tahu itu. Kau masih lajang, bukan? Jadi, bagaimana kau akan tahu permainan seperti ini?" Khahitna penuh senyuman ejekan, keluar dari ruangan sang asisten, lalu kembali ke ruangannya sendiri sambil membayangkan hal-hal tidak bermoral lainnya. Merry yang ditinggalkan melarikan diri ke ruangan Sekretaris. "Kakak! Tolong aku!" Dia menangis dengan ketakutan. Apakah Presiden Adiwara itu tidak sedang mempermainkannya? Ciuman ... ciuman ... ah! Tuan Rafael akan memiliki hari-hari yang sial. Dia sangat terharu, oke! Di ruangannya, Khahitna mengeluarkan ponsel dan memasuki sebuah aplikasi, lalu menggunakan fitur pencarian untuk mencari sesuatu yang membuatnya penasaran. Tidak berapa lama, hasil pencarian keluar dan dia membukanya satu per satu. "Aku benar-benar sangat dangkal." Setelah menonton sampai pu

  • Misi Memikat Bos Wanita    Bab 26: Panduan Berciuman

    Rafael ditinggalkan dan kembali bekerja dengan fokus. Setelah selesai, dia mengirim hasil editan adegan kepada Mio dan Austin. Lewat panggilan video, ketiganya bertemu secara online. "Bagaimana menurut kalian?" Rafael meminta pendapat dengan timnya. "Sangat baik. Jika ditambahkan dengan efek, aku bisa membayangkannya. Ini luar biasa." Austin berkomentar. "Perhalusan yang memukau." Mio memberikannya jempol dengan kedua tangan, tersenyum dengan tulus. "Berikan masukan jika ada yang kurang atau perlu diubah kembali." Rafael bicara. "Tidak ada. Kemampuan Senior tidak perlu diragukan lagi. Kita hanya tinggal mengirimnya kembali kepada sutradara dan para pemeran." Mio berkata sungguh-sungguh. "Senior sangat berpengalaman." Austin tertawa, lalu menunjuk pangkal lehernya sendiri. "Senior, nyamuk yang menggigitmu banyak sekali. Bekasnya sampai seperti itu. Nyamuknya pasti sangat ganas." Hanya dia yang tahu maksudnya. Rafael yang memahami arah ini menutupi lehernya sendiri. "Benar-benar

  • Misi Memikat Bos Wanita    Bab 25: Anggurku Hilang

    Jika mengingat pembicaraan dengan sistem, Rafael benar-benar ngeri terhadap wanita cantik berwajah tegas ini. Sepertinya, dia memang harus menghindar dan melakukan trik lain dalam memenangkan hatinya. Tapi, apa? Di sisi lain, Khahitna benar-benar bangga dengan tandanya sendiri. Kelopak bunga-bunga itu cukup terbuka dan mudah dilihat orang lain. Hanya orang bodoh yang akan berpikir jika pria ini belum memiliki pasangan. Dia sangat siap jika Rafael membuat masalah lagi. "Tuan, apakah Anda memiliki kegiatan hari ini?" Albert bertanya. "Ya, aku tidak akan keluar." Rafael menjawab tanpa minat, mengambil sarapannya, dan makan dalam diam. Khahitna yang menunggu keributan Rafael merasa sedikit kehilangan. Mengapa hari ini si bayi besar tampak tidak ingin mencari gara-gara dan terlalu lelah? Apakah terjadi sesuatu dengannya? Bukan hanya Khahitna, Albert juga memiliki pemikiran demikian. "Apakah karena Tuan sudah sembuh, lalu kepribadiannya kembali?" Albert curiga dan merasa agak senang,

  • Misi Memikat Bos Wanita    Bab 24: Mengapa Kau Memilihku?

    Rafael makan seafood dengan gembira. Moodnya membaik setelah makan. Tidak masalah jika bibirnya sangat sakit dan perih luar biasa ketika menyentuh pedas. Pada akhirnya, dia menyantap semua yang disajikan Albert dan mengakhirinya dengan jalan-jalan untuk mencerna makanan. Setelah merasa cukup, Rafael kembali ke kamar untuk mandi dan tidur. Dia tidak berniat begadang meski ada pekerjaan yang harus diselesaikan secepatnya. Dia masih harus mengubah adegan dalam naskah skenario dalam waktu dekat agar para artis bisa mempelajarinya. Rafael pergi ke kamar mandi. Dia mandi, setelah itu melihat diri sendiri di cermin besar kamar mandi. Rafael melihat wajahnya sendiri. Jujur saja, tidak ada perbedaan antara dirinya dan cangkang 'Rafael' ini dari sudut manapun melihatnya. Mereka sama persis seolah-olah dibuat dari cetakan yang serupa. Semakin melihat, Rafael sama sekali tidak bisa memuji wajah sendiri. Terlalu mengerikan ketika memikirkannya. Sampai kemudian, pandangan Rafael jatuh di bekas-b

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status