Share

Ikatan Kuat

Penulis: Fin Nabh
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-12 21:26:15

“Kerja bagus, Hans.”

Tepukan di pundak kanan itu membuat Hans tersentak. Baru saja ia keluar dari ruangan, tapi suara itu dan sentuhan itu menghantamnya seperti petir di siang bolong.

Hans reflek menoleh, bahkan terlalu cepat. Matanya membelalak sesaat sebelum buru-buru meredam ekspresi kagetnya.

“Bo.. Boss Nicho.” gumamnya dengan suara serak. Tenggorokannya kering, seperti baru saja melewati padang pasir tanpa air.

Baru saja ia menyelesaikan tugasnya. Bukan satu, tapi dua. Dan sayangnya, dua-duanya bertentangan.

Hari ini, Hans menjalani peran ganda yang penuh risiko. Di satu sisi, ia harus mematuhi perintah Nicholas untuk memantau dan memastikan Aveline tetap berada dalam rencana. Di sisi lain, ia adalah bagian dari Fortress yang harusnya melindungi Aveline.

Dua pintu berdiri di belakangnya. Aveline berada di balik salah satunya.

Dan sayangnya, ia sedikit terlambat menyelesaikan tugas terakhir karena Nicholas datang lebih cepat dari yang ia perkirakan.

Apa gue ketahuan? batinnya menc
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Misi Menggoda Hati   Keesokan Hari

    Cassian mengerjap pelan. Dunia masih terasa buram dan samar. Suara detak jam digital dan dengungan AC menyambutnya lebih dulu sebelum kesadarannya utuh kembali. Ia menemukan dirinya berada di dalam kamar hotelnya bersama sang istri.Tangannya bergerak refleks ke pelipis, memijat pelan bagian yang terasa berdenyut. Setelahnya, ia mulai bangun dan mengedarkan pandangannya. Aveline tak tampak di mana pun, membuatnya mulai mencari-cari dengan memanggil namanya."Sayang… Sera... sayang.." Suaranya serak dan lemah, khas baru terbangun.Langkah kaki mendekat. Tak lama, sosok perempuan muncul dari balik tembok—dengan perut besar, rambut disanggul seadanya, dan tangan kiri menopang punggung bawah."Apa sih, teriak-teriak?" ucapnya sambil berdiri dengan gaya berkacak pinggang.Cassian memandangi sosok itu dalam diam beberapa detik, seperti masih meyakinkan diri bahwa pandangannya tidak sedang menipunya.Wajah Aveline polos tanpa riasan. Napasnya tampak sedikit berat. Gerakannya lamban, khas ibu

  • Misi Menggoda Hati   Ikatan Kuat

    “Kerja bagus, Hans.”Tepukan di pundak kanan itu membuat Hans tersentak. Baru saja ia keluar dari ruangan, tapi suara itu dan sentuhan itu menghantamnya seperti petir di siang bolong.Hans reflek menoleh, bahkan terlalu cepat. Matanya membelalak sesaat sebelum buru-buru meredam ekspresi kagetnya.“Bo.. Boss Nicho.” gumamnya dengan suara serak. Tenggorokannya kering, seperti baru saja melewati padang pasir tanpa air.Baru saja ia menyelesaikan tugasnya. Bukan satu, tapi dua. Dan sayangnya, dua-duanya bertentangan.Hari ini, Hans menjalani peran ganda yang penuh risiko. Di satu sisi, ia harus mematuhi perintah Nicholas untuk memantau dan memastikan Aveline tetap berada dalam rencana. Di sisi lain, ia adalah bagian dari Fortress yang harusnya melindungi Aveline.Dua pintu berdiri di belakangnya. Aveline berada di balik salah satunya.Dan sayangnya, ia sedikit terlambat menyelesaikan tugas terakhir karena Nicholas datang lebih cepat dari yang ia perkirakan.Apa gue ketahuan? batinnya menc

  • Misi Menggoda Hati   Antisipasi Terkhianati

    Gue udah nyiapin semuanya… - Anonymous Pesan itu singkat, tapi cukup untuk membuat sudut bibir Nicholas terangkat membentuk seringai licik.Tangan kirinya memutar gelas anggur, tapi sorot matanya tak tertuju pada panggung atau kerumunan.Akhirnya..Lalu, seolah semesta memberinya lampu hijau, dari sudut matanya, Nicholas melihat Aveline mulai meninggalkan panggung.Cassian tetap di tempat, dikelilingi beberapa rekan bisnis dan keluarga yang mulai menghampirinya. Aveline tampak melangkah cepat, memegang perutnya sejenak, mungkin merasa tak nyaman. Mungkin hanya ingin mencari ruang bernapas. Atau mungkin, tanpa sadar, dia sedang menuju perangkapnya sendiri.Bagus.Nicholas bangkit dari duduknya dan menyimpan ponselnya ke dalam saku jasnya. Dasi hitamnya disesuaikan sedikit saat ia mulai mengikuti arah langkah Aveline. Dengan jarak aman, tentu saja. Tak terlalu dekat untuk mencurigakan, tapi cukup untuk menjaga pandangannya tak lepas darinya.Di depan koridor menuju area toilet dan kama

  • Misi Menggoda Hati   Just Wait n See!!

    Musik klasik mengalun lembut, seperti aliran air tenang yang mengisi setiap sudut Ballroom Hotel yang luas dan mewah. Langit-langitnya tinggi, dihiasi lampu kristal menjuntai megah, memantulkan cahaya ke ribuan kepingan kaca dan permata yang tertanam di dekorasi pesta. Cahayanya menari di atas gaun-gaun mahal, setelan jas buatan tangan, dan wajah-wajah berkelas yang berbaur dalam percakapan sopan penuh basa-basi.Para tamu bercakap-cakap dan menikmati suasana malam yang mewah. Sedang sang pemilik acara dan keluarga dekatnya berkumpul di satu meja yang sama, kecuali Aveline dan Cassian yang sudah berada di atas panggung. Ah dan juga Aurora. Entah berada dimana istri Nicholas itu.Di atas panggung, Aveline berdiri berdampingan dengan Cassian. Gaun biru safirnya jatuh sempurna, mengikuti lekuk tubuhnya yang kini membulat manis karena kehamilan. Bukannya merusak penampilannya, perut buncit itu justru menambah aura anggun dan kelembutan dirinya malam itu.Tangannya yang halus berusaha tetap

  • Misi Menggoda Hati   Biarkan Mengalir

    “Adelia.. dari tadi saya coba calling kenapa gak diangkat, hem?” suara Ryan terdengar dari belakang.Adelia dan ketiga teman perempuannya—minus Letta, sedang duduk bersantai di gazebo belakang fakultas sembari menunggu Staff TU menyelesaikan SK penetapan pembimbingnya. Tiba-tiba saja dia dikejutkan dengan kedatangan Ryan Davis menghampiri mereka.“Eh, handphone saya lagi silent mode, pak.” Adelia meringis pelan. Matanya melirik teman-temannya yang mulai saling berbisik. Jujur, dia tidak nyaman dengan keadaan saat ini.Ryan mengeluarkan ponselnya dari saku. "Saya udah nge-chat kamu dari tadi. Kalau kamu udah selesai, kabari saya.”Adelia mengangguk cepat, merasa wajahnya memanas. "Baik, Pak. Saya akan cek dan langsung kabari."Teman-temannya mulai berbisik-bisik lebih heboh, membuat Adelia semakin tidak nyaman. Ryan tampak menyadari kegelisahan Adelia dan berkata, “Oke, kalau begitu. Saya tunggu kabarnya, ya. Jangan lupa.”Ryan kemudian pergi meninggalkan gazebo, tapi teman-temannya mas

  • Misi Menggoda Hati   Gak Gila

    Tangan Aurora yang memang sudah terangkat itu mengepal, merasa gemas sekali dengan kalimat pedas sang suami. Ingin rasanya meremukkan mulut yang sedari tadi membalasnya dengan sinis.“Isshhh.. gemes aku sama kamu.”Nicholas menipiskan bibirnya, mencoba menahan tawa yang hampir saja lolos. Aurora terlihat seperti kucing galak yang sedang mengais dengan kaki depannya.“Yaudah, sini. Gue ada handuk kecil buat bersihin tangan lo.”Aurora menatap Nicholas dengan senyum kecil. "Kamu bawa handuk? Kok perhatian banget sih?" godanya.Nicholas mendengus, menyerahkan handuk kecil yang diambilnya dari tas. “Udah jangan GR. Gue bawa ini buat bersihin muka sendiri, bukan buat lo.”Aurora menerima handuk itu dengan mata berbinar. "Makasih, Hubby." Dia membersihkan tangannya dengan hati-hati, merasakan kehangatan dari handuk yang diberikan oleh suaminya.Yang orang lain tau, Nicholas adalah pria gila dengan obsesi gilanya pada seorang wanita bersuami. Tapi bagi Aurora, Nicholas masih Koko yang dulu. K

  • Misi Menggoda Hati   Over Menyebalkan

    "Lo lagi ngelindur, ya?" decih Nicholas sambil menatap Aurora dengan mata menyipit.Aurora duduk di tepi tempat tidur dengan posisi menghadap ke arah Nicholas yang duduk bersandar di headboard. Mata wanita yang mengenakan gaun tidur berwarna biru muda itu menatap Nicholas dengan penuh harap. Matanya berkilauan dengan semangat, dan senyum manis terukir di wajahnya.Aurora mendekatkan wajahnya sedikit ke Nicholas, membuat jarak di antara mereka semakin kecil. “Ayo dong, Hubby. Kita cuma duduk-duduk di pantai. Aku yang bakal nyiapin perlengkapannya, kamu nggak perlu khawatir hal lain,” bujuknya dengan suara lembut.“Fix lo emang masih ngantuk.” Nicholas melengos, memutus pandangan matanya pada Aurora. “Mikir gak sih, gue kesananya gimana? Tau sendiri pasir pantai gak cocok buat pengguna crutches kek gue, kursi roda apalagi,” jawabnya sambil menatap ke arah tirai tipis berwarna krem yang sedikit bergoyang tertiup angin dari jendela yang terbuka.Tak habis pikir dengan Aurora. Hari masih pa

  • Misi Menggoda Hati   Goodbye Freedom

    “Laporan macam apa ini, Ran?”Seorang wanita yang tengah duduk di belakang meja besar di ruang kantor mewah mengangkat kepalanya dari tumpukan berkas yang hampir menutupi seluruh permukaan meja. Wajahnya menunjukkan kelelahan bercampur frustrasi. Di hadapannya, duduk seorang pria yang tengah sibuk mengetik di MacBook-nya.Randy—sekretaris Cassian yang sekarang tengah sibuknya membantu Aveline mempelajari segala hal tentang Rinaldi Corp, menghentikan sejenak aktivitasnya dan menatap Aveline dengan ringisan. “Itu laporan terbaru tentang Rinaldi Corp, Bu. Semua detail keuangan, proyek, dan investasi terbaru ada di dalamnya.”Aveline menghela napas panjang dan menyandarkan punggungnya ke kursi, mencoba meredakan ketegangan yang menjalar di tubuhnya. "Kenapa saya juga harus tau ini? Kan udah ada jajaran Manajer yang bakal handle ini.”“Memang benar, ada tim manajer yang kompeten. Tapi sebagai pewaris utama, anda perlu memahami semua aspek bisnis, termasuk detail laporan ini. Ini penting unt

  • Misi Menggoda Hati   Pasangan Manipulatif

    “Dari mana lo?”Aurora melirik orang yang tengah bersantai di ruang TV itu dengan sinis ketika dirinya hendak ke kamarnya untuk beristirahat. Tanpa menghentikan langkahnya, wanita yang memiliki nama lengkap Aurora Sophia Rinaldi mengacuhkan suaminya itu."Lo denger gak gue nanya tadi?" suara Nicholas terdengar lebih tegas dan sedikit marah.Aurora berhenti sejenak, menghela napas panjang sebelum berbalik menghadap Nicholas. "Aku capek. Aku mau istirahat."Tatapan Nicholas tajam, mencoba menahan amarahnya. "Gue cuma nanya, Aurora. Lo abis dari mana?"Aurora mengangkat alisnya, merasa tidak ada kewajiban untuk menjelaskan. "Kenapa? Apa kamu se-khawatir itu aku baru pulang?" tanyanya dengan ketus.“Cih.. gue cuma nanya.” Gantian Nicholas yang menatap dengan sinis ke arah Aurora.“Kepo banget.” Cibir Aurora, lalu melanjutkan langkahnya.Nicholas mendelik mendengar cibiran dari Aurora. Matanya menatap tajam punggung wanita yang memiliki rambut cokelat dengan panjang melebihi bahunya itu. Be

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status