Share

Ulah Angga

Sepanjang jalan aku diam saja, ngambek. Biarin aja bang Aldi sadar diri. Sedari tadi dia berbicara sendiri. Sementara aku chattan dengan Dela. Apalagi kalau bukan membicarakan kekesalanku. Dan emang Della kampret, dia malah menertawaiku.

"Mau langsung pulang apa mampir kemana dulu?"

Aku tak menanggapi. Asyik bermain dengan ponselku.

"Din... Ya Ampun! Kamu marah sama abang? Dari tadi abang ngomong sama sekali gak kamu sahutin lo."

Aku mengangkat kedua alisnya, menjebik. Tapi, tetap saja mataku tak teralih dari benda persegi panjang itu.

"Dinda..."

Enak kan dicuekin. Haha.

"Oke... Oke. Abang minta maaf karena lebih malah asyik ngobrol sama Haidar."

"Bodo amat sih."

"Tapi kamu jangan ngambek dong. Haidar itu teman lama abang waktu kuliah di Amrik. Berapa lama ya gak ketemu? Kayaknya sekitar delapan tahunan. Wajar dong pas ketemu abang jadi antusias banget. Lagian, Haidar itu sudah abang anggap seperti adik sendiri, makanya akrab. Anaknya baik kok. Alumni pesantren."

"Lah, apa pentingnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status