Miskin Setelah BerceraiPart 20Dengan mata terpejam kutarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ah, rasanya sangat nyaman, lama sekali aku tidak merasa tenang seperti ini. Setelah berpisah dari Mas Robi lama aku tidak menikmati hidup dengan tenang."Akhirnya…." Gumamku pelan sambil merentangkan tangan ke udara."Lin, kita ke butik dulu ya, aku mau belanja beberapa baju dan juga kita ke supermarket. Stok makanan kita dirumah juga ga ada lagi kan?" Hari ini aku sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit."Siap." Jawab Linda mantap dan masuk kedalam mobil dan menjalankannya dengan kecepatan sedang."Kemarin beberapa kali Ayah dan Ibu telfon, katanya ada perlu," ujar Linda membuka percakapan. Aku lupa sampai tidak mengabari Ibu jika aku sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter. Aku memang memberitahukan pada Ayah dan Ibu jika aku masuk kerumah sakit, tapi aku tidak bilang jika sebab aku masuk kerumah sakit karena kecelakaan. Apalagi jika penyebab kecelakaan itu karena rencana
Miskin Setelah BerceraiPart 21"Mau kemana kamu," jilbab yang kupakai ditarik dari belakang, sehingga langkahku pun terhenti. Jantungku berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya, ingin rasanya berteriak memanggil Linda tapi malu. Semua orang menatap kami sambil berbisik-bisik, mungkin mereka mengira aku ini ditangkap karena mencuri di supermarket. Ya ampun, rasanya malu sekali."Ampun ampun ampun," aku menangkupkan kedua tanganku di atas kepala dengan menutup kedua mataku, berniat minta maaf dengan tulus. Tapi kepalaku malah ditoyor oleh si beruang kutub."Aauuu," pekikku sedikit berteriak, padahal tidak sakit sama sekali. Sengaja memang, biar aku terlihat teraniaya dan biar dianggap menjadi korban oleh orang-orang."Ampun ampun, kamu pikir saya preman," ketusnya dengan muka datar."Aku kan udah minta maaf, lagian kenapa juga harus ngejar-ngejar aku," ucapku sewot. Sambil berlalu pergi menuju kasir, disana sudah ada Linda yang menungguku. Dia mengambil banyak barang untuk stok makan
Miskin Setelah BerceraiPart 22"Talita…" Sapa seseorang yang suaranya sangat kukenal. Aku menoleh ke asal suara yang memanggilku, ternyata itu Mas Robi. Dia memakai baju yang sama dengan pelayan disini, Mas Robi bekerja sebagai pelayan di cafe ini. Sungguh disayangkan Mas, kamu kembali menjadi pelayan orang lain. Mungkin inilah karma yang harus kamu rasakan karena telah menyakitiku. Lama aku terdiam tidak menjawab panggilannya, aku memperhatikan penampilan Mas Robi yang juga sangat berubah. Seperti halnya Nia, namun Mas Robi jauh lebih baik dari dia. Tapi tidak bisa kupungkiri, ada rasa senang dalam hati melihat dia sekarang. 'kamu tanpa aku, bisa apa' batinku mengejek, tapi aku secepatnya beristighfar dalam hati. Ya Allah, maafkan hamba, hamba hanya merasa masih sakit hati."Hai Rob, apa kabar. Sini duduk bareng kita," tiba-tiba Rama memecahkan kecanggungan anatara aku dan Mas Robi. Mas Robi hanya mengangguk dan segera menarik kursi untuk duduk bergabung dengan kami."Seperti yang k
Miskin Setelah BerceraiPart 23"Anda siapa sih, pengacara atau suaminya," selidik Dokter Anta lagi, Rama melihat ke arahku meminta jawaban atas pertanyaan Dokter Anta, ah aku harus jawab apa."Udah ah, panas banget disini. Kalau kalian masih mau tetap disini ya silahkan," ucapku seraya pergi dari area parkiran. Jantungku rasanya masih copot saja tadi, jika aku menjawab iya atas pertanyaan Dokter Anta, aku belum siap menikah lagi secepat ini dengan Rama. Tapi jika aku menjawab bukan, jelas wibawa Rama akan hilang dan malu di depan Dokter Anta. Aku terus berjalan masuk kedalam kantor polisi dan sama sekali tidak melihat kebelakang, padahal aku penasaran apakah Rama ikut atau tidak.Aku memilih duduk di ruang tunggu kantor polisi dengan memainkan ponsel, sekalian mau menanyakan dimana Linda."Kamu tunggu disini ya." Tiba-tiba Dokter Anta sudah berdiri disampingku, dia tidak menoleh sama sekali, pandangannya lurus ke depan dan langsung berlenggang pergi kedalam ruangan pemeriksaan. Uh, d
Miskin Setelah BerceraiPart 24Hari hampir berganti malam, matahari pun ikut menghilang dibalik awan yang menghitam. Sepertinya akan turun hujan malam ini, aku sudah mandi dan akan bersiap-siap untuk pergi membayar 'hutang' pada Dokter Anta. Dia menyuruhku untuk menunggu di sini dan dia akan datang untuk menjemput. Sebenarnya aku ingin menolak ajakan makan malamnya, tetapi mengingat semua jasanya padaku membuatku urung untuk menolaknya. Aku sungguh sangat berhutang budi padanya, si beruang kutub.Jam sudah menunjukkan pukul 18.30, saatnya aku bersiap-siap. Aku memilih memakai gamis biru muda dan memakai jilbab yang senada. Aku memoles sedikit bedak dan lipstik, agar tidak terlalu pucat. Kemudian aku mematut diri di cermin, aku masih muda, dan aku akan benar-benar memilih sekarang untuk menjadikannya sebagai pemimpin rumah tangga.Tok Tok Tok!"Talita, ada tamu," teriak Linda dari luar, pasti si beruang kutub, untung saja aku sudah siap kalau tidak ya bisa jadi patung es aku. Kulirik
Miskin Setelah BerceraiPart 25"Jadi, kapan kalian akan menikah?" Tanya Papanya Dokter Anta. Mendengar pertanyaan itu, membuat tubuhku seakan diraup oleh bumi dan tenggelam begitu dalam. Membuat nafasku berhenti dan tubuhku gemetar. Aku melihat kearah Dokter Anta meminta jawaban, tapi manusia itu malah sangat santai, bahkan dia sedang menikmati makanan yg ada didepannya. Karena tidak tahan lagi dengan tingkahnya, akupun menginjak kakinya dengan kakiku, biar dia merasakan bagaimana sakitnya hatiku kini."Auu…." Dia meringis kesakitan karena injakanku, rasakan, batinku tertawa puas."Kamu kenapa, Antara?" Tanya Mamanya khawatir dan juga terkejut karena anaknya berteriak."Gak papa kok Ma, kayaknya kakiku di gigit sama kucing deh," kelakar Dokter Anta sambil melihat ke arahku, iya kucing garong. Yang sebentar lagi bakalan mencakar semua wajahmu."Kucing? Kucing dari mana. Restoran besar begini kok, ga mungkin ada kucing masuk," jawab Papanya sambil tersenyum lucu, sepertinya dia tau ji
Miskin Setelah BerceraiPart 26Pov Dokter Antara"Sayang, aku kangeeenn," rengek Andini saat kami sedang telponan. Dia memang gadis yang menggemaskan, juga gadis yang sangat cantik.Dua bulan yang lalu aku mengenalnya karena dia sering ke rumah untuk mengantarkan mamanya ataupun pesanan mamaku. Mamanya Andini dan mamaku bersahabat sejak lama, jadi tidak heran jika keduanya sering sekali berkunjung ataupun hanya sekedar mengirim parcel atau menu makanan kesukaan. Dari situlah aku mengenal Andini, dulu aku sangat cuek dan tidak mau peduli tentang perempuan. Karena bagiku, pendidikanlah yang utama.Namun, berbeda ketika aku melihat Andini. Dia gadis yang supel dan mudah akrab dengan orang lain. Ketika pagi itu dia yang menyapaku dengan ramah saat sedang mengantarkan sesuatu untuk Mamaku."Hai, maaf. Tante Rita ada?" Tanyanya saat aku sedang memakai sepatu di teras rumah. Aku yang melihat kebawah, sama sekali tidak mendongak ke atas untuk melihat siapa yang bertanya. Karena aku memang ma
Miskin Setelah BerceraiPart 27Pov Dokter AntaraAku berdiri mematung di tempat, menarik nafas dalam-dalam meraup semua oksigen yang ada di ruangan ini. Mataku berkedip beberapa kali lebih cepat, tidak terasa air mataku mengalir begitu saja. Untuk beberapa saat aku terisak sambil bersimpuh, dia… Andiniku, gadisku, ternoda. Aku tidak melihat lagi bagaimana reaksi kedua manusia durjana itu, mereka terlihat sibuk mengambil baju masing-masing dan memakainya. Beberapa kali Andini memanggilku tapi sama sekali tidak kuhiraukan.Aku sibuk dengan pikiranku sendiri, menerawang jauh kenangan indah yang pernah kulalui dengan Andini.Dulu, suaranya dapat menyembuhkan luka rinduku. Dulu, suara manjanya bisa meredakan lelahku. Sekarang, suara itu, aku sungguh jijik."Mas, aku bisa jelasin semuanya Mas. Ini tidak seperti yang kamu lihat," jelasnya sambil mengguncang bahuku yang terisak."Kenapa Andini? Kenapa? Apa salahku hingga kamu sakiti berulang kali?" Aku berteriak dan menggema keseluruh ruanga