Grace sangat tahu kelemahan Julius yaitu melihat dirinya berpakaian rumahan di mana hanya menggunakan kaos kebesaran tanpa bawahan atau celana, bahkan terkadang Grace tidak menggunakan pakaian dalamnya untuk memudahkan mereka melakukan kegiatan ranjang. Kebiasaan yang lain adalah duduk dipangkuan Julius sehingga memudahkan tangannya bergerak ke seluruh tubuh Grace terutama di tempat kesukaannya yaitu bukit kembar dan juga bagian bawahnya.
“Kamu selalu bisa mengurangi stress aku” saat bibir Julius memainkan telinga Grace membuat suara desahan terdengar “kamu seksi sekali” meremas bukit kembar Grace “udah bilang nginap di sini?” Grace mengangguk pelan “bagus.”
Julius mengangkat Grace agar duduk berhadapan dengan dirinya di mana Grace dapat merasakan miliknya yang tegang dan berdiri, gerakan perlahan yang Grace lakukan membuat Julius tidak tahan dibukanya pakaian Grace sehingga sekarang tampak bukit kembarnya yang sempurna meski sudah memiliki anak di mana warna merah muda membuat tampak menyenangkan dan ingin segera dihisap perlahan. Salah satu Julius bisa bertahan dengan Grace adalah permainan ranjangnya yang bisa memuaskan dirinya bahkan ketagihan, kegiatan mereka berdua semakin panas di mana Julius sudah memasuki Grace dengan posisi yang masih sama yaitu berada di pangkuannya. Wajah Grace ketika melakukan kegiatan panas mereka memberikan sensasi berbeda pada diri Julius yang tidak didapatnya dari wanita lain, Julius sudah jatuh dalam pesona Grace semenjak awal bertemu.
Flashback
Julius bertugas di salah satu mall acara yang diadakan pemerintah dan secara kebetulan tempatnya bekerja mendapatkan jatah untuk presentasi dan ikut serta dalam pameran yang diadakan, Julius yang bosan mencoba berkeliling untuk melihat kondisi pameran tapi alasan lain adalah mencari penyegaran mata alias cewek – cewek cantik. Terlalu lama hidup sendiri membuat Julius membutuhkan sentuhan wanita dan selama ini melakukan dengan bermain solo karena bagi Julius hubungan yang benar adalah atas dasar cinta dan itu membuat Julius sangat memilih dalam memilih wanita. Langkah kaki terhenti di salah satu tempat pameran yang bergerak di bidang investasi di mana tatapannya jatuh pada wanita yang bersama salah satu customer sedang menjelaskan, dari cara berbicara membuatnya tertarik dengan perlahan langkah kaki Julius melangkah mendekati wanita tersebut.
“Bisa dibantu?” seorang pria mendekatinya yang hanya dijawab gelengan kepala Julius membuat pria tersebut mundur dan melayani yang lain.
Julius mendekat untuk melihat dan mendengar suaranya, cara pembawaan yang tenang membuat sesuatu dalam diri berdetak kencang sama seperti ketika pertama dirinya jatuh cinta pada sang mantan. Senyuman wanita ini semakin membuat Julius terpana dan bentuk wajahnya yang oval di mana bibir tipisnya yang menggunakan lipstick memberi kesan tersendiri ditambah warna kulitnya yang putih, Julius semakin penasaran dengan wanita ini tapi berusaha untuk tidak terlalu terlihat bahwa tertarik. Julius masih bertahan hingga orang disampingnya selesai membuat wanita ini mendekati Julius yang tampak terkejut ditambah senyuman di bibirnya yang membuat terpaku ditempat.
“Bisa dibantu? Nama saya Grace salah satu tim di sini dan saya lihat masnya memperhatikan dari tadi mungkin ada yang ditanyakan?.”
“Berapa nominal untuk bisa investasi?” pertanyaan tiba – tiba keluar dari bibir Julius membuat wanita bernama Grace tersenyum.
Julius menatap Grace yang menjelaskan sama seperti sebelumnya dan beberapa kali menanyakan apa Julius paham dengan penjelasannya yang hanya diangguki tanpa memikirkan lebih lanjut, cukup lama Grace menjelaskan dengan Julius yang hanya mendengarkan meski dengan satu dua pertanyaan. Grace yang menatap Julius tampak tertarik segera memanggil pria yang tadi menyapa dirinya bernama Yusuf untuk menjelaskan lebih lanjut dengan Grace tetap disamping pria tersebut, tidak lama Grace dipanggil rekannya yang lain untuk istirahat terlebih dahulu.
“Saya yakin mas hanya ingin melihat Grace bukan karena ingin investasi” Julius terkejut saat Yusuf mengatakan hal tersebut disertai senyuman menggoda “masnya jaga di bagian properti kan?” Julius hanya mengangguk “sebelum jauh dekat sama Grace hanya mau bilang jika dia sudah memiliki anak jadi mas harus siap.”
Julius tersenyum mendengar kata-kata Yusuf “saya juga bukan pria suci jadi tidak masalah karena itu hanya masa lalu yang terpenting adalah masa depan.”
Percakapan sederhana dengan Yusuf membuat hubungan mereka semakin dekat, bahkan sering beberapa kesempatan mereka nongkrong bersama bukan untuk menceritakan masalah pribadi tapi lebih pada kesukaan masing-masing. Julius pun memasukkan dananya ke tempat mereka dengan nominal yang lumayan di mana untuk membantu Grace, berkat Yusuf pula hubungan Grace dan Julius berkembang yang semula hanya teman menjadi sesuatu yang lebih. Julius jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Grace saat melihatnya menjaga stand dan menjelaskan pada orang yang mendatangi tempatnya, gambaran mengenai Grace dalam benak Julius benar adanya di mana sosok yang lembut meski diluar tampak sombong, angkuh atau dingin. Segala penilaian negatif memenuhi Grace saat pertama kali bertemu dan itu adalah penilaian dari orang-orang terdekat Julius, banyak dari mereka menentang hubungan ini tapi Julius tidak peduli sama sekali dengan hal itu karena yang menjalani hubungan mereka tapi dirinya dan Grace.
Berkenalan dengan putri kesayangan Grace membuat Julius takut tidak diterima dengan baik tapi ternyata tidak di mana putrinya sangat dewasa meski masih anak-anak dan juga sisi manjanya terlihat jelas, tapi Grace mendidik dengan sangat baik dan membuat Julius bisa dekat dengan mudah. Perkenalan dengan putrinya sudah yang berarti tidak lama kemudian berkenalan dengan orang tuanya, di mana orang tua Grace sama seperti orang tua pada umumnya yang takut anaknya kecewa kembali tapi Julius berusaha untuk membuktikan bahwa dirinya layak menjadi suami Grace nantinya.
“Om, mama bilang nanti temannya juga datang ke sini mau berenang.”
“Yusuf sama istrinya terus ada Mbak Rachel sama suami dan anaknya, ada juga Devina sama pacarnya,” sahut Grace saat melihat Julius kebingungan “mumpung kita di sini kenapa gak ngundang mereka berenang, kapan lagi kumpul.”
Julius mengangguk karena memang kebiasaan mereka seperti itu dan selama ini Julius sudah memahaminya, beberapa kali juga ikut serta ketika mereka melakukan pertemuan apalagi jika acara kantor yang pasti Julius ikut hadir. Hubungan pertemanan di kantor tempat Grace terbawa di kehidupan luar meski mereka masih memiliki batas untuk ikut campur dalam permasalahan, tapi mereka selalu ada setiap ada yang memiliki masalah dengan memberikan solusi. Hal yang Julius pelajari dari pertemanan mereka ditambah dengan adanya Yusuf di mana satu-satunya pria yang menjadi penengah diantara para wanita, Julius sering meminta saran pada Yusuf bagaimana menghadapi Grace.
“Bagaimana bertemu dengan kedua orang tuaku?” perkataan Grace membuyarkan lamunan Julius.
“Menyenangkan dan aku nyaman.”
Flashback End
Julius menatap Grace yang tampak kelelahan setelah olahraga malam mereka, menutup tubuhnya yang tanpa busana agar tidak tergoda kembali. Julius beruntung memiliki Grace yang mengerti bagaimana dirinya luar dalam dan berjanji tidak akan melepaskan apa pun nanti masalah yang mereka hadapi.
Tidak peduli dengan apa yang Sebastian katakan, pada dasarnya Grace sendiri tidak yakin jika anak ini adalah anak Sebastian. Menikah dengan Raditya adalah rencana yang paling masuk akal, membuat Raditya tidak mengetahui tentang anak yang dikandungnya adalah tujuan utama setidaknya anak ini memiliki ayah itu yang ada dalam pikiran Grace.“Kamu benar mau menikah sama aku?” suara Raditya membuyarkan lamunannya.Grace mengangguk “Pernikahannya nanti malam kenapa malah bertanya sekarang?”Raditya tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Grace “Setidaknya aku tanya pendapat kamu karena kita menikah di rumah sakit.”“Bukan masalah besar.”Pernikahan mereka akan diselenggarakan malam ini, lebih tepatnya beberapa jam lagi. Grace sudah berganti pakaian kebaya dengan riasan minimalis, disampingnya ada Olla dan ibunya sendiri masih di ranjang pasien, sedangkan ayahnya berada tidak jauh dari ibunya. Gr
Grace tidak tahu harus berbuat apa saat melihat hasil pemeriksaan yang dilakukannya, tanda dua yang menyatakan bahwa dirinya sedang hamil. Tidak ada dalam bayangannya siapa benih yang ada didalam dan tidak mungkin mengatakan pada Raditya yang artinya bisa jadi pernikahan mereka akan terhenti, Grace membutuhkan Raditya untuk menutupi siapa ayah dari bayi yang ada didalam kandungannya saat ini.“Apa yang harus aku lakukan?” membelai lembut perutnya yang masih rata.Memilih keluar dari kamar mandi dan langsung membuang bukti begitu saja, satu hal Grace tidak ingin menikah dengan Sebastian. Raditya sendiri bukan pilihan tepat tapi mengharapkan Julius lebih tidak mungkin, Julius bisa saja langsung menikahinya saat tahu dirinya hamil tapi orang tuanya.“Darimana?” tanya Raditya yang secara tiba-tiba ada dihadapan Grace “Kenapa pucat?” membelai lembut pipi Grace yang hanya dijawab gelengan kepala “Pernikahan kita terjadi besok
Grace tahu keputusannya tidak benar-benar akan terjadi dalam waktu dekat, tapi nyatanya tidak demikian sang ibu sadar keesokan harinya. Raditya selalu berada disamping Grace bahkan sudah dekat dengan Olla, melebihi kedekatan Olla dengan Julius yang membuat Grace yakin dengan keputusannya.“Kalian benar akan menikah?” tanya sang ibu menatap penuh harap pada Grace dan Raditya.“Lagi persiapkan semuanya, Bu.” Raditya menjawab dengan nada lembutnya membuat Grace hanya diam.Menatap sang ibu yang sudah sadar cukup membuat Grace bersyukur tanpa henti, bahkan dirinya sudah memberikan kabar pada Julius mengenai kondisi ibunya saat ini. Julius sendiri tidak bisa datang disebabkan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, penjelasan Julius membuat Grace bernafas lega setidaknya pria itu tidak datang saat dirinya menikah dengan Raditya nanti.“Bunda benar menikah sama Om Raditya?” Olla menatap Grace dengan tatapan ingin tahu &l
Percintaan mereka membuat Grace tidak bisa berpikir jernih, bahkan melupakan jika mereka tanpa menggunakan pengaman sama sekali dan lebih parah lagi baru saja melepaskan kontrasepsi. Menatap kamar yang baru saja menjadi saksi mereka berdua dalam melakukannya semalam, belaian yang Raditya lakukan masih diingat olehnya.“Ayo kita harus ke rumah sakit.” Raditya memegang lengan Grace yang membuatnya tersadar dari lamunan.Mengikuti langkah Raditya menuju rumah sakit yang langsung tersadar dengan kondisi ibunya, ketakutan kecil hadir membayangkan hal buruk yang terjadi pada ibunya. Genggaman tangan Raditya membuat Grace sedikit merasa tenang, bahkan tidak merasakan ketakutan besar atau bisa dikatakan merasa terlindungi. Grace menatap sang ayah yang berjalan mondar mandir depan pintu membuat Grace datang dan memeluknya erat, Grace hanya menepuk punggung ayahnya perlahan untuk menenangkan.“Ibu kamu tadi mengalami sedikit pendarahan dan harus dimasukk
Pertemuan dengan keluarga Raditya membuat Grace menggelengkan kepala karena bagaimana pun tidak ingin menjadi istri kedua, meski begitu keputusan Grace tetap sama yaitu melepas alat kontrasepsi setelah sekian lama.Keadaan ibunya sendiri belum mengalami perkembangan sama sekali dan Raditya lebih sering menemani dirinya dibandingkan Julius, entah bagaimana ceritanya keluarga Julius memintanya mengurus perusahaan yang ada di pusat. Julius mengatakan ini salah satu syarat agar hubungan mereka direstui, meski sebenarnya Grace tidak peduli sama sekali mengenai hal itu.“Kalau ibu sembuh nanti kita jalan – jalan.”Grace memandang Raditya dengan tatapan bingung “jalan – jalan kemana?”“Umroh.”Membelalakkan matanya mendengar perkataan Raditya “kita lihat saja nanti.”Tidak memberikan jawaban semestinya membuat Raditya hanya tersenyum, Grace memandang dengan tatapan aneh pada Raditya dimana
Perkataan Julius malam itu membuat Grace berpikir banyak dengan perlahan melangkah keluar dari rumah sakit menuju kesalah satu rumah sakit dimana dirinya memasang alat pengaman dengan ditemani Julius saat itu, Grace sudah sangat yakin melepaskan pengaman agar bisa hamil anak Julius dan hubungan mereka bisa melangkah jauh.Julius datang tidak lama kemudian dimana mereka saling menatap saat berada didepan ruang periksa, melangkah mendekat dengan langsung menggenggam tangan Grace. Grace sangat tahu apa yang ada dalam pikiran Julius saat ini dimana karena secara tiba – tiba berubah pikiran, tidak lama nama Grace dipanggil membuat mereka masuk kedalam dan dokter langsung meminta mereka masuk kedalam kamar untuk proses selanjutnya.“Kenapa kamu melakukan ini?”“Anak akan membuat orang tua kamu merestui kita.”Julius menghembuskan nafas pelan “tapi tidak perlu sejauh ini.”“Bukti bahwa aku mencintaimu dan si