Bibir Valerie membentuk garis datar, keningnya mengernyit sesaat, dan kedua tangan gadis itu juga mengepal dengan erat. Wajahnya tidak menunjukkan emosi apapun, namun sepasang manik biru langit miliknya tersebut sudah cukup untuk memperlihatkan apa yang tengah dia rasakan. Valerie merasa kesal, seperti sebuah api besar yang terkurung dalam gunung es kembali tersulut dan ingin menghancurkan sesuatu.
“Terus… nikmat sekali!!” Suara pekikan seorang perempuan terdengar lagi dari dalam.
Tidak hanya suara seorang perempuan yang mendesah dengan panas terdengar dari dalam, sayup-sayup Valerie juga mendengar suara seorang pemuda bersamaan dengan suara desahan itu.
“Sial… kau seksi sekali!!!”
Andy! Nama itu muncul dalam benak Valerie.
Valerie tahu Andy mengkhianatinya, pemuda itu berselingkuh dengan mantan sahabat baik Valerie di belakangnya, padahal Valerie dan Andy telah menjalin hubungan selama dua tahun. Valerie tidak tahu kapan pastinya hubungan gelap Andy dimulai, apakah barusan atau lebih lama dari itu.
Ketika Valerie tewas di kehidupan pertamanya dan kemudian jiwanya menjadi orang lain di dua dunia sebelum kembali, salah satu hal yang mendorong Valerie untuk tidak menyerah adalah Andy. Valerie berpikir dia memiliki seseorang yang tengah menunggunya di dunia ini, untuk itu dia ingin segera kembali ke sini. Namun, siapa sangka kalau orang yang Valerie pikir tengah menunggunya ternyata adalah orang yang mendorongnya ke jurang penderitaan di tempat pertama.
Valerie ingat bagaimana Andy berusaha mendekatinya, tanpa ada kata menyerah pemuda itu terus menunjukkan semua perasaan yang dia miliki kepada Valerie. Hubungan keduanya bisa dikatakan tidak mudah, terutama dengan reputasi buruk yang Valerie miliki. Namun, ketika Valerie bertanya kepada Andy mengenai hal itu, sang pemuda mengatakan kalau dia tidak keberatan dengan reputasi buruk yang melekat pada diri Valerie.
Orang mana yang hatinya tidak tersentuh setelah mendengarkan kata-kata tulus seperti itu? Valerie sendiri bukanlah pengecualian, dia mulai tertarik dengan Andy dan akhirnya mereka pun berpacaran sejak saat itu. Bahkan setahun setelah bersama, mereka berdua memutuskan untuk tinggal bersama di apartemen yang Valerie beli.
Andy yang selalu memperlihatkan ketulusan dan rasa cintanya di depan Valerie ternyata tidak lebih dari seorang penipu. Valerie tidak pernah menyangka kalau selama ini dia selalu berada dalam ilusi kepalsuan, jaring-jaring mimpi yang Andy pasang mengikat gadis itu tanpa dia sadari, membuat Valerie tertipu dan baru terbangun setelah mengetahui pengkhianatan kekasihnya.
Valerie bersyukur hatinya tidaklah rapuh seperti dulu. Meskipun dia tidak bisa menerima pengkhianatan yang dilakukan oleh kekasihnya sendiri, Valerie tidaklah sedih. Sepertinya Valerie tidak terlalu mencintai Andy seperti yang dia pikirkan sebelumnya, buktinya dia tidak merasa sedih ketika mengetahui perselingkuhan Andy dengan Jennifer. Kecuali rasa marah, Valerie tidak merasakan emosi lainnya.
“Ahh… ah… lebih cepat lagi!!!” desah suara perempuan dengan nada yang begitu erotis, setengah berteriak untuk menyuarakan kenikmatan yang dia rasakan.
Suara itu adalah milik Jennifer, Valerie mengenalinya dengan baik.
Bunyi berisik dan ranjang yang dihentak-hentakkan menyertai geraman serta desahan yang penuh akan nikmat. Pertarungan panas yang dilakukan oleh pasangan gelap dalam kamar Andy tidak mempengaruhi hati Valerie, gadis itu malah terlihat tenang-tenang saja seperti yang tengah berselingkuh di dalam sana bukanlah kekasihnya sendiri.
Geraman Andy dan desahan Jennifer menghujani area apartemen. Mereka berdua yang terlalu fokus dalam pergulatan panas di atas ranjang itu pun tidak tahu kalau di luar sana si pemilik apartemen tengah berdiri dan memergoki perbuatan mereka.
Wajah Valerie yang terlihat dingin tersebut tertekuk sedikit. Kilatan mata tajamnya yang menyorotkan kemarahan perlahan-lahan meredup.
Valerie tidak mendobrak kamar Andy maupun memisahkan keduanya, dia membiarkan dua sejoli yang ada di dalam kamar meneruskan aksi erotis yang tidak sepantasnya dilihat oleh anak di bawah umur.
Apakah Valerie hanya akan berdiam diri secara pasif begitu saja?
Mustahil hal seperti itu Valerie lakukan. Kebencian lama bertemu dengan kebencian baru, Valerie tidak akan membiarkan mereka pergi begitu saja tanpa membuat perhitungan yang bagus.
“Glory, kau monitor keduanya untuk sementara!” perintah Valerie kepada sang sistem melalui suara hatinya.
[Apa yang ingin kau lakukan?]
Glory tidak menolak perintah Valerie, sang sistem segera melakukannya setelah diperintahkan dan masih sempat untuk bertanya.
“Kau akan mengetahuinya nanti,” jawab Valerie, tidak sekalipun terlihat terburu-buru untuk memberitahu Glory mengenai apa yang tengah direncanakannya.
Gadis itu berjalan keluar dari dalam apartemen, namun dia tidak pergi meninggalkan area itu begitu saja. Dengan sistem canggih untuk mengawasi kegiatan Andy dan Jennifer dalam apartemen, Valerie tidak khawatir keduanya akan kabur ataupun dapat memprediksi apa yang akan mereka temui nantinya. Terlebih lagi, sekarang ini mereka tengah melakukan sebuah aksi pornografi yang jauh menyita perhatian.
Pemandangan panas yang begitu erotis masih berlangsung dalam kamar Andy. Mereka memasuki ronde berikutnya, dan gerakan tempat tidur yang dihentak-hentakkan akibat pergerakan di atasnya pun bertambah semakin keras.
Desahan Jennifer semakin menjadi-jadi, tubuh moleknya yang tidak tertutup oleh sehelai benang itu terlihat semakin seksi dengan gerakan meliat-liat dari pinggulnya. Sang pemuda yang tengah diburu oleh api asmara tidak berhenti untuk menjamah tubuh gadis itu, membuat keduanya semakin melayang ke surga.
Saat mereka akan mencapai puncak kenikmatan, tiba-tiba pintu kamar didobrak dari luar, dan lima orang laki-laki berseragam satpam masuk begitu saja.
“AAAKHH!!!!” teriak Jennifer yang terkaget, secara reflek dia mendorong tubuh Andy dari atasnya dan dengan segera menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya.
Kelima satpam yang terlihat beringas tersebut membatu di tempat ketika melihat aksi panas yang tersaji di depan mata mereka. Beberapa menit yang lalu kelimanya mendapatkan laporan ada seorang pencuri yang masuk dalam apartemen Nona Meyer, sehingga mereka pun segera bergegas untuk menangkap pencuri tersebut.
Akan tetapi, mereka tidak menyangka kalau yang mereka temukan bukanlah pencuri, tetapi dua orang yang tengah memadu kasih. Apa yang tengah terjadi di sini?
“Apa yang kalian lakukan di sini???!! Keluar!!!” bentak Andy dengan suara keras.
Pemuda itu menarik ujung selimut untuk menutupi bagian bawah tubuhnya, dia merasa marah karena lima orang satpam ini dengan kurang ajarnya mendobrak pintu dan masuk begitu saja tanpa izin. Hasrat yang dia miliki langsung menghilang, semuanya tergantikan oleh kekesalan yang luar biasa.
Kelima satpam tersebut masih berdiri di sana, membatu di tempat dan tidak tahu harus melakukan apa. Namun, suara keras Andy yang membentak tersebut membuat kelimanya tersadar.
“Maafkan kami, kami segera datang ke sini karena mendapat laporan kalau ada pencuri yang masuk ke apartemen Nona Meyer.” Salah seorang satpam memberi penjelasan kepada Andy.
Meskipun demikian, beberapa satpam yang mengenal semua penghuni di gedung apartemen ini tentu saja mengetahui kalau wanita yang bersama dengan Andy bukanlah Valerie. Bukankah ini artinya Andy yang katanya kekasih Valerie Meyer tengah berselingkuh dan kemudian tertangkap basah oleh mereka berlima akibat laporan palsu itu?
Kelimanya bukanlah orang bodoh, mereka tahu betul mengapa seseorang menyuruh mereka segera bergegas datang ke tempat ini. Dan identitas dari orang yang memanggil mereka tidak perlu ditebak lagi.
“Mengapa kalian diam membatu di sini? Segera seret dua orang pencuri itu dari tempat ini!!” Sebuah suara yang merdu terdengar dari belakang tubuh besar kelima satpam itu, memberikan perintah yang begitu tegas dan tidak menerima sanggahan sedikit pun.
Baik kelima satpam serta dua orang ‘pencuri’ yang ditunjuk tersebut langsung menoleh ke sumber suara berasal. Mereka menemukan sosok cantik Valerie telah berdiri di sana, gadis itu melepas kacamata hitam yang melekat di pangkal hidung dan mendorongnya ke atas kepala.
Valerie tersenyum dengan manis, sepasang manik biru langitnya berkilat penuh kecemerlangan ketika dia melihat sosok (mantan) kekasihnya terlihat begitu berantakan dengan (mantan) sahabatnya. Dan dua orang itu juga tidak mengenakan satu pakaian pun di tubuh mereka.
“Seret mereka berdua keluar dari gedung apartemen ini. Pemandangan yang mereka tunjukkan membuat mataku panas,” keluh Valerie.
Gadis cantik itu tidak terlihat sedih maupun marah, tetapi begitu tenang layaknya dua orang yang ada di depan matanya adalah sesuatu yang menjijikkan.
“Valerie!!” panggil Andy.
Andy yang berdiri dari tempat tidur ingin menghampiri sosok Valerie, tetapi seorang satpam yang bertubuh besar menghalangi pandangannya dari Valerie, melindungi sosok gadis cantik itu di belakang tubuhnya.
“Minggir!!” bentak Andy. Dia berusaha untuk maju dan mendekati Valerie, tetapi dia kalah kuat dari sosok satpam itu. “Valerie, apa yang terjadi di sini tidak seperti apa yang kau lihat. Ini semua adalah kesalahpahaman saja!!”
Wajah kelima satpam sedikit berubah, tetapi mereka tidak memberikan komentar apapun. Mereka juga laki-laki, bagaimana mungkin mereka tidak bisa melihat kalau yang terjadi bukanlah kesalahpahaman seperti yang Andy jelaskan. Mereka hanya tidak menduga kalau Nona Meyer mengetahui perselingkuhan kekasihnya dan memilih untuk membereskan keduanya dengan cara seperti ini.
“Sebuah kesalahpahaman yang membuatmu tidur dengan Jennifer, aku sangat mengerti hal itu,” ujar Valerie yang masih terlihat tenang, bahkan dia sempat menganggukkan kepala untuk mendukung ucapannya tersebut. “Bahkan aku tidak yakin kalau ini adalah yang pertama kalinya.”
“Valerie, dengarkan penjelasanku!!!” pinta Andy.
“Oke, tidak ada yang perlu kau jelaskan lagi. Aku sudah mengatakannya kalau aku mengerti dengan apa yang terjadi, Andy,” balas Valerie, mengibaskan tangannya sedikit untuk mempertegas maksudnya.
Mata Valerie melirik ke arah Jennifer yang terlihat ingin memungut pakaiannya di atas lantai, mana mungkin Valerie membiarkan dua orang ‘pencuri’ ini pergi begitu saja. Mereka berdua telah menjebak Valerie dan membunuhnya di masa lalu, sekarang gantian gadis itu yang akan ‘membunuh’ mereka.
Valerie menghiraukan rancauan yang Andy berikan, dia mengambil 3000 dollar dari dalam tas dan memberikannya pada seorang satpam yang berdiri di sampingnya.
[Ding! 3000 dollar telah digunakan, Host mendapatkan tambahan waktu hidup sebanyak 30 menit.]
Dalam hati Valerie ingin sekali mengatakan kalau Lord God dan Glory pelit sekali, 3000 dollar yang dia keluarkan hanya membuatnya mendapat 30 menit saja. Walaupun Valerie ingin menyuarakan protes, wajahnya tidak menunjukkan apapun dan masih terlihat fokus dengan apa yang tengah dia lakukan.
“Kalian tahu harus melakukan apa,” tutur Valerie dengan senyum kecil yang bertengger di bibirnya.
Sang satpam yang menerima uang dari Valerie terlihat senang sekali, dia dengan segera memasukkan uang tersebut ke saku celana dan kemudian memerintahkan keempat rekannya untuk menyeret dua ‘pencuri’ ini keluar dari gedung apartemen.
“Lepaskan aku!!! Lepas… lepas!!!” pekik Jennifer yang mendapati dua orang satpam menariknya keluar dengan paksa dari dalam kamar, selimut yang dia pegang terjatuh dan tubuhnya yang telanjang bulat terpampang dengan jelas di sana.
Tidak hanya Jennifer saja, bahkan Andy pun juga mendapatkan perlakuan yang sama. Kelima satpam itu menyeret Andy dan Jennifer dari apartemen Valerie.
“Valerie, dengarkan aku!!! Aku mohon!!!” rancau Andy yang mencoba melepaskan diri, tetapi bagaimana mungkin tubuh kurus sang pemuda menjadi tandingan dari satpam yang bertubuh kekar tersebut.
Valerie menghiraukan rancauan dua orang itu, dia mengambil sebuah selimut dari atas lantai dan melemparkannya ke arah Andy.
“Gunakan selimut ini, jangan sampai ada anak di bawah umur melihat pemandangan menjijikkan yang kalian buat. Aku tidak ingin moral generasi muda rusak karena melihat mereka berdua,” sahut Valerie.
Sebelum Andy yang diseret oleh satpam keluar dari apartemennya, Valerie pun mengucapkan sesuatu yang membuat Andy membeku di tempat. Ekspresi pemuda itu mirip seperti orang yang tersambar petir di siang bolong.
“Andy, mulai sekarang kita putus!”
Gadis itu tidak mengikuti para satpam yang mengusir Andy dan Jennifer keluar dari gedung apartemen, dia sudah memberi uang kepada para satpam untuk melakukan apa yang dia inginkan kepada dua orang itu. Setelah mereka semua keluar dari apartemennya, Valerie langsung mengunci pintu dari dalam lalu berjalan menuju ruang tengah, dia duduk di atas sebuah sofa empuk yang ada di sana.
“Glory, tunjukkan gambar mereka padaku!” perintah Valerie.
Begitu Valerie selesai memberikan perintah, sebuah layar hologram yang hanya bisa dilihat oleh Valerie seorang muncul di depannya. Pada layar itu terlihat gambar Andy dan Jennifer yang diusir oleh kelima satpam dari gedung apartemen.
Mereka berdua terlihat memalukan dengan tubuh yang hanya dibalut oleh selimut saja, dan suara protes mereka yang begitu keras menarik perhatian dari para tetangga serta orang-orang yang ada di jalanan. Begitu mereka melihat apa yang terjadi, orang-orang itu pun langsung menonton acara pengusiran itu, bahkan tak jarang dari mereka yang mengambil smartphone dan merekamnya.
Valerie yang melihat semua itu dari layar hologram milik Glory tertawa kecil, hatinya yang terasa sesak beberapa saat yang lalu kini langsung lega, seperti jeratan yang mengikat gadis itu terlepas. Andy dan Jennifer adalah orang yang membunuh Valerie di masa lalu, tidak mungkin dia melepaskan keduanya begitu saja tanpa melakukan balas dendam.
“Glory, apa kau menyimpan rekaman perselingkuhan yang mereka lakukan sampai pengusiran yang terjadi barusan?” tanya Valerie.
[Sistem ini menyimpannya dalam memori seperti yang kau perintahkan, Valerie.]
Sang sistem menjawabnya dengan suara dingin seperti biasanya.
Valerie mengambil sebuah bantal dari sofa dan memeluknya dengan erat.
“Kau edit video tersebut dan kemudian sebarkan ke twitter menggunakan akun anonymous. Gunakan virus yang aku simpan dalam databasemu pada video tersebut, sehingga video itu tidak akan bisa dihapus oleh pihak twitter selama dua hari,” tunjuk Valerie.
Glory yang memiliki sistem canggih dan berasal dari dimensi lain tidak bisa disamakan dengan teknologi di dunia ini. Tidak hanya video yang Glory sebarkan tidak akan bisa dihapus, Valerie juga memastikan kalau pakar teknologi tidak akan bisa mendeteksi asal dari video tersebut. Dua hari setelah disebarkan di dunia maya, video dari akun anonymous tersebut akan terhapus dan akunnya pun juga menghilang.
Valerie memastikan dua protagonis dalam video tersebut akan menjadi artis dadakan. Semakin keduanya terkenal, semakin senang Valerie.
Setengah jam berlalu setelah insiden tersebut terjadi. Valerie yang masih duduk dalam diam di ruang tengah masih belum beranjak dari sana, seperti ada sesuatu dalam pikirannya.
Pandangannya menerawang, ekspresinya begitu lelah. Valerie yang tadinya begitu enerjik dan angkuh kini terlihat begitu berbeda setelah semuanya berlalu. Bahunya yang ringkih bergetar, desah kecil pun keluar dari bibir mungil itu setelahnya.
Glory yang melihat keadaan Valerie merasa sedikit khawatir, karena itulah sang sistem dengan hati-hati bertanya padanya.
[Valerie, apa kau merasa puas?]
“Sedikit,” balas Valerie.
[Sedikit? Bukankah Andy dan Jennifer adalah dua orang yang membunuhmu di masa lalu dan kini kau berhasil membalas perbuatan mereka?]
Gadis itu tidak langsung menjawab pertanyaan Glory. Bibirnya yang bergetar membentuk sebuah senyum kecil, mengisyaratkan keringkihan hati dan juga kesedihan yang dia miliki.
Valerie berusaha untuk tegar, keyakinannya selama ini goyah setelah menerima kenyataan yang ada. Andy dan Jennifer, dua orang yang Valerie percayai dengan sepenuh hati ternyata adalah orang yang menikamnya di masa lalu, membuat Valerie jatuh ke neraka dan tidak bisa kembali lagi.
[Semuanya sudah berlalu, Valerie. Kau berada di sini sekarang, jangan biarkan kesempatan kedua yang kau dapatkan dengan susah payah terbuang dan hanya terisi oleh kesedihan belaka.]
Lihatlah, orang-orang yang Valerie percayai tidak bisa dibandingkan dengan Glory yang notabene tidak memiliki entitas. Valerie berpikiri matanya tertutup oleh kotoran sehingga dia tidak bisa melihat orang-orang yang dia sebut sebagai teman.
“Glory… aku mengerti sekarang. Aku tidak akan menjadi buta seperti dulu,” gumam Valerie.
Air mata yang terkumpul di pelupuk mata diusap. Kedua pipi pun ditepuk perlahan sebelum suara napas yang panjang terdengar. Emosi kelam yang Valerie miliki pun tergantikan oleh ketenangan, awan mendung yang tadinya menyelimuti dirinya pun kini sudah memudar.
Valerie mengambil smartphone miliknya yang tergeletak di atas meja. Sesaat kemudian dia sibuk mengutak-utik smartphone di tangannya, menulis sebuah pesan kepada seseorang dan setelah berhasil mengirimkannya.
[Valerie, apa yang ingin kau lakukan?]
Suara Glory terdengar, menyuarakan keraguan dan juga tanda tanya yang dimiliki sang sistem akan tindakan yang Valerie lakukan.
Seperti tahu keraguan yang Glory miliki setelah mendengar teorinya, bibir Valerie menyunggingkan sebuah senyum kecil. Gadis itu menghela napas panjang dan kemudian menekan nomor Bos Walker yang tertera di layar ponsel.
“Ada sesuatu yang membuatku penasaran. Andy dan Jennifer adalah orang yang menyebabkanku terbunuh di hotel itu, tetapi aku ragu mereka bisa melakukan semua itu dengan mudah tanpa ada campur tangan seseorang di belakangnya,” kata Valerie
“Orang kecil seperti mereka tidak akan bisa menghubungi orang seperti Bos Walker,” imbuh Valerie lagi sebelum dia memfokuskan pada panggilan teleponnya.
Setelah panggilannya diangkat oleh Bos Walker, Valerie menyuruh Glory untuk diam.
“Bos Walker, selamat pagi…. Aku harap pagimu sangat menyenangkan,” sapa Valerie seperti dia bukanlah orang yang merusak hari Bos Walker semalam.
Mendengar suara ‘iblis’ dari seberang sana, Bos Walker yang kini berwajah pucat akibat ketakutan hampir saja melemparkan telepon yang dia genggam.
Setelah kembali dari hotel semalam, Bos Walker segera menyuruh orang-orang kepercayaannya untuk menghapus semua bukti-bukti kejahatan yang Valerie sebutkan dari sistem komputer. Akan tetapi, berapa pun mereka mencoba untuk memusnahkan semua itu, bukti-bukti tersebut muncul lagi terus-terusan seperti sebuah virus yang tidak bisa ditangani.
Karena itulah Bos Walker tersadar kalau Valerie Meyer bukanlah gadis biasa seperti yang dia duga sebelumnya, ancamannya tidak sekedar gertakan sambal demi menakut-nakuti dirinya. Apabila Bos Walker membuat Valerie tidak senang, bisa saja gadis itu akan menghancurkan perusahaannya seperti yang dikatakannya sebelum ini. Tidak heran kalau mendengar suara Valerie dari panggilan yang diterimanya langsung membuat Bos Walker trauma.
“No…Nona Meyer, apa yang bisa kulakukan untukmu??” Suara Bos Walker terdengar terbata-bata, tetapi hal itu tidak terlalu dianggap serius oleh Valerie.
“Apa yang kuminta semalam sudah kau lakukan?” tanya Valerie.
“Aku akan bertemu dengan William Meyer nanti siang. Nona Meyer tidak perlu khawatir, aku akan menolak proyek yang dia ajukan perusahaanku.”
Valerie mengangguk, dia tidak tahu kalau di seberang sana Bos Meyer berkali-kali menggunakan sapu tangan untuk mengelap keringat dingin yang terus membasahi keningnya.
Tanpa memberi kesempatan bagi Bos Walker untuk bertanya, terlebih dahulu Valerie mengatakan tujuannya menelepon Bos Walker.
“Ada satu hal yang aku harap Bos Walker bisa lakukan untuk membantuku.”
Suara itu memiliki sebuah jeda. Terdengar singkat, tetapi bagi Bos Walker jeda dalam panggilan Valerie mirip seperti sebuah ketenangan sebelum badai besar terjadi.
Di sebuah ruang kantor yang berukuran besar dengan desain modern minimalis dan terkesan dingin, seorang pemuda terlihat berdiri di depan jendela. Kaca jendela dengan ukuran besar dari langit-langit ruangan sampai ke lantai membuat pemandangan yang tersaji di belakangnya terlihat begitu jelas, bahkan dari sana pula pemuda itu bisa melihat betapa ramainya jalanan dan kendaraan yang berukuran begitu kecil di luar sana. Semuanya terlihat seperti semut kecil di bawah gedung bertingkat tersebut. Pemuda itu bergeming di tempat, wajah tampannya dengan ekspresi yang begitu tenang tidak menampakkan emosi apapun, begitu pula dengan sepasang mata kelabu yang terlihat di balik lensa kacamata yang dikenakannya. Pemuda ini adalah sosok yang tidak bisa dijangkau oleh siapapun, bahkan oleh orang yang mengaku dekat dengannya ataupun mereka yang sering bertemu dengannya. Si pemuda memiliki paras yang sangat tampan dan mampu membuat para wanita yang melihatnya tergoda padanya. Akan tetapi, semua hal it
Suara itu bagaikan mimpi buruk bagi Valerie di masa lalu. Gadis itu berjengit sesaat kala namanya dipanggil, reaksi tubuhnya jauh lebih jujur ketimbang kata hatinya.“Kelayapan ke mana saja kau ini?? Aku sudah menunggu lama di depan apartemen bobrokmu!!” keluh Regina, dia menyilangkan kedua lengan di depan dada seraya memberi Valerie sebuah tatapan yang bersifat ancaman.Regina Meyer, kakak perempuan Valerie yang berbeda ibu dengannya adalah anak perempuan kesayangan Tuan Meyer. Apabila dibandingkan dengan Valerie, maka Regina adalah buah hati yang begitu disayang dan dimanja dalam Keluarga Meyer, karena itulah sifat Regina menjadi sangat angkuh dan semena-mena, menganggap dirinya yang paling berkuasa dan yang lainnya harus tunduk padanya.Walaupun Regina memiliki sifat yang buruk, di mata Tuan Meyer dan Keluarga Meyer lainnya gadis itu tidak lebih dari anak kecil yang manis. Regina memiliki wajah cantik yang imut, kemudian dia juga pandai mengambil hati orang lain dengan tingkahnya y
“Akkkh!!!!” Suara teriakan yang melengking tinggi terdengar, menyuarakan kepanikan yang berasal dari mulut Regina. Wajah Regina pucat pasi, keringat dingin mengucur deras di punggung, dan kedua matanya terbuka lebar seraya menatap Valerie dengan penuh horor. Mulutnya yang tadi mengucapkan sindiran tajam dan menusuk ke arah Valerie, kini hanya bisa terbuka sebelum menutup layaknya seekor ikan. Regina tidak bisa mengatakan apa-apa karena rasa takut yang masih menyelimuti dirinya. “Kau… kau….” Ucapan penuh getar itu terbata-bata, tidak bisa menyusun kalimat yang lengkap. Regina mengangkat dagu, melihat ke arah Valerie dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. Sesaat setelah Regina menghina mendiang ibu kandung Valerie, entah karena kerasukan apa Valerie melemparkan sepatu hak tinggi yang dikenakannya ke arah Regina. Andaikata Regina tidak segera menghindar, bisa dipastikan ujung runcing hak tinggi dari sepatu yang Valerie lempar akan mengenai kepalanya. Celakanya lagi, Regina yang mela
“Tidak ada banyak barang yang harus dibereskan, sehingga proses pindahan kali ini jauh lebih sederhana dari yang kukira sebelumnya,” ujar Valerie kepada diri sendiri. Gadis itu melirik ke arah jendela kamar dan menemukan matahari sudah mulai condong ke barat, tidak terasa waktu berputar begitu cepat ketika dia melakukan pekerjaan singkat yang bernama membereskan barang. Valerie menarik kedua tangan ke atas, melepas penat yang menyelimuti dirinya sejak tadi. Setelah dia merasa tubuhnya rileks, barulah Valerie merasa sedikit lapar, makanan terakhir yang dia lahap adalah waktu sarapan tadi dan itu semua sudah berlalu berjam-jam yang lalu. “Glory, apa kau ada rekomendasi restoran yang bagus untuk makan malam hari ini?” tanya Valerie kepada sistemnya yang begitu multifungsi. [Ada banyak restoran yang terdaftar di Milford, mulai dari restoran dengan cita rasa autentik sampai mancanegara, dari yang kaki lima sampai restoran sekelas Michelin berbintang.] Valerie menyentuh dagunya, berpiki
Apa yang kamu lakukan ketika bertemu dengan orang asing yang dulu pernah tidur denganmu dan kamu anggap pula sebagai seorang gigolo? Pertanyaan itu langsung terngiang dalam kepala Valerie. Dia merasa kikuk, sedikit bersalah, dan juga malu pada saat yang sama. Rasa malu yang Valerie miliki sedikit bertambah saat dia mendapati sepasang mata kelabu dari wajah tampan itu mengamatinya dengan lekat, dan apakah itu sebuah keterkesanan yang Valerie lihat di kedua mata itu? Valerie mengedipkan mata, dia berdehem sesaat sebelum keteguhan hatinya membuat perasaan malu yang tadi memuncak kembali tertarik ke belakang. Untuk apa Valerie merasa malu, pada dasarnya pergulatan di atas ranjang saat itu tidak hanya dirinya saja yang berpartisipasi, pemuda di depan Valerie ini juga sangat antusias sampai hampir membunuhnya waktu itu. Mengingat hal itu sebenarnya membuat Valerie sedikit merasa marah. “Kau tidak perlu takut aku akan menculikmu, aku hanya ingin berbicara denganmu mengenai waktu itu,” kata
“Bagaimana kalau aku menikahi Nona Meyer?” Kalimat itu kembali terngiang-ngiang dalam benak Valerie dan membuat pandangannya sedari tadi menerawang. Valerie tidak tahu bagaimana dirinya keluar dari mobil Cedric dan kemudian pergi dengan taksi yang kini dinaikinya, tanpa mengucapkan apapun seperti orang yang ingin kabur dari kenyataan. Gadis itu merasa pikirannya begitu kosong, terformat bersih hanya karena bom kecil yang berdampak besar dari Cedric. Ini bukanlah kali pertama Valerie mendapatkan pernyataan dari seorang laki-laki yang ingin menikahinya, tetapi dari semua pernyataan yang pernah dia terima, barulah pernyataan dari Cedric tersebut membuat Valerie serasa jiwanya melayang. Bukan karena gadis itu merasa senang, tetapi lebih karena terkejut sampai dirinya tidak tahu harus melakukan apa. [Valerie, kau membuat sistem ini merasa malu. Di dua dunia terdahulu kau pantang mundur dan tidak takut untuk mengorbankan nyawa di medan peperangan, tetapi kau menjadi pengecut hanya karen
[Selamat pagi, Valerie. Cuaca hari ini dipastikan sangat cerah sesuai ramalam cuaca. Apabila ke luar rumah jangan lupa untuk mengenakan sunblock agar kulitmu tidak terbakar.] [Hari yang cerah, saatnya untuk melakukan misi dan menambah waktu hidup yang semakin menipis. Ayo semangat!!] Dua kalimat penyemangat yang mirip seperti kata-kata motivasi dari seorang host di sebuah acara televisi membuat Valerie tersenyum. Setelah tiba di dunia asal Valerie sejak satu bulan lalu, sepertinya Glory memiliki obsesi dengan acara-acara hiburan yang ada di tempat ini, bahkan berita ramalam cuaca yang terdengar sangat membosankan pun tidak terlewatkan. Akibatnya, dalam beberapa hari terakhir Glory selalu mengumandangkan dua kalimat itu di setiap paginya, memberitahu Valerie mengenai kondisi cuaca dan juga mengatakan kalimat penuh kepositifan. Namun, yang paling Glory sukai di sini adalah sang sistem tidak pernah lelah untuk mengingatkan Valerie menjalankan misi. “Selamat pagi, Glory. Apakah Glenda
Valerie merasa lelah, dia tidak ingin bermain-main lebih lama lagi dengan pemuda yang bernama Cedric Wyatt ini.Status pemuda yang berdiri di hadapan Valerie ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan dirinya, akan tetapi hal itu tidak mengatakan kalau Cedric bisa mempermainkan Valerie begitu saja. Valerie bukanlah gadis naif seperti dirinya di masa lalu, dia tidak akan terbuai oleh kata-kata manis dari seorang laki-laki lagi, apalagi bila itu menyangkut masa depannya.Valerie berkaca pada dirinya di masa lalu, di mana dirinya yang bodoh tertipu oleh kata-kata manis dari Andy. Akibatnya, Valerie harus mengakhiri hidupnya sendiri dengan melompat dari gedung tinggi untuk mempertahankan kesuciannya pada waktu itu.Andy dan Cedric adalah dua individual yang berbeda, namun Valerie tidak bisa menurunkan tingkat kewaspadaan yang dimilikinya, tetutama ketika orang itu mencoba mendekatinya dengan kata-kata manis seperti ini.Melihat kecurigaan yang begitu tinggi pada manik biru langit gadi