Share

14. Puskesmas 2

Prangg....

Aku terkejut, rupanya nyai Rudiah menatap kami dengan wajah pias, gelas dalam genggamannya terjatuh hingga pecah. Mbak Zarima dengan sigap membersihkan pecahan gelas itu.

"Ap .... ap ... Apa yang kau cakap itu Aida?" Nyai Rudiah beringsut memegangi tangan Aida.

"Aida ... Aida ...." Nyai Rudiah menangis kencang. Suara tangisnya mungkin terdengar seisi puskesmas, karena Dokter Idhar dan teman-temanku datang menghampiri kami. Mereka menanyakan apa yang terjadi.

"Oh ... makasih Lidia ... makasih Lidia, kau selamatkan Aida," kata Nyai Rudiah, tangisnya mulai reda.

"Nyai, jam berapa Aida mulai sadar?" tanyaku

"Sekitar jam 3 malam tadi," kata nyai Rudiah sambil menyeka sisa-sisa air matanya.

"Lidia ... jam 3 malam itu kamu mimpi kan?" Kata Rani sambil berbisik di dekatku. Ya, itulah yang sedang aku pikirkan Rani. Aku mengangguk ke arah Rani

****

Jam dua belas siang Dokter kepala mengijinkan Aida pulang. Sepertinya dia sudah pulih seperti sedia kala.Teman-teman sudah pulan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status