Home / Romansa / Misteri Cinta di Lokasi KKN / 6. Kantor kecamatan 2

Share

6. Kantor kecamatan 2

Author: Nainamira
last update Last Updated: 2022-11-12 10:52:47

Kantor kecamatan seperti sebuah bangunan perkantoran pemerintah daerah pada umumnya. Di tengahnya terdapat gerbang masuk perkantoran. Halamannya nampak gersang, bagian pinggirnya ditumbuhi pohon pinang yang buahnya sudah banyak yang masak. Di depan kantor, terdapat beberapa motor yang terpakir.

Kami di sambut salah satu pegawai yang memakai baju olah raga, sepertinya kalau hari jumat mereka memakai seragam olah raga semua, sebelum memulai tugas mereka melakukan senam SKJ dahulu. Namun ada beberapa orang memakai pakaian biasa sedang duduk di bangku panjang yang disediakan, sepertinya mereka warga mau mengurus surat menyurat seperti KTP atau kartu keluarga.

Kami menyalami para pegawai di sana, mereka menyambut kami dengan ramah. Selanjutnya kami diarahkan ke sebuah ruangan, di sana kami di sambut oleh seorang bapak, kumis tebalnya membuat bapak tersebut penuh wibawa.

"Pak Camat ada urusan di kabupaten, rumah dinasnya ada di belakang kantor ini, tapi kalau akhir pekan beliau pulang ke rumah pribadinya di kota kabupaten," kata bapak tersebut memulai percakapan.

Akhirnya urusan kami diskusikan dengan bapak tersebut, bang Joseph mempresentasikan garis program kerja KKN kami, sesekali meminta pendapat teman-temannya. Bapak tersebut menyimak obrolan kami dengan antusias, sesekali diselingi candaan membuat kami tertawa. Tiba-tiba rasanya aku pingin pipis, dan tidak bisa tertahan. Akhirnya aku permisi keluar dan mencari toilet.

Lega rasanya habis membuang air kecil, aku segera kembali keruangan tadi.

"Ngapo anak KKN tu tinggal di situ?"

Mendengar seseorang menyebut tempat tinggal anak KKN spontanitas kuhentikan langkahku, aku berusaha mengintip ke dalam ruangan asal pembicaraan tersebut. Di sana terdapat empat orang pegawai laki-laki dan tiga orang pegawai perempuan yang terlibat pembicaraan.

"Entahlah, datuk kepala desa yang menempatkannya."

"Dak ado tempat lain apo?"

"Manalah ada rumah kosong di kampung ni, cuma rumah dua itu yang kosong."

"Mano orang baru lagi, mereka tu anak muda, biasanya suka cakap baseng."

"Anak mudo biasanya lakunya sembrono pulak."

Haaa? Mereka ngomongin rumah posko kami, ada apa emangnya di rumah posko kami?

"Sedang apa?"

"Ha!"

Aku terkejut, tiba-tiba di belakangku ada seorang lelaki paruh baya, wajahnya dicondongkan kearahku dengan posisi menguping.

"Bapak lagi ngapain?"

"Lah, kamu lagi ngapain?" jawab lelaki dengan kumis baplang dan rambut yang sudah ditumbuhi uban itu

 "Lagi nguping apa?" lanjutnya.

"It _ itu pak ... bapak-bapak itu lagi ngomongin rumah posko kami," kataku sambil berbisik

"Oh?" katanya sambil berlalu

 "Eh, ngapain masih disitu?" ujarnya sambil menoleh kearahku yang masih bertahan pengen menguping pembicaraan para pegawai tersebut.

"Ayo," ajaknya lagi

"Tap_ tapi pak__"

"Hmm, mau tahu tidak?" tanyanya dengan mata membulat

"Ha? Ya,ya!" jawabku cepat sambil mengikutinya.

Aku berharap bapak itu mau memberi tahukan, what wrong with the house? Rasa penasaran ini, butuh jawaban. 

Kami berdua masuk keruangan di mana anak-anak KKN berada, aku terus membuntuti bapak tadi dan menatapnya dengan harapan bapak tadi mau menceritakan segalanya, namun nampaknya bapak tadi cuek saja, bahkan sempet-sempetnya memelintirkan kumis baplangnya. 

"Nanti proposal dan rencana kegiatan kalian di urus sama pak Sumarlin," kata bapak yang diawal kami temui menunjuk bapak kumis baplang.

"Hmm, antar saja proposalnya ke rumah saya ya, rumah saya dekat kok dari posko kalian," kata pak Sumarlin tersebut sambil mengerling mata padaku. 

"Jangan lupo antar ke rumah sayo, nanti di sana kita ngobrol-ngobrol yo?"

Pak Sumarlin menghadap padaku, hmmm sepertinya ini kode untuk memberitahukan apa yang pengen kutahu. 

"Okeh, Pak!"

Aku tersenyum sumringah kearahnya sambil mengacungkan dua jempol di dada, girang banget seperti mendapat undian berhadiah saja, orang-orang di dalam ruangan terlihat menatap  keheranan dengan reaksiku. Ah, sepertinya reaksiku terlalu berlebihan.

***

Sepulang dari kantor kecamatan aku langsung mengerjakan proposal kegiatan, biasanya kalau sudah di depan komputer aku sering lupa waktu. Aku bisa betah berjam-jam di warnet atau di rental komputer untuk mengerjakan laporan atau membuat karya ilmiah sewaktu masih di kampus. Tidak heran skripsiku sudah selesai seminar proposal, selepas KKN ini aku tinggal penelitian, seminar hasil, dan sidang skripsi, sudah itu kelar tinggal wisuda deh. Kuliah di jurusan ekonomi keuangan dan akuntansi membantuku  dalam merancang anggaran acara. 

"Orang salat jumat sudah turun itu, Lid. Salat zuhur dulu," tegur Widya yang sedang melepas mukena selesai salat

"Hmmm."

Aku hanya berdehem, nanggung ni nyelesaikan  bab pendahuluan.

"Jam berapa sekarang?" tanyaku.

Mataku melirik tampilan  jam yang ada di sudut monitor layar komputer.

"Ha? Jam 2, salat dulu, ah."

Aku bicara sendirian sambil menyimpan data ketikan, tanpa mematikan komputer.

Sehabis salat dan makan siang kulanjutkan mengetik hingga sore. Sayang komputer Gina diletakkan di posko cowok, jika di posko cewek kugarap proposal ini lembur hingga malam hari.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   79. Samawa selamanya

    POV Bayu Arya"Kenapa ngelihatin aku kekgitu? Awas ... aku mau mandi!" teriaknya galak sambil mendorong tubuhku.Duh ... lucunya, kalau lagi malu kayak gitu toh tingkahnya, aku terus menatapnya dengan senyum menggoda. Dia hempaskan pintu kamar mandi dengan kuat. Tenang saja cantik, akan kutaklukan kegalakkanmu nanti.Selagi dia mandi aku keluar kamar, menyuruh pelayan hotel membawa minuman hangat karena yang dingin sudah ada di kulkas, serta menyuruhnya membawa penganan pempek kesukaan istriku, kuberi mereka beberapa lembar uang, aku menyuruhnya mencari di restoran yang terkenal menyediakan makanan tersebut, juga membeli sate madura kesukaanku, dan beberapa makanan ringan. Sesampainya di kamar, kulihat istriku itu sudah selesai mandi, dia masih memakai piyama mandi warna putih, duduk di tepi ranjang sambil memainkan handphonenya. "Darimana?" tanyanya"Pesan makanan. Nanti kalau pesanan datang, terima ya? aku mau mandi," kataku melangkah ke kamar mandi"Aku gak mau, pelayannya cowok

  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   78. Resepsi pernikahan

    Pov BayuSetelah akad nikah, aku kembali lagi ke hotel, sesuai perjanjian kami, kami tidak akan bermalam pertama jika resepsi belum di gelar.Kenapa aku menyetujui perjanjian konyol yang di ajukan Lidia itu. Ah, sekarang aku yang tersiksa sendiri kan? Wajah cantiknya di akad nikah tadi yang seperti bidadari turun dari kayangan sekarang jadi terbayang-bayang. Apa coba yang akan aku lakukan seharian besok Sabtu? Coba kalau ... jiah, aku benar-benar harus bersabar sekarang.Aku melangkah ke lobby hotel bintang lima di kota ini, menuju resepsionis. Aku pesan kamar presiden suit, sekarang aku tinggal di kamar VVIP. Kupesan agar kamar itu dihiasi dan didekorasi untuk bulan madu. "Untuk minggu Malam, ya!" kataku pada petugas hotel"Baik, pak," jawab petugas hotel ituAku kembali ke kamar dan rebahan, kucek status facebookku di grub relawan yang pernah aku ikuti, ternyata sudah ramai sekali. Ada yang mendoakan pernikahanku, bahkan sebagian mereka akan segera meluncur ke kota ini. Kubalas sa

  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   77. Akad nikah

    Pov LidiaPersiapan pesta pernikahan tinggal dua puluh persen, undangan sudah tersebar. Mas Bayu tidak mengundang temannya sama sekali, katanya hanya akan mengabari di grup facebook. Akad nikah akan diadakan hari Jum'at selepas salat Jum'at dan resepsinya hari minggu, sudah menjadi kebiasaan di sini resepsi diadakan hari minggu, mengingat hari libur, bagi yang kerja kantoran bisa menghadiri pesta.Selama persiapan pesta Mas Bayu tinggal di hotel, Mamak bilang pamali bertemu mempelai wanita sebelum hari H. Aku dan dia hanya bisa ngobrol via telpon, rasanya kangen banget tiga hari gak ketemu sama dia. Sebelum tidur, dia pasti selalu menghubungiku dulu. "Sayang, sedang apa?" tanyanya di seberang telpon.Aku masih belum terbiasa dengan panggilannya, rasanya ada yang menggelitik di hati ini, Sayang? Ow, uwu ...."Emm, baru mau tidur Mas," kataku malu-malu meong."Oya, tadi kata Pakdo Marlin Bibi Rudiyah sudah pulang dari Rumah sakit, keadaannya juga sudah membaik, InsyaAllah besok dia ke

  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   76. Lamaran

    Aku tak kuasa menahan tangis melihat kondisi Nyai Rudiyah yang tinggal kulit berbalut tulang. Napasnya tinggal satu, dua tersengal-sengal. Rofita, Afikah dan Aida begitu senang aku datang. Aku sempatkan membeli oleh-oleh jajanan di sebuah warung sebelum ke sini."Nyai, apa kabar? Ini Lidia ... Nyai sakit kenapa tidak ngabari?" kataku tulus sambil menggenggam tangannya."Lidia ... kenapa datang jauh-jauh? terima kasih sudah datang menemuiku." "Nyai, kami akan membawa nyai ke Rumah sakit. Mau ya, nyai dirawat di rumah sakit?" "Ah, tidak usah repot-repot Lidia. Sepertinya kau membawa teman, siapa dia?" kata Nyai Rudiah sambil menoleh ke arah Mas Bayu yang dari tadi berdiri di depan pintu kamar.Aku melambai ke arahnya, Mas Bayu mendekat ke arah kami."Bibi ... Bibi harus segera sembuh," kata lelaki itu mendekat ke arah Nyai Rudiyah.Wanita tua itu tercekat, dia sangat terkejut melihat siapa yang datang. Matanya melotot, bibirnya bergetar, bahkan seluruh tubuhnya gemetaran. Mas Bayu mer

  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   75. Menemui Pakdo Marlin

    Walau aku sudah mendengar tadi subuh obrolan mereka, namun mendengar langsung dari mulutnya membuatku sedikit berdebar. "Maukah kau menikah denganku?" tanyanya Aku hanya tersenyum simpul, jadi dia sedang melamar nih ceritanya? "Kau melamarku di mobil yang tengah melaju?" "Kenapa? Kurang romantis, ya?" "Lamarlah pada Bapakku, minta baik-baik sama dia." "Oo, itu pasti, sampai rumahmu langsung kuminta anak gadisnya," katanya tersenyum lebar. "Kalau gitu aku sekalian ngundang Pakdo Marlin sama Nyai Rudiyah," kataku "Kenapa? Mereka bisa tahu dong kalau aku masih hidup," katanya. "Sebaiknya mereka tahu, kau tidak perlu memusnahkan rumahmu, biar mereka yang melakukan. Sekalian Mas minta maaf pada nyai Rudiyah, walau bukan diri Mas yang menghabisi anak-anaknya, namun peliharaan Mas yang melakukannya, itu sama saja jadinya. Kalau Pakdo Marlin, diakan sudah tahu juga aku pernah bertemu denganmu," kataku "Ya, baiklah jika menurutmu begitu." ****Kami memasuki lorong kediaman Pakdo M

  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   74. Melamar di mobil

    Pagi ini aku bangun tidur lebih cepat, kulihat di handphone menunjukkan pukul 4 pagi. Aku segera melaksanakan salat Tahajud, kuminta Allah agar segera membebaskan lelakiku itu dari pasungan jin yang menguasainya selama ini.Aku masih terbayang bagaimana Kiyai Amran sangat kesulitan menaklukkannya, hingga Kiyai Amran kuwalahan menangkis serangan dari Mas Bayu. Ah, pria itu benar-benar sakti, dikeroyok beberapa orang saja menang. Semua orang sampai takut-takut menyerangnya. Sehingga dia dilumpuhkan pakai senapan obat bius. Ah, sudah seperti memburu harimau sungguhan.Selepas mengaji aku bergegas ke musola ingin ikut salat subuh berjamaah. Ternyata masih lima belas menit lagi Azan Subuh. Aku segera memasuki masjid yang masih lenggang belum ada jamaah putri yang datang. Aku duduk mengambil tempat paling depan. Rencana mau kusambung tilawahku sambil menanti Azan Subuh. Tiba-tiba beberapa jamaah pria datang, suara sandal dan obrolan jelas terdengar, karena tempat wanita dan pria dibatasi se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status