Share

Part-4: Suara Gaib

Author: MORA
last update Huling Na-update: 2022-06-13 23:18:43

      Kapten Adam dan Letnan Suhhairi ikut jadi korban. Tubuh kedua orang Perwira muda itu berwarna merah menyala tersengat oleh ‘....surge current....’ atau suatu aliran listrik kejutan yang begitu kuat dengan suhu mencapai ratusan derajat celsius. Letnan-dua Sukhairi gugur seketika. Sementara itu Kapten Adam, Perwira muda yatim piatu usia 27 tahun yang duduk di kursi pilot itu menggelepar meregang nyawa di angkasa. Tubuh yang malang itu terbakar merah berputar-putar berjuang melawan kepedihan di sekujur tubuhnya.

     Menjelang detik-detik akhir hayatnya......, Perwira sekarat itu tiba-tiba saja dikagetkan oleh  kemunculan suara gaib seorang wanita yang terdengar bergema dalam ruangan kokpit pesawat. Dialah.... wanita yang telah melahirkan pemuda itu ke atas dunia.

    “.......Adam.....! Adam.....! Adam anakku......!” Begitu terdengar suara seorang wanita bergema yang terdengar oleh Adam memanggil namanya. Suara itu begitu lembut, Adam sendiri dia tak pernah mendengar suara selembut itu dalam hidupnya.

     “.........Bertahanlah nak...! kau pasti kuat nak...! jangan takut....! ibumu ada di sini...!”

    Suara gaib itu seakan-akan menyatu dengan kejutan induksi elektromagnetik yang menyengat tubuh Adam. Memunculkan suatu energi misterius yang mampu membuat jantung pemuda itu kembali terpicu untuk memompakan darah panas secara tiba-tiba, begitu panasnya darah itu hingga menggelegar seperti semburan lahar dan magma. Secara mukjizat, pemuda yang sekarat itu kembali terjaga. Adam kaget, dia merasakan dirinya seolah-olah kembali bangkit  dari kematiannya.

     Suatu mukjizat memang....., walaupun terbakar membara, namun tubuh Perwira muda itu tidaklah hancur. Jantungnya masih berdetak memompakan darah merah yang panas membara. Kedua bola mata Perwira itu kembali terbuka, Adam tetap dalam keadaan sadar. Dia bahkan masih tetap berzikir ‘....Subhanallah..... Subhanallah..... Subhanallah.....’ sembari menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana tubuhnya terbakar hingga ribuan derajat celsius panasnya. Dia bisa merasakan kepedihan di seluruh anggota badannya yang tak tertahankan. Merasakan bagaimana sekujur tubuh terbakar, pedih yang amat sangat. Sungguh suatu keajaiban, semuanya yang terjadi atas kehendak Yang Kuasa.

     Dalam kepedihannya, pemuda itu menyaksikan sesosok putih bayangan wajah ibunya menembus kaca jendela. Dengan kasih sayang yang tulus, wanita itu tersenyum, lalu dia melambaikan tangan ke arah Adam. Wanita itu seolah-olah mengucapkan suatu kalimat, tapi tak terdengar suara. kemudian dia mengulurkan kedua tangannya dan kembali berkata. Adam memahami makna ucapan wanita itu, walaupun dia tak mendengar apa-apa di sana. Wanita itu seakan-akan ingin sekali memeluknya, tapi tangannya tak sampai. Adam mengulurkan kedua tangannya untuk meraih tangan wanita yang dirindukannya itu, namun dia masih juga tak bisa.

    Untuk yang ketiga kalinya, wanita itu kembali berkata. Kali ini wajahnya terlihat lebih jelas. Wanita yang melahirkannya ke dunia terlihat putih bersih dan sangat cantik, mengalahkan cantiknya sesosok bidadari. Adam meraba wajah wanita itu, wanita itu membalasnya. Seketika itu Adam benar-benar merasakan kasih sayang seorang ibu. Sebuah kasih sayang yang tak pernah dia rasakan selama hidupnya.

     “Ibu...? benarkah itu ibu...?”

     “.......Iya nak..., betul ini ibumu.......”

     “Ibu..., aku mohon....., ibu jangan pergi lagi....!”

     “........Ibu tak akan pergi nak......!”

     “Di manakah ibu sebenarnya sekarang..., apakah ibu di sini....?”

     “........Betul nak.., ibu di sisimu, ibu selalu dekat dengan mu....!”

     “Tap ibu...! aku tak tahan lagi....! aku lebih baik mati bu...!”

     “...........Tidak nak.....! kamu adalah seorang Perwira yang tangguh...! kamu jangan menyerah...!”

     “ Tapi aku sudah tak kuat lagi  bu...”

    “.......Percayalah pada ibu nak...! kamu pasti kuat......!”

     Namun sayang, hanya sesaat Adam bisa menyaksikan bayangan wajah ibunya. Suara dentuman yang dahsyat kemudian mengakhiri semuanya.

    “.....Buuuummmm…!” Suara ledakan terdengar membahana. Pesawat itu akhirnya meledak beberapa meter sebelum tercebur menghantam lautan. Baja ringan itu hancur berkeping-keping jatuh seperti puing-puing berserakan dalam radius ratusan meter. Adam ikut tercebur bersama pesawat yang hancur.

     “Lailahaillallah...!” Pekik Adam. Itulah kalimat terakhir yang keluar dari mulut Perwira muda itu,  seketika itu juga dia diam membisu mengakhiri duka.

     Dunia dia rasakan begitu damai dalam kesunyian, tak ada lagi pekikan dan jeritan. Lalu dia tersenyum menyadari waktunya telah tiba. Tatapannya kemudian menembus langit. Dalam ketersenyumannya, Perwira muda itu kembali menyaksikan kemunculan sesosok perempuan putih berseri-seri mengenakan mukena serba putih turun dari celah pelangi di sore hari.

     Perempuan itu tersenyum sembari melambai-lambai. Kedua tangannya dikembangkan mesra lalu dia ulurkan seolah ingin menggapai dan memeluk Perwira itu, begitu indahnya dirasakan. Dia menggenggam kedua tangan perempuan itu, sungguh lembut terasa. Tubuh Perwira itu dia peluk mesra, kemudian menggiringnya kembali menuju warna-warni pelangi yang masih terbias matahari.

     Perwira muda itu harus pergi sebelum misteri yang ada di sana bisa dia ungkap. Panggilan Tauhid “Laila haillallah … AllahuAkbar’  pertanda kukuhnya iman sudah terucap.

    Sungguh, sebuah pengorbanan yang tak mungkin bisa dibalas dengan tanda jasa, apalagi ditukar dengan setumpuk harta. Mungkin, memang tak ada air mata untuknya, tapi itulah mereka.

     Bahan bakar pesawat yang mempunyai berat jenis jauh lebih ringan dari air tumpah berserakan terapung-apung d iatas lautan. Api dengan cepat menyambar dan laut pun merah merona berkobar terbakar. Sekumpulan burung yang sedang bermigran terbang membentuk formasi diamond menuju pulau lain terperanjat kaget melihat kobaran api. Mata mereka terpelotot, lalu bubar kucar-kacir membentuk formasi kembang api, terbang centang-perenang entah ke mana lagi arahnya.

     Ratusan ikan mungil yang sedang berenang di sekitar sana juga terperanjat kaget, lalu lari terbirit-birit mengambil langkah seribu menjauhi kobaran api. Mereka bertanya-tanya keheranan. “Aneh.....kok air bisa terbakar ya....?” Begitu tanya ikan-ikan mungil itu tak habis pikir.

     Hanya hitungan detik setelah ledakan, perairan yang masih termasuk dalam kawasan segi tiga Masalembo yang terkenal angker itu mendadak berubah sepi tanpa suara. Walaupun sebenarnya segi tiga itu hanyalah sebuah garis khayal yang menghubungkan kota Majene, pulau Bawean dan kepulauan Tengah yang berbentuk segi tiga, ketiganya berada di Laut Jawa dan termasuk wilayah perairan Masalembo, namun apapun yang terjadi alam tak bisa diduga oleh manusia. Semuanya bisa saja berubah-ubah menurut kehendak Sang Pencipta. Yang menguasai alam semesta beserta seluruh isinya. 

*****

     Semenit kemudian, badai berlalu begitu cepatnya, sepertinya saat itu tak pernah ada kejadian apa-apa di sana. Satu persatu dari serpihan logam pesawat Lockheed C-130 itu tenggelam ke dasar lautan tanpa satu pun yang tersisa. Tak seorang pun yang tahu kejadian itu.

     Awan-awan hitam menakutkan yang tadi bergumpal-gumpal di angkasa kini bersembunyi entah di mana. Petir yang barusan silih berganti bertebaran menuju bumi juga telah sirna. Langit terlihat kembali cerah, laut kembali terang, warna biru terbentang luas terlihat sampai ke ujung bumi. Matahari terlihat sangat terik, tepat berada di atas kepala.    

*****

     Pagi hengkang, siang pun datang, sang penerang jagat raya bersinar semakin garang, terik yang terasa bagai membakar permukaan laut yang tenang. Sesosok tubuh malang yang terapung-apung di tengah-tengah lautan itu merasa kepanasan. Susunan sarafnya yang tadi membeku setelah ledakan ikut tersengat karena kepanasan. Jantung yang nyaris tak lagi berdetak mendadak terlonjak memompakan darah menyentak-nyentak. Menakjubkan..., perwira muda yang sekarat itu akhirnya tak jadi mati mendadak.

     Suatu mukjizat...., tubuh pemuda yang tadi terbakar itu masih panas memerah mengeluarkan asap. Lautan yang ada di sekelilingnya ikut mendidih bagai terbakar gas metana. Apakah sebenarnya yang telah terjadi, tak seorang pun yang tahu selain dirinya.

*****

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-68: I Wanna Spend My Live Time Loving You

    Mendung kesedihan begitu gelapnya menimpa Ingrid, hingga meluluh lantahkan semua impian yang cukup lama terpendam. Dengan kedua bola matanya yang berkaca-kaca, gadis itu hanya mampu menatap pilu dinding kaca yang membatasi ruangan perawatan, begitu berharapnya dia sesosok pemuda menyerupai Adam itu muncul di sana kembali menampakkan senyumannya. Namun sayang...., sebegitu lamanya dia menatap ke sana tapi pemuda yang dia impi-impikan itu tak kunjung terlihat jua dalam pandangannya. Pupuslah sudah kini setetes harapan yang masih tersisa, hingga membuat dirinya tak mampu lagi menahan tetesan air mata. Mata yang memerah kini tak bisa lagi dia pejamkan, penglihatan gadis itu kemudian berserakan tak menentu mencoba mengurai kegelisahan yang melanda perasaan. Kedua bola matanya kemudian berputar ke sudut-sudut ruangan perawatan. Dipandanginya dinding-dinding kaca yang membentang yang membatasi ruangan, juga ditatapinya langit-langit kamar dengan sederetan lampu yang bercahaya tera

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-67: Dinding Kaca Pembatas Ruangan

    Lima hari setelah kecelakaan penerbangan XZ-1949 Lima hari sudah Ingrid terbaring lemah di salah satu ruang isolasi perawatan khusus sebuah rumah sakit ternama. Cidera yang dialami oleh gadis itu dalam musibah kecelakaan pesawat Airbus A320 lima hari yang lalu ternyata cukup parah. Dari hasil analisa tim dokter yang menangani kesehatannya, Ingrid baru akan bisa pulang ke negara asalnya paling cepat dalam waktu tiga minggu lagi. Setelah selamat dari musibah kecelakaan pesawat Airbus A320, gadis cantik bermata biru yang berkecimpung dalam dunia astrofisika itu tak lagi seceria seperti dulu. Mendung kedukaan begitu membelenggu perasaannya mengetahui Adam belum juga ditemukan hingga di hari ke lima itu. Hari-hari dirawat di rumah sakit, Ingrid hanya bisa menunggu perkembangan berita melalui media masa dan televisi. Di manakah sebenarnya keberadaan Adam kini...? apakah pemuda yang telah menyelamatkan hidupnya itu berhasil ditemukan...? Namun sayang..., apa yang ditunggu-tung

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-66: Adam....! Where Are You Now

    Waktu terus berjalan. Jarum jam berputar hingga dua kali keliling lingkaran. Malam pun sudah lama terlewatkan. Siang kini kembali datang. Langit biru terbentang luas tanpa awan. Matahari kembali bersinar terang. Panas yang terasa begitu garang. Ingrid setelah sehari semalam terkatung-katung di tengah-tengah lautan kini kembali siuman. Hawa panas dia rasakan menimpa seluruh anggota badannya. Mata terasa perih bagai terkena noda. Ingrid perlahan terjaga. Cahaya kuning kemerah-merahan dia rasakan menempel di balik kedua kelopak mata. Gadis itu kemudian mencoba membuka kedua matanya, namun apa daya dia tak bisa. Untuk sejenak, gadis itu berusaha mengumpulkan sisa-sisa tenaga yang ada. Beberapa saat kemudian, dia coba menggerakkan kedua tangannya, namun juga masih tak bisa. Seluruh tubuh terasa kaku bagai mati rasa. Jangankan mengangkat tangan, untuk menggerakkan kelopak matanya saja dia masih tak berdaya. Ingrid akhirnya menyerah kalah kembali tak ingat apa-apa. Ada ses

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-65: Terjangan Gelombang

    Segelintir manusia memakai baju pelampung terlihat terapung-apung di atas lautan buas. Pelampung itu menyebar tercerai berai terpisah satu sama lain menuju ke sebuah pulau hantu tak berpenghuni. Merekalah itulah para penumpang pesawat Airbus A320 dengan nomor penerbangan XZ 1949 yang berhasil selamat dari maut. Segelintir memang...., tapi itulah yang terjadi. Sebagian besar penumpang tenggelam sudah ke dasar lautan. Mereka kini hidup terkatung-katung di antara alam nyata dan alam gaib, puluhan orang jumlahnya. Mereka berada di alam lain dan kini hidup dalam kutukan. Merekalah....., para manusia yang selama hidup di dunia bergelimpangan dosa dan pesta-pora. Mereka para pembuat maksiat dan perusak yang tak pernah tobat. Penipu-penipu elit terselubung yang hidup mewah namun merajalela dalam kemunafikan. Semuanya itu kini tak ada lagi guna. Arwah-arwah mereka kini bergentayangan di dunia, disiksa oleh dosa-dosa yang tak berhingga. Mereka kini menjadi penghuni sebuah pulau

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-64: Ketika Bibir Itu Bergetar

    Terik matahari pagi di tengah-tengah lautan semakin ganas membakar. Namun sayang, Ingrid yang berada dalam keadaan cidera masih belum juga sepenuhnya sadar. Baju pelampung yang sedari tadi dikejar juga hanyut semakin menjauh. Keletihan yang luar biasa tak membuat Adam menyerah dengan begitu saja. Pemuda itu kembali berenang dan mengejar pelampung yang semakin hanyut. Tubuh Ingrid kembali dia seret dengan paksa. Gadis cantik itu merasakan tubuhnya menghempas di atas air ketika diseret Adam. Sakit dia rasakan di sekujur tubuhnya, hal itu merangsang sistem syarafnya untuk kembali terjaga. Kelopak matanya kemudian kembali terbuka, mulut bergerak komat-kamit seakan ingin berkata. Nyaris saja baju pelampung berhasil dicapai, namun Adam mendadak menghenti ayunan kakinya mendengar Ingrid mengerang kesakitan. Dilihatnya kelopak mata gadis itu kembali terbuka. “Ingrid, it is me Adam..., can you hear me...?” .......Ingrid, ini aku Adam, apakah kamu bisa mendengarkan aku......

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-63: Maut 22 Kaki di Bawah Permukaan Laut

    Tenaga Adam terkuras habis, oksigen yang tersisa dalam dada juga semakin menipis, napas yang tersisa kini semakin kritis. Udara yang tadi terperangkap dalam ruang kokpit kini tak terlihat lagi, semuanya telah habis. Ada satu hal yang membuat Adam bertekad untuk tetap bertahan hidup, janji yang telah terlanjur dia ucapkan pada gadis itu untuk menyelamatkan nyawanya. Tak ingin Adam mati sebelum janji itu dia penuhi. Begitulah ikrar seorang tentara, pantang menyerah, pantang kalah. Nyawa Ingrid yang sekarat berada dalam dalam pelukannya harus dia selamatkan terlebih dahulu. Baju pelampung yang telah terpasang di badan Adam yang menghalangi pergerakannya dengan rela dia lepas agar bisa bergerak lebih bebas. Darah pemuda itu menggelegar di ujung napasnya yang terakhir, Adam bertahan di pintu kokpit beberapa detik. Tubuh Ingrid yang berada dalam pelukannya dia lepas sesaat. Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, tubuh gadis itu dia dorong ke bawah keluar melalui pint

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status