Share

Part 2. Siapa Pria itu

"Tulis saja berapa nominal yang anda mau. tapi saya minta gadis itu menjadi milikku," perintah Pria yang belum diketahui namanya.

Tetapi mau bagaimanapun Alika mengucapkan banyak terimakasih. kepada Pria itu karena sudah menyelamatkannya dari Pria hidung belang. meski Alika belum tahu apa yang harus dia lakukan kepada Pria itu.

Dengan cepat Mami Salma menyambar cek itu dari tangan Pria itu dan menulis nominal seratus juta. senyum Mami terlihat begitu bahagia. 

Mami Salma langsung melihat ke arah Arman dan mengeluarkan amplop coklat yang tadi diberikan oleh Arman. 

"Ini uangmu Man, kalau kamu mau bisa mencari jasa wanita yang lain," ucap Mami Salma. 

"Tidak bisa. aku yang membayarnya terlebih dahulu kenapa kamu malah memberikannya kepada dia?" tanya Arman dengan nada tidak terima. 

"Apa kamu bisa membayarnya lebih mahal dari dia?" tanya Mami Salma kepada lekali yang bernama Arman.

"Tidak. dasar wanita mata uang." desis Arman kemudian merebut dengan kasat amplop itu dari tangan Mami. 

Arman langsung pergi dari tempat itu. sedangkan Pria itu mendekat ke arah Alika. 

"Berikan tanda tanganmu," perintah Mami Salma kepada Pria itu. 

"Oh iya sebelumnya siapa namamu?" Mami Salma kembali bertanya. 

"Raka," jawab Raka. 

"Nama yang bagus. sesuai parasnya," jawab Mami Salma. 

Dengan cepat Raka menandatangai cek tersebut. Raka berjalan mendekat ke arah Alika dan tangannya terulur memegang pundak Alika. 

Alika terkejut dan melepaskan pegangan tangan Raka dari pundaknya. Mami Salma yang melihat itu langsung melebarkan matanya. 

"Alika jangan seperti itu. kamu seharusnya melayani dia dengan suka hati," perintah Maminya kepada Alika. 

"Ikut denganku," bisik Raka di telinga Alika. 

Alika melihat ke arah Raka. sedangkan Raka menganggukan kepalanya. 

"Percaya padaku. aku akan membawamu keluar dari sini," bisik Raka lagi. 

"Aku sudah membayarnya mahal dan aku ingin dia menjadi istriku. jangan pernah cari gadis ini lagi," ujar Raka. 

"Iya terserah mau kamu apakan wanita ini," jawab Mami Salma. 

Raka membawa Alika keluar dari rumah yang terasa seperti neraka itu. Raka melepaskan jasnya. 

"Anda mau apa?" tanya Alika dengan sedikit menjauh dari Raka. 

Raka memakaikan jasnya kepada Alika dengan berkata "Aku tidak rela jika tubuhmu dilihat dengan bebas oleh siapapun yang lewat,".

Alika baru menyadari kalau dirinya sedang memakai baju yang sangat kurang bahan. Alika lupa kalau jaket yang tadi dia pakai waktu keluar dari kamar sudah terlepas. Alika meremas kuat jas yang diberikan Raka. 

Pipi Alika memerah karena malu. Raka membawa Alika ke mobil yang terparkir di seberang jalan. 

Raka membawa mobilnya membelah jalanan di malam hari menuju hotel. Alika menyipitkan matanya ketika membaca tempat yang dituju Raka. 

"Kenapa anda membawaku kesini. aku mau turun saja di jalan," teriak Alika di dalam mobil. 

"Apa aku tidak salah dengar. aku sudah membayar mahal kamu," jawab Raka. 

Alika hanya bisa mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Alika tidak bisa berbuat apa-apa sekarang ini semua karena Maminya. 

Raka memarkirkan mobilnya di depan hotel dan meminta Alika untuk mengikutinya. Alika hanya bisa menurut dan berjalan mengekor dibelakang Raka. 

Alika hanya menunggu ketika Raka berjalan ke arah kasir dan melakukan transaksi kamar. lima menit kemudian Raka kembali dengan mebawa satu kartu ditangan kanannya. 

Raka menuntun tangan Alika dan menyusuri lorong dengan cahaya lampu tamaram. Raka membawanya ke salah satu kamar dengan nomor 312.

Raka membuka kamarnya dan membiarkan Alika masuk. setelah masuk Raka hanya bergeming dengan melihat tirai jendela yang masih tertutup. 

Alika memilih untuk berdiri di samping ranjang dengan meremas-remas jarinya. tidak ada pembicaraan di antara keduanya. 

Dret... Dret...!

Terdengar suara ponsel dari dalam daku Raka. Raka mengeluarkan ponselnya fan berbalik badan ke arah Alika. 

"Tunggu di sini. ingat jangan pergi kamana-mana," ucap Raka. 

"Setelah itu minum ini," perintah Raka dengan menunjuk ke arah orange jus yang ada di meja. 

Kemudian Raka berjalan keluar dari kamar hotel dan mengangkat teleponnya di luar. 

Setelah kepergian Raka. Alika masuk ke kamar mandi Alika akan membersihkan tubuhnya yang kotor karena di sentuh oleh Pria hidung belang. 

Tiga puluh menit kemudian Alika keluar dengan memakai handuk dengan model baju yang disiapkan oleh pihak hotel. Alika merasa lebih baik tinggal disini daripada harus di rumah neraka itu. 

Alika berjalan ke arah meja dan meminum orange jus seperti perintah Raka tadi. 

Alika melihat ke arah pintu masuk. Alika tidak melihat Raka kembali masuk ke kamar hotel. Alika menghela nafasnya kemudian membaringkan tubuhnya diranjang. 

Tubuh Alika terasa sakit karena mendapatkan pukulan dari pria hidung belang tadi. Alika menutupi tubuhnya sampai sebatas leher. 

Klek....!

Antara sadar dan tidak Alika seperti mendengar suara pintu kamarnya terbuka. Alika tidak tahu pasti saat ini jam berapa tetapi mata Alika sangat sulit untuk di buka.

Alika mendengar langkah kaki yang mendekat ke arah ranjang. dan tidak lama kemudian ranjang itu bergetar seperti ada orang yang naik dan berbaring di samping Alika. 

'Kenapa mataku tidak bisa dibuka,' batin Alika. 

Keesokan harinya Alika membuka matanya dan merasakan seluruh tubuhnya sakit. Alika melihat ke arah samping ada seorang Pria asing tidur di sampingnya. 

Alika melebarkan matanya dan membuka selimut yang menutupi tubuhnya. hati Alika terasa seperti dihantam batu melihat tubuhnya tidak memakai baju sehelai benangpun. 

Alika melihat ke arah Pria yang tertidur dengan pulas di samping Alika. bahkan dengkuran halus masih terdengar dari bibirnya. 

Alika menyambar handuk yang berada di lantai. dengan cepat Alika berlari ke kamar mandi. 

Alika menangis tersedu-sedu di bawah guyuran air. Alika mulai merasakan badannya bergetar karena kedinginan. 

Tetapi Alika tidak perduli. Alika terus menggosok tubuhnya menggunakan sabun yang ada disana. 

Sementara itu Bram yang mendengar tangis seorang dan guyuran air dalam kamar mandi langsung membuka matanya. Bram menyipitkan matanya ketika cahaya lampu menerobos masuk ke penglihatannya. 

Bram mengucek matanya dan membuka selimut yang masih menutupi tubuhnya. Bram saat ini hanya memakai bokser pendek sedangkan baju dan celananya berserakan di lantai. 

Bram sekarang mulai menyadari apa yang baru saja terjadi semalam. Bram menarik seprai sampai jatuh di lantai. 

Bram lantas tersenyum puas ketika melihat ada noda bercak merah di seprai berwarna putih. 

Bram memunguti bajunya yang ada di lantai dan memakainya. setelah itu Bram mengeluarkan cek dan menulis nominal uang yang tidak sedikit disana. 

Bram juga meninggalkan tulisan untuk gadis yang semalam tidur dengannya. bahkan Bram tidak tahu siapa nama gadis itu. sebelum gadis itu keluar dari kamar mandi. Bram keluar dari kamar hotel itu. 

Satu jam kemudian Alika keluar dari kamar mandi dan tidak melihat ada Pria disana. tetapi mata Alika melihat ke atas seprai ada satu amplop berwarna putih. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status