"Bagaimana kalau aku membayarnya dua puluh lima juta?".
"Yang benar saja kau Arman gadis seperti dia kamu ingin membayarnya dua puluh lima juta?".
"Iya aku langsung tertarik melihat paras gadis ini,".
Alika yang berada di dalam kamar. tidak sengaja mendengar percakapan antara Mami dan Pria yang Alika sendiri tidak tahu siapa dia.
Setahu Alika dari dulu Maminya memang suka membawa tamu Pria ke dalam rumah. bahkan Mami sampai membawa Pria itu ke dalam kamarnya.
Brak... Brak... Brak...!
"Alika bangun cepat keluar kamu!" terdengar gedoran dibarengi dengan teriakan dari luar kamar Alika.Alika gadis cantik yang baru berumur dua puluh tahun. di dalam kamar seluruh badan Alika bergetar hebat karena takut.
Bibir Alika terkantup rapat wajahnya terlihat sangat pucat. apakah Mami menjual dirinya pikir Alika.
"Mami yakin kamu belum tidur Alika. cepat buka pintunya!" teriak Mami Salma di depan kamar Alika.
Dengan tangan dan badan yang bergetar Alika membuka pintu kamarnya. Alika tidak punya pilihan lain karena tidak ada jalan keluar dari kamarnya.
Alika melihat ada seorang Pria yang memiliki postur tubuh Alika mengira tinggi pria itu kurang dari 150 centimeter, perutnya buncit dan memakai kacamata.
Pria itu tersenyum ke arah Alika. Alika langsung mengalihkan pandangan ke arah Maminya.
"Ada apa Mi?" tanya Alika dengan badan bergetar.
"Ada apa, ada apa sekarang kamu ganti pakaianmu dengan ini. jangan lupa make up yang cantik." perintah Mami Salma dengan melemparkan baju tipis ke arah Alika.
Bahkan Alika berpikir kalau baju yang diberikan Maminya tidak pantas di sebut baju. karena baju ini terbuat dari bahan yang menerawang.
"Alika tidak mau Mi." jawab Alika dengan spontan.
Plak...!
Satu tamparan mendarat di pipi Alika. Alika langsung memegang pipinya yang memerah dan ada bekas telapak tangan di sana.Hanya dengan melihatnya saja sudah dapat di pastikan betapa kerasnya tamparan itu. mata Alika langsung berkaca-kaca.
"Cepat atau Mami berikan kekerasan yang lebih dari ini!" teriak Mami Salma.
Alika menunduk dengan meremas baju yang diberikan oleh Maminya. akankah dia harus memakai baju ini? pikir Alika.
Saat sedang melamum karena bingung tubuh Alika langsung di dorong kembali ke dalam kamar. sedangkan Pria tadi hanya bisa melihat di ujung ruang tamu dengan melipat kedua tangannya di dada."Mami beri waktu kamu dua puluh menit untuk dandan. jika dalam waktu itu kamu tidak kunjung keluar kamu tahu sendiri akibatnya!" ancam Mami Salma dengan mata yang melotot.
"Haruskah dirinya memakai pakaian seperti ini?" gumam Alika dengan berjalan mondar mandir di dalam kamar.
"Ya tuhan baju apa ini? aku hanya mohon kepadamu keluarkan aku dari lingkungan ini ya tuhan," do'a Alika dengan meletakan kedua tangannya di depan dada.
Waktu yang diberikan Maminya terus berjalan. untuk saat ini Alika hanya bisa berharap kepada tuhan agar menggerakan hati Maminya.
Dua puluh menit kemudian pintu kamar Alika kembali digedor begitu keras. Alika yang sudah selesai dengan perintah Maminya langsung keluar tidak lupa Alika memakai jaket untuk menutupi lekuk tubuhnya.
Bukan Alika tidak mau melawan atas perintah Maminya. tetapi Alika tidak memiliki caranya untuk lepas dari lingkaran setan ini. bahkan setiap harinya Maminya selalu memantau dirinya dua puluh empat jam.
"Ngapain pakai jaket hah? buka!" perintah Maminya.
"Tidak perlu Salma mungkin wakita itu ingin memberikan waktu kepadaku. sampai aku bisa menikmati tubuhnya," ujar Pria yang Alika tidak ketahui namanya dengan nada mesum.
"Baiklah kalau memang itu yang kamu inginkan Arman." jawab Mami Salma.
Arman berjalan mendekat ke arah Mami Salma dan memberikan amplop coklat dengan berkata "Sesuai perkataanku tadi. ingat jika gadis ini tidak lagi perawan kembalikan uangku.".
"Siap Arman, kamu bisa memilih mau dimana kalian akan melakukannya," ujar Mami Salma.
Tubuh Alika bertambah bergetar. bahkan Alika sudah limbung ke belakang jadi benar Maminya menjual dirinya kepada Pria hidung belang.
Alika memejamkan matanya dan berharap ada orang yang akan membantunya dalam detik-detik terakhirnya.
"Kau mau melakukannya dimana sayang?" tanya Arman dengan nada mesumnya.
Alika bergidig ngeri dan langsung mengibaskan tangannya saat Arman memegang tangannya.
Bibir Arman mendesis kemudian berkata dengan suara serak "Kau memang gadis yang menarik.".
Tanpa aba-aba Arman langsung menggendong tubuh Alika dan membawanya ke sofa yang berada di ruang tamu. Arman menidurkan tubuh Alika dengan kasar.
"Berhenti berontak atau aku akan melakukannya dengan kekerasan!" ancam Arman.
Air mata Alika tidak dapat lagi terbendung. Alika menangis tersedu-sedu dihadapan Arman yang mulai melakukan kekerasan kepadanya.
"Berhenti!".
Arman langsung menghentikan gerakannya ketika mendengar teriakan dari arah pintu yang terbuka lebar. mendengar keributan di depan Mami Salma juga keluar dadi kamar.
"Ada apa ini? apa anda juga butuh jasa seorang wanita?" tanya Mami Salma kepada Pria yang baru datang.
"Iya aku menginginkan gadis itu." jawab Pria yang ada di depan pintu dengan menunjuk ke arah Alika.
Mami Salma melihat ke arah Alika. sepertinya malam ini sangat menguntungkan untuk dirinya. jika Alika bisa melayani dua tamu dalam satu malam pikir Mami Salma.
"Tidak bisa aku sudah membayar mahal untuk gadis ini." tolak Arman.
"Sabar dulu Arman. begini saja kamu bisa memakai jasa wanita itu tetapi tunggu sampai Arman ini selesai, bagaimana?" Mami Salma berusaha bernegosiasi dengan Pria yang baru datang.
Alika menggelengkan kepalanya melihat betapa kejamnya wanita yang selama ini mengurusnya. bahkan Alika mau melakukan apapun yang Maminya perintahkan termasuk tidak boleh keluar dari rumah setelah pulang sekolah.
"Berapa dia membayarnya?" tanya Pria itu dengan menunjuk ke arah Arman.
"Dua puluh lima juta." jawab Mami Salma.
"Aku akan membayar tiga kali lipat dari itu. tapi pastikan kalau Pria ini tidak menyetuh gadis itu," ucap Pria yang ada di depan pintu.
Mendengar hal itu Alika dan Mami Salma langsung melihat ke arah Pria itu dengan tidak percaya. bagaimana bisa Pria setampan dan sekaya dia mencari wanita malam di daerah terpencil seperti ini.
"Ap... Apa anda tidak salah berkata?" tanya Mami Salma dengan nada yang tidak percaya.
Mimpi apa dia semalam bisa mendapatkan uang sebanyak ini dari Alika. kalau tahu Alika semahal ini Maminya akan menjual Alika dari dulu.
"Aku pastikan, kalau aku tidak salah berkata." jawab Pria itu dengan mengeluarkan selembar cek dari saku jasnya.
"Tulis saja berapa nominal yang anda mau. tapi saya minta gadis itu menjadi milikku," perintah Pria yang belum diketahui namanya.
Tetapi mau bagaimanapun Alika mengucapkan banyak terimakasih. kepada Pria itu karena sudah menyelamatkannya dari Pria hidung belang. meski Alika belum tahu apa yang harus dia lakukan kepada Pria itu.
"Tulis saja berapa nominal yang anda mau. tapi saya minta gadis itu menjadi milikku," perintah Pria yang belum diketahui namanya.Tetapi mau bagaimanapun Alika mengucapkan banyak terimakasih. kepada Pria itu karena sudah menyelamatkannya dari Pria hidung belang. meski Alika belum tahu apa yang harus dia lakukan kepada Pria itu.Dengan cepat Mami Salma menyambar cek itu dari tangan Pria itu dan menulis nominal seratus juta. senyum Mami terlihat begitu bahagia.Mami Salma langsung melihat ke arah Arman dan mengeluarkan amplop coklat yang tadi diberikan oleh Arman."Ini uangmu Man, kalau kamu mau bisa mencari jasa wanita yang lain," ucap Mami Salma."Tidak bisa. aku yang membayarnya terlebih dahulu kenapa kamu malah memberikannya kepada dia?" tanya Arman dengan nada tidak terima."Apa kamu bisa membayarnya lebih mahal dari dia?" tanya Mami Salma kepada lekali yang bernama Arman."Tidak. dasar wanita mata uang." de
Satu jam kemudian Alika keluar dari kamar mandi dan tidak melihat ada Pria disana. tetapi mata Alika melihat ke atas seprai ada satu amplop berwarna putih.Karena penasaran Alika mendekat ke arah amplop putih dan membukanya. di dalam ada selembar kertas yang dilipat menjadi dua.Alika membuka dan mulai membaca pesan yang tertulis di selembar kertas itu.( Terimakasih gadis malamku. malam ini aku sungguh puas maaf karena aku tidak bisa menunjukan idetintasku di depanmu untuk sekarang. bukannya aku seorang pengecut aku pasti akan datang untuk menemuimu kembali. jika kamu ada waktu Raka akan membawamu kepadaku minggu depan. salam dariku teman tidur priamu.).Itulah isi kertas yang di tinggalkan Pria misterius itu. selesai membaca kertas itu Alika hanya hisa tersenyum kecut."Kau bilang bukan pengecut tapi kau seorang bajingan dasar pria brengsek!" teriak Alika kemudian menyobek kertas itu menjadi berkeping-keping.Alika
Alika menubruk tubuh Raka yang baru sampai di depan mobil. Alika memeluk Raka dari belakang Raka langsung berhenti ketika mendapatkan pelukan dari arah belakang."Kamu mau meninggalkanku sendirian di sini?" tanya Alika dengan menempelkan wajahnya di punggung Raka.Raka berbalik badan dan membalas pelukan Alika."Hey tatap wajahku," perintah Raka.Raka menangkupkan kedua tangannya di wajah Alika dan mengangkatnya agar Alika menatap ke wajahnya."Siapa yang berkata aku meninggalkanmu di sini?' Raka bertanya kepada Alika."Ya itu buktinya kamu pergi tanpa aku." jawab Alika."Oh sini peluk," pinta Raka dan memeluk kembali wanita yang ada didepannya ini."Aku hanya akan pergi bekerja, paling sampai jam sepuluh malam. kamu jangan khawatir aku akan kembali ke sini nanti malam," jelas Raka."Benarkah seperti itu?" tanya Alika."Ya aku akan menepati perkataanku jika tid
Melihat reaksi yang Alika tunjukan. Raka merasa kalau masa kecil Alika pernah mengalami trauma yang begitu dalam tentang di tinggalkan.Raka duduk di samping Alika dan satu tangannya memegang tangan Alika kemudian Raka berkata "Sudah jangan sedih lagi. aku punya sesuatu untukmu,""Apa?" tanya Alika."Sebelum aku kasih aku mau tanya sama kamu, berapa umurmu sekarang?" tanya Raka kepada Alika."Dua puluh tahun," jawab Alika."Baru dua puluh tahun?" tanya Raka lagi."Iya memangnya kenapa?" Alika balik bertanya kepada Raka."Mengapa kamu bisa berada di rumah wanita itu? apa kamu di culik?" tanya Raka.Bukan niat Raka untuk mengingatkan hal buruk tentang Alika. tetapi Raka butuh informasi tentang masalalu Alika. bisa saja Alika adalah anak yang diculik dan di jadikan wanita malam.Alika menggelengkan kepalanya dan berkata "Aku memang sedari kecil sudah tinggal di sana. Mami berkata ka
Ting...!Ponsel Raka yang berada di samping piring berbunyi. Raka lantas melihat ponselnya dapat Alika lihat wajah Raka berubah menjadi pucat ketika melihat ke arah ponsel. "Ada apa?" tanya Alika dengan suara lembut. Raka memijat pangkal hidungnya. kemudian mengalihkan pandangan ke arah Alika. "Ngga ada apa-apa. kamu lanjutkan sarapan dulu ya aku mau ke kamar," pamit Raka. Kemudian Raka berdiri dari duduknya dan berjalan naik tangga ke arah kamarnya yang berada di lantai dua. Alika hanya bisa memandangi punggung Raka yang mulai mejauh darinya dengan diam. Alika menatap ke atas piringnya. Alika menghela nafas panjang dan mulai menyantap sarapannya meski sudah tidak selera untuk makan. Sepuluh menit kemudian Raka keluar dari kamar dan menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Alika saat itu sedang berada di sofa ruang keluarga langsung berdiri. "Mau kemana?" tanya Alika. "Ada pekerjaan me
Raka melihat pemandangan yang luar biasa di sofa ruang tamu. Raka tidak pernah diperlakukan oleh seorangpun sampai seperti ini. bahkan dirinya pulang larut malam. Alika rela menunggunya sampai tertidur di sofa.Raka melepas dasi dan tiga kancing kemeja warna putih yang dia pakai bagian atasnya. Raka melemparkan dasinya ke sembarang arah.Raka mendekat ke arah sofa dan berjongkok di depan Alika. matanya menatap dalam wajah Alika menikmati setiap inci bagian wajahnya.Bahkan karena begitu dekatnya nafas hangat Raka sampai menyapu seluruh wajah Alika."Kenapa kamu masih mengulanginya, kenapa kamu tidak mendengarkan perkataanku," gumam Raka.Raka membenarkan anak rambut Alika yang berantakan. setelah itu Raka membopong tubuh Alika dan membawanya ke lantai dua.Dengan manaiki anak tangga satu persatu mata Raka terus menatap ke arah wajah Alika. perlahan Raka membaringkan tubuh Alika."Kenapa hatiku terasa bera
Saat sedang melalum Alika mendengar langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Alika mengalihkan pandangannya ke sumber suara."Bi," panggil Alika ketika melihat Bi Mun berjalan ke arahnya dengan membawa nampan yang berisi air minum dan kue."Iya Nak," jawab Bi Mun."Bibi duduk dulu ya ada yang ingin aku tanyakan kepada Bibi," perintah Alika.Bi Mun menurut dan langsung duduk di bawah. melihat hal itu Alika langsung menggeser satu kursi yang ada di dekatnya dan meminta Bi Mun untuk duduk di atas."Bi jangan duduk di situ. duduk sini Bi," perintah Alika.Bi Mun langsung berpindah tempat duduk dengan perasaan yang kurang enak di dalam hatinya."Bi sebenarnya kedua orang tua Raka dimana?" tanya Alika kepada Bi Mun dengan menatap lurus ke depan."Memangnya kenapa Nak?" tanya Bi Mun."Aku pengin tahu saja Bi. karena sudah tiga hari berada di sini aku tidak pernah sekalipun melihat kedua o
"Raka ternyata kamu disini. sudah lama kita tidak berjumpa ya," ucap seorang Pria yang sudah berdiri di belakang Raka. Alika yang sedang menikmati makanannya langsung melihat ke sumber suara. tetapi karena Alika merasa tidak mengenalnya Alika kembali melanjutkan makannya. "Bram...." ucap Raka dengan tergagap. Ini pertama kalinya untuk Raka memanggil Tuannya dengan sebutan namanya langsung. tetapi bukannya bosnya marah malah sebaliknya Bram tersenyum ke arahnya. "Iya sudah lama ya kita tidak berjumpa," ucap Bram dengan mengulurkan tangannya ke arah Raka. "Iya Bram. kamu apa kabar?" tanya Raka dengan menyambut uluran tangan Bram. Kemudian setelah itu Raka dan Bram terlibat pembicaraan. mereka membahas masa-masa kuliah yang Alika sendiri tidak tahu jadi Alika memilih untuk diam. "Oh iya Rak. ini cewemu?" tanya Bram dengan menunjuk ke arah Alika. "Bukan Bram. dia hanya temanku kenalkan Alika dia Bram teman kuliahku dulu," ucap Raka. Mendengar jawaban dari Raka. Alika yang sedang