Home / Rumah Tangga / Misteri di balik cinta Alika / Part 3. Kau tidak bisa bebas

Share

Part 3. Kau tidak bisa bebas

last update Last Updated: 2022-04-09 21:45:21

Satu jam kemudian Alika keluar dari kamar mandi dan tidak melihat ada Pria disana. tetapi mata Alika melihat ke atas seprai ada satu amplop berwarna putih.

Karena penasaran Alika mendekat ke arah amplop putih dan membukanya. di dalam ada selembar kertas yang dilipat menjadi dua. 

Alika membuka dan mulai membaca pesan yang tertulis di selembar kertas itu. 

( Terimakasih gadis malamku. malam ini aku sungguh puas maaf karena aku tidak bisa menunjukan idetintasku di depanmu untuk sekarang. bukannya aku seorang pengecut aku pasti akan datang untuk menemuimu kembali. jika kamu ada waktu Raka akan membawamu kepadaku minggu depan. salam dariku teman tidur priamu.).

Itulah isi kertas yang di tinggalkan Pria misterius itu. selesai membaca kertas itu Alika hanya hisa tersenyum kecut. 

"Kau bilang bukan pengecut tapi kau seorang bajingan dasar pria brengsek!" teriak Alika kemudian menyobek kertas itu menjadi berkeping-keping. 

Alika melihat di bawah amplop itu ada selembar cek bernominal dua ratus juta. 

"Apa-apaan ini, aku bukan gadia malam ahh.".

Di dalam kamar Alika berteriak seperti orang gila. tetapi tidak ada seorangpun yang membantunya karena teriakan Alika hanya terdengar di dalam ruangan itu saja. 

Tubuh Alika merosot dan terduduk di lantai. Alika menangis tanpa suara sebegitu rendahnya kah dirinya sehingga membuat para Pria hanya datang dan pergi sesuka hatinya. 

Klek...!

Alika mendengar pintu kamar hotel terbuka. Alika mengalihkan pandangannya ke arah pintu. tidak lama kemudian Raka masuk dan langsung membantu Alika berdiri. 

"Lepas!" teriak Alika dengan mengibaskan tangan Raka. 

"Apa kamu sengaja menjebakku disini?" tanya Alika kepada Raka. 

"Aku tidak menjebakmu," jawab Raka santai. 

"Lalu? lalu apa yang terjadi semalam. kenapa ada pria lain di kamar ini. dan parahnya sekarang kamu datang tanpa rasa bersalah," ucap Alika dengan menunjuk-nunjuk ke arah Raka. 

Emosi yang dari tadi Alika pendam akhirnya keluar juga ketika melihat wajah santa yang di tunjukan oleh Raka. 

"Aku tidaj menjebakmu. aku sudah membelimu apa kamu lupa?" tanya Raka. 

Alika terdiam hanya air mata yang terus mengalir, Alika menatap dalam ke mata Raka. 

"Sekarang ijinkan aku pergi dari sini. dan kamu jangan pernah temui aku lagi!" teriak Alika. 

"Itu tidak akan aku biarkan. Bos besar belum mengijinkan kamu pergi itu artinya dia masih membutuhkan tubuhmu," ucap Raka dengan mencegah Alika yang akan pergi.

"Apa? apa kamu belum cukup membuatku tersiksa hah?" tanya Alika dengan memukuli dada bidang Raka. 

"Stop membuang tenagamu. simpan untuk minggu depan," perintah Raka dengan menggengam tangan Alika. 

"Bukankah Bos besar sudah membayarmu dengan jumlah yang tidak sedikit?" tanya Raka kepada Alika. 

"Oh... tunggu disini," ucap Alika kemudian Alika berbalik dan mengambil cek yang berada di ranjang. 

"Apa yang kamu maksud ini. ambil saja uang ini semuanya untukmu aku tidak butuh. aku masih kuat untuk mencari uang yang halal," ucap Alika. 

"Kamu tidak bisa melakukan sesuka hatimu Alika," ucap Raka dengan menaikkan nada bicaranya. 

"Ikut aku," ucap Raka dengan melembutkan kembali suaranya. 

"Kamu mau membawaku kemana?" tanya Alika. 

"Ikut saja, sebelum itu ganti pakaianmu," perintah Raka dengan memberikan bag yang dia bawa. 

Alika menerima bag itu dan berjalan ke arah kamar mandi. di dalam bag Alika melihat ada satu dres berwarna merah. ada juga dalaman disana.

Bahkan Alika sempat berpikir apa benar ini semua Raka yang membelinya. saat Alika memakai bajunya sangat pas di badannya. 

Alika keluar dari kamar mandi dan melihat Raka sedang berdiri menghadap keluar. 

"Kamu mau membawaku kemana?" Alika kembali bertanya kepada Raka. 

"Kita sarapan dulu," jawab Raka. 

Alika merasa saat berada di dekat Raka. dirinya selalu diperlakukan seperti ratu. Raka juga selalu memberikan apa yang Alika minta. bahkan tidak segan Raka mengambilkan makan dan minum untuk Alika. 

"Terimakasih," ucap Alika. 

Tidak sengaja tatapan mata Alika dan Raka saling tatap. untuk sekian detik tatapan mereka sama-sama terkunci.

"Sama-sama." jawab Raka kemudian memalingkan wajahnya ke arah samping. 

Karena perut yang lapar Alika makan dengan lahap. Raka yang melihat Alika makan dengan semangat seperti itu tersenyum.

Jam setengah sembilan pagi Raka dan Alika keluar dari kamar hotel. Alika menarik nafas panjang ketika bisa menghirup udara segar. 

"Masuk," perintah Raka yang sudah berdiri di samping mobil innova warna putih. 

Tanpa bertanya mereka akan kemana Alika masuk ke mobil. Raka membawa mobilnya membelah jalanan ditengah terik matahari. 

Dua puluh lima menit kemudian Raka menghentikan mobilnya dipekarangan rumah. Alika melihat rumah ini sangat asri banyak pohon bunga dan tumbuhan lain di taman. 

Rumah ini juga tidak ada pagar yang menjulang tinggi. Raka membawa Alika mereka berdiri di depan pintu. 

"Rumah siapa ini?" tanya Alika. 

"Nanti juga kamu tahu." jawab Raka. 

Tok... Tok... Tok...!

Raka mengetuk pintunya. tidak lama kemudian terdengar langkah kaki yang mendekat ke arah pintu. 

Seketika pinty terbuka lebar dan memperlihatkan seorang wanita. jika Alika tebak dari postur wajahnya sudah berumur empat puluh tahun.

"Den Raka," ucap wanita itu. 

"Iya Bi Mun," ujar Raka. 

Bi Mun mengalihkan pandangannya ke arah Alika. Bi Mun melihat dari atas sampai bawah. Alika yang dilihat sedetail itu merasa tidak nyaman. 

Alika hanya bisa tersenyum seraya menganggukan kepalanya ke arah Bi Mun. Bi Mun juga membalas senyuman. 

Sudah sepuluh tahun Bi Mun bekerja dengan Raka. sedikit info dirinya juga tahu mengenai pekerjaan yang dilakukan Raka. 

Bi Mun mengira kalau wanita yang bersama Bosnya adalah wanita korban kekerasan bosnya. 

"Oh iya sampai lupa, silahkan masuk," perintah Bi Mun dengan membuka pintunya lebar-lebar. 

Kemudian mereka bertiga masuk ke dalam. Raka duduk di sofa sedangkan Alika memilih untuk berdiri di samping Raka dengan menundukan kepalanya. 

Bi Mun masuk ke dalam dan tidak lama kemudian keluar lagi dengan membawa dua gelas minuman dingin. 

"Tumben Den Raka datang kesini. ada apa?" tanya Bi Mun. 

"Gini Bi, seperti biasa aku mau menitipkan gadis ini di sini. namanya Alika Bi." ucap Raka. 

"Oh iya Den. Aden tenang saja Bibi akan menjaga Nak Alika dengan senang hati," jawab Bi Mun. 

"Iya Bi, kalau gitu Raka pamit titip ya Bi," ucap Raka. 

Kemudian Raka berdiri dari duduknya dan membenarkan baju kemeja warna biru yang dia kenakan. Raka melihat ke arah Alika dan menganggukan kepalanya seraya tersenyum. 

Raka berjalan keluar dari rumah itu. sedangkan Alika hanya bisa melihat punggung Raka yang mulai manjauh. 

Alika seperti kehilangan sosok penjaganya ketika tidak lagi melihat Raka. Alika berlari keluar dari rumah hal itu membuat Bi Mun panik. 

Alika menubruk tubuh Raka yang baru sampai di depan mobil. Alika memeluk Raka dari belakang Raka langsung berhenti ketika mendapatkan pelukan dari arah belakang. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 117. Happy ending

    "Iya do'anya saja. makasih ya Bri sudah mau mengantarkan kita. hati-hati bawa mobilnya," ucap Alika. "Iya Al, kami pulang dulu," pamit Brian. Kemudian Brian kembali membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan parkiran hotel."Yang masuk sekarang yuk," ajak Raka kepada istrinya. "Hmm... ayo Yang," jawab Alika. Kemudian Alika dan Raka masuk ke dalam hotel. mereka berada di dalam kamar seperti pasangan pengantin baru saja. Bahkan hampir semalaman mereka berdua tidak tidur. Alika dan Raka berada di hotel selama dua hari tiga malam. Pagi ini adalah hari ke tiga Alika dan Raka berada di hotel, siang ini mereka memutuskan untuk kembali ke rumah. Mereka pulang ke rumah di jemput oleh Pak Agus. sudah ada tiga bulan terakhir ini Alika tidak lagi bekerja dengan alasan ingin istirahat agar cepat dapat momongan. Tring... Tring... Ponsel Raka yang berada di meja kecil samping ranjang berdering. Raka mengalihkan pandangannya ke arah ponsel. Raka melihat di layar depan terpampang

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 116. Ke hotel

    "Kamu jangan mengada-ngada berita yang tidak benar kaya gini lah Bri, aku ngga suka," pinta Raka."Yang kamu jangan seperti ini, semua itu memang benar. kami yang mendengarnya sendiri, bahkan kami sudah melihat Bram untuk terakhir kalinya," ucap Alika dengan menangkup wajah suaminya.Tanpa berkata-kata Raka hanya bisa memeluk istrinya dengan erat. ini kehilangan kedua kalinya bagi Raka. Lagi-lagi Raka harus merelakan kehilangan seorang teman, sahabat dan juga ayah selama ini. Raka dan Brian langsung mengurus semua pemakaman Bram hingga selesai. karena waktu sudah malam mereka memutuskan untuk memakamkan jasad pada pagi harinya saja. Mereka membawa pulang jasad Bram ke rumah Bram. saat mobil ambulace datang, sudah banyak warga dan juga karyawan ada juga beberapa kerabat jauh yang datang ke sana. Pagi ini jam setengah delapan mereka berbondong-bondong mngantarkan jasad Bram ke tempat terakhirnya. Jam sembilan semua proses pemakamannya selesai. para pelayad juga sudah mulai pergi, t

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 115. Kepergian Bram

    Bram melepaskan pelukannya telebih dahulu. kemudian Bram berkata "Kamu tahu, sejak pernikahanmu dengan Raka terjadi, aku sudah menganggapmu seperti adik sendiri, di sini aku hanya ada Raka, begitu juga dengan Raka. Raka hanya ada aku dan sekarang Raka memilikimu,"."Aku juga mau jujur kepadamu. hal yang mungkin akan sangat menyakitkan untukmu," ujar Bram. "Apa katakan saja," pinta Alika. Alika meminta Bram untuk duduk karena melihat pancaran wajahnya yang semakin pucat. "Kamu selama ini mencari di mana orang tuamu kan?" tanya Bram. Alika menganggukan kepalanya, kemudian Alika bertanya "Iya, lalu ada apa?"."Aku akan memberitahumu sesuatu. kedua orang tuamu masih ada dan keduanya masih sehat. mereka tinggal disalah satu desa dan Raka sudah mengetahui semuanya karena aku yang mengatakannya." jawab Bram. "Lalu di mana kedua orang tuaku?" tanya Alika dengan mengguncangkan pelan tubuh Bram. Bram mengeluarkan satu lembar kertas bertuliskan sebuah alamat. Bram memberikannya kepada Ali

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 114. Kejujuran Bram

    "Pasti enak lah Yang, kan kamu yang bikin," jawab Raka. Kemudian Raka membalikan badan Alika. saat ini posisi Alika dan Raka saling berhadapan. bahkan wajah mereka hanya berjarak satu centimeter saja. Alika mengalungkan tangannya ke leher Raka. Alika sengaja memiringkan wajahnya, Alika tahu apa yang saat ini ada di pikiran suaminya.Pasti Raka sedang berat untuk meninggalkannya di rumah sendirian selama ini. "Kenapa?" tanya Alika. Bukannya menjawab Raka malah mendekatkan wajahnya ke wajah Alika. Raka mengecup bibir tipis istrinya itu, bukan kecupan singkat tetapi Raka selalu menuntut kepada Alika untuk lagi dan lagi. Setelah berciuman cukup lama, Alika melepaskannya terlebih dahulu. kemudian Alika dan Raka saling pandang. Raka mendaratkan kecupan singkat di bibir Alika. "Aku bakal kangen banget sama kamu Yang," bisik Raka di telinga Alika. "Iya Sayang, aku juga bakal kangen sama kamu. makanya semangat kerjanga biar cepet selesai kerjaannya ya, terus nanti bisa pulang," ucap Ali

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 113. Pasti akan rindu berat

    Dua puluh lima menit kemudian mobil Raka memasuki komplek perumahan yang terlihat elit itu. Raka melihat ke arah Brian dengan tatapan tidak percaya. "Yakin pacarmu di sini Bri?" tanya Raka.Alika dan Brian mengalihkan pandangannya ke arah Raka. kemudian Brian bertanya "Iya lah yakin memangnya ada apa Rak, kok kamu tanyanya aneh?"."Kenal dimana sama wanita di sini kamu Bri. jangan-jangan calon istrimu itu masih abg ya Bri?" tanya Raka. "Ya ngga lah Rak, dia seumuran dengan istrimu, nanti kamu juga akan tahu," jawab Brian. Tidak lama kemudian mobil yang Raka kendarai di minta untuk belok ke salah satu rumah. rumah itu terlihat sangat luas dari bagian depan. Dengan cat tembok warna putih dan emas yang membuat rumah itu terlihat mewah dan elegan. Raka melihat di dalam pekarangan rumahnya, ada tiga mobil mewah yang terparkir. "Wah keren Bri," ujar Raka dengan menepuk pundak Brian. Brian hanya menjawab dengan tertawa perkataan Raka. kemudian Raka dan Alika berjalan di belakang kedua

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 112. Darimana kamu bisa kenal wanita ini

    "Boleh ayo," ajak Raka. Raka menggandeng tangan istrinya. Raka membukakan pintu mobil untuk Alika. setelah ity Raka masuk ke kursi kemudi.Raka membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan pekarangan rumah mereka.Dua puluh lima menit kemudian Raka memarkirkan mobilnya di parkiran mal. Raka dan Alika keluar dari mobil mereka berjalan bergandengan tangan masuk ke dalam mal. "Yang sini deh," ajak Raka. Raka dan Alika masuk ke salah satu toko yang menjual perhiasan. Alika hanya menurut ke suaminya. "Menurut kamu bagus yang mana Yang?" tanya Raka dengan menunjukan dua kalung kepada Alika. "Semuanya bagus Yang, memangnya mau buat siapa?" tanya Alika. "Ya buat kamu Sayang, memangnya buat siapa lagi," jawab Raka. "Hehe... ya kirain kamu mau ngasih hadiah buat siapa," jawab Alika. "Iya Yang, kan sudah lama ngga aku kasih hadiah buat istriku ini," ucap Raka dengan mengusap pucuk kepala Alika. "Hmm... aku yang ini aja kayanya bagus," ucap Alika dengan menunjuk kalung berliont

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 111. Rencana baik Brian

    "Oh iya sampai lupa," jawab Brian dengan menepuk keningnya sendiri.Brian berbalik badan dan berjalan ke arah sepasang suami istri itu. mereka bertiga terlihat sedang berbicara tetapi tidak bisa Alika dengar dengan jelas.Tidak lama kemudian Brian kembali dengan berjalan beriringan dengan kedua orang tua tadi ke arah Alika. "Alika ini kenalin kedua orang tuaku, mereka baru saja bisa datang ke sini setelah beberapa tahun mereka tinggal di luar negeri untuk masalah pekerjaan," ucap Brian dengan menunjuk ke arah kedua orang tuanya. "Oh iya, salam kenal Pak, Bu. saya Alika," ucap Alika dengan mengulurkan tangannya ke arah Ibu Brian. "Iya salam kenal, sudah berapa lama kamu kenal dengan anak saya?" tanya Ibunya Brian dengan membalas uluran tangan Alika. "Sudah lama ya Bri," jawab Alika. "Iya Ma, sudah lama sekali. dia istri temanku Ma, si Raka." jawab Brian. Mungkin Mamanya mengira kalau Alika adalah calon istri yang dibilang oleh Brian semalam. "Kenapa kalian masih di luar, ayo mas

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 110. Kedatangan Brian

    "Tapi tidak apa-apa, Mama sama Papa ihklas kalian meninggalkan kami. Mama sama Papa yakin, setelah hujan akan ada pelangi yang datang. pasti tuhan akan menyiapka kebahagian untuk Mama sama Papa," gumam Alika. "Oh iya kalian baik-baik ya di atas sana, Mama sama Papa akan selalu mengujungi kalian," lanjut Alika."Al," ucap Raka. Raka sudah tidak sanggup lagi mendengar kata demi kata yang keluar dari bibir Alika. "Iya Yang," jawab Alika. "Mama sama Papa, pulang dulu ya Sayang," pamit Alika. Alika mengecup dua nisan itu bergantian. sedangkan Raka hanya mengusapnya saja. Alika memeluk Alika dan mengajaknya ke parkiran mobil. Setelah Raka dan Alika masuk ke dalam mobil. Pak Agus kembali membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, menuju ke rumah Alika. Sepuluh menit kemudian Pak Agus menghentikan mobilnya di pekarangan rumah Alika. Raka turun dari mobil dan menuntun Raka masuk ke dalam rumah. Raka mengajak Alika untuk duduk di sofa yang berada diruang tamu. Raka juga meminta Bi Mun un

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 109. Jadi pendiam

    "Ta... tapi bagaimana dengan istri saya?" tanya Raka. "Bapak serahkan saja sama kami ya, kami akan melakukan yang terbaik untuk istri Bapak," ucap perawat itu."Sudah Rak, kamu percaya saja sama mereka yang lebih tahu." pinta Brian. Kemudian Brian memilih untuk duduk di kursi tunggu. sedangkan Raka berjalan mondar mandir di depan pintu ruang rawat Alika. Raka mengalihkan pandangannya ke arah jam dipergelangan tangannya sudah menunjukan jam setengah enam pagi. Tring... Tring... Ponsel Brian yang berada di dalam saku jaket berdering. Brian mengeluarkan ponselnya dan melihat di layar depan terpampang nama Bram."Halo Pak, pagi," sapa Brian ketika teleponnya sudah tersambung. "Pagi, kamu lagi di mana?" tanya Bram diseberang sana. "Saya sedang di rumah sakit, sedang menemani Raka dan istrinya Pak," jawab Brian. "Raka, ada apa dengan Raka?" tanya Bram. "Istrinya melahirkan Pak, tetapi kedua anaknya tidak bisa diselamatkan," jawab Brian dengan nada yang berbisik. "Innalillahiwainna

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status