Share

22. Judi (Setelahnya)

Hah... Hah... Hah...

         Nafas Arta dan Renza terengah-engah. Mereka berdua bersembunyi di gang sempit tempat pembuangan sampah. Mereka menutup hidungnya rapat-rapat karena bau busuk begitu menyengat.

“Akh!” pekik Arta.

        Renza langsung membungkam mulut Arta. Karena teriakannya hampir saja membuat mereka berdua tertangkap. Renza lemas karena lari tanpa aba-aba.

“Apa-apaan kau? Mulutmu ini tidak bisa bicara lirih?” ujar Renza.

Pletak!

“Akh!” pekik Renza sembari memegang keningnya yang disentil Arta. “Sakit!” kata Renza.

“Aku ini lebih tua darimu,” kata Arta.

“Terus?” tanya Renza.

“Sopanlah sedikit!”

“Bagaimana aku mau sopan kalau kau menginjak kakiku?”

“Ah!” Arta langsung menyingkirkan kakinya. “Aku tidak sengaj

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mikayla Azahra
Jhahahah si artha emang pinter, kelewat pinter malahan.........
goodnovel comment avatar
S Rohmah
.........menang banyak Arta hari ini..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status