Share

Identitas

            Wajah Keanu memucat ketika melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan tersebut. Matanya menatap nanar ke arah ranjang yang ada di dalam ruangan tersebut, seolah masih terlihat jelas ketika beberapa saat yang lalu adik angkat yang disayanginya berbaring di sana dengan sebuah senyum hangat mengiringi setiap kalimatnya.

Namun saat ini semuanya berubah, ruangan itu kini dipenuhi oleh para perawat dan juga beberapa dokter yang sedang kebingungan dan juga sibuk menghadapi apa yang terjadi.

Dan beberapa saat kemudian, seorang perawat memperhatikan Keanu lalu bertanya, “Apa kamu keluarga pasien?” 

Mulut Keanu terkunci, ia tak menjawab sedikit pun pertanyaan perawat tersebut. Ia pun terus melangkan kakinya dengan tatapan nanar ke arah jendela, melewati orang-orang  yang kini sedang menatapnya dengan bingung, hingga akhirnya ia sampai di tepi jendela tersebut.

 Dan sebelum menerima kenyataan, ia menarik napasnya dalam-dalam lalu melihat ke arah apa yang sedari tadi dilihat oleh semua orang.

"Jenny," gumamnya. Tubuhnya merosot setelah melihat tubuh adik kesayangannya itu kini bersimbah darah di lantai dasar yang ada luar gedung rumah sakit tersebut.

Semua orang pun menatap iba ke arah Keanu, namun saat ini kedua matanya terbuka tapi telinga dan bibirnya terkunci, Ia tak bisa mendengar suara orang-orang di sekitar yang terus mencoba menyadarkan dirinya.

**

Dua jam kemudian.

        Saat ini Keanu sudah kembali ke dalam ruangannya. Ia terus saja diam di atas ranjang yang ada di sana tanpa sepatah kata pun terucap dari bibirnya. Hingga, tak lama kemudian terdengar suara ketukan di pintu masuk ruangan itu.

"Masuk,” sahutnya dengan suara lirih.

Kemudian terlihat sepasang wanita dan laki-laki paruh baya masuk ke dalam ruangan itu dengan pelan.

Keanu yang melihat kedatangan kedua orang tersebut langsung menundukkan kepalanya. “Maaafkan aku, aku tidak becus menjaganya. Aku orang bodoh, aku ...." Ia tak bisa melanjutkan kalimatnya karena semua rasa bersalah yang menancap dalam, hingga membuatnya tak bisa berpikir lagi saat itu.

“Siapa yang mengatakan hal seperti itu? Ini sudah kehendak dari yang di atas. Ibu percaya pada kamu, kamu sudah berusaha menjaga Jenny dengan baik. Hanya saja ….” Ibu angkat Keanu pun tak dapat meneruskan kalimatnya.

“Seorang laki-laki tidak boleh lemah. Kami sudah mengikhlaskanya, mungkin Tuhan lebih menyayanginya,” ujar laki-laki paruh baya yang saat ini sedang menepuk-nepuk pundak wanita paruh baya di sampingnya, sambil terus berusaha menguatkan hatinya sendiri.

Keanu pun langsung berdiri dari ranjangnya dan dengan cepat memeluk kedua orang tua angkatnya tersebut. “Ayah-Ibu, aku bersyukur bisa menjadi bagian keluarga kalian," ujarnya dengan setetes air mata mengaliri wajahnya yang saat ini penuh dengan luka lebam bekas pukulan para berandal kemarin.

**

            Hari demi hari pun berganti, Keanu terus bekerja keras demi mewujudkan pesan adiknya.  Semenjak hari itu, Keanu bertekad untuk berubah. Dan benar saja, kini laki-laki tampan itu benar-benar berubah menjadi orang yang keras dan lebih pendiam dari pada sebelumnya.

Beberapa orang yang sering membully dirinya pun sudah tak lagi muncul, ia membuktikan perubahannya dengan menghajar habis-habisan orang-orang tersebut. Hingga pada akhirnya, kejadian tersebut membuat Keanu masuk ke dalam daftar sebagai salah satu orang yang tidak boleh disinggung di wilayah tersebut.

Hari ini, seperti biasanya Keanu sedang bekerja di salah satu tempat servis yang berjarak tidak begitu jauh rumah orang tua angkatnya. Namun tiba-tiba terdengar sebuah teriakan dari luar tempat tersebut. 

"Key!"

Mendengar namanya dipanggil, Keanu pun segera keluar. “Apa?” tanyanya pada pemuda yang kini berdiri tidak jauh darinya.

“Key, Paman, Key!”

“Ayah kenapa?” sahut Keanu yang terlihat kebingungan melihat tingkah pemuda tersebut.

“Itu paman … ah, kamu pulang sajalah,” ujar pemuda itu lagi yang terlihat bingung untuk melanjutkan kalimatnya.

'Kenapa ini,' batin Keanu lalu dengan cepat masuk kembali ke dalam tempat tersebut untuk meminta izin.

 Setelah mendapat izin, Keanu dan pemuda tadi pun berlari secepat mungkin kembali ke rumah keluarga angkatnya. Dan ketika sampai di sana, terlihat beberapa tetangga sedang berkerumun di depan rumah tersebut.

Jantung Keanu pun berdegup kencang ketika melihat sebuah kain putih terikat di tiang rumah tersebut. 'Jangan-jangan,' batinnya lalu dengan cepat berlari masuk ke dalam rumah tersebut.

Dan benar saja apa yang ada di dalam pikirannya, kini ayah angkatnya tengah terbujur kaku di dalam rumah tersebut.

“Ayah,” ucap Keanu lalu dengan cepat duduk  di samping ibu angkatnya dengan mata yang terus menatap ke arah tubuh ayah angkatnya yang kini terbujur kaku di sana.

“Yang sabar,” ujar salah seorang tetangga yang berada di belakang Keanu sambil menepuk-nepuk pundak Keanu pelan, mencoba memberi dukungan padanya.

Setelah itu, semua prosesi pemakaman pun dilakukan. Keanu pun mengikuti semua prosesi tersebut, sedangkan ibu angkatnya kini tengah terbaring di ranjang tak kuat menghadapi kenyataan, karena sekali lagi ia harus kehilangan orang yang dikasihinya 

**  

            Tiga bulan berlalu dengan cepat,

 Keanu pun terus tinggal bersama ibu angkatnya. Ia merawat ibu angkatnya yang mulai sering sakit-sakitan. Wajah wanita paruh baya tersebut terlihat pucat dan sering sekali melamun, hanya sesekali saja saat bertemu dengan Keanu, ia akan tersenyum. 

Hingga suatu malam …

“Key,” panggil Nyonya Reina, ibu angkat Keanu yang baru saja keluar dari kamar dan kini duduk di ruang tamu.

“Ya,” sahut Keanu yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

“Kemari, Ibu mau bicara sesuatu."

Keanu yang duduk tak jauh dari sofa ruang tamu pun segera beranjak dari kursi kerjanya, kemudian berpindah dan duduk di dekat ibu angkatnya tersebut.

“Kenapa?” tanyanya sembari menatap Nyonya Reina dengan aneh.

Reina pun menghela napas panjang, lalu mengeluarkan sesuatu dari tas yang kini sedang dipegangnya erat. “Maafkan Ibu, ayah dan juga Jenny yang menyembunyikan benda ini dari kamu," ujarnya sambil mengambil sesuatu dari dalam tas tersebut.

Keanu mengerutkan keningnya saat melihat amplop coklat yang baru saja dikeluarkan dari tas tersebut.

"Ambilah," ucap Nyonya Reina sambil menyodorkan amplop coklat tersebut.

Keanu pun menerima amplop tersebut. "Apa ini?" tanyanya sambil menatap wajah ibu angkatnya dengan penasaran.

"Buka saja," sahut Nyonya Reina sambil menunjuk ke arah amplop itu.

Keanu lalu menghela napas dalam, kemudian dengan hati-hati membuka amplop coklat tersebut dan melihat isi di dalamnya.  “Ini ….” 

“Iya, itu identitas asli kamu. Kami menyimpannya atas usulan dokter. Saat itu dokter mengatakan, jika kami memberitahukan tentang identitas kamu yang sebenarnya secara mendadak, itu bisa berakibat buruk untuk kamu," ujar Nyonya Reina dengan sebuah rasa bersalah tercetak jelas di wajahnya. “Tapi ini juga salah kami karena merahasiakan ini dari kamu terlalu lama.” imbuhnya.

Keanu pun tersenyum kecil mendengar hal tersebut. “Tidak apa-apa, aku tahu ini semua kalian lakukan dengan memikirkan kebaikanku juga," ujarnya dengan tenang.

Nyonya Reina pun bernapas lega setelah mendengar jawaban Keanu tersebut. "Terimakasih Key, Ibu tahu kamu memang anak yang baik."

        Setelah berbincang beberapa hal lagi, kemudian Nyonya Reina kembali ke kamarnya. Sedangkan Keanu masih di sana, menatap benda-benda yang kini tengah dipegangnya itu.

“ID, Paspor, kartu kredit, bahkan SIM,” gumamnya sambil menatap fotonya yang tertempel jelas di benda-benda tersebut. “Sepertinya ini benar-benar milikku," ujarnya lagi sambil terus menatap benda-benda tersebut.

“Keanu Cristian Howgins,” ia mengucap nama yang ada di ID card tersebut, "sepertinya aku pernah mendengar nama ini, tapi di mana ...," gumamnya lalu mengambil ponsel yang ada di sakunya.

"Howgins-Howgins," gumamnya terus menerus sambil mencari nama itu di internet.

 Dan seesaat kemudian, mata Keanu pun terbelalak melihat apa yang ditemukannya di internet.

“Jangan-jangan aku ini benar orang kaya. Tapi, di data keluarga Howgins ini tidak ada data tentang Keanu, apa mungkin hanya mirip ya,” gumamnya.

  Keanu terus mencari data tentang keluarga Howgins yang merupakan nama belakangnya, tak lupa ia juga mencari tahu tentang alamat rumah yang ada di ID card-nya, namun tak banyak yang bisa ia temukan di internet.

Hingga pada akhirnya sebuah decakan kesal dan mengacak-acak rambut adalah tindakan terakhirnya setelah merasa pusing tak menemukan hasil yang dicarinya.

Dan disaat ia tengah pusing, tiba-tiba terdengar ketukan keras di pintu  utama rumah tersebut 

“Ck, apa lagi," decaknya kesal lalu berjalan ke arah pintu masuk rumah tersebut.

Keanu pun mempercepat langkahnya ketika ketukan kasar itu berubah menjadi gedoran yang sangat menggangu. Hingga akhirnya ia pun membuka pintu rumah tersebut. "Siapa?" tanyanya dengan suara lantang yang bercampur kesal.

Suasana di depan rumah tersebut mendadak hening seketika, saat Keanu menatap tajam ke arah orang-orang yang kini sedang berjejer di depannya.

"Apa ini?" tanyanya lagi pada orang-orang tersebut dengan suara menggelar.

Sesaat kemudian, Nyonya Reina pun keluar dari dalam rumah tersebut dengan tergesa-gesa. "Ada apa?" tanyanya yang terlihat kebingungan.

Tak lama kemudian terlihat seorang laki-laki tua berjalan melewati orang-orang tersebut dan langsung berdiri tepat di depan Keanu. "Aura jahat, pembawa sial, dia ini pembawa bencana," ujarnya sambil menunjuk wajah Keanu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status