Share

Morning, Tuan Anu
Morning, Tuan Anu
Penulis: Si Mendhut

Kak Key

          Di sebuah gudang terbengkalai di pinggiran kota Roundvill, terdengar suara tawa dari para pemuda yang sedang berkumpul di sana.

BYURRRR! Guyuran air menimpa wajah pemuda bertubuh tinggi yang saat ini terikat di tiang yang ada di tengah-tengah gudang tersebut.

 

“Hah-hah-hah!” Deru napas pemuda itu yang tengah gelagapan karena terkejut ketika guyuran air itu membangungkannya dari pingsan yang baru dialaminya.

“Hahaha!” tawa puas kelima laki-laki yang sedang membully pemuda tersebut.

Salah seorang berandal tersebut segera menarik rambut pemuda yang masih terikat di tiang itu, hingga membuat wajahnya terangkat dan menatap ke arahnya.

“Hey Jagoan! Buka mata kamu lebar-lebar!” teriak pemuda yang sedang menarik rambut pemuda tersebut.

“Lihat, siapa yang ada di sini?” imbuh laki-laki bertato yang tengah berdiri agak jauh dari laki-laki tersebut dengan nada mengejek.

Mata pemuda yang masih diikat di tiang itu pun menatap sayu melihat seorang gadis yang sedang terbaring di atas meja di dekat para berandal tersebut.

"Lepaskan dia," ucap pemuda itu dengan lemah. Bibir dan wajahnya yang lebam dengan kepala yang masih meneteskan darah membuatnya tak bisa melawan, bahkan untuk berteriak pun rasanya sulit untuknya.

Kemudian seorang berandal dengan cepat menyibak rok gadis yang saat ini berada atas meja dengan tubuh gemetar. Gadis itu pun semakin ketakutan saat tangan laki-laki tersebut mengusap pahanya.

“Ayo panggil kakakmu!” hardik pemuda bertato sambil menarik rambut gadis tersebut.

 

“Kak, Kak Key!” teriak gadis yang berumur sekitar 17 tahunan itu.

“Lepaskan adikku,” ucap Keanu sekali lagi dengan suara yang sedikit lebih bertenaga dari sebelumnya.

“Apa? Aku tidak mendengarnya,” ujar salah satu berandal yang ada di dekat Keanu.

“Aku mohon lepaskan dia,” ujar Keanu sekali lagi, sekarang lebih seperti orang yang sedang mengemis.

“Gimana? Kita lepasin gadis cantik ini  nggak? Kasihan tuh, kakaknya sudah ngemis-ngemis,” ejek salah satu berandal yang sedang menarik rambut gadis tersebut.

“Ya sudah, kamu lepaskan saja. Hehehe!” ujar yang lainnya dengan arti yang berbeda.

Sesaat kemudian, laki-laki bertato yang berada di dekat gadis tersebut dengan cepat melucuti pakaian gadis itu satu persatu.

Gadis tersebut terus meronta, melawan sekuat tenaga namun semuanya sia-sia.

“Hei Jagoan, lihat tuh adikmu! Bukankah dia sangat menggoda? Hahaha!” tawa  laki-laki yang kini tengah  menarik kasar rambut Keanu. 

Laki-laki itu memang sengaja membuat Keanu melihat gadis yang kini tengah dikerubungi oleh para laki-laki tadi.

"Bajingan kalian," ujar Keanu yang ingin berteriak tapi tak mampu dan hanya menyisakan suara tak seberapa.

"Kami memang bajingan, hahaha!"

 

            Teriakan demi teriakan terdengar dari gadis tersebut. Gadis itu pun berkali-kali memanggil nama Keanu. Dan Keanu dengan sisa-sisa tenaganya terus berusaha melepaskan diri dari ikatannya, tapi semua hal itu sia-sia.

Suara teriakan gadis tersebut semakin lama semakin lemah dan perlahan mulai menghilang, tergantikan oleh suara para laki-laki yang  tengah seru membicarakan tubuh adik angkat Keanu tersebut.

“Jenny,” lirih Keanu.

Tekanan yang kuat dan  tubuhnya yang lemah, membuat Keanu pingsan kembali,

*** 

Keesokan harinya.

            Keanu kini mulai sadar, dan ketika membuka matanya, ia segera melihat ke sekeliling. 

“Ini rumah sakit,” gumamnya.

Ia pun segera berusaha bangun dari ranjangnya dengan sekuat tenaga.

Pemuda tampan dengan kulit bersih itu pun berjalan tertatih keluar dari ruangan tersebut. Ia lalu bertanya pada beberapa perawat yang ada di dekat ruangannya, dan setelah bertanya pada orang ke empat akhirnya ia pun menemukan tempat di mana adik angkatnya di rawat saat ini.

Keanu berdiri beberapa saat di depan pintu kamar tersebut, sambil menghela napas beberapa kali mencoba menguatkan hatinya.

Dan ketika ia masuk ke dalam ruangan itu, terlihat tubuh gadis yang disayanginya kini tengah terbaring di atas ranjang rumah sakit yang ada di sana.

Ia pun segera mendekat ke arah gadis tersebut. “Jen, Jenny maafkan aku. Aku tidak mampu menjaga kamu,” ujarnya sambil menggenggam erat tangan adik angkatnya itu.

Lalu gadis itu pun membuka matanya, sebuah senyum manis terlihat di wajah pucat gadis tersebut. “Ada apa Kak?” tanyanya pelan.

“Jen, ini semua salahku. Aku tidak bisa menjaga kamu dengan baik, ini semua gara-gara Kakakmu yang bodoh ini.” Keanu terus menyalahkan dirinya sendiri.

 

Gadis tersebut lalu tersenyum kembali sambil menatap ke arah Keanu dengan lemah. “Apa sih Kak, kenapa kamu menyalahkan diri sendiri. Mungkin ini semua sudah garis kehendak yang kuasa. Memangnya siapa yang mau berada di posisi kita,” sahut Jenny dengan tenang.

“Aku janji, aku akan mencari orang-orang itu. Aku akan membuat mereka mendapat balasan yang setimpal,” ucap Keanu sambil mengepalkan tangannya merasakan amarah berkecamuk di dalam dirinya.

Jenny pun dengan cepat menggenggam tangan kakak angkatnya itu. “Kak, kamu harus janji padaku jangan terus memikirkan hal ini. Kamu harus hidup dengan lebih baik dan bahagia, agar tidak ada lagi orang yang bisa menghina dan meremehkan kamu.” 

“Tapi Jen—”

“Husst!” Jenny menempelkan jari telunjuknya pada bibirnya sendiri. “Janji ya Kak, kamu harus merubah hidup kamu,” pintanya dengan sebuah senyuman kecil mengakhiri kalimat tersebut.

“Baik Jen, aku janji akan berusaha merubah hidup kita. Tidak akan ada lagi yang bisa menghina aku, kamu dan juga keluarga kita.”

“Nah, gitu dong … itu baru namanya Kak Anu, kakaknya Jenny.” Sebuah senyuman mengembang sekali lagi dari wajah gadis mungil tersebut. 

Tak terlihat sedikitpun rasa sedih atau sejenisnya pada diri gadis belia itu, padahal, harusnya saat ini ia sedang menangis tersedu-sedu meratapi nasibnya.

Keanu lalu menggenggam erat tangan adik angkatnya tersebut. “Jen kalau kamu merasa sedih atau apapun, menangislah … ada Kakak

 di sini. Kakak janji akan menjaga kamu seumur hidup Kakak.”

“Halah apaan sih, aku nggak apa-apa kok. Yang penting sekarang kakak istirahat supaya cepat sembuh, aku juga mau istirahat, capek.”

“Kamu yakin nggak mau aku temenin?" tanya Keanu merasa ada yang janggal dengan adik angkatnya tersebut. "Kalau kamu butuh teman, Kakak akan terus di sini tidak akan kemana-mana," imbuhnya.

“Apaan si, aku kan bukan anak kecil lagi. Dan ingat kata-kataku tadi, kamu harus berubah mulai sekarang, janji!” ujar Jenny sambil mengacungkan jari kelingkingnya.

 Keanu pun segera menautkan jari kelingkingnya pada jari adik angkatnya itu. “Aku janji akan berubah menjadi laki-laki yang lebih baik, dan tidak akan ada seorang pun yang bisa menghina dan menyakiti kita lagi,” ujar Keanu dengan lantang.

Jenny pun cekikikan ketika melihat Keanu mengatakan hal tersebut dengan konyol.

“Kenapa kamu malah ngetawain Kakak?” tanya Keanu sambil mengernyitkan keningnya.

“Ya habisnya lucu."

 

Keanu lalu menggaruk-garuk  pelipisnya. “Masa iya lucu?”

“Iya dong, lucu banget. Ya sudah, sekarang kamu kembali sana! Aku mau tidur, jangan ganggu!” ucap Jenny dengan tingkah lucunya lalu berbalik badan.

“Hisss, gitu banget sama Kakaknya. Ya sudah aku kembali ke kamar dulu, nanti aku ke sini lagi,” ucap Keanu lalu berjalan tertatih keluar dari kamar tersebut.

          Setelah keluar dari kamar Jenny tersebut, Keanu pun berjalan dengan pelan kembali ke ruangannya yang memang terpisah cukup jauh dari ruangan adik angkatnya itu.

Dan ketika ia baru saja sampai di dalam kamarnya, tiba-tiba ia teringat sesuatu.

“Oh iya, aku belum mencari tahu siapa yang membawa kami kemari,” ujarnya sambil membaringkan tubuhnya di ranjang kamar tersebut.  “Ah sudahlah, lebih baik nanti saja aku cari tahunya.'

 Setelah gumaman kecil tersebut, Keanu pun memejamkan matanya. Namun beberapa saat kemudian terdengar suara heboh di luar kamar itu.

 "Ada apa," gumamnya lalu ia pun bangun kembali dan segera keluar dari ruangan tersebut, mencoba mencari tahu apa yang terjadi.

“Sus ada apa?” tanya Keanu pada seorang perawat yang sedang lewat dengan raut wajah tegang.

“Itu, ada pasien yang bunuh diri,”  jawab Perawat tersebut lalu berlari ke arah lain.

'Bunuh diri,' batin Keanu dengan tubuh yang tiba-tiba gemetar.

"Tidak, ini pasti bukan dia," ujar Keanu sambil berjalan secepat mungkin dengan tangan yang memegangi dinding di sekitarnya sebagai tumpuan karena rasa nyeri di kakinya semakin terasa menusuk.

“Jen, kumohon itu bukan kamu kan. Aku janji akan berubah, aku akan melakukan seperti apa yang kamu katakan, aku janji,” ucapnya di sepanjang langkahnya tersebut.

Dan ketika sampai depan ruangan Jenny ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status