Di sebuah gudang terbengkalai di pinggiran kota Roundvill, terdengar suara tawa dari para pemuda yang sedang berkumpul di sana.
BYURRRR! Guyuran air menimpa wajah pemuda bertubuh tinggi yang saat ini terikat di tiang yang ada di tengah-tengah gudang tersebut.
“Hah-hah-hah!” Deru napas pemuda itu yang tengah gelagapan karena terkejut ketika guyuran air itu membangungkannya dari pingsan yang baru dialaminya.“Hahaha!” tawa puas kelima laki-laki yang sedang membully pemuda tersebut.Salah seorang berandal tersebut segera menarik rambut pemuda yang masih terikat di tiang itu, hingga membuat wajahnya terangkat dan menatap ke arahnya.“Hey Jagoan! Buka mata kamu lebar-lebar!” teriak pemuda yang sedang menarik rambut pemuda tersebut.“Lihat, siapa yang ada di sini?” imbuh laki-laki bertato yang tengah berdiri agak jauh dari laki-laki tersebut dengan nada mengejek.Mata pemuda yang masih diikat di tiang itu pun menatap sayu melihat seorang gadis yang sedang terbaring di atas meja di dekat para berandal tersebut.
"Lepaskan dia," ucap pemuda itu dengan lemah. Bibir dan wajahnya yang lebam dengan kepala yang masih meneteskan darah membuatnya tak bisa melawan, bahkan untuk berteriak pun rasanya sulit untuknya.
Kemudian seorang berandal dengan cepat menyibak rok gadis yang saat ini berada atas meja dengan tubuh gemetar. Gadis itu pun semakin ketakutan saat tangan laki-laki tersebut mengusap pahanya.
“Ayo panggil kakakmu!” hardik pemuda bertato sambil menarik rambut gadis tersebut.“Kak, Kak Key!” teriak gadis yang berumur sekitar 17 tahunan itu.“Lepaskan adikku,” ucap Keanu sekali lagi dengan suara yang sedikit lebih bertenaga dari sebelumnya.“Apa? Aku tidak mendengarnya,” ujar salah satu berandal yang ada di dekat Keanu.“Aku mohon lepaskan dia,” ujar Keanu sekali lagi, sekarang lebih seperti orang yang sedang mengemis.“Gimana? Kita lepasin gadis cantik ini nggak? Kasihan tuh, kakaknya sudah ngemis-ngemis,” ejek salah satu berandal yang sedang menarik rambut gadis tersebut.“Ya sudah, kamu lepaskan saja. Hehehe!” ujar yang lainnya dengan arti yang berbeda.Sesaat kemudian, laki-laki bertato yang berada di dekat gadis tersebut dengan cepat melucuti pakaian gadis itu satu persatu.
Gadis tersebut terus meronta, melawan sekuat tenaga namun semuanya sia-sia.
“Hei Jagoan, lihat tuh adikmu! Bukankah dia sangat menggoda? Hahaha!” tawa laki-laki yang kini tengah menarik kasar rambut Keanu. Laki-laki itu memang sengaja membuat Keanu melihat gadis yang kini tengah dikerubungi oleh para laki-laki tadi."Bajingan kalian," ujar Keanu yang ingin berteriak tapi tak mampu dan hanya menyisakan suara tak seberapa.
"Kami memang bajingan, hahaha!"
Teriakan demi teriakan terdengar dari gadis tersebut. Gadis itu pun berkali-kali memanggil nama Keanu. Dan Keanu dengan sisa-sisa tenaganya terus berusaha melepaskan diri dari ikatannya, tapi semua hal itu sia-sia.
Suara teriakan gadis tersebut semakin lama semakin lemah dan perlahan mulai menghilang, tergantikan oleh suara para laki-laki yang tengah seru membicarakan tubuh adik angkat Keanu tersebut.
“Jenny,” lirih Keanu.
Tekanan yang kuat dan tubuhnya yang lemah, membuat Keanu pingsan kembali,***Keesokan harinya.
Keanu kini mulai sadar, dan ketika membuka matanya, ia segera melihat ke sekeliling.
“Ini rumah sakit,” gumamnya.Ia pun segera berusaha bangun dari ranjangnya dengan sekuat tenaga.Pemuda tampan dengan kulit bersih itu pun berjalan tertatih keluar dari ruangan tersebut. Ia lalu bertanya pada beberapa perawat yang ada di dekat ruangannya, dan setelah bertanya pada orang ke empat akhirnya ia pun menemukan tempat di mana adik angkatnya di rawat saat ini.
Keanu berdiri beberapa saat di depan pintu kamar tersebut, sambil menghela napas beberapa kali mencoba menguatkan hatinya.
Dan ketika ia masuk ke dalam ruangan itu, terlihat tubuh gadis yang disayanginya kini tengah terbaring di atas ranjang rumah sakit yang ada di sana.
Ia pun segera mendekat ke arah gadis tersebut. “Jen, Jenny maafkan aku. Aku tidak mampu menjaga kamu,” ujarnya sambil menggenggam erat tangan adik angkatnya itu.Lalu gadis itu pun membuka matanya, sebuah senyum manis terlihat di wajah pucat gadis tersebut. “Ada apa Kak?” tanyanya pelan.“Jen, ini semua salahku. Aku tidak bisa menjaga kamu dengan baik, ini semua gara-gara Kakakmu yang bodoh ini.” Keanu terus menyalahkan dirinya sendiri.Gadis tersebut lalu tersenyum kembali sambil menatap ke arah Keanu dengan lemah. “Apa sih Kak, kenapa kamu menyalahkan diri sendiri. Mungkin ini semua sudah garis kehendak yang kuasa. Memangnya siapa yang mau berada di posisi kita,” sahut Jenny dengan tenang.“Aku janji, aku akan mencari orang-orang itu. Aku akan membuat mereka mendapat balasan yang setimpal,” ucap Keanu sambil mengepalkan tangannya merasakan amarah berkecamuk di dalam dirinya.Jenny pun dengan cepat menggenggam tangan kakak angkatnya itu. “Kak, kamu harus janji padaku jangan terus memikirkan hal ini. Kamu harus hidup dengan lebih baik dan bahagia, agar tidak ada lagi orang yang bisa menghina dan meremehkan kamu.” “Tapi Jen—”“Husst!” Jenny menempelkan jari telunjuknya pada bibirnya sendiri. “Janji ya Kak, kamu harus merubah hidup kamu,” pintanya dengan sebuah senyuman kecil mengakhiri kalimat tersebut.“Baik Jen, aku janji akan berusaha merubah hidup kita. Tidak akan ada lagi yang bisa menghina aku, kamu dan juga keluarga kita.”
“Nah, gitu dong … itu baru namanya Kak Anu, kakaknya Jenny.” Sebuah senyuman mengembang sekali lagi dari wajah gadis mungil tersebut.
Tak terlihat sedikitpun rasa sedih atau sejenisnya pada diri gadis belia itu, padahal, harusnya saat ini ia sedang menangis tersedu-sedu meratapi nasibnya.Keanu lalu menggenggam erat tangan adik angkatnya tersebut. “Jen kalau kamu merasa sedih atau apapun, menangislah … ada Kakak di sini. Kakak janji akan menjaga kamu seumur hidup Kakak.”“Halah apaan sih, aku nggak apa-apa kok. Yang penting sekarang kakak istirahat supaya cepat sembuh, aku juga mau istirahat, capek.”“Kamu yakin nggak mau aku temenin?" tanya Keanu merasa ada yang janggal dengan adik angkatnya tersebut. "Kalau kamu butuh teman, Kakak akan terus di sini tidak akan kemana-mana," imbuhnya.“Apaan si, aku kan bukan anak kecil lagi. Dan ingat kata-kataku tadi, kamu harus berubah mulai sekarang, janji!” ujar Jenny sambil mengacungkan jari kelingkingnya. Keanu pun segera menautkan jari kelingkingnya pada jari adik angkatnya itu. “Aku janji akan berubah menjadi laki-laki yang lebih baik, dan tidak akan ada seorang pun yang bisa menghina dan menyakiti kita lagi,” ujar Keanu dengan lantang.Jenny pun cekikikan ketika melihat Keanu mengatakan hal tersebut dengan konyol.“Kenapa kamu malah ngetawain Kakak?” tanya Keanu sambil mengernyitkan keningnya.“Ya habisnya lucu."Keanu lalu menggaruk-garuk pelipisnya. “Masa iya lucu?”“Iya dong, lucu banget. Ya sudah, sekarang kamu kembali sana! Aku mau tidur, jangan ganggu!” ucap Jenny dengan tingkah lucunya lalu berbalik badan.“Hisss, gitu banget sama Kakaknya. Ya sudah aku kembali ke kamar dulu, nanti aku ke sini lagi,” ucap Keanu lalu berjalan tertatih keluar dari kamar tersebut.
Setelah keluar dari kamar Jenny tersebut, Keanu pun berjalan dengan pelan kembali ke ruangannya yang memang terpisah cukup jauh dari ruangan adik angkatnya itu.
Dan ketika ia baru saja sampai di dalam kamarnya, tiba-tiba ia teringat sesuatu.
“Oh iya, aku belum mencari tahu siapa yang membawa kami kemari,” ujarnya sambil membaringkan tubuhnya di ranjang kamar tersebut. “Ah sudahlah, lebih baik nanti saja aku cari tahunya.'
Setelah gumaman kecil tersebut, Keanu pun memejamkan matanya. Namun beberapa saat kemudian terdengar suara heboh di luar kamar itu.
"Ada apa," gumamnya lalu ia pun bangun kembali dan segera keluar dari ruangan tersebut, mencoba mencari tahu apa yang terjadi.
“Sus ada apa?” tanya Keanu pada seorang perawat yang sedang lewat dengan raut wajah tegang.“Itu, ada pasien yang bunuh diri,” jawab Perawat tersebut lalu berlari ke arah lain.'Bunuh diri,' batin Keanu dengan tubuh yang tiba-tiba gemetar.
"Tidak, ini pasti bukan dia," ujar Keanu sambil berjalan secepat mungkin dengan tangan yang memegangi dinding di sekitarnya sebagai tumpuan karena rasa nyeri di kakinya semakin terasa menusuk.
“Jen, kumohon itu bukan kamu kan. Aku janji akan berubah, aku akan melakukan seperti apa yang kamu katakan, aku janji,” ucapnya di sepanjang langkahnya tersebut.
Dan ketika sampai depan ruangan Jenny ...
Wajah Keanu memucat ketika melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan tersebut. Matanya menatap nanar ke arah ranjang yang ada di dalam ruangan tersebut, seolah masih terlihat jelas ketika beberapa saat yang lalu adik angkat yang disayanginya berbaring di sana dengan sebuah senyum hangat mengiringi setiap kalimatnya.Namun saat ini semuanya berubah, ruangan itu kini dipenuhi oleh para perawat dan juga beberapa dokter yang sedang kebingungan dan juga sibuk menghadapi apa yang terjadi.Dan beberapa saat kemudian, seorang perawat memperhatikan Keanu lalu bertanya, “Apa kamu keluarga pasien?”Mulut Keanu terkunci, ia tak menjawab sedikit pun pertanyaan perawat tersebut. Ia pun terus melangkan kakinya dengan tatapan nanar ke arah jendela, melewati orang-orang yang kini sedang menatapnya dengan bingung, hingga ak
“Aura jahat, pembawa sial, dia ini pembawa bencana,” ujar laki-laki paruh baya tersebut sambil menunjuk wajah Keanu dengan tatapan tajam menyertainya.Keanu pun mengernyitkan keningnya. ‘Pembawa sial,’ batinnya yang kini menatap heran ke arah laki-laki tua tersebut."Apa maksud kamu?" tanya Nyonya Reina yang merasa tak terima mendengar kalimat tersebut.Laki-laki itu pun menjawab dengan yakin, "Dia adalah pembawa sial, aura negatif menyelimuti tubuh anak ini.""Aku tidak percaya, tidak ada yang seperti itu," sahut Nyonya Reina sambil berjalan maju ke depan Keanu, seolah ingin melindungi anak angkatnya itu. Tak lama kemudian terlihat seorang pria 30 tahunan berlari ke sana dengan tergopoh-gopoh. “Tenang, i
Keanu dan laki-laki yang sudah berumur itu pun saling menatap beberapa saat. Ada rasa familiar di pikiran Keanu saat menatap laki-laki berkacamata tersebut, tapi ia tidak tahu itu dari mana.“Tuan Muda,” panggil laki-laki tersebut sekali lagi sambil mengernyitkan keningnya, menatap heran ke arah Keanu.“Kamu siapa?” tanya Keanu pada laki-laki berusia lanjut tersebut.Laki-laki penuh uban itu pun langsung mengarahkan pandangannya pada dokter yang sedang berdiri di samping ranjang Keanu.Dokter itu mengangguk pelan, lalu bertanya pada Keanu, “Tuan Muda, apa Anda kehilangan ingatan sebelumnya?”Keanu pun terdiam."Tolong Anda menjawab pert
Gustavo pun hanya menggeleng lemah melihat hal tersebut. Kemudian masuklah lima orang laki-laki dengan memakai setelan jas seperti yang digunakan oleh Gustavo dan para bawahannya tadi.Kelima laki-laki tersebut segera berdiri tegap dan berjejer di dekat ranjang Keanu.“Hufff.” Keanu menghela napas dalam. “Jadi kalian orang suruhan kakek?” tanyanya sambil tersenyum sinis.“Benar Tuan Muda, kami diberi perintah oleh Tuan Besar untuk membawa Anda kembali ke mansion.”Keanu yang tersenyum sinis pun langsung mengambil sebuah gelas yang ada di samping ranjangnya. Kemudian …PYARRR! Suara gelas itu kini pecah berantakan di lantai setelah menghantam salah satu orang dari ke lima la
"Gadis sialan," gumam Keanu yang dengan cepat membungkam mulut gadis tersebut dan segera mendorongnya ke dinding pembatas balkon yang tak begitu tersorot lampu.Tentu saja, setelah mendengar teriakan gadis tadi, anak buah Tuan Howard pun dengan cepat menatap ke arah balkon tempat di mana Keanu dan gadis tersebut berada. Mereka pun segera mengarahkan senter ke arah balkon tersebut."Ck, aku pikir apa, ternyata kucing kawin," ujar salah satu anak buah Tuan Howard ketika menyorotkan lampu senter tepat ke punggung Keanu.Sesaat kemudian orang tersebut mematikan lampu tersebut, dan kembali mencari bersama yang lain.\*Sedangkan yang sebenarnya terjadi di sana."Awas kalau kamu berani berteriak lagi," ucap Keanu sembari mencengkeram leher gadis di hadapannya itu.Gadis itu pun berusaha keras melepaskan cengkeraman tangan Keanu dari lehernya, namun
Anak buah tuan Howards pun satu persatu membuka masker para pegawai yang sedang berjejer itu sembari menodongkan pistol yang ada di tangan mereka. Dengan cepat satu persatu orang tersebut meninggalkan tempat tersebut, hingga tiba digiliran Keanu dan …"Maaf Tuan, saya mempunyai penyakit menular," ucap Keanu dengan menyamarkan suaranya, sebelum melepaskan maskernya.Sebuah alasan konyol itu sukses membuat anak buah kakeknya berpikir beberapa saat dan saling menatap. Dan pada akhirnya mereka pun melewati Keanu dan berganti pada orang setelah dirinya.Melihat hal itu Keanu pun tersenyum tipis. 'Dasar konyol, bagaimana mereka bisa percaya kalau ada pegawai rumah sakit yang punya penyakit menular dan diizinkan berkeliaran,' batinnya merasa senang.Kemudian ia pun segera berbalik dan melangkah pergi.Namun saat baru selangkah
Keesokan paginya. Pagi itu, seluruh anggota keluarga penghuni mansion keluarga Howgins sudah berkumpul di ruang makan. Mereka semua sudah duduk di tempatnya masing-masing, termasuk tuan Howards yang kini duduk di kursi utama di ruangan tersebut.Suasana di ruangan itu pun terlihat sangat tenang seperti biasanya, hingga para pelayan datang ke ruang makan tersebut sembari membawa menu sarapan pagi hari itu."Bagaimana kerjasama dengan HM?" tanya Tuan Howards pada laki-laki paruh baya yang kini duduk di dekatnya.Laki-laki paruh baya tersebut langsung menjawab dengan santai, "Semua lancar Pa. Awalnya ada beberapa orang yang menghalangi, tapi semua sudah disingkirkan.""Hemm," gumam Tuan Howards menanggapi keterangan anak angkatnya tersebut.Kemudian wanita yang duduk di samping anak angkat Tuan Howards pun menyahut, "Siang malam
"Ehem!" Tuan Howards langsung memotong kalimat anak angkatnya tersebut dan langsung beralih menatap ke arah Keanu. "Setelah ini kamu ikut ke ruang baca.""Baik Kek," sahut Keanu dengan santai dan seolah tanpa beban.Semua anggota keluarga Tuan Stenly pun saling melirik ketika mendengar ucapan orang yang paling dihormati di keluarga tersebut.Sedangkan Keanu yang melihat ekspresi dari orang-orang itu pun langsung tersenyum tipis. 'Ini bahkan belum dimulai,' batinnya lalu memberi tanda pada pelayan yang sedari tadi sudah memegangi piring untuknya tapi belum berani mendekat karena tak berani menyela adegan drama yang baru saja terjadi itu.\* Setengah jam pun berlalu, kini semua orang pun sudah meninggalkan meja makan, termasuk Keanu yang saat ini sedang berjalan ke ruang baca untuk menemui laki-laki tua yang selalu bertentangan dengannya itu