Mr CEO, I Came Back For Revenge!

Mr CEO, I Came Back For Revenge!

last updateLast Updated : 2025-07-05
By:  Tina NwubaCompleted
Language: English
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
85Chapters
4.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

It was an arranged marriage. She tried her best to please him and make him love her! But what's his problem?!. He's ruthless, arrogant, powerful and even cruel! When he brought home an elegant lady and married her, his action forced his arranged-marriage wife to sign the divorce papers in tears and run away from him. Unfortunately, when his arranged-marriage wife left, she got into an accident and lost almost all her memories!, She left the country and returned 5 years later as a powerful lady– admired by all! But, why was this possessive and powerful CEO chasing after her– and saying nonsense like; “Stop pretending not to know me, Vivianne!”. She doesn't know him, so, what's his problem?!.

View More

Chapter 1

Chapter 1) How it all– started.

Sully menyemprotkan parfum mahal yang ia dapat dari hasil endorse toko online ke leher dan pergelangan tangannya. Rino sebentar lagi datang. Aktor pendatang baru yang ketampanannya dinilai nyaris menyerupai Dewa Yunani itu akan menyambangi apartemennya untuk pertama kali. Mengingat hal itu, Sully terkikik sembari menambahkan parfum ke leher. Ia sudah membayangkan bakal bermesraan bersama Rino sejak pagi. Mumpung Oky asistennya baru akan kembali malam nanti.

Ponsel Sully bergetar pendek-pendek. “Pasti pesan dari Rino,” ucapnya, mengecek bulu mata ekstensi sebelum mengusap layar ponsel dan membaca pesan.

‘Aku udah sampai di lobi. Jemput, ya.’

“Okay, Babe,” ucap Sully seraya mengetikkan balasan. Ia kembali memutar tubuhnya di pintu kamar mandi yang terbuat dari kaca.

Sully merasa langkahnya seringan bulu dan cuping hidungnya mengembang saat beberapa orang wanita di sofa lobi melihat Rino langsung memeluk pinggang dan mengecup pipinya kanan-kiri. “Cantik banget,” kata Rino.

“Kamu juga … ganteng banget.” Sully menggandeng Rino dan menyeret pria itu ke lift untuk menuju lantai sepuluh.

“Kamu tinggal sendiri aja?” tanya Rino, mengeratkan pelukannya di pinggang Sully.

“Aku tinggal bareng Oky. Asistenku yang kemarin ketemu kamu. Oky juga temanku dari SMP,” jelas Sully, membuka pintu kamar dengan kuncinya.

“Ooo … jadi apartemen ini milik kamu?” tanya Rino, mengedarkan pandangan ke tiap sudut unit apartemen dua kamar yang baru dimasukinya.

Sully melepaskan pelukan Rino dengan senyum canggung. Itu adalah kali pertama ia dan Rino berdua di tempat tertutup. Biasanya ia bertemu Rino di café, atau clubbing bersama asisten dan teman-teman mereka. Tidak pernah pergi berdua. Hari itu bisa dikatakan sebagai kencan pertama atau pendekatan hari pertama. Entahlah. Whatever. Sully hanya ingin terlihat sempurna dan keren. Ia tak mau Rino tahu kalau itu adalah apartemen kontrakan. “Iya, ini apartemen aku,” jawab Sully tanpa menatap Rino. Ia meninggalkan Rino untuk membuat minuman di mini bar.

“Ternyata Sully keren banget,” ucap Rino, mendatangi Sully yang sedang berdiri di mini bar membuat dua gelas es teh leci untuk mereka.

Sully terkesiap saat Rino memeluknya dari belakang. Melingkarkan tangan di pinggangnya dengan erat, lalu mengecup lehernya hingga ia setengah terangkat. Isi gelas yang dipegangnya sedikit berguncang. Sully menunduk memandang jemari Rino yang seputih pualam mengusap perutnya dari atas kaus.

“Wangi banget,” bisik Rino, mengecup cuping telinga Sully dengan mata terpejam.

Gerakan Sully mengaduk es teh terhenti. Ia menelengkan kepala menikmati kecupan-kecupan kecil yang didaratkan Rino di lehernya. Kuduknya merinding karena embusan hangat napas pria itu. Sully merasa tubuhnya limbung, lalu Rino menguatkan cengkeraman di perutnya.

Tak sadar Sully mengerang halus dan meletakkan pengaduk ke meja bar. Es teh leci bisa menunggu. Mereka sudah sering meminumnya. Berbeda dengan kesempatan langka bisa bertemu dan bercumbu di luar jadwal Rino yang padat. Saat ia merasa jemari Rino menyusup menyentuh kulit pinggangnya, Sully memutar tubuh. Ia menautkan pandangan pada Rino yang sudah menatapnya dengan sorot sayu.

“Sully memang cantik,” ucap Rino, mengusap pipi Sully dengan punggung jarinya. Pria itu lalu membawa tubuh Sully semakin rapat, kemudian menunduk.

Sully memejamkan mata menantikan ciuman Rino.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan keras di pintu membuat keduanya membuka mata. “Siapa?” bisik Rino, memandang Sully.

Tok! Tok! Tok!

“Lis! Buka!” teriak suara dari luar.

Sully membelalak dan melepaskan pelukan Rino dari pinggangnya. “Itu asisten aku. Kamu duduk aja. Aku buka pintu sebentar.” Sully kikuk menghampiri pintu seraya merapikan pakaian dan rambutnya. Ia membuka pintu dengan sedikit celah. “Ada ap—” Ucapannya terhenti. Seorang wanita berpakaian batik dan dua orang wanita berseragam polisi berdiri di belakang Oky.

“Di dalam ada Rino, kan? Minta dia pulang sekarang juga. Bilang aku ada urusan yang lebih penting dan perlu pakai ruang tamu. Sekarang juga,” bisik Oky.

Sully menoleh gelisah pada tiga wanita asing di belakang Oky. “Ada masalah apa, sih? Memangnya enggak bisa kamu selesaikan di lobi aja?” Sully melihat ke dalam ruangan. Rino sedang tersenyum manis ke arahnya. “Tunggu ke lobi aja. Aku susul ke bawah sebentar lagi.”

Oky berdecak kesal dan membuka sebuah kantung serut besar yang ditentengnya sejak tadi. “Masalah ini. Kamu ingat?” tanya Oky dengan bisikan bernada tajam. “Kamu jual barang palsu, Lis.”

Mata Sully terbelalak. Ia membekap mulut untuk mencegahnya berteriak. Sebuah tas brand high-end LEMMES yang baru dijualnya seminggu yang lalu pada Istri Kapolda sekarang berada di tangan Oky.

Sully segera masuk ke dalam dan tak lama menyeret Rino ke depan pintu. “Maaf—maaf. Asistenku…Mbak Oky maksudnya baru kasih info kalau hari ini ada jadwal meeting,” kata Sully, meraup bum bag dan kunci mobil Rino dari meja lalu menjejalkannya ke dekapan pria itu.

“Meeting?” Rino menerima semua barang-barangnya dengan wajah bingung. Ia melirik kehadiran dua wanita berseragam polisi bersama Oky.

“Meeting kerja sama mengisi acara ulang tahun Bayangkari. Ini sepatu kamu. Ayo, dipakai,” kata Sully, berjongkok menyodorkan sepasang sepatu Rino, lalu  mendorong punggung pria itu agar cepat keluar dari apartemen. “Ayo, ibu-ibu silakan masuk. Ky, tamunya dibawa masuk dulu. Aku antar Rino sampai ke lift.” Sully menelan ludah dan mengangguk pada tiga orang wanita yang menatapnya tajam. Sekejab saja ia merasa tubuhnya tak dialiri darah. Tangannya sedingin es dan keringat membasahi dahinya. Ia bahkan tidak mendengar apa yang dikatakan Rino sebelum mereka berpisah di mulut lift.

“Barang palsu? Barang palsu? Kok, bisa palsu? Selama ini aman-aman aja.” Sully menyugar rambutnya dengan kalut sebelum masuk ke apartemennya.

Sully berdeham pelan dan duduk di sebelah Oky. Seorang wanita memakai pakaian batik duduk di seberang mereka. Sedangkan dua wanita yang memakai seragam tetap berdiri mengawasi.

“J-jadi gimana, Ky?” tanya Sully terbata. Ia tak berani menatap wanita di seberangnya.

“Istri Pak Kapolda minta pengembalian uang segera. Tas ini terbukti palsu. Kamu juga bisa dituntut pasal perbuatan tidak menyenangkan. Katanya sudah membuat malu Istri Pak Kapolda. Beliau merasa dilecehkan di depan teman-temannya. Gimana, Lis?” Oky bicara dengan nada setenang mungkin. Rahangnya terjatuh rapat setelah itu.

“M-maaf, Bu. Saya benar-benar tidak ada maksud mempermalukan beliau. Terakhir kali bertemu kami makan siang dan semuanya baik-baik aja. Itu adalah tas kedua yang dibeli beliau dari saya. Dari supplier yang sama. Saya juga enggak tahu kalau itu palsu. Kalau untuk penggantian seluruhnya, uang saya tidak cukup—”

“Tapi kamu harus bertanggung jawab,” potong wanita dengan baju batik.

Sully tersentak menyentuh dadanya. “Iya, Bu…iya. Saya pasti tanggung jawab. Sekarang saya cuma punya seratus juta,” kata Sully. “Saya pasti kembalikan semuanya. Tapi saya perlu waktu. Saya mau cari suppliernya. S-saya enggak mungkin punya uang sebanyak itu sekarang-sekarang ini,” tambah Sully cepat-cepat.

“Sully pasti tanggung jawab, Bu. Dia juga enggak akan berani macam-macam. Apalagi customernya orang penting,” tambah Oky.

Wanita dengan baju batik menarik napas memandang Sully dan Oky bergantian. Dia meraih ponselnya dan mengetik cukup lama, kemudian menunggu beberapa saat.

Lalu ….

“Kita buat surat perjanjian di atas materai. Pelunasan sesuai harga tas paling lama diterima bulan ketiga di tanggal yang sama dengan hari ini. Uang seratus juta tadi bisa ditransferkan sekarang ke rekening beliau. Beliau tunggu sekarang.”

Sully mengambil ponselnya dan menatap Oky dengan wajah merana. Dalam hitungan menit uang seratus juta sudah berpindah tangan dan menit berikutnya ia sudah menandatangani perjanjian pengembalian 700 juta paling lama tiga bulan ke depan.

“Oke, surat perjanjian ini akan saya bawa dan tas palsu ini juga akan tetap saya bawa sebagai barang bukti. Mbak Sully diharap untuk selalu mengupdate kabar terbaru soal progress kasus ini dan saya akan meminta dua anggota saya untuk rutin datang ke sini.”

Sully dan Oky saling pandang dan membisu cukup lama. Sampai dengan semua tamu pulang, Sully menangis sejadi-jadinya. “Ky, aku enggak mau didatangi polisi lagi. Aku pasti bayar, tapi aku enggak mau ketemu polisi-polisi itu lagi.”

“Jadi, gimana?”

“Aku mau pergi dari sini. Ke mana aja. Yang penting enggak ketemu polisi,” jawab Sully dalam isakan.

“Kabur? Lagi?” Oky menendang coffee table dengan putus asa.

To Be Continued

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

Comments

default avatar
elfreedster
This is a very good story. The only CON to this is that the point of views change so often and it feels like there are 5 different stories mixed into one, even though they are all apart of one another
2024-08-15 13:32:00
6
85 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status