Happy reading!
-----
Seperti orang bodoh, berdiri dengan wajah yang begitu jelas tersirat kalau ia benar-benar tidak mengerti mengapa dirinya di tinggal begitu saja.
Estelle mengerjap, ketika seorang pria dengan rompi dan dasi merah kupu-kupu tersenyum ramah seraya memberi tanda untuk mengikutinya. Tanpa kata, Estelle mengikuti intruksi dari pelayan restoran. Mengikuti sampai mereka masuk ke dalam sebuah ruangan yang membuat lidah Estelle mengelu kagum.
"Apa ini benar-benar restoran?" pikirnya.
Gambaran masuk ke dalam gedung berbeda jauh dengan apa yang sekarang kedua matanya lihat. Restaurant Bellevue, gedung tiga lantai bergaya glamor dan elegan. Wangi aroma bunga yang entah berasal dari mana, sudah memanjakan hidungnya sejak keluar dari lift. Padahal hanya berbeda satu lantai, tetapi suasananya begitu berbeda dengan lantai sebelumnya. Apakah di lantai selanjutnya juga memiliki desain yang berbeda?<
Jangan malu berkomentar ya^^Happy reading!------Dingin dan lemas. Pertahanan tubuhnya sudah berada di ambang batas. Ini pertama kalinya pria itu memaksakan diri. Berdekatan dengan wanita dalam jarak lima meter saja sudah membuat jantungnya berdebar sesak.Ia bahkan lupa, bagaimana tadi dirinya bisa bertahan selama satu jam dan bahkan berada di dalam ruangan yang sama dengan wanita.Meski setiap hari berbaur dengan wanita. Namun, tidak ada yang pernah berada di dekatnya selama lebih dari lima belas menit.Di hotel, Dave lebih banyak mengatur pertemuannya hanya dengan pria, sedang jika berada di bar, pria itu akan menjadi sebuah porselen indah yang hanya bisa dipandang saja. Rumor tentang Dave cukup membuat hati wanita takut untuk mendekat, salah satunya seperti Julia.Hal yang sangat mudah di lakukan semua orang, ternyata sangat sulit untuknya. Tadi itu, begitu menguras energi sampai rasanya tulang-tulangny
Happy reading!-------“Atau kamu akan mengadu pada orang tuamu, lalu memenjarakanku selama lima belas tahun, hm?” Si wanita tertawa geli. “Silahkan lakukan yang seperti itu ... tapi baby ... apa kamu pikir aku benar-benar di penjara, hm?” bisiknya setelah bergerak untuk lebih dekat pada Dave dan meringis geli saat Dave kembali membuat jarak dengan memundurkan tubuhnya.=====Dia. Wanita iblis yang telah merampas kebahagiaan masa kecilnya. Wanita yang telah membuat dirinya menderita sampai saat ini. Dia, wanita yang membuatnya mematri kebencian untuk semua wanita.Bertha Geraldine, nama yang tidak pernah membuat hatinya luput untuk terus mengutuk. Dave pikir, kunci agar fobianya bisa menghilang adalahdengan bertemumanusia setengah iblis ini.Ada yang bilang, jika ingin ketakutanmu menghilang maka hadapilah penyebabnya. Namun sayang, asumsi Dave salah, reaksinya justru sebaliknya
Suara gebrakanpintumobil saling bersahutan. Di bawah langit yang mendung, tiga orang secara berurutan keluar dari kendaraan.Suasana yang pas dengan kekeruhan hati mereka. Dave melangkah masuk sedikit cepat, meninggalkan Sam yang menunggu Estelle.Sepanjang perjalanan, bibir pucat tebal itu terus merapat dengan tangan mengepal. Jemari yang saling menekan kuat sampai membuat kuku-kukunya memucat, mewakili resah yang memadati relung hati. Alam bawah sadar yang penuh dengan rasa takut terus saja mencoba masuk untuk mengendalikan dan menggantikan kewarasannya.Raungan tangis masa kecil pun tidak henti menggema, mencemooh dirinya yang berusaha untuk tetap sadar. Masa lalu yang seakan berkata 'kami sudah mengakar dalam jiwamu.’Membuat Dave ingin sekali mencakar dadanya yang kian menambah letupanamarah, ketakutan dan kesakitan ini benar-benar mengejek dirinya. Entah sudah beberapa kali Dave mengeram merasakan rasa perih yang me
Happy reading!-----Berjibaku dengan beberapa berkas seraya berhubungan dengan Gavin via video call. Dave memerintah semua hal yang harus segera ia dapatkan hasilnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh pria berkemeja putih di depannya. Bedanya, Sam sibuk dengan laporan di laptop bukan dengan sekretarisnya.Dua pria yang sudah di sibukkan sejak dua jam lalu. Melihat proposal yang di ajukan Louis, Dave jadi semakin bersemangat meski palu tak kasat mata terus saja mencoba memecahkan kepalanya.Setidaknya, gejala fobia yang teramat menyiksa itu sudah lumayan membaik, mungkin karena pikirannya teralihkan pada pekerjaan atau mungkin karena tidak ada wanita di ruang itu? Yah, apa pun yang membuat gejalanya berkurang, Dave hanya ingin bersyukur. Tubuhnya mengalami sedikit kemajuan, ia bisa menahan kesakitannya meski sulit.“Hanya itu saja. Lakukan semuanya dengan cepat. Besok pagi taruh hasilnya di meja kerjaku.” Dave membuka suar
Happy reading!------"Membantu," potong Sam. Membuat Dave mengeraskan rahang. Kata membantu, siapa lagi yang bisa membantu Bertha, kalau bukan seseorang yang tahu tentang gynophobianya. Namun, kecurigaan ini hanya persepsi mereka. Dave dan Sam butuh bukti kuat untuk mengambil tindakan kuat ke depannya.=====Sam menutup laptopnya. Pembahasan kali ini cukup menyita perhatiannya di bandingkan soal Ryuga dan Louis. Menurutnya, semua benar-benar aneh. Ia pikir hilangnya jejak wanita itu karena sudah mati dan salahnya langsung berpikir seperti itu. Sam mengira itu hal yang pantas di dapatkan Bertha, mati tanpa jejak. Mengingat penyimpangan mental yang menurutnya sangat kejam. Sam sangat terkejut bertemu dengan wanita itu di restoran. Namun, seperti Dave. Ia juga ahli menutupi perasaan hatinya."Selain itu, apa lagi dia katakan?"Dave diam, menatap tajam pada gelas wine-nya, ucapan menjijikan Bertha kembali terin
Happy reading!-----Cinta itu memang indah, tetapi juga membutakan. Cinta itu memang hangat, tetapi juga menyiksa.Hal yang sering terjadi, kekeliruan untuk membedakan antara harapan dan pembodohan diri ... dan hal itu akan selalu bersumbu pada satu kata, yaitu cinta.Atas nama cinta, akan tetap menahan rindu meski tidak terbalaskan. Atas nama cinta pula, akan tetap berharap pada sebuah janji yang terus menghimpit hati.Bodoh!Kata yang tepat untuk wanita berpiama hijau polos di sana. Duduk bersandar pada sisi ranjang dengan lutut yang menekuk ke atas, ruang antara perut dan kakinya terisi bantal yang dibungkus kain rumbai polkadot.Di bawah nakas, di samping kaki yang menekuk, tergeletak sebuah ponsel dengan dua kabel putih yang terhubung ke tempat yang berbeda. Satu kabel untuk mengisi daya baterai, sedang satu kabel lagi terhubung ke telinganya. Posisi yang pas untuk mengungkap isi hati kepada teman."El, jang
Happy reading!------"Padre? Ada apa? Kenapa hanya berdiri di depan pintu? Apa El sudah tidur?"====="Huh? Padre?"Lingkar cokelat gelap yang menunduk sontak menegak. Menatap horor pintu kamarnya sendiri, bermacam asumsi dimainkan dalam kepala yang belum lama tadi sudah pusing memikirkan masalah pria berstatus tunangan. Estelle yakin, Noel mendengar keluh kesahnya dengan Valeri dari balik pintu.Saat pulang tadi, suasana di rumah nampak seperti biasa saja. Di tambah perilaku Noel yang menyuruhnya langsung membersihkan diri lalu istirahat, hal biasa yang selalu di ucapkan setiap kali ia pulang. Oleh karena itu, ia jadi mengurungkan niatnya untuk menceritakan apa yang telah terjadi dengannya sampai tercipta skandal besar.Estelle berdecak seraya memejamkan matanya sejenak, mengingat teguranAlan ketika mereka berbincang di rumah sakit. Dua pria-nya terluka karena keegoisannya. Ia tidak ta
Polaris Hotel, Queens-New York.Suasana hati muramnya bertambah, Estelle yang sedang bersandar santai semakin jelas menunjukkan kalau dirinya sudah sangat bosan. Bagaimana tidak merasa bosan? Ia sudah menunggu hampir tiga jam di ruang kantor si Mr. gynophobia.Dari sebelum jam makan siang sampai lewat makan siang, Dave tidak kunjung menemuinya. Jika tahu akan seperti ini, ia akan datang sore!“Apa dia sengaja?!” dumal Estelle, kembali mengintip ke layar ponsel untuk melihat berapa banyak waktu yang sudah ia buang di sini.Ingin menunggu di lobi. Namun, Sam bilang untuk menunggu di kantor Dave saja. Entah apa yang Sam lakukan sampai ada seseorang menghampiri dan menyuruhnya untuk ke ruangan Dave.Wanita berbalut kemeja putih bergaris vertikal merah biru itu mendebas pelan. Selang kemudian, dering ponsel membuat punggungnya sontak menegak. Estelle pun langsung berdeham untuk mengatur suara ketika tahu kalau yang menghubungi dirinya adalah