Beranda / Romansa / Ms. Sugar & Mr. Ice / Bab 9 - Izinkan Aku Menyewa Jasamu Malam Ini.

Share

Bab 9 - Izinkan Aku Menyewa Jasamu Malam Ini.

Penulis: Venomimous
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-06 22:02:26

“Cherie!” Suara lelaki itu menggema di lorong kampus. Cherie yang terkejut, kontan berbalik badan. Dan ia menemukan cowok yang ditemuinya di kantin kemarin sedang berlari ke arahnya.

Aiden. Cowok itu mau apa?

“Apa, sih? Pakai teriak-teriak segala!” Protesnya saat cowok itu sudah berdiri di hadapannya.

“Sorry,” Cowok itu menggaruk kepalanya dengan gaya yang sangat manis dalam perspektif Cherie. “Habis, tadi kamu jalannya cepat banget, sih.”

“Kamu, kamu! Aku kakak kelasmu tahu!” Cherie merengut. “Ada apa, sih?”

“Hmm, nggak apa-apa. Kamu mau kemana, Cherie?” Cherie mendelik saat cowok itu memanggil namanya tanpa menggunakan embel-embel ‘kakak’. Namun, juga tidak mempermaslahkan.

“Kantin, kenapa?”

“Sama. Makan bareng, yuk?”

Cherie menyipitkan mata, “Apa, sih? Kamu kalah taruhan lagi? Cari objek lain sana. Saya nggak mau jadi mainanmu,”

“Eh, anu..” Aiden langsung berjalan cepat mengimbangi langkah Cherie yang nyelonong pergi.

“Maaf, kemarin aku memang kalah taruhan. Tapi sekarang, nggak. Sumpah!”

Cherie menoleh pada cowok tinggi yang berjalan di sampingnya. “Terus, sekarang mau apa?”

“Ngajak kamu makan siang bareng. Boleh?”

Cherie menghentikan langkahnya dan menatap cowok itu. “Kamu mau nawarin aku MLM? Atau asuransi?”

Aiden kontan tertawa. Memamerkan senyumnya yang manis dengan lesung pipi dan gigi kelinci yang lucu. “Nggak, Cherie! Aku cuma.. Ingin kenalan.”

Dahi Cherie mengerut, “Kita sudah kenal,”

“Belum,” Aiden menggeleng pasti. “Saling tahu nama, berbeda dengan saling mengenal, kan?”

Cherie menatapnya bingung kala Aiden menampilkan muka serius. Mungkinkah cowok ini kesambet setan kampus?

Pada akhirnya, Cherie mengalah. Dan jadilah siang itu, mereka makan siang di kantin bersama.

Perbincangan yang mengalir alami membuat Cherie melupakan kecurigaannya. Dari satu topik ke topik lain, hingga keduanya tidak sadar kalau mereka sudah berbincang selama satu setengah jam.

Cherie yang pertama kali sadar saat melihat jam di ponselnya, “Oh, shoot! Sudah mau jam setengah tiga!

“Kenapa?”

“Sorry, it’s been nice talking to you, tapi kayaknya aku sudah harus pergi.” Cherie menyayangkan. Sebenarnya, dia masih menikmati perbincangannya dengan Aiden. Cowok itu bahkan belum menyelesaikan teori konspirasi tentang dunia simulasi yang ingin dia jadikan konsep untuk novel fiksi yang sedang ia tulis.

Aiden mengangguk mengerti, “Ke Sapphire Bliss, ya? Mau aku antar?”

Please, selain tampan dan pintar, cowok ini ternyata manis sekali.

“Nggak usah.” Cherie menggeleng sungkan, tidak mau merepotkan. “Eh, tadi bill aku berapa?” Karena kendala sistem pembayaran Qris yang sedang eror tadi, makan siangnya jadi dibayar oleh cowok itu.

“Nggak usah. Next time saja, oke?” Hm, apakah itu kode kalau dia akan mengajak Cherie makan siang di lain hari?

Cherie langsung setuju, “Okay. Thanks, Aiden! Aku cabut dulu, ya.”

Aiden melambaikan tangan, “Take care, Cherie!”

**

Cherie sedang berkutat dengan latte art saat Maya memanggilnya dari depan konter, “Cher, ada yang nyariin, tuh!”

Setelah selesai dengan motif latte art berbentuk hati yang ia buat, Cherie menoleh pada Maya. “Siapa? Jessica?”

“Bukan.” Maya menggeleng, lalu menunjuk caffe latte yang baru Cherie buat. “Itu pesanan untuk ruang nomor lima, kan? Sekalian diantar saja. Orangnya ada disana,”

“Siap, May!” Ucap Cherie sebelum meletakan cafe latte-nya diatas nampan, lalu bergegas mengantarkan pesanan.

Cherie tidak begitu memusingkan tentang siapa tamu yang katanya mencarinya. Pasalnya, Sapphire Bliss memang sering dijadikan basecamp oleh teman-temannya untuk kerja kelompok atau sekedar nongkrong. Dan biasanya, ruang nomor lima adalah favorit mereka karena full AC dan bisa merokok didalam ruangan.

Namun, alih-alih menemukan teman-temannya, Cherie hanya menemukan satu orang. Dan yang jelas, itu sama sekali bukan temannya.

Itu Ax.

Cowok itu yang katanya mencarinya? Untuk apa?

Cherie menghela napas lelah. Tampaknya, dia harus membiasakan diri dengan kehadiran Ax di Sapphire Bliss. Dia tidak punya hak untuk melarangnya datang. Jadi, suka-sukanya saja, lah.

Cherie meletakkan kopi pesanan Ax ke atas meja. “Silahkan,” Ucap Cherie dengan sopan sebelum berlalu.

“Cherie, saya ingin bicara denganmu.”

Cherie menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Ax yang tengah menatapnya. Cowok itu tampak pucat, kontras dengan yang terakhir kali ia lihat. Raut frustasi tampak jelas pada wajahnya. Antara mengingatkannya pada orang patah hati atau baru kena PHK.

“Maaf, mau bicara apa, ya, pak?” Cherie memutuskan untuk tetap bersikap professional.

Ax tampaknya risih dengan panggilan “Pak” yang diucapkan Cherie barusan, namun memilih tidak berkomentar. “Saya butuh teman untuk bercerita.”

“Maaf, itu bukan tugas saya, pak. Saya disini cuma barista–”

“Cherie, tolong izinkan saya menyewa jasamu malam ini.” Ucap cowok itu, lirih. “Tolong.” Ucapnya lagi.

Cherie mengernyit heran. Terlebih, kata-kata berbau permohonan itu keluar dari bibir Ax, cowok yang sama dengan yang menginjak-injak harga dirinya seminggu lalu. Cowok yang ingin membayarnya sepuluh kali lipat hanya untuk menjauh. Dan sekarang, dia malah memohon-mohon untuk menyewa jasanya? Yang benar saja?!

“Saya minta maaf atas semua yang sudah saya lakukan. Tapi, tolong-”

“Saya selesai shift jam 9.” Cherie memotong cepat, karena takut pembicaraan mereka terdengar oleh Maya yang lewat sambil memasang muka penasaran.

“Jam 9, saya menunggu di luar.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 17 - Sisi Lain Ax

    “Aku antar kamu ke rumah,”Sebenarnya, tawaran Ax itu seperti oase di tengah kekeringan. Seolah Tuhan mengulurkan tangan melalui Ax untuk memberinya pertolongan, tepat seperti yang ia butuhkan.Namun, disaat yang sama, Cherie jadi bingung dan panik sendiri. Mana mungkin dia bisa pulang ke rumah dengan penampilan seperti ini?!Anggaplah, sekarang para penghuni rumah sudah tidur. Tapi, kan, untuk bisa sampai rumahnya, dia harus melewati portal yang dijaga satpam. Biar bapak-bapak begitu, yang namanya gosip kan, tetap jalan.Ingat insiden Dewi yang kegep enak-enak sama pacarnya? Ya, itulah salah satu ulah para satpam-satpam itu. Kalau kali ini dia kegep pulang tengah malam dengan settingan seperti ini, ia yakin besok gosipnya sudah VIRAL sampai ke penjuru RT.Jadi, pertanyaannya, dia harus kemana sekarang?“Ax, aku nggak bisa pulang ke rumah dengan kondisi seperti.. Ini,” Cherie menunjuk pakaiannya dengan nada putus asa. Dia berpikir sejenak sebelum menemukan secercah ide brilian di kepa

  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 16 - Kemarahan Ax

    Tidak ada ampun bagi Vena, resepsionis yang judes luar biasa itu. Setelah mendengar penjelasan dari ketiganya, Ax langsung menghubungi HR dan meminta Vena dipecat saat itu juga. Tidak terkecuali Pak Arman, yang ikut terkena sial akibat ulah Vena.Cherie shock berat. Selain pertemuannya dengan Ax yang tidak disangka-sangka, dia juga tidak menyangka Ax memiliki wewenang untuk memecat kedua karyawan itu. Memangnya dia siapa? Apakah dia semacam pekerja yang punya kedudukan tinggi disini? Atau… jangan-jangan Ax pemilik rumah sakit itu?“Ampun, Pak! Tolong jangan pecat saya. Nanti, anak-anak saya makan apa, Pak?” Kali ini Vena menangis dan memelas. Pak Arman ikut bersuara, “Saya sudah kerja disini 10 tahun, Pak. Saya sudah menganggap rumah sakit ini sebagai rumah kedua saya. Disini kami sudah seperti keluarga, Pak.” Cherie yang semula kesal, kini malah jadi iba. Dia menyesal masalah ini bisa jadi panjang dan merembet kemana-mana. Menurutnya, Ax itu berlebihan. Kenapa mereka harus dipecat

  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 15 - Lost

    Malam itu Cherie berjalan menyusuri gelap malam tanpa arah. Sudah tidak perlu ditanya lagi seberapa kacau keadaanya. Matanya sudah sembab. Makeup-nya yang semula paripurna kini luntur berantakan. Belum lagi hatinya yang hancur tak karuan. Lebih tepatnya, kini penampakannya seperti pelacur yang dibuang setelah dipakai asal-asalan. Sialnya, baju ganti yang dipakainya dari rumah tadi masih ada di mobil Rio. Ponsel dan tasnya pun juga tertinggal di rumah itu. Tapi, mana mungkin dia tiba-tiba kembali lagi setelah semua yang ia alami? Cherie lebih memilih mati daripada kembali ke rumah laknat itu. Beruntungnya, tas tangan yang ia bawa itu hanya berisi makeup, parfum, sisir, dan nggak ada yang penting seperti dompet atau yang lainnya. Namun tetap saja, ponsel dan bajunya kini yang menjadi masalah. Hidup tanpa ponsel tentu membuatnya hilang arah. Dia jadi tidak bisa menghubungi siapapun untuk meminta bantuan, memesan taksi online untuk pulang, atau bahkan membayar untuk apapun yang

  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 14 - Chaos

    Cherie teringat pada Dewi, anak tetangganya yang pernah menggegerkan satu RT karena kegep enak-enak di mobil sama pacarnya. Gosipnya kemudian merebak kemana-mana, membuat panik para ibu-ibu yang punya anak perempuan, tidak terkecuali Ibunya Cherie, Cecilia Norai, yang setelah mendengar kabar itu jadi parno habis-habisan.Saat itu juga, Cecilia langsung membuat sesi khusus untuk mengkhotbahi kedua anak gadisnya,“Jangan pernah merendahkan harga diri dan kehormatan kalian sebagai perempuan. Jangan jadi cewek murahan yang dengan mudah bisa dimanfaatkan. Mama tahu ini kuno banget, tapi ketika suatu hari ada cowok yang minta ciuman atau pegang-pegang, langsung tinggalkan! Jangan mau diiming-imingi cinta. Yang kayak begitu itu namanya nafsu, bukan cinta. Justru, kalau mereka benar-benar cinta sama kalian, mereka nggak akan merendahkan atau memanfaatkan kalian. Kalau mereka beneran sayang, mereka seharusnya menjaga kehormatan kalian,”“Cherie, Celine, pada saatnya nanti mungkin kalian akan

  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 13 - What The Fuck

    “Nggak ada yang boleh keluar sampai dia mendapat giliran,” Jason menunjuk Cherie beranjak dari pangkuan Rio. “Sorry, tapi memang begitu aturannya. Right, guys?” Sahutnya lagi sambil mencari pembenaran pada teman-temannya. Tentu saja, para keparat itu mengangguk mengiyakan. Mau tidak mau, Cherie kembali duduk diatas pangkuan Rio lagi. “Setelah mendapat giliran, kita baru bisa keluar dari sini,” Bisik Rio pada Cherie.Cherie menggeram, menahan diri untuk tidak menjambak cowok itu. Sudah tahu teman-temannya itu sakit jiwa, kenapa juga masih ditemani? Dan permainan ini. Kalau sejak awal dia tahu permainan itu bisa jadi segila ini, kenapa dia nggak ngajak cabut dari tadi? Apalagi tadi Cherie juga sudah memberi kode untuk mundur teratur, tapi si sok jagoan itu malah mengabaikannya. Sekarang, kalau sampai benda laknat itu sampai mengarah pada salah satu atau kedua dari mereka, kan yang paling dirugikan adalah Cherie!Jason memutar spinner itu lagi. Dan kali ini, anak panah itu berhenti pa

  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 12 -  Truth Or Dare

    “Sayang,” Cherie menyerahkan gelas berisi sampanye itu pada Rio. Lalu, dengan SANGAT TERPAKSA, mengikuti permintaan cowok itu untuk duduk di atas pangkuannya. Sedetik kemudian, orang-orang di dalam ruangan itu ramai menyapa sepasang kekasih yang baru datang itu. “Sabrina!” “Jeffrey, my man!” “Hi, guys!” Sapa cewek itu sambil cipika-cipiki dengan teman-temannya, sebelum menyalami pasangan yang baru tunangan itu. “Congratulations, love birds!” Janis, si calon mempelai perempuan yang punya hajatan itu membalas, “Thanks, Sab. Tapi, bukan cuma kami yang love birds disini. Say congrats untuk Rio dan tunangannya, Jasmine!” ucap cewek itu sambil menunjuk Rio dan Cherie dengan suara sekeras toa masjid, seakan sengaja membuat tontonan menarik disini. Teman-temannya pun ikut teriak menyoraki. Sabrina, target operasi mereka malam ini, menatap ke arah Rio dan Cherie dengan tatapan sinis. Lalu, matanya berhenti berhenti untuk menguliti Cherie dari kepala sampai kaki. Sambil tersenyum miring

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status