Ms. Sugar & Mr. Ice

Ms. Sugar & Mr. Ice

Oleh:  Venomimous  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
13Bab
58Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ditengah hiruk-pikuk kehidupan kampus, Cherie, mahasiswi cantik semester tiga itu, ternyata memiliki rahasia yang tak terduga: dia adalah sugar baby yang menjalin hubungan dengan pria kaya untuk menunjang kebutuhan hidup. Namun, rahasia ini membawanya pada dilema yang rumit. Pasalnya, dia mulai mencintai sugar daddy-nya, Axel Frost, seorang pria yang dingin, kompleks dan problematik. Sementara itu, logikanya menuntunnya untuk memilih cowok sebayanya, yang mungkin tidak bisa menawarkan kemewahan materi, tapi mampu memberinya kenyamanan dan kepastian yang ia cari. Pada akhirnya, Cherie harus berhadapan dengan pertanyaan besar. Pada siapakah hatinya akan memilih?

Lihat lebih banyak
Ms. Sugar & Mr. Ice Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
13 Bab
Bab 1 - Gadis Gula-Gula
Cherie berjongkok di atas kasur, memotret kakinya dengan kuku yang telah dipoles warna baby pink. Setelah puas mengambil beberapa sudut, ia lalu mengirimkan foto-foto tersebut ke kontak yang diberinya nama “Om Kaki”. [Ini ya, Om!] Cherie mengirimkan foto itu bersama pesan dengan emoticon hati kepada Om Kaki. Bukan, Om Kaki tentu saja bukan nama paman Cherie. Om Kaki adalah panggilan untuk sugar daddy-nya, yang setiap minggu muncul untuk memintanya mengirimkan foto kaki. Sebagai mahasiswa sekaligus anak pertama dari keluarga kelas menengah ke bawah, tentu Cherie membawa beban yang berat di pundaknya. Mengingat statusnya yang masih berkuliah, opsi pekerjaan jadi sangat terbatas. Dan menjadi sugar baby adalah opsi terakhir, sekaligus opsi pekerjaan satu-satunya yang bisa ia dapatkan dengan penghasilan yang lumayan. Dan kini sudah terpaut enam bulan ia berkutat di industri sugar dating. Mengais rejeki dengan mengencani pria kaya, termasuk menjual foto kaki seperti yang ia lakukan sa
Baca selengkapnya
Bab 2 - F*** you, Mr. X!
Tawaran besar itu tentu tidak disia-siakan Cherie. Dia mengabaikan pekerjaannya di kafe, dan langsung berdandan saat itu juga. Tepat pukul 6 sore, Cherie pun berangkat dari rumahnya. Dengan langkah mantap, Cherie memasuki Le Pierre, restoran bergaya classic french yang terletak di kawasan Senopati. Flare dress merah yang dipakainya malam ini berkibar, memamerkan lekuk tubuhnya yang jenjang dan ramping. Dipadu dengan riasan tipis dan rambut ikal yang dibiarkan tergerai alami, Cherie tampil begitu menawan malam ini. High heels 8cm itu membawa langkahnya dengan percaya diri. “Reservasi atas nama Pak Tata,” ucap gadis itu sesampainya di meja resepsionis. Pak Tata yang Cherie sebut itu adalah sugar daddy-nya Jessi. Dia mengatur pertemuan ini untuk temannya, yang katanya mau mencoba sugar dating. Dengan sigap, pelayan pun mengantar Cherie pada meja yang ingin dituju. Alih-alih meja, pelayan pria malah itu menggiringnya pada sebuah private room berukuran besar, yang diisi satu meja di te
Baca selengkapnya
Bab 3 - The Ten Million Dinner
Ternyata, tampak atau tidaknya batang hidung lelaki yang disebut Mr. X itu sama saja. Sama-sama kiamat bagi Cherie. Cowok yang kini berdiri di hadapannya itu menatapnya dengan dingin. Lalu mengeluarkan suara yang tak kalah dingin, “Selamat malam” ucapnya sebelum melangkah gusar menuju meja. Setelah duduk dengan kaki menyilang, ia menoleh pada Cherie dengan tatapan datar. “Sudah mau pergi, nona? Jika ya, silahkan.” Hah? Apa? Cowok itu mengusirnya? Setelah membuatnya menunggu hampir satu setengah jam? Ah, sekarang Cherie mengerti kenapa si Tata-tata itu menyuruhnya bersabar. Ternyata benar. Belum apa-apa, temannya itu sudah SANGAT menyebalkan. Walaupun kesal bukan kepalang, bukan Cherie namanya kalau kalah sebelum perang. Dengan semangat “eyes on the prize”, Cherie bertekad untuk tetap melanjutkan pertunjukan. “Selamat malam, Mr. X,” sapanya lembut. Alih-alih menjawab, Mr. X hanya menatapnya kesal, lalu membolak-balikan menu tanpa selera. Gelagatnya yang ogah-ogahan memperkuat
Baca selengkapnya
Bab 4 - Perang Part 2
Selepas kepergian Herman dari ruangan itu, Ax meraih garpu dan steak knife-nya, memulai perang part 2. “Saya penasaran. Jadi apa sebetulnya sebutanmu? Simpanan? Sundal?”Cherie, yang sedang menenggak wine-nya itu tersedak. Dia dikata sundal? Sialan! Cherie tersenyum. Menahan geram. “Well, let me educate you, Mr. Ax,” “First of all, saya bukan jalang seperti yang anda sebutkan. Dua, kedua kategori yang anda sebut tadi bisa anda temui di club atau hotel, dengan intensi untuk.. nina ninu. Apa saat ini kita ingin nina ninu, Mr. Ax?”“Apa itu ninani..?” “Tidur. Apa setelah ini anda mau mengajak saya tidur bersama, Mr. Ax?” “Holy sh-! Ya, jelas tidak! Saya punya is-““Bagus. Saya juga nggak mau. Cause that’s not what I do,” “So?”“That's called Sugarbaby. Selama itu hanya menemani makan, ngopi, nonton, ngobrol, yang tidak ada kegiatan seksualnya, biasanya disebut Sugarbaby.”“Saya tidak melihat apa bedanya. Sama-sama-”“Jelas beda, tuan. Pokoknya, yang saya lakukan cuma sebatas meneman
Baca selengkapnya
Bab 5 - Pinocchio
Ada pepatah yang mengatakan kalau uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Bagi Cherie, pepatah itu bohong, muna, dusta. Buktinya, dengan uang sepuluh juta itu, Cherie bisa membeli kebahagiaannya – membayar tagihan rumah sakit ibunya yang sudah menggunung jumlahnya, membayar tunggakan sewa rumah yang menumpuk sejak lama, serta membiayai reparasi atap rumah mereka yang bocor, sehingga penghuni rumah bisa tinggal dengan tentram dan nyaman. Semua itu hanya bisa ia dapatkan dengan UANG! Jadi, persetan dengan kata pepatah yang bilang bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Baginya, kebahagiaan adalah ketika dia mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Namun sayangnya, euforia kebahagiaan itu membuatnya lengah. Saat ini, di meja makan, ibu dan adiknya tengah menyidangnya. Tampaknya, mereka mulai curiga darimana Cherie bisa mendapatkan uang sebanyak itu secara tiba-tiba. “Benar, uang yang kamu dapatkan ini hasil kerjamu sebagai barista, nak?” Cecilia Norai, ibu Cherie bertanya den
Baca selengkapnya
Bab 6 - Cium Aku
Siang itu, di kost Jessi, Cherie tengah berkutat dengan tugas rutin mingguannya – memotret kakinya dengan cat warna kuning, sesuai request Om Kaki. Setelah transaksi jual beli foto kaki itu selesai, tiba–tiba Jessi berkata pada Cherie, “Cher, siap-siap. Kita double date malam ini!” Deg. Maksudnya, double date yang pernah diusung sugar daddy-nya Jessi minggu lalu?! “Double date sama daddy Tata-mu?” Cherie memastikan. Sambil sibuk mengacak lemari, Jessi mengangguk. “Iyalah, siapa lagi? Aku sama Mas Tata. Kamu sama.. Siapa waktu itu? Mister..?” Cherie menghela napas pasrah. “Mr. X?” “Nah, iya, itu! Jadi, malam ini agendanya dinner, terus karaoke-an.” Jessi melempar dress hitamnya yang gonjreng. “Nih, pakai ini,” “Jess, kita mau karaoke apa mau dangdutan?!” ** Tepat pukul 7 malam, Cherie dan Jessi pun tiba di tempat yang sudah dijanjikan, sebuah restoran private dining bergaya jepang yang menyediakan fasilitas karaoke di dalam ruangan. “Hey, girls!” Tata, sugar daddy-nya Jessi ya
Baca selengkapnya
Bab 7 - Apa Yang Terjadi?
“Mau cerita apa yang terjadi semalam?” Tanpa tedeng aling-aling, Jessi yang baru saja tiba, langsung bertanya pada Cherie yang saat itu sedang numpang tidur siang di kostnya.Cherie menjawab singkat dengan nada malas. “Dia bajingan,” Sementara, Jessi panik bukan main. “Cher, sebenarnya kamu itu diapain?!”Menit-menit berikutnya pun berisi tentang penjelasan Cherie. Dimulai dari cerita dinner 10 jutanya dengan Ax yang berujung bad trip, serta kronologis tadi malam, tentang apa yang sebenarnya terjadi.(FLASHBACK ON)“Percayalah saja padaku, oke?” Ax berkata, seolah memiliki ide cemerlang untuk mengeluarkan mereka dari sini. Seperti dihipnotis, Cherie langsung menurut. Sebenarnya, bukan hanya Ax yang muak dengan situasi ini, Cherie juga. Namun, yang Cherie tidak sangka, pada detik berikutnya, Ax malah menciumnya. Tidak. Sebenarnya, yang mereka lakukan itu cuma pura-pura. Dibalik tangan Ax yang besar, ciuman itu hanyalah sandiwara. Namun, tetap saja Cherie tidak habis pikir pada isi k
Baca selengkapnya
Bab 8 - Nice To See You Again
Siang itu, Cherie sedang berada di kantin kampus bersama Maya, teman satu kampusnya, yang juga merupakan barista di Sapphire Bliss, kafe tempatnya bekerja. Setelah selesai kelas, mereka bertemu untuk makan siang sebelum berangkat ke kafe bersama.Cherie sedang menertawakan guyonan Maya tentang manajer mereka saat seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya, “Permisi, kak,” Cherie langsung menoleh pada sumber suara. Dibelakangnya, seorang laki-laki berparas tampan, yang Cherie kenal sebagai cowok paling populer di kampusnya itu sedang menatapnya. “Ya?” Tanya Cherie bingung. “Hmm.. Boleh kenalan?” Tanya anak laki-laki itu, sementara Maya, yang sedang menyedot es tehnya, langsung nyembur. Cherie dengan wajah bingung sekaligus terkesima pada sosok cowok di hadapannya itu langsung menyodorkan tangan. “Cherie,” Cowok itu tersenyum manis lalu menjabat tangannya. “Aiden.” Tentu saja, Cherie sudah tahu namanya. Adik kelasnya itu bahkan masih jadi trending topic di kalangan cewek-cewek seangkatanny
Baca selengkapnya
Bab 9 - Izinkan Aku Menyewa Jasamu Malam Ini.
“Cherie!” Suara lelaki itu menggema di lorong kampus. Cherie yang terkejut, kontan berbalik badan. Dan ia menemukan cowok yang ditemuinya di kantin kemarin sedang berlari ke arahnya. Aiden. Cowok itu mau apa? “Apa, sih? Pakai teriak-teriak segala!” Protesnya saat cowok itu sudah berdiri di hadapannya. “Sorry,” Cowok itu menggaruk kepalanya dengan gaya yang sangat manis dalam perspektif Cherie. “Habis, tadi kamu jalannya cepat banget, sih.” “Kamu, kamu! Aku kakak kelasmu tahu!” Cherie merengut. “Ada apa, sih?” “Hmm, nggak apa-apa. Kamu mau kemana, Cherie?” Wow, cowok itu sudah berani memanggil namanya tanpa embel-embel ‘kakak’ sekarang. “Kantin, kenapa?” “Sama. Makan bareng, yuk?” Wow, sekarang dia bahkan berani mengajaknya makan siang bersama. Cherie menyipitkan mata, “Apa, sih? Kamu kalah taruhan lagi? Cari objek lain sana. Saya nggak mau jadi mainanmu,” “Eh, anu..” Aiden langsung berjalan cepat mengimbangi langkah Cherie yang nyelonong pergi. “Maaf, kemarin aku memang k
Baca selengkapnya
Bab 10 - Night With You
Sepulang kerja, tepat pukul 9 malam, Cherie sudah berada di depan Sapphire Bliss. Dia sedang mencari jejak Ax saat sorotan lampu mobil tiba-tiba berkedip ke arahnya, dan dia bisa langsung mengenali itu adalah tanda dari Ax.Seperti maling kutang yang mengendap-endap, setelah memastikan tidak ada yang melihatnya, Cherie melangkah cepat menuju BMW hitam Ax yang tampan.“S..selamat malam,” Sumpah demi apapun, Cherie tidak pernah membayangkan berdua dengan Ax di dalam mobil akan secanggung ini. “Kita mau kemana?”Ax hanya meliriknya sebentar sebelum menancapkan gas, “Tempat dimana kita bicara dengan tenang,” Saat itu, di bayangan Cherie, Ax akan membawanya ke coffee shop 24 jam. Ternyata, tempat yang tenang versi Ax itu sama sekali di luar nalarnya. Ax membawanya ke sebuah BAR! Ini judulnya mau bicara atau mabuk-mabukan?!“Pak, ini katanya-”“Since I officially will be your client tonight, tolong jangan panggil saya Pak.” Ucap cowok itu dengan nada yang tak mungkin bisa didebat. “Just A
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status