Andra melihat dengan tatapan sedih ke arah rumah Tiara. Di mana terlihat Tiara yang sedang menggendong Nayla sambil mencium tangan Raka di depan pintu. Mengantar Raka berangkat ke kantor pagi itu. Dia berdecak kesal melihat senyuman manis juga tatapan penuh cinta Tiara yang ditujukan kepada Raka.Andra tersenyum senang saat melihat Raka sudah pergi mengendarai mobilnya itu. Dia pun berinisiatif turun dari motornya. Menyisir rambutnya dengan jarinya sambil berkaca di spion motornya terlebih dahulu kemudian berjalan menghampiri Tiara yang masih berdiri di depan pintu sambil menimang Nayla, membelakanginya.Andra tersenyum haru melihat pemandangan manis tersebut. Dia lega melihat Tiara yang begitu menyayangi anaknya itu dan wanita itu juga mau mengurus dan membesarkan Nayla hingga menjadi anak yang sehat dan cantik."Nayla lagi nganterin Pa?" ucap Tiara kepada Nayla. "Pa....""Papaaaaa.." seru Nayla heboh sambil melambaikan tangannya kepada Andra yang sudah berdiri di belakang Tiara. And
Tiara dan ibunya sebelum acara arisan selesai sudah pamit pulang kepada Bu Rina dan ibu ibu arisan yang lain dengan alasan Nayla sendirian di rumah tidak ada yang menjaga. Raka juga kan belum pulang karena katanya sedang lembur di kantor. Alasan itu memang benar tapi juga ada alasan lainnya yang lebih penting yaitu ibunya mengetahui dengan pasti anaknya sangat ketakutan karena ternyata Andra juga ada di sana. Untung Bu Rina dan ibu ibu arisan lainnya itu bisa mengerti dan tidak curiga kenapa mereka berdua buru-buru pulang.Tiara segera masuk ke dalam kamarnya dan menghempaskan tubuhnya telungkup di tempat tidurnya. Dia menangis sejadi-jadinya malam ini. Kenapa Andra selalu muncul di mana saja dia berada?Ibunya pun terlihat sedih melihat putrinya itu, dia masuk ke kamar Tiara dan duduk di tepi kasur."Nak, sudah kamu jangan nangis terus. Mama kan jadi ikut sedih, Nak," bujuk sang ibu sambil mengusap-usap punggung Tiara agar tenang."Kenapa dia selalu muncul di mana aja ada aku, Ma? Apa
Tiara pergi ke minimarket yang ada di dekat Mall tempat kerjanya itu untuk membeli susu untuk Nayla karena persediaan di rumah sudah habis."Yang ini harganya kok udah naik sih sekarang?" gumam Tiara sambil mengecek harga di susu kotak yang sering dia beli itu. "Aku belum gajian lagi, mau minta sama Mas Raka tapi aku nggak enak ah.""Aduh, kenapa? Masa bayar segitu murah aja nggak sanggup sih?"Tiara menoleh dan terkejut melihat Tasya sudah berdiri di sampingnya dengan gaya angkuhnya itu."Tasya? Ngapain kamu di sini?" tanya Tiara sinis."Ngapain? Ya coba kamu mikir sendiri kalau orang ada di sini tuh mau ngapain! Ya belanja lah!"Tiara menghela napas, malas meladeni wanita itu. Lanjut mengecek susu merek lainnya.Tasya berdecak kesal karena Tiara yang mengabaikannya itu."Eh, yang itu juga pastinya mahal. Nanti nggak mampu bayar lagi, lagian kalau kamu nggak mampu beli ngapain sih ke sini segala? Ini kan minimarket yang elit," ejek Tasya yang menatap Tiara dengan tatapan yang sangat m
Namun tak lama Tiara kembali tersadar dan langsung menampar pipi Andra keras. "Kamu pikir saya bakalan luluh gitu aja sama kamu hah? Saya nggak akan pernah bisa maafin kamu selamanya, Andra!" desisnya tajam kemudian segera pergi begitu saja dengan mudahnya karena kungkungan Andra melemah. Laki-laki itu terlihat sangat syok sekarang.Tiara benar-benar berubah sekarang, tidak seperti dulu.Andra menggeram marah dan meninju tembok lagi yang membuatnya meringis kesakitan. Dia rupanya lupa jika tangannya itu masih sakit dan belum sembuh betul tapi karena amarah yang meluap-luap dia tanpa sadar malah meninju tembok, mencelakai dirinya sendiri."Apa kamu lupa, Tiara. Aku ini bayi kecil kamu yang lucu jadi aku pastiin kamu bakalan mau meluk aku lagi, sayangin aku lagi," gumam Andra yang semakin bertekad itu. Dia memang orang yang gigih dalam hal apapun ternyata. Tamparan dari Tiara tidak akan membuatnya mundur malah akan menjadikannya sebagai sebuah tantangan.Andra menyeringai licik sambil me
"Andra?" panggil si bos bengkel pada Andra yang sedang tiduran di kolong mobil yang sedang dia servis itu."Iya Bos?" Andra pun keluar dari kolong mobil kemudian menghampiri bosnya itu."Nih uang gajian buat kamu," ucap bosnya sambil memberikan amplop yang berisi uang kepada Andra. Andra menerimanya dengan bingung."Kan saya baru kerja belum lama kok udah digaji aja, Bos?" tanya Andra. Dia khawatir jika dia akan dipecat oleh bosnya. Tapi kenapa ya? Apa kerjanya buruk? Ah tidak mungkin. Bukannya mau sombong tapi sejak dia bekerja di sini kan si bosnya sendiri yang mengatakan padanya kalau dia itu sudah membuat bengkel semakin laris manis. Mana mungkin dia dipecat.Bosnya tersenyum. "Justru karena itu, Ndra. Kerjaan kamu itu bagus jadi saya kasih aja gaji kamu sekarang. Dan lagian kamu kan masih baru tinggal di kota ini jadi pasti lebih butuh uang untuk kamu bayar uang kos, buat makan dan lain-lain."Andra terharu mendengarnya, dia tersenyum tulus. "Makasih, Bos."Bosnya mengangguk. "Iya
Andra baru saja pulang dari rumah Bintang malam itu dan dia menghentikan motornya di warung untuk membeli rokok. Saat itulah dia melihat Raka sedang mengobrol dengan seorang wanita tapi wanita itu bukan Tiara. Mereka terlihat mesra bahkan Raka sesekali mengusap rambut wanita itu dan wanita itupun mengusap pipi Raka."Gila sih, tuh orang selingkuh apa gimana? Harus gua kasih pelajaran nih." Andra terlihat penuh emosi tak terima dia kalau Tiara diduakan seperti itu. Namun dia segera tersadar, jika Tiara sampai tahu dia sudah menghajar Raka sudah pasti Tiara akan semakin marah padanya dan semakin membencinya. Jadi dia mengurungkannya saja kali ini. Dia tidak boleh terpancing emosi, untuk saat ini dia hanya akan memantau saja dari jauh. Berkali-kali dia terpancing emosi malah membuat hidupnya menjadi susah termasuk dijauhi Tiara seperti sekarang ini. Lagipula belum tentu juga Raka selingkuh."Gua foto aja dari sini buat ngasih bukti ke Tiara," gumam Andra sambil memotret Raka dan wanita as
Sesampainya di kosan Andra duduk santai di teras ingin mencari udara segar. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum mengingat tawaran Ibu penjual tadi yang ingin menjodohkan anaknya dengannya."Andra baru pulang ya?" tegur Tante Mia yang keluar dari kosan wanita itu sambil membawa seember penuh cucian."Eh Tante Mia, iya nih Tante. Tante tumben udah pulang aja jam segini?""Iya, Ndra. Kan tokonya hari ini tuh tutup duluan, soalnya kan bosnya Tante ada urusan mendadak." Tante Mia mulai menjemur pakaiannya itu di teras."Oh gitu ya, Tante?""Iya."Andra baru tersadar, jangan-jangan Tante Mia kerja di toko di Mall yang sama dengan tempat kerja Tiara. Bisa jadi kan? "Tante Mia emangnya kerjanya di toko mana?""Tante kerjanya di Mall deket sini kok. Di toko baju cowok gitu, kamu kapan-kapan main ya ke tokonya Tante nanti Tante kasih diskon." Tante Mia malah promosi tokonya."Tuh kan bener, berarti gua bisa dong main ke toko Tante Mia sambil ngeliat Tiara di sana," gumam Andra
"Selamat siang, Tante Mia?" Tiara memasuki toko dan menyapa Tante Mia dengan sopan membuat Tante Mia senang."Siang juga, Tiara. Eh ada Dek Nayla, ikut Mamanya kerja ya?" ucap Tante Mia sambil mencium pipi Nayla membuat anak itu tersenyum."Iya, Nayla ikut Mama kerja.""Nayla cantik banget sih, pinter lagi," puji Tante Mia yang gemas dengan Nayla.Andra tersenyum bahagia ditempat persembunyiannya itu. Dia lega juga melihat jepitan pemberiannya itu sekarang dipakai di rambut Nayla. Dia harus berterima kasih pada sobatnya Damar."Makasih, Tante," jawab Tiara. "Ayo Nayla bilang apa sama Tante Mia?" tanyanya pada anaknya sambil mencium pipinya gemas."Makasih," jawab Nayla polos yang membuat Tante Mia dan Tiara tersenyum mendengarnya. Terlebih Andra, dia sangat terharu bisa melihat anak itu dari dekat lagi."Ini jepitan rambut Nayla cantik banget sih cocok deh di rambutnya Nayla," ucap Tante Mia sambil memegang jepitan boneka beruang cokelat di rambut Nayla itu."Iya, dikasih Om Damar," s