Share

Bab 4

Author: Aurora
Lebih dari sebulan tidak berjumpa, Profesor Jimmy tampak jauh lebih tua. Dengan tangan yang bergetar, dia membuka sebuah kotak, lalu mengeluarkan sebuah gelang giok dan menyelipkannya ke dalam tangan Pearly.

"Pearly, ini peninggalan istriku, pusaka menantu Keluarga Stewart. Dia pergi terlalu mendadak dan belum sempat memberikannya padamu. Hari ini, biar aku yang memakaikannya padamu, supaya kalau suatu hari aku juga pergi, aku nggak menyesal..."

"Guru, jangan berkata begitu."

Melihat gurunya yang dulu penuh semangat kini sudah renta, mata Pearly ikut basah.

Namun, Pearly tahu, dia dan Kayden sebentar lagi akan bercerai. Barang peninggalan menantu Keluarga Stewart ini tidak pantas dia terima. Namun, Profesor Jimmy tetap bersikeras memakaikannya di pergelangan tangan Pearly.

Dia bahkan berkata, "Dulu kamu masih sekolah, jadi pernikahanmu dengan Kayden nggak dirayakan besar-besaran. Sekarang, kamu mau lulus, sudah sepatutnya meluangkan waktu untuk mengadakan pesta pernikahan. Itu juga keinginan terakhir istriku sebelum meninggal."

Pearly dan Kayden sama-sama terdiam.

Profesor Jimmy terus berbicara soal pernikahan cukup lama. Lalu, dia mengeluarkan dua lembar tiket dan menyerahkannya kepada Kayden. "Ini dari Paman Zac untuk kalian berdua. Ini adalah drama musikal yang disutradarai putranya, pertunjukannya malam ini."

"Paman Zac?" Kayden mengerutkan kening.

Profesor Jimmy segera tersenyum. "Pearly mengenalnya. Dia temanku di sanatorium. Waktu itu, saat Pearly datang berkunjung, kebetulan bertemu dengan Zac yang terkena serangan jantung di pinggir jalan."

Profesor Jimmy memandang Pearly dengan bangga. "Untung Pearly segera menolongnya, kalau nggak, nyawanya sudah hilang. Sejak itu, dia selalu mengingat kebaikan Pearly, bahkan dia bilang kalau nanti kalian mengadakan pesta pernikahan, dia pasti akan datang untuk memeriahkannya."

"Ada kejadian seperti itu? Kenapa nggak memberitahuku?"

Kayden menoleh ke arah Pearly, dia sama sekali tidak tahu apa-apa.

Pearly tidak membongkar kenyataan di depan Profesor Jimmy. Padahal hari itu, setelah dia menolong orang, Pearly sudah berkali-kali mengirim pesan suara kepada Kayden. Saat itu, Kayden sama sekali tidak membalasnya.

Kini, Pearly baru sadar, pesan-pesannya memang tidak pernah didengarkan.

Setelah keluar dari sanatorium, Pearly berniat langsung naik taksi untuk kembali ke kampus. Namun, Kayden menggoyangkan tiket di tangannya. "Orang lain sudah secara khusus menitipkan ini untukmu. Kalau nggak datang menonton, rasanya kurang sopan, bukan?"

Mengingat niat baik Profesor Jimmy dan Paman Zac, Pearly pun menerima tiket itu dan memutuskan untuk pergi.

Di perjalanan, Kayden mengatakan dia harus mampir ke rumah untuk mengambil ponsel kerjanya, jadi sekalian mampir ke kompleks perumahan mereka.

Pearly pun teringat, waktu Kayden mendadak menemani Lilly mendaki gunung, ponsel kerjanya berdering semalaman di ruang kerja, tetapi Kayden tidak ada masalah.

Namun, kalau bersama dirinya, urusan kerja tiba-tiba menjadi begitu penting.

Sambil berpikir, Pearly melepas gelang giok dari pergelangan tangannya. Barang yang bukan miliknya, sebaiknya dikembalikan secepatnya.

Baru saja Pearly melepas gelang itu dan mengangkat kepalanya, dia melihat Lilly keluar dari lift.

"Kayden! Pantas saja waktu aku tadi ke rumahmu nggak ada orang, rupanya kamu di sini!"

Lilly seakan tidak melihat Pearly, dia melompat seperti kelinci mendekati Kayden. Pearly pun sadar diri dan mundur selangkah.

"Kamu mencariku? Untuk apa?"

"Tentu saja mengajakmu ikut lomba. Lihat ini! Sepedanya sudah kusiapkan untukmu..."

Saat itu, barulah Pearly menyadari, di dalam lift masih ada tiga sepeda dan seorang gadis berambut pirang. Pearly mengenalinya, dia juga seorang selebritas internet bernama Sophia Clarke dan pernah muncul dalam video Lilly.

Sophia dengan ramah menyapa mereka, lalu menggoda Lilly sambil tersenyum nakal. "Oh, jadi ini pria yang ada di fotomu? Memang benar, tampan sekali!"

Pandangan Sophia lalu tertuju pada Pearly yang berdiri di belakang, dia tampak heran. "Kalau ini siapa?"

Wajah Lilly dan Kayden sama-sama dipenuhi rasa canggung. Pearly lantas menunjuk ke arah Kayden dan berkata dengan tenang, "Aku adiknya."
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 25

    Tiga tahun kemudian...Kayden kembali menjejakkan kaki di Benua Arreca.Kali ini, dia datang sebagai tamu undangan untuk menghadiri peresmian posko baru tim medis yang bertugas memberikan bantuan di Arreca.Selama tiga tahun terakhir, dia selalu rutin menyumbang atas nama perusahaannya. Saat ketua tim senior menjemputnya di bandara, dia berkata, "Pak Kayden, berkat bantuan Anda, kondisi tim medis kami tiga tahun belakangan ini sangat membaik. Kami juga bisa memberi kontribusi besar pada perkembangan dunia medis di sini. Semua ini berkat Anda.""Ah, nggak juga. Dedikasi para dokterlah yang paling penting. Saya hanya melakukan sedikit upaya."Setibanya di posko, dari kejauhan Kayden langsung melihat sosok anggun berdiri tegak di depan pintu.Setelah tiga tahun tidak bertemu, Pearly memanjangkan rambutnya. Helaian rambutnya berkibar tertiup angin, seperti sebuah lukisan.Kayden tidak sadar terhanyut dalam pandangan itu...Namun tiba-tiba, bayangan seorang pria yang menggendong anak kecil

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 24

    Pearly hanya meminta cuti satu minggu dari timnya. Begitu kembali ke hotel setelah menghadiri pemakaman Profesor Jimmy, dia segera menyalakan laptop dan mulai menyusun artikel pembelaan diri.Akta nikah dan surat cerainya dengan Kayden, garis waktu kepulangan Lilly ke dalam negeri, hasil pemeriksaan kehamilan, serta seluruh catatan percakapan dengan Profesor Jimmy dan istrinya selama beberapa tahun terakhir.Satu per satu, semua hal ditulis oleh Pearly dengan cermat.Tentu saja, ditambah bukti penting yang diperoleh dengan bantuan Drake.Kali ini, karena khawatir terjadi sesuatu pada Pearly di perjalanan, Drake juga mengambil cuti untuk ikut kembali ke negara ini. Pearly tidak menyangka Drake juga menguasai beberapa teknik peretasan.Begitu kembali ke negara ini, dia langsung membantu Pearly melacak orang pertama yang menyebarkan foto-foto itu, yaitu Lilly.Kemampuan menulis Pearly memang luar biasa. Dia menggabungkan semua bukti tersebut menjadi artikel panjang dan pagi-pagi sekali me

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 23

    "Gelang itu adalah peninggalan ibu. Sekarang, Pearly sudah pergi dariku, aku akan mengambil kembali gelang itu dan menguburnya bersama ayah..."Penyesalan Kayden seperti gunung besar yang menekan dadanya hingga sulit bernafas.Hatinya kacau balau. Saat hendak meminta gelang itu dari Lilly, dia malah diberi tahu bahwa Lilly jatuh dari gedung dan kini terbaring di ICU dalam kondisi kritis.Serangkaian kejadian tidak terduga membuat Kayden kehilangan semua tenaganya. Dengan perasaan kalut, dia mempersiapkan pemakaman untuk ayahnya.Asisten menyerahkan potongan-potongan gelang itu tiga hari kemudian.Pada hari pemakaman, Kayden mengantar pergi tamu satu per satu dengan perasaan hampa.Semua orang mengingatkannya bahwa masa lalu tidak bisa diubah dan Kayden harus terus menatap ke depan.Namun, Kayden tidak mampu...Setelah semua tamu pergi, dia bersandar pada foto ayahnya, lalu merosot duduk ke lantai seakan kehilangan seluruh tenaga.Tangannya membelai potongan gelang giok itu. Setiap bagi

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 22

    Lilly tidak percaya Kayden akan mengabaikan nyawanya, tetapi Kayden sama sekali tidak menoleh.Dia hanya berkata dingin, "Sudah kukatakan, urusanmu kelak nggak ada hubungannya denganku.""Kayden!"Lilly seketika panik. Dia berusaha mengejar Kayden yang hendak pergi, tetapi pagar besi tua di bawah kakinya tiba-tiba tidak sanggup menahan berat tubuhnya dan patah."Ah!"Lilly menjerit dan jatuh dari gedung.Awalnya, dia hanya ingin menakuti Kayden, bukan benar-benar melompat. Namun, di detik Lilly jatuh, Kayden menumpahkan air mata penyesalan.Orang yang tengah memasuki lorong gedung itu mendengar teriakan Lilly dan ingin menoleh, tetapi sebuah panggilan dari sanatorium membuatnya tidak sempat memperhatikan Lilly lagi.Ayah sudah tiada!Kayden tidak berdaya saat tiba di sanatorium. Para staf telah memanggil petugas pengurus jenazah untuk merias penampilan terakhir ayahnya."Bagaimana bisa jadi seperti ini?"Kayden terus memeriksa nadi Profesor Jimmy yang sudah berhenti. Meskipun kondisi a

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 21

    Di Kota Bliyle, saat ini Kayden sedang memarahi sekretarisnya dengan penuh amarah."Aku sudah memintamu menghubungi divisi humas untuk menghapus komentar, kenapa pembahasan buruk tentang Pearly masih begitu banyak?"Sekretaris menjawab dengan hati-hati."Tuan Kayden, makin banyak yang kita hapus, emosi warganet justru makin memanas. Mereka mengatakan Nona Pearly nggak berani bertanggung jawab, dan malah diam-diam mengendalikan opini publik di belakang."Kayden menahan amarahnya dan berkata, "Kalau begitu aku sendiri yang akan meluruskan rumor itu! Aku dan Pearly adalah pasangan yang sudah menikah secara resmi!""Tuan Kayden, kalau begitu citra Anda dan Nona Lilly mungkin akan tercoreng.""Kalau memang begitu, biarlah..."Kayden menekan pelipisnya, dia tidak berani membayangkan betapa hancurnya hati Pearly saat melihat gosip di internet itu terus berkembang.Dia memberi perintah kepada sekretaris. "Bantu aku atur perjalanan ke Ginea, Benua Arreca. Harus secepatnya!" Dalam situasi sepert

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 20

    Setelah siaran berakhir, butuh waktu cukup lama bagi Pearly untuk akhirnya mengerti duduk perkara sebenarnya.Ternyata, ada seseorang yang menyebarkan foto Kayden berhenti di depan gerbang kampus untuk menjemputnya, juga rekaman kamera pengawas saat dia kembali ke rumah Kayden.Sebelumnya, pemberitaan di internet tentang Pearly selalu menyebutkan bahwa dia adalah yatim piatu miskin dari desa.Seorang mahasiswa miskin bisa berhubungan dengan CEO perusahaan game, bahkan keluar masuk kompleks perumahan mewah. Tentu saja, hal ini langsung membuat banyak orang berspekulasi.Ditambah lagi, seorang penggemar yang jeli langsung menemukan bahwa Kayden adalah pria yang dulu pernah Lilly pamerkan diam-diam.Dalam sekejap, Pearly pun dilabeli warganet sebagai pelakor yang ingin naik derajatnya.[Aku bekerja di rumah sakit, aku bisa membuktikan bahwa beberapa waktu lalu ketika Nona Lilly dirawat inap, Tuan Kayden yang menemaninya dan merawatnya sendiri!][Pantas saja waktu itu Lilly ingin melakukan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status