Short
Mutiara yang Tersia-siakan

Mutiara yang Tersia-siakan

By:  AuroraKumpleto
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
25Mga Kabanata
44views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Menikah selama empat tahun, suamiku tidak pernah mengajakku pergi ke tempat populer yang dikunjungi pasangan, katanya aku norak dan suka ikut-ikutan. Namun, ketika perempuan yang selalu dia cintai kembali ke negara ini, dia justru tidak sabar membawanya mendaki gunung yang konon bisa membuat sepasang kekasih hidup bersama hingga tua. Setelah aku bercerai dan pergi ke luar negeri, mantan suamiku malah mengejarku, menangis sambil mencariku di antara reruntuhan...

view more

Kabanata 1

Bab 1

"Saya ingin bercerai."

Pada tahun keempat pernikahan, Pearly Scott memutuskan untuk mengakhiri rumah tangganya.

Namun, pengacara di depannya sepertinya mengira dirinya datang hanya untuk membuat keributan. Pengacara itu mengangkat alisnya dan berkata, "Adik Kecil, perceraian bukanlah perkara sepihak."

Pearly paham kalau pengacara itu tidak menganggapnya serius.

Bagaimanapun juga, Pearly baru saja pulang kuliah, dia masih mengenakan sweter dan celana jeans saat datang. Sama sekali tidak terlihat seperti orang yang hendak mengajukan gugatan cerai.

Namun, dia sudah menyiapkan semuanya. Pearly berkata dengan tenang, "Anda hanya perlu menyusun draf perjanjian perceraian yang profesional. Saya akan memastikan suami saya menandatanganinya."

Pearly dan Kayden Stewart tidak memiliki anak. Dia juga tidak menginginkan harta gono-gini sama sekali. Perjanjian perceraiannya sederhana, hanya dua lembar kertas.

Begitu masuk rumah, hidungnya langsung diserbu oleh bau menyengat.

Pearly memandang ke arah sumber bau. Lilly Pearce dan Kayden sedang memakan pete, di atas meja juga ada setengah durian.

Entah apa yang mereka bicarakan, keduanya tertawa hingga hampir bersandar satu sama lain.

Saat Kayden menyadari Pearly berdiri di depan pintu, dia segera menahan ekspresinya, lalu bertanya dengan nada serius, "Pearly, kapan kamu pulang? Aku hanya memesan dua porsi. Kamu mau makan apa? Aku akan memesankannya untukmu."

"Nggak usah, aku sudah makan di kampus."

Pearly melirik pete itu, lalu menundukkan pandangannya.

Selama ini, Pearly tidak pernah berani makan makanan berbau menyengat, karena Kayden punya sinusitis. Katanya, dia tidak suka mencium bau aneh di rumah.

Pearly mengeluarkan surat perjanjian perceraian dari tasnya.

Dia menyodorkan sebuah pena pada Kayden dan berkata, "Kampus membutuhkan tanda tangan anggota keluarga untuk surat pernyataan tanggung jawab keselamatan. Tolong tanda tangani untukku."

Pearly adalah seorang yatim piatu, sementara Kayden adalah suaminya. Dia memang satu-satunya keluarga Pearly.

"Biar kulihat dulu."

Kayden sedikit mengernyit, lalu mengulurkan tangan untuk menerima dokumen itu.

Pearly tidak menyangka dia ingin membaca dengan teliti. Selama ini, Kayden jarang memperhatikan urusannya. Apalagi sejak sebulan terakhir, setelah Lilly bercerai dan kembali ke negara ini, perhatian Kayden padanya makin berkurang.

Pearly menggenggam erat surat perjanjian perceraian itu. Tubuhnya kaku, dia bingung apakah harus memberikannya sekarang atau tidak.

"Kayden, apa-apaan kamu ini?"

Lilly membuka bibir merahnya, lalu bercanda sambil menepuk Kayden. "Kamu terlalu jaim di depan Pearly, wajahmu seperti mau menerkam orang. Pearly sampai ketakutan melihatmu."

"Begitukah?"

Kerutan di dahi Kayden seketika menghilang. Dia menerima dokumen dari tangan Pearly dengan tatapan penuh senyum, lalu menandatangani dengan indah pada bagian yang ditunjukkan Pearly.

Dalam hati, Pearly menghela napas lega, tetapi segera terlintas sebersit ejekan pada dirinya sendiri.

Kayden hanya bersikap hati-hati dan serius di hadapannya. Namun, ketika ada Lilly di sampingnya, kewaspadaannya lenyap, dia tampak begitu santai.

Padahal, kalau saja Kayden mau melihat lebih teliti, dia pasti tahu bahwa itu bukan surat pernyataan tanggung jawab, melainkan perjanjian perceraian.

Namun, Kayden sibuk menanggapi gurauan Lilly. "Aku hanya menganggap Pearly sebagai adik. Sebagai kakak, tentu saja aku harus lebih tegas."

Hanya menganggapnya sebagai adik?

Gerakan Pearly seketika terhenti. Dalam hati Pearly berpikir, dulu, setiap malam ketika Kayden menindihnya, terengah-engah sambil memeluknya erat ke dalam pelukannya, bukan ini yang Kayden katakan.

Orang tua Pearly sudah lama tiada. Setelah Profesor Jimmy mengetahui keadaan keluarganya, beliau sering mengajaknya makan di rumah dengan alasan membantunya merapikan data.

Lama-kelamaan, Pearly pun berkenalan dengan putra Profesor Jimmy, Kayden.

Profesor Jimmy adalah pakar klinis terkemuka, tetapi putra tunggalnya, Kayden tidak menekuni dunia kedokteran. Sejak kuliah, dia sudah mendirikan studio game sendiri. Belum genap tiga puluh tahun, Kayden telah menjadi bintang baru yang kerap muncul di majalah keuangan.

Wajah tampan yang disertai aura kekayaan membuatnya menjadi idola banyak gadis muda. Pearly pun tidak terkecuali. Setelah beberapa kali berinteraksi, hati Pearly mulai berdebar tidak karuan.

Namun, karena menyadari perbedaan status mereka, Pearly selalu menyembunyikan rasa sukanya. Bahkan ketika duduk semeja dengan Kayden, dia tidak berani menatapnya dengan leluasa.

Sampai empat tahun lalu, ketika Profesor Jimmy dan istrinya bepergian bersama, mereka meminta Pearly mengantar sebuah berkas ke rumah.

Malam itu, setelah dia mengirimkan paket dan hendak pergi, Kayden yang mabuk berat tiba-tiba masuk dan langsung menubruknya.

Kayden menerjangnya dengan agresif. Pearly tidak benar-benar menolaknya. Keduanya bergumul hingga ke atas tempat tidur, lalu Kayden meninggalkan bekas gigitan kasar di bahunya.

Kayden berkata dengan suara mabuk bercampur keluhan, "Kamu jelas tahu aku menyukaimu!"

Belakangan, Pearly baru tahu bahwa di hari itu, Lilly menikah kilat dengan seorang pria asing.

Hanya saja saat itu, dia sama sekali belum pernah mendengar nama Lilly.

Saat itu, Pearly sangat gembira, dia mengira cintanya akhirnya mendapat balasan. Dalam gelap, dia menyerahkan seluruh dirinya.

Keesokan harinya, istri Profesor Jimmy pulang dan mengetahui kejadian tidak senonoh itu. Di hadapan keduanya, dia langsung meminta Kayden berjanji untuk bertanggung jawab.

Begitu usia Pearly mencapai batas legal, mereka pun resmi menikah.

Empat tahun terakhir, karena Kayden yang sibuk dan Pearly yang tinggal di asrama, keduanya jarang bersama. Ketika Kayden bersikap dingin, Pearly selalu mengira itu adalah watak aslinya.

Pearly rela memberi tanpa menuntut balasan.

Sebulan lalu, Pearly memesan restoran mewah untuk merayakan hari pernikahan mereka yang keempat sekaligus ulang tahunnya yang ke-24, dengan menggunakan uang beasiswanya.

Demi hari itu, Pearly sudah janjian dengan Kayden sejak dua minggu sebelumnya, bahkan berulang kali mengonfirmasi dengan sekretarisnya.

Kayden juga berjanji pasti akan datang. Namun, malam itu Pearly menunggu hingga restoran tutup, sementara telepon Kayden tidak bisa dihubungi.

Setelah diusir keluar oleh pelayan, Pearly melihat berita kecelakaan di dekat situ melalui ponselnya. Hatinya langsung panik.

Dia berlari ke semua rumah sakit di sekitar dalam waktu dua jam, tetapi tidak juga menemukan sosok Kayden. Akhirnya, dia berhasil menghubungi Theo Simpson.

Theo adalah salah satu dari sedikit orang yang mengetahui hubungan mereka. Dia berkata heran, "Kayden nggak memberitahumu? Hari ini Lilly pulang ke negara ini, Kayden sedang mengatur pesta penyambutan untuknya di hotel."

Pearly sama sekali tidak pernah mendengar nama Lilly dari mulut Kayden. Setelah tiba di hotel dan melihat langsung, dia baru tahu ternyata influenser perjalanan Lilly yang selalu diperhatikan Kayden adalah Lilly ini.

Saat tiba di pintu ruang perjamuan, dia melihat sekelompok teman lama sedang bermain game. Di tengah sorak-sorai, Kayden mengangkat Lilly seperti seorang putri dan menghabiskan segelas penuh anggur dalam sekali teguk.

Belum pernah Pearly melihat Kayden sebahagia itu.

Pearly menerobos masuk, berharap Kayden memberinya penjelasan yang masuk akal. Namun, wajah Kayden hanya memancarkan canggung saat melihatnya. Lalu, dia memperkenalkan Pearly kepada yang lainnya.

"Dia adik sepupuku."

Saat itu juga, Pearly akhirnya menyadari bahwa dirinya tidak pernah benar-benar masuk dalam kehidupan Kayden.

Melihat Kayden dan Lilly dengan kompak saling menukar lauk di piring mereka, Pearly menggenggam erat perjanjian perceraian di tangannya.

Setelah masa jeda tiga bulan berakhir dan akta cerai berada di tangannya, Pearly akan pergi. Pergi meninggalkan Kayden yang sejak awal tidak pernah menjadi miliknya.
Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

user avatar
Zakiah Hijab
udah pernah baca novel dengan alur yg sama, tapi endingnya beda. entah knp klo cerpen cina selalu membuat kisah sad ending terus, si pria g dikasih kesempatan. di novel sebelumnya, si perempuan tetap hamil dan akhirnya dia kembali bersama suaminya. di cerpen ini lebih tragis. aku suka novel pertama
2025-09-26 10:04:42
0
25 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status