Share

Bab 5

Author: Aurora
Kayden dan Lilly tidak berkata apa pun, mereka secara tidak langsung membenarkan.

"Uhuk..." Kayden berdeham pelan, lalu mengalihkan topik dan bertanya pada Lilly, "Lomba apa?"

Lilly menjulurkan lidahnya. "Bersepeda malam keliling danau, aku sudah mendaftarkanmu. Kamu nggak marah, 'kan?"

Kayden kembali terdiam, lalu melirik ke arah Pearly.

Pearly mengangkat bahunya. "Kalian saja yang pergi, kebetulan aku mau kembali ke kampus untuk merapikan tesis."

Di sisi lain, Sophia yang tidak tahu hubungan mereka justru mengajak Pearly dengan ramah. "Adik juga bisa ikut bermain bersama."

"Pearly sepertinya nggak suka kegiatan bersepeda yang agak tomboi begini."

Belum sempat Pearly menjawab, Lilly sudah lebih dulu menolak atas namanya.

Kayden pun ikut menambahkan, "Benar, Pearly agak penakut, dia nggak pandai olahraga."

Pearly tidak membantah. Dalam hati dia berpikir, selama tiga tahun dirinya menjabat sebagai ketua klub bela diri di kampus, tidak ada satu pun lawan dari fakultas lain yang bisa mengalahkannya. Kalau adik-adik juniornya mendengar ucapan Kayden barusan, mungkin mereka akan marah besar dan langsung menghajarnya.

Tidak ingin membuang waktu untuk berdebat, Pearly mengeluarkan gelang giok yang tadi dia lepaskan dan menyerahkannya pada Kayden. "Ini..."

Dia berniat mengingatkan Kayden supaya menyimpannya baik-baik, tetapi Sophia yang melihat gelang itu langsung menatap dengan mata berbinar dan buru-buru menyambutnya. "Astaga! Giok yang indah sekali!"

Sophia menoleh ke arah Lilly dengan penuh rasa iri. "Beberapa hari lalu kamu baru bilang ingin mencari gelang giok dengan kualitas bagus, ternyata Tuan Kaydenmu begitu cepat mencarikannya untukmu! Kenapa aku nggak punya teman lama sebaik ini, ya..."

Lilly menundukkan kepala dengan sedikit malu.

Sophia terus menggodanya. "Lilly, cepat coba pakai. Aku belum pernah melihat giok dengan kualitas setinggi ini! Harganya pasti miliaran..."

Di bawah pandangan penuh harap Lilly, Kayden dengan ragu-ragu mengambil gelang giok itu dan memberikannya kepada Lilly. Hanya saja, sejak tadi dia terus memperhatikan ekspresi Pearly.

Saat melihat Lilly mengenakan gelang giok itu, Pearly justru menghela napas lega. Bagi dirinya, pusaka Keluarga Stewart ini hanyalah barang yang merepotkan.

Lagi pula, cepat atau lambat benda itu akan jatuh ke tangan Lilly juga, jadi lebih baik diserahkan sekarang saja.

"Kalian saja yang pergi bersenang-senang, aku naik taksi saja." Pearly masuk ke dalam lift tanpa menoleh lagi.

Di belakangnya, Kayden yang selama ini selalu menjadi pusat perhatian Pearly, untuk pertama kalinya menatap Pearly yang menjauh.

Kayden menatap pintu lift yang perlahan menutup, melihat Pearly pergi dengan langkah tegas, hatinya diliputi perasaan yang sulit dia ungkapkan.

Pearly pergi menonton opera seorang diri. Drama tragis Jenufa itu membuatnya menangis hampir sepanjang pertunjukan.

Dalam perjalanan pulang ke kampus dengan taksi, Pearly kembali membuka media sosial dan melihat unggahan terbaru dari Lilly.

Gelang giok itu melingkar di pergelangan tangan Lilly dan dia menulis keterangan di foto. [Memakai gelang giok sambil bersepeda keliling danau, tiada duanya!]

Di dalam foto, bayangan Kayden dan bayangannya berdempetan erat.

Pearly membuka akun Lilly dengan tenang, lalu menekan tombol berhenti mengikuti dan tidak tertarik.

Ketika Lilly baru saja menerobos masuk ke dalam hidupnya dulu, Pearly seperti tikus got yang mengaduk-aduk setiap unggahan akunnya. Namun, sekarang, dia sudah tidak peduli lagi.

Beberapa tahun terakhir, Pearly hanyalah penonton dalam hidup Kayden.

Pearly pernah tertawa dan menangis. Kini, pertunjukan telah usai, saatnya dia melepaskan diri dari tragedi ini.

Hari dimulainya program bantuan ke Arreca makin dekat. Beberapa teman seangkatannya yang akrab dengan Pearly sudah mengajukan cuti untuk pulang, mereka ingin menghabiskan waktu terakhir bersama keluarga.

Pearly yang tetap tinggal di kampus mengambil alih pekerjaan logistik tim. Dia sibuk ke sana kemari menyiapkan perlengkapan, sampai tidak sempat beristirahat.

Sepuluh hari menjelang keberangkatan, dia perlu pergi ke apotek membeli obat. Saat melihat rak berisi alat pemeriksa kehamilan, tanpa sadar Pearly mengambil satu.

Belakangan ini, dirinya memang sering merasa mual dan ingin muntah, ditambah menstruasinya juga terlambat.

Yang ditakutkan justru datang. Melihat dua garis merah di alat pemeriksa kehamilan, Pearly hampir saja mengumpat.

Dia berusaha memaksakan diri tetap tenang. Alat pemeriksa kehamilan kadang juga bisa salah. Pearly segera membuat janji dengan dokter lewat ponsel. Keesokan paginya, dia langsung menuju poli kandungan untuk tes darah.

Satu jam kemudian, dia berdiri di lobi rumah sakit sambil menggenggam laporan bertuliskan hamil dua bulan. Kepalanya langsung berdengung.

Dua bulan, jika dihitung, seharusnya itu saat terakhir kali Pearly berhubungan dengan Kayden sebelum Lilly kembali ke negara ini.

Kenapa bisa pas sekali!

Padahal beberapa hari lagi dia sudah bisa mengambil akta cerai, lalu berangkat ke Benua Arreca.

Pearly tidak kuasa menahan diri, dia membuka kontak Kayden.

Sekuat apa pun dirinya, Pearly tetap seorang mahasiswi berusia 24 tahun. Dengan ragu, dia menekan tombol panggilan.

Detik berikutnya, suara dering telepon terdengar tidak jauh darinya.

Pearly menoleh ke arah suara, dia melihat Kayden dengan mantel panjang, berdiri bersama Lilly yang berwajah cerah menawan. Keduanya tampak sangat serasi.

Mendengar ponselnya berdering, Kayden mengerutkan keningnya sambil mengeluarkan ponsel.

Pearly buru-buru memutus panggilan yang belum tersambung, lalu bergegas menyelinap masuk ke dalam bayangan.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 25

    Tiga tahun kemudian...Kayden kembali menjejakkan kaki di Benua Arreca.Kali ini, dia datang sebagai tamu undangan untuk menghadiri peresmian posko baru tim medis yang bertugas memberikan bantuan di Arreca.Selama tiga tahun terakhir, dia selalu rutin menyumbang atas nama perusahaannya. Saat ketua tim senior menjemputnya di bandara, dia berkata, "Pak Kayden, berkat bantuan Anda, kondisi tim medis kami tiga tahun belakangan ini sangat membaik. Kami juga bisa memberi kontribusi besar pada perkembangan dunia medis di sini. Semua ini berkat Anda.""Ah, nggak juga. Dedikasi para dokterlah yang paling penting. Saya hanya melakukan sedikit upaya."Setibanya di posko, dari kejauhan Kayden langsung melihat sosok anggun berdiri tegak di depan pintu.Setelah tiga tahun tidak bertemu, Pearly memanjangkan rambutnya. Helaian rambutnya berkibar tertiup angin, seperti sebuah lukisan.Kayden tidak sadar terhanyut dalam pandangan itu...Namun tiba-tiba, bayangan seorang pria yang menggendong anak kecil

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 24

    Pearly hanya meminta cuti satu minggu dari timnya. Begitu kembali ke hotel setelah menghadiri pemakaman Profesor Jimmy, dia segera menyalakan laptop dan mulai menyusun artikel pembelaan diri.Akta nikah dan surat cerainya dengan Kayden, garis waktu kepulangan Lilly ke dalam negeri, hasil pemeriksaan kehamilan, serta seluruh catatan percakapan dengan Profesor Jimmy dan istrinya selama beberapa tahun terakhir.Satu per satu, semua hal ditulis oleh Pearly dengan cermat.Tentu saja, ditambah bukti penting yang diperoleh dengan bantuan Drake.Kali ini, karena khawatir terjadi sesuatu pada Pearly di perjalanan, Drake juga mengambil cuti untuk ikut kembali ke negara ini. Pearly tidak menyangka Drake juga menguasai beberapa teknik peretasan.Begitu kembali ke negara ini, dia langsung membantu Pearly melacak orang pertama yang menyebarkan foto-foto itu, yaitu Lilly.Kemampuan menulis Pearly memang luar biasa. Dia menggabungkan semua bukti tersebut menjadi artikel panjang dan pagi-pagi sekali me

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 23

    "Gelang itu adalah peninggalan ibu. Sekarang, Pearly sudah pergi dariku, aku akan mengambil kembali gelang itu dan menguburnya bersama ayah..."Penyesalan Kayden seperti gunung besar yang menekan dadanya hingga sulit bernafas.Hatinya kacau balau. Saat hendak meminta gelang itu dari Lilly, dia malah diberi tahu bahwa Lilly jatuh dari gedung dan kini terbaring di ICU dalam kondisi kritis.Serangkaian kejadian tidak terduga membuat Kayden kehilangan semua tenaganya. Dengan perasaan kalut, dia mempersiapkan pemakaman untuk ayahnya.Asisten menyerahkan potongan-potongan gelang itu tiga hari kemudian.Pada hari pemakaman, Kayden mengantar pergi tamu satu per satu dengan perasaan hampa.Semua orang mengingatkannya bahwa masa lalu tidak bisa diubah dan Kayden harus terus menatap ke depan.Namun, Kayden tidak mampu...Setelah semua tamu pergi, dia bersandar pada foto ayahnya, lalu merosot duduk ke lantai seakan kehilangan seluruh tenaga.Tangannya membelai potongan gelang giok itu. Setiap bagi

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 22

    Lilly tidak percaya Kayden akan mengabaikan nyawanya, tetapi Kayden sama sekali tidak menoleh.Dia hanya berkata dingin, "Sudah kukatakan, urusanmu kelak nggak ada hubungannya denganku.""Kayden!"Lilly seketika panik. Dia berusaha mengejar Kayden yang hendak pergi, tetapi pagar besi tua di bawah kakinya tiba-tiba tidak sanggup menahan berat tubuhnya dan patah."Ah!"Lilly menjerit dan jatuh dari gedung.Awalnya, dia hanya ingin menakuti Kayden, bukan benar-benar melompat. Namun, di detik Lilly jatuh, Kayden menumpahkan air mata penyesalan.Orang yang tengah memasuki lorong gedung itu mendengar teriakan Lilly dan ingin menoleh, tetapi sebuah panggilan dari sanatorium membuatnya tidak sempat memperhatikan Lilly lagi.Ayah sudah tiada!Kayden tidak berdaya saat tiba di sanatorium. Para staf telah memanggil petugas pengurus jenazah untuk merias penampilan terakhir ayahnya."Bagaimana bisa jadi seperti ini?"Kayden terus memeriksa nadi Profesor Jimmy yang sudah berhenti. Meskipun kondisi a

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 21

    Di Kota Bliyle, saat ini Kayden sedang memarahi sekretarisnya dengan penuh amarah."Aku sudah memintamu menghubungi divisi humas untuk menghapus komentar, kenapa pembahasan buruk tentang Pearly masih begitu banyak?"Sekretaris menjawab dengan hati-hati."Tuan Kayden, makin banyak yang kita hapus, emosi warganet justru makin memanas. Mereka mengatakan Nona Pearly nggak berani bertanggung jawab, dan malah diam-diam mengendalikan opini publik di belakang."Kayden menahan amarahnya dan berkata, "Kalau begitu aku sendiri yang akan meluruskan rumor itu! Aku dan Pearly adalah pasangan yang sudah menikah secara resmi!""Tuan Kayden, kalau begitu citra Anda dan Nona Lilly mungkin akan tercoreng.""Kalau memang begitu, biarlah..."Kayden menekan pelipisnya, dia tidak berani membayangkan betapa hancurnya hati Pearly saat melihat gosip di internet itu terus berkembang.Dia memberi perintah kepada sekretaris. "Bantu aku atur perjalanan ke Ginea, Benua Arreca. Harus secepatnya!" Dalam situasi sepert

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 20

    Setelah siaran berakhir, butuh waktu cukup lama bagi Pearly untuk akhirnya mengerti duduk perkara sebenarnya.Ternyata, ada seseorang yang menyebarkan foto Kayden berhenti di depan gerbang kampus untuk menjemputnya, juga rekaman kamera pengawas saat dia kembali ke rumah Kayden.Sebelumnya, pemberitaan di internet tentang Pearly selalu menyebutkan bahwa dia adalah yatim piatu miskin dari desa.Seorang mahasiswa miskin bisa berhubungan dengan CEO perusahaan game, bahkan keluar masuk kompleks perumahan mewah. Tentu saja, hal ini langsung membuat banyak orang berspekulasi.Ditambah lagi, seorang penggemar yang jeli langsung menemukan bahwa Kayden adalah pria yang dulu pernah Lilly pamerkan diam-diam.Dalam sekejap, Pearly pun dilabeli warganet sebagai pelakor yang ingin naik derajatnya.[Aku bekerja di rumah sakit, aku bisa membuktikan bahwa beberapa waktu lalu ketika Nona Lilly dirawat inap, Tuan Kayden yang menemaninya dan merawatnya sendiri!][Pantas saja waktu itu Lilly ingin melakukan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status