Share

Berhenti Berharap

“Belum pulang, Mai?” Bira yang tadinya hendak keluar menuju pintu utama, berhenti sejenak di depan Mai yang tengah duduk santai di sofa lobi. “Jam kantor sudah lewat setengah jam. Pak Ibam ke mana?”

“Pak Ibam sudah kusuruh pulang.” Mai memangku wajahnya dengan satu tangan yang bertumpu pada lengan sofa. “Aku di jemput Raj, mau ke tempat mama mertua.”

“Rajnya belum nyampe, sudah jam segini?” 

“Ada kecelakaan di jalan deket kantornya, jadi agak macet.”

“Ohh …” Bibir Bira membulat paham. “Bener, kan, yang Om bilang waktu itu, kalau jodoh, gak bakal ke mana! Mau dia sudah pdkt sama anak gubernur, kalau gak jodoh, ya ZONK.”

Mai menatap datar pada sang om dengan helaan. Bira mengetahui semua itu pasti dari sang bunda. Memangnya dari siapa lagi? 

“Gak usah diungkit.”

“Baru begitu aja, sudah cemburu.” Bira menyematkan senyum lebar yang ditujukan untuk meledek keponakannya. “Salam buat Raj, ya! Besok-besok, ajak makan malam di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Daanii Irsyad Aufa
semangat move on byakta
goodnovel comment avatar
miss.possan
nyesek banget ya mas by. tapi salahmu sndiri loh. padahal udh dapat jabatan direksi dari pras, dikasi jalan lebar2, malah ngelamar orang lain.
goodnovel comment avatar
Yunianingsih Surya
Daleem bgt jawaban Mai, kenaa.... cinta dr mulai putih merah tapii tdk mw memperjuangkan sama aja boong, skrg Terima pil pahit nya Byakta...... mending Raj pantang menyerah dan gentle....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status