Share

BAB 100 - Keputusan (part 1)

Boy tertawa renyah melihat reaksiku. "Nggak usah tegang gitu. Aku cuma pengin kita santai sedikit di depan Xander," katanya.

Aku hanya memalingkan wajah dari laki-laki tampan di sebelahku itu sambil mendengkus lirih. Ya. Lirih saja. Tapi rupanya Boy mendengarnya.

"Kok gitu reaksinya?"

"Bukan apa-apa," jawabku. Sebisa mungkin aku berusaha menekan rasa gugup yang sering aku rasakan setiap kali bersama Boy dulu.

Boy tak mengatakan apapun lagi. Dia sibuk memfokuskan diri menyetir selama beberapa saat lamanya sembari sesekali menyahut kalau Xander melontarkan komentar-komentar mengenai objek apapun yang kami lihat di sepanjang jalan yang kami lalui. Dia menerangkan hampir semua hal yang dipertanyakan oleh Xander kepadanya dengan bahasa yang lugas dan efektif. Bahkan, dia terlihat amat sabar menghadapi sikap serba ingin tahu anak itu tanpa sedikitpun tampak terbebani. Diam-diam aku memujinya di dalam hati.

"Jam segini playground di daerah X
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status