Adeline menyisir sedikit rambutnya, membuat rambut cokelat highlight itu semakin bergelombang. Sebuah senyuman tercipta di wajah manis yang sudah ditutupi dengan berbagai jenis make up.
Tubuh seksi mulusnya kini ditutupi oleh korean sabrina top berwarna lilac yang menampakkan lebar bagian pundak dan sedikit dadanya. Plaid mini skirt juga membuat paha mulus putihnya terekspos sempurna. Skirt yang sedikit ketat itu bahkan sampai mencetak bagian pinggangnya yang sempurna. Sangat seksi!
"Oh My God!" Freya memekik kaget setelah sampai ke Adeline yang sedari tadi berdiri dengan tangan memegang ponsel sambil mengamati orang-orang di dalam mall. Dia menutup bibirnya yang terbuka lebar. "You look so sexy, Adeline!"
Kepala Adeline malah tertunduk, pasalnya pujian Freya malah mem
Nafas Adeline terasa tercekat. Dia bahkan baru menyadari dirinya yang lupa memberitahu Kendrick kalau ia akan pergi bersama Freya."Poor you, Adeline," batinnya."Ingat pulang juga, huh?"Pertanyaan itu membuat Ana menoleh ke belakang. Saat ia tahu posisinya berada di tengah, dengan sigap Ana melangkah mundur."S—saya permisi," pamit Ana yang lalu berjalan cepat ke arah dapur.Ketakutan Adeline kian menjadi-jadi. Sudah ditinggalkan sendiri dan sekarang Kendrick malah berjalan ke arahnya. Suara sepatu Kendrick seperti suara mesin yang menendang kuat gendang telinga Adeline."Apa kau lupa dengan peraturan yang kuberikan?" Kendrick bertanya sesudah ia berada satu langkah di depan Adeline, membuatnya bisa merasakan harum tubuh Adeline. "Perlu aku membuatmu meng
Jangan lupa beri komentar biar Author up semakin banyak per harinya.Freya memesankan make up artist untuk Adeline tanpa sepengetahuan dirinya. Setelah perdebatan yang panjang akhirnya Adeline menyetujui apa yang Freya katakan.Bayangkan saja, make up artist itu sudah datang di sore hari, padahal pestanya dimulai pada malam hari. Haruskah Adeline menunggu sampai malam dengan make up di wajahnya? Tentu tidak! Adeline memintanya untuk menunggu sampai sedikit gelap."Selesai." Suara pria yang mempunyai rambut panjang itu terdengar setelah dia memakaikan sebuah lipstik yang berwarna nude ke bibir seksi Adeline."Bagaimana? Hasilku bagus, 'kan?" tanya pria itu sambil mengedip-ngedipkan matanya manjah membuat Adeline menghela nafasnya. Adeline
Tolong dong berikan komentar biar semakin semangat update. Yuk jadi pembaca yang aktif"Kau sudah datang?" Katrin menoleh ke samping, melihat wajah Kendrick dengan cara mendongakkan kepala.Freya, wanita itu hanya bisa diam, mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sungguh ia bingung harus melakukan apa untuk kali ini. Kalau ia salah melangkah, bisa-bisa nyawanya yang menjadi masalah. Di satu sisi ada Adeline, di sisi lain ada Kendrick."Daddy, I'm waiting for you," seru Nadine. Dia menarik-narik celana Kendrick. "Dad," panggil Nadine sembari mengangkat kedua tangannya, ingin masuk ke dalam dekapan Kendrick.Denyut jantung Adeline terasa tak beres, semakin lama malah semakin menggebu-gebu. Dirinya masih terus menelan semua apa yang ia lihat dan berusaha men
Adeline diam termenung di sofa dengan pandangan menatap lurus ke arah televisi yang sedari tadi mati. Tanpa dia ketahui, ternyata Ana sudah memperhatikan Adeline selama beberapa menit lalu.Ana menghela nafasnya panjang. Terlihat pancaran kesedihan di mata Ana ketika melihat Adeline yang tidak seperti biasanya."Nyonya." Akhirnya Ana memberanikan diri untuk mendekat.Jiwa Adeline sontak terkumpul seketika ketika mendengar suara itu. Dia mendongak dengan nafas yang tercekat lantaran terkejut ketika melihat Ana yang sudah ada di depannya."Iya, Ana, ada apa?" tanya Adeline dengan senyumannya setelah kembali tenang."Nyonya kenapa?" Pertanyaa
Berikan komentar kalian, thank you."Aku menitip anak-anakku di sini.""Apa?!" Penjelasan Kendrick membuat Adeline terkejut. "Di sini?" Jelas Adeline terkejut, pria itu datang setelah kemarahannya pada malam itu, tidak sendirian, dia malah datang dengan anak-anaknya, dimana Adeline masih mengingat kalau Kendrick tidak mengizinkan Adeline untuk mencampuri urusan pribadinya.Kendrick mengangguk. Ia memeriksa jam yang terbalut sempurna di pergelangan tangannya. "Aku harus pergi ke luar negri. Ada rapat yang harus kuikuti."Sejujurnya Kendrick merasa tidak enak meninggalkan mereka. Dia tidak akan menyuruh Katrin karena memang ini adalah jadwal Kendrick. Lagi pula Katrin sedang liburan bersama teman-temannya. Nanny Dami juga sedang pulang ke kotanya
Terima kasih banyak kepada para pembaca. Ayo komen dan beri gem."Xavier suka menggambar?"Pertanyaan yang diberikan Adeline membuat Xavier menarik pandangannya, hanya sebentar, lalu beralih ke arah ipadnya. Tangan yang sudah memegang stylus pen itu bergerak, hingga menciptakan sebuah bentuk yang saling berkesinambungan di layar besar."Ya," jawabnya.Adeline memilih duduk di samping Xavier setelah menutup pintu kamar. Kepalanya menunduk, mengamati bagaimana lincahnya Xavier menggoreskan garis yang menghasilkan gambar yang cantik."Kalau begitu Xavier bisa menggambar Aunty?" tanya Adeline, memecah keheningan diantara mereka.
Adeline sekarang berada di pusat perbelanjaan. Dia merasa bosan berdiam diri di mansion. Tidak ada yang bisa Adeline lakukan. Nadine dan Xavier juga sudah tidak tinggal di mansion. Adeline ingin bertanya dimana mereka tinggal, tetapi urung karena Adeline tahu siapa posisinya.Untung saja ia kehabisan peralatan mandi, jadi Adeline ada alasan untuk pergi. Bermodalkan izin dari Kendrick, akhirnya Adeline bisa menghirup udara bebas dengan tangan yang memegang troli, menyusuri lorong demi lorong yang dipenuhi oleh berbagai jenis barang rumah tangga.Sebenarnya Adeline tak perlu repot-repot, bisa saja dia menyuruh pelayan ... bukan Adeline namanya kalau tidak bergerak sendiri."Kenapa mereka suka sekali menyusahkan pembeli?" kesal Adeline dengan kepala yang menen
"Morning."Setelah Adeline merasa puas melihat wajah tampan Kendrick saat tertidur, akhirnya suara lembutnya ia keluarkan, menyapa Kendrick yang matanya masih terlelap.Entah apa yang merasuki Adeline sampai-sampai dia menyapa Kendrick pagi-pagi. Getaran di dalam dirinya juga semakin lama semakin berbeda kala menatap Kendrick.Adeline sungguh bingung dengan apa yang dia rasakan saat ini. Yang jelas, dia merasa nyaman dengan posisi mereka, saling berbagi kehangatan dalam satu ranjang.Sesaat Adeline ingin beranjak dari kasur, tangannya sudah ditarik oleh Kendrick, hingga Adeline berada diatas tubuh kekar itu. Adeline salah mengira, ternyata Kendrick sudah bangun dari tadi.