“My Beloved Bastard”
Author by Natalie ErnisonJasmeen kini hanya terbaring lemah sendirian, tanpa ada sat pun yang menolong untuk merawat dirinya. Namun, hal ini sudah biasa baginya sejak kecil hingga dewasa kini.
Drrtt... ponsel Jaes sedari tadi terus bordering, namun ia pun tak mampu untuk bergerak banyak, karena sedang demam tinggi.
Tok tok tok... suara ketukan pintu beruntun.
Jaes hanya meneteskan air mata karena panasnya suhu tubuh.
"Jasmeen Jasmeen..!!" seseorang sedang memanggilnya, dan..
Bhuakk... suara bantingan pintu begitu keras.
"Jasmeen!!! apa yang terjadi padamu??" Ucap Remost yang baru saja tiba.
"Heiii... mengapa suhu tubuhmu sepanas ini? ayo kita k dokter.."
"Tidaakkk kak.. jangan ke dokter hhh..." Ucap Jaes sambil perlahan meraih lengan baju milik Remost.
Rupanya Remost mendobrak paksa pintu kamar Jaes, karena sedari tadi ia pun mendengar dering ponsel Jaes.
"Baiklah, aku akan panggil dokter saja kemari..." Remost merogoh saku celananya dan mulai mengutak atik layar ponsel miliknya.
"Hallo bro... ohh iaa sekarang, di rumah susun xx..-"
"Sabarlah, dokter akan segera datang..."
Kak Remost mengapa datang? ujar Jaes dengan wajah sendunya.
"Tentu saja aku sangat mengkhawatirkanmu. Sudah hampir satu minggu kamu tidak datang untuk bimbingan tugas akhir. Ternyata keadaanmu seperti ini! mengapa tidak menghubungiku.." tukas Remost yang terlihat begitu sangat khawatir.
"Permisi tuan dan nyonya.." ujar seseorang dari balik pintu kamar kediaman Jaes, dan seketika Jaes membulatkan matanya, rasanya ia kenal dengan suara tersebut.
"Silakan masuk bro Cullen.." ujar Remost mempersilakan seorang dokter ke dalam kamar pribadi Jaes.
Ternyata Cullen adalah seorang dokter specialis bedah. Meskipun sebagai vampire ganas, namun Cullen cukup tangguh menahan hastar untuk meminum darah. Bagi Cullen, darah perawan adalah darah yang hanya ingin ia minum.
Jaes yang awalnya tak terlalu membuka matanya, kini justru membulatkan matanya dan sorot matanya menjadi lekat pada si dokter Cullen nan tampan.
"Sepertinya demamnya sangat tinggi, Remost." ujar Cullen dengan senyuman mirinnya pada Jaes, Jaes hanya bisa meremas sprei miliknya. Ia sangat terkejut dan juga takut bercampur aduk rasanya.
"Iya, benar, dia sangat demam. Tolong usahakan yang terbaik untuknya. Tukas Remost sambil menyentuh punggung tangan Jaes, seakan memberi isyarat bahwa semua akan baik-baik saja.
"Apakah ini kekasihmu?" ujar Cullen dengan sengaja menanyakan hal itu.
Hhaaha.. "Mengapa kau jadi banyak tanya Cullen, bukankah kau tidak pernah peduli dengan urusan orang lain!" Ucap Remost dengan nada.
"Tentu saja aku peduli, kau sahabatku Remost." Ucap Cullen dengan sorot mata yang begitu tajam pada Jaes.
"Kami saling mencintai satu sama lain, namun ada suatu masalah yang harus kami selesaikan dulu."
"Hentikkhhann kak Remost!" Ujar Jaes dengan wajah kesalnya.
"Kenapa Jasmeen, tidakkah benar kita saling mencintai? santai saja, Cullen sahabatku sejak sekolah." Ujar Remost sambil menggenggam tangan Jaes.
Sorot mata Cullen semakin menggelap, dan ia tak suka dengan perlakuan Remost pada gadis manisnya, apalagi haru"s menyentuh tangan Jaes.
"Jasmeen, kau harus makan! aku akan keluar sebentar untuk membeli makanan kita bertiga. Aku mmenitip wanitaku." ujar Remost lalu pergi begitu saja, dan kini sisa Jaes bersama Cullen.
Setelah dirasa Remost sudah jauh dari mereka, Cullen melangkah menghampiri kasur tempat Jaes terbaring saat ini.
"Ternyata Remost pria yang telah membuatmu menangis karena cinta!" Ucap Cullen sambil mengurung Jaes di bawah tubuhnya, dari arah samping.
"Hentikan omong kosongmu!" Teriak Jaes kesal, ia bahkan memalingkan wajahnya ke sisi kanan untuk menghindari kontak mata.
"Hei, aku sedang bicara!!" Cullen mencengkram rahang milik Jaes dengan tangan kirinya.
"Lepaskan aku!! pergi dari sini!"
"Pergi!! hahaha...
"Pak dokter sedang merawatmu sayang, mengapa main usir begitu.." Cullen menyingkap selimut yang saat ini menutupi tubuh Jaes.Ah ,Jaes sedang mengenakan dress tidur tipis, bahkan ia tak mengenakan bra juga.
Wow...
"Indah sayang..." ujar Cullen memandangi area dada hingga paha putih Jaes, tentu saja dengan seringai senyuman iblisnya.Ahkk... jangan...Jaes melenguh saat Cullen mulai meremas dan melahap dada miliknya.
"Bajingan!! bahkan saat aku sedang sakit pun kau masih bisa berbuat begini..." lenguh Jaes sambil menganga, akibat sensasi yang telah Cullen perbuat padanya.
"Jangannn... ahkkkk... hhh.."Cullen meraba dan terus meraba paha putihnya dan sampai di area selangkangannya.
Cullen mencelupkan tangannya ke dalam celana dalam milik kepunyaan Jaes, ia menarik-narik bagian tengah celana dalam bentuk V tersebut. Jaes menggeliat, disaat sedang lemah tubuh pun tak masalah bagi Cullen untuk bermain asyik.
Napas Jaes memburu, betapa tidak! Jari-jari nakal Cullen terus bermain di vagina miliknya, dan benar-benar membuat Jaes tak sanggup menahan desahannya.
Namun tiba-tiba saja...
"Ayo kita makan bersama.." ujar Remost yang baru saja tiba.
"Jasmeen, biar aku yang menyuapimu.." ujar Remost sambil membuka bungkus makanan yang telah ia beli. Namun Jaes seketika menatap ke arah Cullen. Ia tahu Cullen akan lebih lagi mengerjainya jika menerima tawaran dari Remost.
"Tidak kak.. aku bisa sendiri." Jaes meraih makanan yang ada di tangan Remost dan segera melahapnya, sementara Cullen hanya tersenyum miring seolah tak terjadi apa-apa.
Tapi, jika Jaes terbangun dari kasurnya, maka bekas tanda-tanda kissmark yang baru saja Cullen buat akan terlihat.
Ahk... aku akan memakannya pelan, jadi kalian makanlah.. ujar Jaes lalu kembali menarik selimutnya.
"Jasmeen, ini obat yang harus kau minum. Aku harus kembali karena ada urusan, ayo bro Cullen kita kembali.."
"Oke, ayo kita pulang." Ujar Cullen sambil mengedipkan matanya pada Jaes.
"Terimakasih kak Remost dan juga dokter Cullen."
"Iya Jasmeen, aku akan sering menelponmu.."
>>
"Cullen, thank you atas bantuannya. Maaf jika membuatmu datang kemari."
"Tidak masalah, sering-sering saja." Ujar Cullen dengan tersenyum lebar.
"Aku akan pulang, tidak kah kau akan pulang juga." Ujar Remost sambil menyalakan mesin mobilnya.
"Silakan, aku ingin memesan taksi."
"Oke, byee.." Remost pun pergi dengan mengendarai mobil mewah miliknya.
Sementara Cullen masih tetap tinggal, dan seketika raut wajahnya yang sedari tadi terus tersenyum berubah menjadi dingin.
"Sepertinya aku harus memberi peringatan keras pada gadis manisku.." gumam Cullen dengan tersenyum miring, dan..
Whuss.... ia menghilang seketika, dan kini berada tepat di luar jendela kamar kediaman Jaes.
Ahkk.. syukurlah mereka sudah pulang.. gumam Jaes sambil berusaha terbangun dari tempat tidurnya.
"Sepertinya peringatanku beberapa waktu lalu masih kurang.." ujar seorang pria dari balik jendela kamarnya, dan ternyata itu ialah Cullen.
"Apa lagi!" Jerit Jaes dengan suara sedikit serak, karena kondisi tubuh yang lemah.
"Aku sudah beberapa kali katakan, kau milikku manis!" sorot mata Cullen berubah menjadi agak hitam dan kemerahan.
"Apa salahku padamu tuan? mengapa kau sangat kejam!" ahhkk... Jaes terisak pilu, rasa kesalnya sangat ingin ia lampiaskan.
"Sudah kuputuskan, bahwa seluruh tubuh ini hanya miliknya sayang.. jadi tidak ada yang boleh menyentuhnya, walau hanya sehelai rambutmu..." tukas Cullen sambil menindih tubuh Jaes.
"Benar-benar binatang!" Jaes membelalak dan sangat marah.
"Iya, terus..." Cullen melentangkan tubuh lemah nan mungil Jaes di bawah tubuhnya.
"Coba lihat, betapa menggodanya tubuh mungil ini.. rasanya aku ingin patahkan bagian yang telah di sentuh oleh si brengsek Remost tadi.." ujar Cullen dengan seringai senyuman iblisnya.
"Gila! binatang!" Jaes sangat kesal dan hanya bisa menangis.
"Sudahlah, kau sedang sakit. Aku pun tak ingin bermain dengan tubuh lemahmu, karena besok dan besoknya lagi akan sulit mengisi energiku, bila kau sakit-sakitan.."
Cullen melepaskan cengkramannya pada kedua tangan Jaes.
"Mengapa... mengapa kau begitu kejam padaku.. aku tidak pernah mengganggumu." Jaes terus terisak, sambil meringuk di balik selimut tebal miliknya.
"Mengapa bertanya begitu kucing manis." Cullen pun berbaring di samping tubuh Jaes, sambil ia memainkan rambut panjang milik Jaes.
"Apa alasanmu tuan terus menindasku seperti ini.. ujar Jaes dengan suaranya yang hampir tak terdengar, karena sedari tadi terus saja menangis.
"Tidak ada alasan apa pun... aku hanya tertarik pada kucing kecil sepertimu.." Cullen mengendus-endus punggung dan batang leher Jaes.
Cullen juga membelai-belai bagian tubuh depan Jaes, tentu saja tangannya bermain asyik dengan kedua gunung mulia milik kepunyaan Jaes.
"Hentikan, aku lelah, dan aku sedang sakit." Ucap Jaes, ia sangat berharap jika Cullen akan berhenti mengganggunya.
"Baiklah manisku, malam ini aku akan lepaskan kamu. Cepatlah sembuh, sehingga kita bisa saling memuaskan.." Cullen mendekap erat tubuh Jaes, hingga akhirnya Jaes terlelap.
Hmmm... Cullen tersenyum tulus pada Jaes.
"kucing kecilku yang sangat polos, aku tahu belum pernah ada pria yang menyentuhmu.." batin Cullen, lalu mengecup lembut kening Jaes.
****
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonRemost selalu peduli dengan hal yang berkaitan dengan Jasmeen, si gadis kesayangannya sejak masa-masa remaja. Akan tetapi karena perbedaan sosial ekonomi, hal tersebut kini menjadi sesuatu hal cukup sulit bagi mereka.Remost terpaksa menerima perjodohan dari sang bunda, karena sang bunda sangat takut jika kehidupan mereka akan turun derajat. Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, Remost harus menerima saran perjodohan dari sang bunda.Namun, Remost masih saja mempedulikan keberadaan Jasmeen, meskipun kini ia telah bertunangan dengan seorang wanita yang berasal dari keluarga terpandang. Ia selalu berusaha mendekati Jasmeen tanpa sepengetahuan dari sang calon istri, yang merupakan hasil dari perjodohan.***"Kampus xxx"Duduk berdiri, mondar mandir, itulah yang Jasmeen lakukan sedari pagi.
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonCullen Kyleer seorang pria yang sangat misterius, bahkan hingga saat ini pun ia selalu menjadi sosok yang sangat misterius. Berawal dari pertemuan tak terduga antara dirinya dan Jasmeen, kini telah membawa kisah baru dalam kehidupan Jasmeen Aimee.Sedari dulu Jasmeen selalu cuek dengan kehidupan percintaannya, terlebih lagi saat gagalnya kisah percintaan dirinya bersama Remost. Hal tersebut membuat Jasmeen seakan tak ingin percaya cinta lagi. Terlalu letih baginya untuk memulai lembaran baru.Semenjak pertemuannya dan semua perbuatan yang Cullen perbuat untuknya, telah membuat kisah baru dalam hidupnya. Kehidupannya dulu yang hanya dipenuhi dengan bekerja, dan terus bekerja demi penghidupan. Kini berubah drastic, justru terkadang ia berpikir bagaimana caranya agar Cullen tak lagi mengusik kehidupannya.Entah mengapa Cullen sangat suka mengerjainya, d
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonRemost memohon pada Jaes agar mendengarkan ceritanya yang sedari lama ia ingin ceritakan, namun kondisi tak memungkinkan baginya untuk bicara banyak, terlebih lagi saat ini ia sudah memiliki tunangan.Jaes pun mengiyakan permohonan Remost yang ingin bicara empat mata padanya.“Jasmeen, aku... ingin kita kembali seperti dulu..” lirih Remost sambil meraih kedua tangan Jaes."Tidak mungkin kak, aku tidak sepadan dengan kondisi keluarga kakak. Kita tidak bisa, dan kakak sudah bertunangan." Jaes menarik tangannya dari genggaman Remost.“Aku tidak mencintai Aine, aku tidak pernah sedikit pun mencintainya. Pada malam pesta dansa itu aku sangat ingin menyatakan bahwa kau kekasihku, tetapi suatu agenda mendadak pun telah tersusun rapi. Bunda memaksaku untuk bertunangan dengan Aine, jika tidak bunda akan bertindak nekat…&r
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonKisah cinta antara Remost dan Jasmeen yang tak mungkin bisa untuk Jasmeen kembalikan seperti beberapa tahun lalu lagi. Sekeras apa pun usaha Remost, tetap saja orang tuanya tak akan memberikan restu padanya untuk dapat bersama Jasmeen.Jasmeen sedang dalam keadaan yang tidak enak hati, karena pertemuan sekaligus pertengkarannya bersama Remost. Namun Cullen tiba-tiba datang di saat yang sanagt tidak tepat, dan sebelumnya pun tak ada yang tepat, menurut Jaes.Kini Jasmeen sedang menangis di dalam pelukan Cullen, si pria sadis yang pernah Jasmeen kenal selama ini.“Kemana gadis manisku yang biasanya bertingkah seperti kucing kecil? mengapa sekarang menjadi selemah ini?” ucap Cullen dengan nada terkekeh.“Iya aku memang wanita lemah, lalu mengapa?” ucap Jaes sambil mendorong tubuh Cullen dari dirinya.Malam itu adalah m
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonJasmeen hanya ingin berniat mengantarkan kotak yang terbalut di dalam paper bag dari tuan Dham, dan ditujukan pada Cullen. Namun, karena kedatangannya ke mansion pribadi milik kepunyaan Cullen, ia harus bertahan di sana dan entah sampai kapan Cullen akan terus mengurungnya.Jaes beranjak dari kamar pribadi milik Cullen tersebut dan menuju ruang utama. Yah, isi mansion tersebut sangatlah luas dan Jaes kesulitan untuk mencari arah yang pasti.Iya berjalan menuruni anak-anak tangga hingga tiba di lantai dasar, dan terlihat para pelayan sedang sibuk mengurus mansion.“Nyonya ingin kemana?” Ucap beberapa pelayan yang berusaha mencegat langkah Jaes.“Aku ingin pulang! hentikan!”“Tidak nyonya, anda tidak boleh pergi kemana pun! ini titah tuan besar Cullen..” Ucap para pelayan sambil meraih tangan Jaes.
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonAkibat kecemburuan Saralee, Jaes harus menerima dampak yang sangat buruk baginya. Namun, Cullen pun tak tinggal diam, ia segera memberikan hukuman yang sangat berat pada Saralee. Saralee dikirim ke alam perbudakan, sebagai pemuas nafsu biadab para mahkluk keji, di alam kegelapan.-------“Sepertinya tuan besar sangat menyayangi gadis manusia itu, sampai-sampai si nyonya iblis Saralee menerima hukuman berat dari tuan besar..” ucap para pelayan satu dengan yang lainnya.“Iya benar sekali, belum pernah selam ini tuan melindungi seirang gadis manusia hingga seperti itu…”“Lega rasanya, jika nyonya iblis itu sudah tak lagi berada di mansion ini.. semoga nyonya Jasmeen menjadi wanita yang akan menjadi ibu dari tuan muda kita kelak..” Tskk…. para pelayan saling terkekeh geli saat sedang
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonTuan Dham, sang atasan Jasmeen di perusahaan, meminta tolong pada Ezrai anak dari seorang pengusaha ternama, dan juga owner dari perusahaan tempat mereka bekerja. Namun dalam perjalanan, mereka terhenti karena mesin mobil yang tiba-tiba saja mati, dan tepatnya di area banyak pepohonan, seperti hutan.Saat sedang mengecek apa yang terjadi dengan mobil milik kepunyaan Ezrai, tiba-tiba saja sosok serba hitam menghantam atap mobil mewah milik Ezrai.Jaes semakin ketakutan, karena suara itu ialah suara dari Cullen. Suara yang berat nan serak saat ia sedang dalam keadaan berubah kepribadian, dan itu ialah pribadinya saat sedang memangsa seorang wanita.Ahkk… hakk… Erzai mengerang parau saat sebuah hantaman mengenai tepat di dadanya. Sebuah tangan yang sangat kuat mencengkram batang lehernya, dan Ezrai pun tak sempat melakukan perlawanan.
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonCullen selalu memperlakukan Jasmeen sangat istimewa, terlepas dari segala hal yang ia perbuat untuk mengerjai Jasmeen. Bagaimana perasaan Cullen yang sesungguhnya pada Jasmeen…Para pelayan yang datang ke kamar pribadi milik Cullen, keluar dengan cara paksa akibat amarah Cullen.“Apa yang harus kita lakukan, mengapa tuan Cullen tidak ingin meminum darah ini..” Ucap para pelayannya yang saat ini berada di luar kamar Cullen..Bhuaakk…Suara bantingan pintu dan terlihat jendela kamar pribadi Cullen terbuka dan terbentur-bentur oleh hembusan angin. Cullen pun tidak ada di dalam sana, ia pergi secara tiba-tiba.***“Tuan tampan, mengapa sendiri di sini.. apakah tuan kesepian?” Ucap seorang wanita malam, sambil mendekati Cullen yang sedang duduk di tepi jalan yang terlihat cukup sepi.