'Dunia ini tak seperti yang kita lihat, sebab ternyata banyak misteri yang tak kita ketahui. Termasuk dia, pria yang kini menjadi kekasihku, pria yang tak tampak seperti yang kita lihat.'
Annabele terlihat sedang berjalan di koridor perusahaan untuk masuk lift dan pulang. Hingga Sam datang menghampiri dan mengajak gadis itu masuk ke pintu tangga darurat.
"Ada apa, Sam? Kenapa kamu sangat aneh." Annabele menatap Sam yang memang berilaku aneh setelah dirinya berhubungan dengan Cristian.
"Jauhi dia, An. Demi kebaikanmu," pinta Sam.
Annabele terkesiap dengan permintaan Sam, tak mengerti kenapa pria itu terus bersikukuh jika ingin Annabele tak dengan Cristian. Meski Annabele tahu siapa Cristian, tapi tak yakin kalau Sam tahu, hingga membuat temannya itu bersikukuh memintanya meninggalkan pria yang sudah mencuri hatinya.
"Aku tidak suka caramu melarangku, Sam." Annabele menatap lekat w
Sam kembali ke apartemen setelah sebelumnya mencemaskan keadaan Annabele. Ia membuka pintu unit apartemen, hingga terkejut ketika seseorang mendorongnya masuk, bahkan langsung menyudutkannya ke tembok dengan tangan mencekik lehernya. Sam melihat Cristian kini berdiri di hadapannya, mata atasannya itu terlihat berwarna merah, menandakan jika sedang dalam penuh kewaspadaan."Apa sekarang Anda juga senang mencelakai orang?" tanya Sam yang terlihat tak takut pada Cristian, bahkan senyum kecil terbit di wajah pria itu."Jauhi dia, jangan lagi dekat dengannya!" perintah Cristian tanpa memedulikan pertanyaan Sam."Kalau aku tidak mau, kamu mau apa?" Sam tak lagi memakai bahasa formal. Ia menunduk dengan seringai di wajah."Akan aku pastikan hidupmu berakhir sampai di sini." Cristian menekan leher Sam sedikit kuat."Apa sekarang kamu juga suka membunuh manusia? Apa kamu juga akan menghis
"Jangan tidur terlalu malam, An!" teriak Samantha setelah mendengar Annabele berpamitan ingin naik ke kamar."Ya, Mam!" timpal Annabele yang sedang menaiki anak tangga.Annabele berjalan melewati kamar Alex, melihat lampu kamar sang adik yang masih menyala, membuat Annabele mencoba untuk melihat apa yang sedang dilakukan adiknya itu."Lex, kamu belum tidur?" tanya Annabele seraya melebarkan daun pintu.Alex terlihat berdiri di tengah kamar seraya menggaruk tengkuk. Ia pun menoleh ketika mendengar suara Annabele."Aku ingin tidur, hanya saja aku kehilangan headphone 'ku," jawab Alex kebingungan.Annabele mengerutkan kedua alis, hingga ikut mengedarkan pandangan mencari benda kesayangan adiknya itu."Di mana terakhir kali kamu meletakkannya?" tanya Annabele mencoba membantu mencari, sampai-sampai menggeledah tas sang adik.
Annabele baru saja selesai mandi. Ia kini tengah duduk di kursi kayu depan meja kerjanya seraya mengusap rambut yang masih basah. Annabele sudah tak heran jika Cristian pergi tiba-tiba, tapi hanya tak menyangka jika pria itu berpikir untuk membuka kunci kamar."Ha, dia ini memang misterius," gumamnya."Kak Anna!" Alex berlari masuk ke kamar Annabele.Annabele menoleh dan melihat Alex menghampiri, merasa terkejut karena adiknya itu terlihat terburu-buru."Ada apa? Kenapa kamu berlarian di dalam rumah?" tanya Annabele dengan tangan masih mengusap rambut."Ada yang mencarimu," jawab Alex, masih mencoba mengatur napas yang terengah. "Mama meminta Kakak cepat turun," lanjut Alex.Annabele mengerutkan alis, berpikir siapa yang mencarinya sepagi ini."Siapa yang mencariku?" tanya Annabele."Seorang pria, tampan."-
Cristian mengajak Annabele pergi ke pegunungan di pinggiran kota, perjalanan yang ditempuh mereka lumayan lama, sampai akhirnya mereka sampai di sisi hutan."Kita jalan kaki dari sini," kata Cristian yang sudah melepas seatbelt dan bersiap keluar mobil."Apa jalur pejalan kaki aman?" tanya Annabele ketika tak yakin dengan jalur yang akan mereka lewati."Apa kamu tak percaya dengan kemampuanku?" tanya Cristian dengan menaikkan satu sudut alis.Annabele mengerutkan dahi, tak mengerti dengan maksud Cristian. Namun, meski begitu tetap saja ikut. Mereka berjalan kaki, jalan yang diambil Cristian ternyata mudah dilalui."Apa masih jauh?" tanya Annabele, merasa tempat yang akan mereka datangi tak kunjung terlihat."Kamu lelah?" tanya Cristian.Annabele menggelengkan kepala, tetap melangkahkan kaki mengikuti langkah Cristian.
Annabele turun dari mobil setelah Cristian menepikan dan berhenti di bahu jalan."Mau ikut turun?" tanya Annabele."Tidak, aku akan menunggu sampai dia pergi," jawab Cristian yang kesal karena Annabele memaksa turun.Annabele mencoba mengerti, merasa jika Cristian tak mau turun karena cemburu dengan Sam. Ia pun berjalan ke arah rumah di mana Sam sudah berdiri di teras menunggunya. Annabele tahu jika Sam memang sekarang terlalu mengekangnya untuk tak berhubungan dengan Cristian, tapi dibalik itu entah kenapa Annabele juga tidak bisa mengabaikan pria itu."Sam, ada apa ke sini?" tanya Annabele ketika sudah sampai di hadapan Sam.Sam melirik sekilas ke arah mobil Cristian, sebelum akhirnya menatap Annabele dan menjawab, "Kamu dari mana? Aku menghubungimu tapi tidak dijawab.""Oh, ponsel aku mode silent. Tadi hanya pergi berjalan-jalan dengannya." Annabele
"Jauhi dia!" perintah Sam.Cristian membeku ketika tahu siapa Sam sebenarnya. Seorang vampir dari klan yang kekuatannya berada jauh di atasnya, bahkan umur Sam lebih tua darinya. Namun, Cristian tak mengerti, kenapa Sam rela menyamar dan keluar dari Klan untuk membaur dengan manusia, terutama dekat dengan Annabele."Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Kenapa kamu mendekati Annabele?" tanya Cristian memastikan."Apa kamu masih tidak paham dengan keberadaanku di sini? Atau sebenarnya kamu sudah melupakan tragedi itu? Tidak akan aku biarkan itu terulang, kali ini aku tidak akan membiarkan masa lalu terulang. Aku memperingatkanmu, Cris.. Jauhi Annabele, atau aku sendiri yang akan memusnahkanmu!" ancam Sam."Kenapa kamu peduli? Apa arti Annabele untukmu?" tanya Cristian yang tak paham.Sam merasa geram dengan pertanyaan Cristian. Ia sampai mendekat dengan cepat dan mencengkeram kerah k
"Oh, Kakak mau makan darahku? Boleh." Gadis itu menyodorkan tangan, mempersilahkan Sam untuk menggigit pergelangan tangannya.Sam terkesiap dengan yang dilakukan gadis itu, tak menyangka jika hal itu tidak membuat gadis cerewet itu ketakutan."Kamu tidak takut aku menggigit dan mengisap darahmu sampai habis?" tanya Sam dengan satu sudut bibir tertarik ke atas.Gadis kecil itu mengedikkan kedua pundak, sebelum kemudian berkata, "Aku pernah memberikan pada ayah, karena dia sedang kesakitan. Tapi ayah tidak mengisapnya sampai habis."Sam semakin terperanjat mendengar penjelasan gadis itu. Hingga demi menghindari rasa kesal serta gejolak ingin meminum darah gadis itu, Sam memilih meninggalkan gadis itu dan memantaunya dari jauh.Gadis kecil itu terlihat sedih, merasa jika Sam tak menyukainya. Sedangkan ia sebenarnya mendamba seorang kakak untuk bisa diajak main.
Sam menatap jepit rambut berbentuk bunga mawar, hal terakhir yang dimilikinya setelah Bella meninggal. Ia menggenggam erat ketika mengingat masa lalu itu, masa lalu yang manis juga menyakitkan. Untuk pertama kalinya dia menerima keberadaan manusia dalam hidupnya, dan untuk pertama kalinya juga dia harus merasakan kehilangan."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Sam ketika merasakan keberadan Cristian di rumahnya."Apa Annabele adalah Bella?" tanya Cristian dengan kedua telapak tangan mengepal di samping tubuh. Ia bicara seraya menatap punggung Sam.Sam ingin tertawa mendengar pertanyaan Cristian. Ia memilih memasukkan jepit rambut itu ke saku celana, kemudian membalikkan badan dan menatap pada Cristian."Apa pentingnya kamu bertanya," kata Sam santai, bahkan tersenyum miring pada Cristian."Kamu memintaku menjauhi Annabele, kamu juga terus mengatakan jika masa lalu akan terulan