Share

Still Loving You!

Didalam kamar yang bernuansa serba biru itu, Liam menunduk menahan rasa sakit yang ia rasakan ketika sang Oma sedang mengobati pergelangan tangannya yang dicengkram kuat habis-habisan oleh David.

"Apa terasa sangat sakit, Liam?" Tanya Anne seraya meniup-niup lengan Liam setelah diobati.

"Tidak sakit sama sekali kok, Oma. Daddy memegang tanganku begitu lembut. Kulit Liam putih jadi merah deh, Hihi." Ujar Liam seraya memamerkan deretan gigi susunya yang begitu terawat.

Anne pun terenyuh mendengar jawaban Liam yang sudah dipastikan berbohong. Tangan Anne mengusap lembut pipi kanan Liam dan tersenyum tipis.

"Jangan sedih, Oma. Liam tadi hanya kaget jadi nangis deh. Tapi lihat, sekarang Liam sudah tidak menangis lagi kan? Oma jangan menatap Liam seperti itu." Ujar Liam yang tidak suka melihat tatapan sedih dari Anne.

"Ikut Oma pergi ke rumah lama Oma dan Opa, kita tinggal berdua disana. Liam mau ya?" Ajak Anne yang entah sudah berapa kali ia ajukan pada Liam agar mau tinggal berpisah dari David yang terus menyakiti Liam.

Liam pun menggeleng tegas, "Liam tidak mau meninggalkan Daddy, Oma. Daddy nanti kesepian kalau tidak ada kita."

"Astaga, lihat David! Anak yang selalu kau benci dan kau salahkan ini selalu peduli dan memikirkan dirimu setiap saat! Kenapa kau tidak mau melihatnya dengan tulus sejenak saja, putramu begitu berharga tapi kau sia-siakan. Mama harap kau tidak akan menyesalinya diakhir. " Batin Anne.

"Liam sayang banget ya sama Daddy?" Tanya Anne. Dengan senyum lebarnya Liam mengangguk cepat.

"Liam sayang banget sama Daddy. Daddy juga sayang banget sama Liam. Liam lihat di video itu, Mommy juga bilang kalau Daddy sayang sama Liam, Oma." Ucap Liam. yang kembali teringat potongan-potongan moment bahagia yang diberikan oleh David dan Luna.

Liam melihat video dokumentasi saat Liam masih berada didalam kandungan Luna, video yang menunjukkan betapa bahagianya Luna dan David dalam menyambut kehadiran Liam. Bahkan nama Liam sudah diberikan oleh keduanya sejak masih didalam kandungan. Liam tidak pernah bosan menonton video itu karena disanalah ia merasa yakin jika David begitu mencintai dan menginginkan kehadirannya.

***

- Video Dokumentasi -

Kedua pasangan itu terlihat begitu bahagia didalam video tersebut. Kandungan Luna yang memasukki bulan ke-5 membuat perutnya terlihat buncit dan David senang sekali mengusapnya. Bahkan hampir setiap pagi dan malam, pria itu selalu menyempatkan diri untuk menyapa, berbicara, mengobrol pada calon bayinya itu.

"Hai anak mommy yang suatu hari nanti akan melihat video ini, kau lihat nak, daddy kamu sangat usil. Karena libur daddy jadi terus menempeli mommy, tapi daddy tidak ngaku, daddy hanya bilang dia ingin selalu memelukmu dan tidak sabar memelukmu secara langsung." Adu Luna yang sekaligus menjadi opening untuk video pertama di kehamilan bulan kelimanya. 

Hampir setiap minggu sejak minggu keempat Luna hamil, mereka berdua selalu membuat video seakan ingin menunjukkan kepada anak mereka suatu saat nanti jika ia sudah begitu dicintai sejak awal. 

*Muach*

*Muach*

*Muach*

David mengecup perut buncit Luna berkali-kali hingga membuat Luna kegelian dan merasa risih.

"Baby, tolong tendang daddymu!" Ucap Luna seraya mengusap rambut David. Sementara David hanya terkekeh geli dan kembali menciumi perut Luna.

"I love you, Baby! Daddy mencintaimu! Sangat mencintaimu pokoknya! Tapi baby, daddy lebih sangat mencintai mommymu. Ayo cepat keluar dan bantu daddy menjaga mommymu." Ucap David seraya mengusap-usal perut buncit Luna.

"Hai Daddy, baby L mencintaimu. Tapi mommy akan menjadi milikku, Daddy. Aku akan segera keluar dan merebut mommy darimu!" Balas Luna dengan suara baby voice-nya seakan-akan Baby Liam lah yang menjawab ucapan sang Daddy.

"YAK! KAU TIDAK BOLEH MEREBUT MOMMY DARI DADDY! MOMMY MILIK DADDY POKOKNYA!" 

Luna pun segera menjauhkan kepala David dari perutnya dan menatapnya dengan tatapan tajam. David yang menyadari kesalahannya pun hanya menyengir takut dan mencoba mendekati perut Luna kembali, namun Luna tak mengizinkan David.

"Kau jahat! Kau membentak putra kita. Bicaranya pelan-pelan saja ihhh~" Rengek Luna.

"Hehe, maaf sayang. Aku tidak rela jika dia merebutmu dariku jika sudah lahir nanti."

"Tapi dia memang akan merebutku darimu! Kamu gak boleh marah-marah pokoknya. Baby hanya boleh disayang-sayang dan diperlakukan lembut. Awas aja kalau dia udah lahir kamu tetap suka kelepasan bentak-bentak dia, aku marah pokoknya!"

"Iya sayang, enggak kok enggak. Aku akan jadi daddy terbaik untuk anak kita. Oke jagoan, maafkan daddy karena sudah berbicara keras padamu. Tapi kau tenang saja, dari dalam lubuk hati daddy yang paling dalam daddy tetap mencintaimu. Muach!" Ucap David yang kembali mengecup perut buncit Luna.

"Oke cukup videonya, bye baby! See you next week! Mommy dan Daddy akan membuat video bersamamu lagi minggu depan. Kau harus tonton yaa karena daddymu sudah mengedit sampai malam, hahaha." Pamit Luna disalah satu video dokumentasi itu.

***

Keesokkan Paginya.

Liam pun datang ke meja makan seperti biasanya dan menyapa David seakan-akan semalam tidak ada kejadian seret-menyeret hingga ke depan gerbang utama. Berbeda halnya dengan David yang masih tidak bisa mengontrol emosinya, pria itu memilih acuh dan fokus menikmati sarapannya.

"Daddy, hari ini di sekolah Liam kedatangan---"

*BRAKK*

Liam terdiam ketika David menggebrak meja makan.

"Jangan berbicara ketika sedang makan!" Tegas David tanpa menatap Liam.

"Sorry Daddy..." Liam pun segera fokus menyantap sarapannya. Sementara Anne hanya menghela napas panjangnya melihat sikap David yang tidak ada perubahan sama sekali.

Selesai sarapan, David pun segera beranjak keluar mansion. Liam pun berlari dan mengejar sang Daddy.

"Daddy tunggu Liammmm!" Teriak Liam yang berlari kencang mengejar David.

David pun menghentikan langkahnya dan menatap Liam dengan tatapan datarnya.

"Daddy, bisakah hari ini daddy saja yang mengantarkan Liam ke sekolah? Liam juga ingin diantarkan oleh Daddy seperti teman-te---"

"Tidak! Pergilah bersama supir dan jangan pernah berharap kau diantarkan sekolah olehku! Jangan jadi anak manja dan jangan pernah menganggu hidupku lagi!" David pun segera masuk ke dalam mobil dan pergi begitu saja menuju kantornya.

Liam pun tertunduk lemas dan berjalan gontai memasukki mobil lainnya yang dikhususkan David untuk mengantar-jemput Liam. Anne menghampiri Liam dan memakaikan tas sekolah serta memberikan kotak bekal untuk cucunya itu.

"Kau ingin Oma ikut mengantarmu, Liam?" Tanya Anne yang mengetahui jika Liam kecewa atas penolakan David itu.

Liam pun menggelengkan kepalanya dan segera masuk ke dalam mobilnya tanpa rasa semangat. Disepanjang perjalanan ia hanga menatap kearah luar jendela. Air matanya terjatuh ketika mengingat perlakuan David padanya, namun dengan cepat Liam segera menghapusnya dan memaksakan diri untuk tersenyum.

"Daddy juga mencintai, Liam. Mommy selalu mengatakan hal itu. Liam tidak boleh sedih dan marah pada Daddy." Batin Liam yang mencoba semangat namun nyatanya ia tidak bisa. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status