Share

Mommy?

Di salah satu TK internasional ternama di Jakarta, bocah laki-laki itu tampak tak peduli ketika teman-temannya kembali mengejeknya dan mengatakan jika dirinya tidak memiliki orangtua karena memang David sama sekali tidak pernah menginjakkan kakinya di sekolah lama maupun sekolah baru Liam. Tak jarang Liam dikatain oleh teman-teman seumurannya, ia bahkan lebih memilih menyendiri dan tak mau berteman dengan siapapun karena terlalu takut diejek.

Tidak seperti hari biasanya, Liam kali ini benar-benar terlihat tak bersemangat. Sejak datang ke kelas ia bahkan menyembunyikan wajahnya diatas kedua tangannya yang dilipat diatas meja.

"Pagi anak-anak." Sapa salah satu guru kesayangan anak-anak dikelas tersebut.

"Pagi Miss Mila." Sahut seluruh anak-anak kecuali Liam yang enggan melakukan apapun saat ini.

"Seperti yang Miss Mila katakan minggu lalu, hari ini kita kedatangan Miss baru untuk menggantikan Miss Mila mengajar dikelas ini karena Miss Mila harus pindah ke kelas B." Semua murid pun tampak sedih karena harus kehilangan Miss yang baik hati itu.

"Jangan sedih anak-anak, kalian tetap bisa kok melihat Miss Mila setiap hari. Seperti yang Miss Mila katakan sebelumnya, Miss Mila akan tetap mengajar kelas kreativitas untuk kelas ini. Jadi sekarang Miss Mila akan memperkenalkan pengganti Miss Mila dikelas A ini, guru yang akan mengajar kalian semua dikelas adalah---"

Miss Mila pun menatap kearah pintu yang membuat anak-anak lain pun jadi ikut menatap kearah pintu. Tak lama kemudian, sosok wanita muda berusia sekitar 28 tahun itu berjalan masuk dengan anggunnya ke dalam kelas.

"Wahh! Miss baru cantik seperti Miss Mila!" Seru salah satu murid laki-laki dipojok belakang.

"Iya, Miss balu cantik. Tapi Miss Mila baik, Miss balu belum tentu baik." Ujar salah satu murid perempuan yang dikuncir dua itu dengan sedikit cadel.

"Oke dengarkan baik-baik ya anak-anak, Miss baru mau memperkenalkan diri." Ucap Miss Mila.

"Baik Miss." Jawab kompak semuanya tanpa diikuti Liam yang masih setia menyembunyikan wajahnya.

"Halo, selamat pagi anak-anak." Sapa Miss Baru.

"Pagi Miss." Jawab kompak semua murid. 

"Nama Miss, Mia. Miss akan menjadi pengganti Miss Mila dan mengajar kalian semua sampai kalian naik ke kelas B. Kalian bisa panggil Miss dengan sebutan Miss Mia. Salam kenal semuanya." Ucap wanita yang berambut hitam panjang bergelombang itu. 

"Coba sekarang kalian sapa Miss Mia, gimana?" Seru Miss Mila. 

"Selamat pagi, Miss Mia~" Sapa anak-anak.

"Selamat pagi juga anak-anak." Balas Miss Mia.

"Baiklah, kalau begitu Miss Mila keluar dulu ya. Kalian semua jangan nakal pada Miss Mia, oke?" Pesan Miss Mila yang dibalas anggukkan dan oke oleh para murid.

Wanita bernama Mia itu pun mendadak gugup ketika ia sendirian berdiri didepan kelas. Meskipun didepannya adalah murid anak-anak berusia 3-4 tahun, tetap saja rasa gugup itu tetap menyelimutinya di hari pertama ia mengajar.

"Ehm, hari ini kita main tanya jawab aja yuk! Karena kalau tidak kenal maka tidak sayang. Miss Mia mau kenal kalian lebih dalam lagi, boleh tidak?" Tanya Miss Mia.

"Boleh!"

"Asyikk!"

"Aku suka tanya jawab, Miss. Tapi jangan tambah-tambahan ya, Miss."

"Miss aku mau nanya duluan."

Guru baru itu pun tersenyum lebar melihat antusias muridnya, namun tiba-tiba tatapannya tertuju pada salah satu murid yang tampak tidak bersemangat sejak awal ia masuk ke dalam kelas. Namun, guru itu segera mengalihkan pandangannya ketika melihat anak-anak yang lain berebutan mengangkat tangan untuk ditunjuk.

"Oke, kamu yang pakai bando pink. Siapa namamu?" Tanya Miss Mia.

"Nama aku, Tasya. Aku mau nanya, Miss Mia kembal ya sama Miss Mila? Kok milip namanya? Mia dan Mila tapi mukanya gak milip sama sekali." Tanya gadis kecil bernama Tasya lengkap dengan ekspresi bingungnya.

Miss Mia pun terkekeh pelan lalu menjawab, "Miss Mia dan Miss Mila tidak kembar. Mungkin mamanya Miss Mia dan Miss Mila suka dengan nama itu makanya namanya hampir mirip deh. Oh iya, Miss Mila dan Miss Mia juga berteman lama jadi kita semakin terlihat mirip." Jawab Miss Mia.

"Miss Mia minum susu apa kok bisa tinggi? Aku juga mau tinggi sepelti Miss." Tanya bocah laki-laki memakai kaca mata. Memang rata-rata diantara mereka masih cadel untuk mengucapkan huruf 'R' maupun 'S', hanya Liam dan satu teman perempuannya yang sudah bisa berbicara tanpa cadel sedikitpun.

"Miss Mia sudah besar dan tidak minum susu, tapi kalian tenang saja tulang kalian akan bertambah tinggi seiring bertambahnya umur kalian. Jadi kalau sudah besar pasti akan tinggi." Jawab Miss Mia.

Yang lain pun ikut melontarkan pertanyaan dan melakukan perkenalan langsung pada Miss Mia. Hingga pada akhirnya guru itu mengubah cara bermainnya. 

"Oke, sekarang giliran Miss yang tanya kalian ya. Kalian siap?" Tanya Miss Mia.

"Siap Miss Mia!" Jawab mereka serempak.

"Pertama, Miss mau tanya untuk si tampan yang duduk di tengah-tengah dulu." Guru baru itu pun berjalan mendekati kursi Liam karena khawatir, Liam tak kunjung mengangkat kepalanya sejak tadi.

"Hai anak manis." Sapa Miss Mia seraya mengusap lembut punggung tangan Liam.

Liam pun mau tak mau mendongakkan wajahnya yang sembab dan basah akibat isak tangisan yang diam-diam ia tahan. Guru baru itu pun membelalakkan kedua matanya terkejut melihat salah satu muridnya habis menangis dan terlihat berantakan wajahnya.

"Hey, tampan. Apa kamu baru saja menangis? Apa kamu sakit? Mau ke ruang kesehatan bersama Miss?" Tanya Miss Mia yang sudah sangat panik itu.

Liam pun terdiam dan membeku seketika. Ia bahkan tidak berkedip menatap Miss Mia yang tengah khawatir menatapnya. Kedua tangannya dengan cepat mengusap air matanya dan mengedipkan kedua matanya berkali-kali seakan-akan ingin memastikan apa yang ia lihat didepannya saat ini.

Tangan Mia pun terulur ikut mengusap sisa air mata Liam dan tersenyum pada Liam. Ia bahkan membelai lembut pipi Liam yang terasa lengket akibat air matanya yang belum mengering itu.

Guru itu tampak bingung melihat respon Liam yang sepertinya sangatlah terkejut melihatnya. Ia kembali panik ketika Liam kembali meneteskan air matanya dan berdiri lalu memeluk erat Miss Mia hingga membuat teman-temannya ikut kebingungan.

"Ya! Liam cengeng! Jangan memeluk Miss Mia, nanti bajunya basah kalena ail matamu!" Seru salah satu bocah laki-laki berumur 4 tahun yang selalu mengejek Liam.

Liam tidak mempedulikan siapapun. Isak tangisnya yang sejak tadi ia tahan justru semakin terdengar karena ia keluarkan. Tangan mungilnya memeluk erat Miss Mia seakan tak ingin melepaskannya sedetik pun.

Miss Mia pun mengusap punggung Liam seraya bertanya, "Apa kamu sedang sakit?". Tubuh Liam memang sedikit panas dan ia yakin jika salah satu muridnya ini sedang demam.

"Mommy..." Lirih Liam yang tak lama kemudian langsung tidak sadarkan diri dalam pelukan Miss Mia

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status