"Mel, gue ke kamar mandi dulu ya. Lo sendiri dulu gak papa ya?" Cia mengulum senyum melihat Melody yang duduk di depannya.
Melody mengangguk seraya ikut tersenyum.
"Iya, Cia, gak papa kok."
Cia lantas beranjak dari kursinya dan meninggalkan Melody di sana. Mereka baru saja hendak memulai makan siang, namun Cia tiba-tiba kebelet ke kamar mandi untuk buang hajat.
Melihat Cia yang berjalan memunggunginya, Melody menatap wanita itu dengan datar dan tajam. Senyum manisnya hilang detik itu juga. Digantikan dengan seringai tipis yang akan membuat siapa saja tau seberapa bencinya Melody kepada Cia. Mengalihkan pandangannya dari Cia, Melody menatap beberapa menu makan siang yang sudah tertata rapi atas meja makan. Tidak ketinggalan, segelas susu ibu hamil yang sudah dibuatkan Ratih untuk majikan kesayangannya itu.
Melody mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan tersebut. Hanya ada ia dan Santi di sana.
"Bag
Rizky memacu laju mobilnya dengan kecepatan tinggi. Matanya dengan tajam menatap mobil-mobil yang melaju di depannya, memastikan apakah di antara mobil-mobil itu terdapat mobil merah yang tadi dipakai oleh majikannya. Tidak hanya itu, Rizky juga mencari-cari ke mana perginya Agung. Cepat sekali rekannya itu melaju hingga tidak terlihat oleh pandangannya lagi. Padahal, ia menyusul tidak lama setelah kepergian pria itu.Rizky menyusuri jalanan yang padat dan itu tidak berjalan dengan mulus saat ia harus terjebak lampu merah. Kalau sudah begini, ia pasti akan kesulitan untuk mengejar Agung dan pergi bersama menjaga majikan mereka. Rizky merasa kesal pada dirinya sendiri karena ia terlalu lamban dan tidak secepat Agung. Well, sepertinya ia memang harus membiarkan Agung sendirian mengawal istri tuan mereka. Setelah lampu merah berganti hijau, Rizky kembali melajukan mobilnya dan berbelok di perempatan jalan untuk kembali ke istana tuannya. Ia dan para bodyguard
Elgan's House20:15 WIBSeperti rencana awal yang sudah disusun rapi oleh Agung. Ia pergi dari rumah itu sebelum matahari terbit dengan memberitahu para bodyguard yang menjaga di dekat pintu utama kalau ia akan menemui majikan mereka. Rizky yang saat itu meminta untuk ikut bertugas bersama mendapat penolakan secara halus dari Agung. Pria itu langsung memerintahkan Rizky untuk pergi membantu Jhon dan beberapa rekan lainnya mencari seseorang yang tadi hendak menyusup masuk ke dalam rumah tersebut. Rizky pun hanya bisa pasrah dan melakukan perintah yang diberikan kepadanya. Padahal, tanpa mereka semua ketahui, Santi lah orang yang dengan sengaja memecahkan kaca dapur dan mengadu kepada para bodyguard kalau ada pria asing yang mencoba masuk dari jendela dapur.Agung menghabiskan 3 jam lebih hanya dengan bersantai-santai di gedung rahasia yang letaknya tidak jauh dari rumah Elgan. Mr. Bill sengaja menyediakan gedung itu untuk mereka, agar mempermudah pengintaia
Barcelona, SpanyolLambert's CompanyDi ruangan berdinding kaca yang biasanya digunakan untuk meeting atau hal sejenisnya, Elgan mengutarakan maksud dari pertemuan mereka kali ini kepada para pemegang saham dan investor. Di barisan sisi kanan, para pemegang saham mendengarkan Elgan dengan serius. Begitu juga dengan para investor yang berada di sisi kiri.Elgan menjelaskan sedetail mungkin apa yang sebenarnya telah terjadi hingga rumor tentang dirinya tersebar. Para pendengar itu mengangguk-angguk mengerti maksud Elgan, kalau sebenarnya ia hanya di jebak oleh seseorang untuk mendapatkan keutamaan tersendiri. Namun, kali ini bukan hanya itu saja yang menjadi persoalannya. Hal yang lebih besar kembali menerjang mereka. Setelah dilakukan pemeriksaan secara detail, keuangan perusahaan tersebut sudah banyak lenyap di makan oleh pihak akuntan. Laporan-laporan palsu dan beberapa aset lainnya telah menjadi milik lawan. Yang lebih parahnya, rahasia per
Appenzell, SwissLingkungan ini sangat asri. Memilik udara yang sejuk dan segar, juga jauh dari keramaian kota, menjadikan tempat tinggal baru mereka ini memilik plus dan minus. Tanpa tetangga, begitulah kira-kira kondisi lingkungan baru yang belum pernah mereka jamah sebelumnya. Tidak ada bus maupun gojek. Tidak ada toko maupun pasar. Segala yang ada di kota maupun desa sama sekali tidak ada di tempat ini. Menyeramkan. Kata itu akan langsung terlintas bagi siapa saja yang datang ke tempat ini.Bagaimana bisa ada rumah di tengah-tengah hutan lebat? Cia dan Melody juga tidak bisa menemukan jawabannya. Menatap ke dalam hutan dari balkon atas, Cia dan Melody bergedik ngeri karenanya. Mereka seperti berada di dunia lain dalam cerita werewolf dan vampir. Tapi ini nyata, sekalipun masih terasa seperti mimpi kelam yang membuat siapa saja ingin segera keluar dari mimpi itu."Sebenarnya rumah apa ini? Kenapa seram begini?" celetuk Cia dengan pandangan yang ma
Santi bersantai ria di samping kolam renang ditemani oleh secangkir teh hangat yang akhir-akhir ini sering ia minum. Faktor cuaca yang semakin dingin membuatnya harus tetap menjaga kehangatan tubuh jika tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi kepadanya. Sembari menyecap manisnya teh, Santi menatap ke depan dengan remeh. Istana ini sudah ia anggap seperti miliknya. Tidak seorangpun yang bisa menegur ataupun memarahinya. Ia lah yang saat ini berkuasa.Sebuah ponsel yang beberapa hari ini berada di tangannya kerap menjadi hiburan tersendiri untuk Santi. Apalagi, setelah membaca pesan dari Elgan, Niko dan Nadin. Suami wanita manja itu benar-benar tidak menyadari siapa sebenarnya orang yang sedang berkomunikasi dengannya. Untung saja beberapa hari ini Elgan bisa mengerti dengan berbagai alasan yang ia lontarkan untuk menolak ajakan video call pria itu.Huh, pria datar itu sekarang telah mempelakukannya dengan baik. Tidak ada lagi umpatan ataupun kat
Melihat keberadaan Nadin di sana, Santi langsung gelagapan dan mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Ia tidak menyangka kalau wanita itu ada di rumah ini. Sial, kenapa wanita itu bisa di sini? gerutunya dalam hati. Nadin mendekati Rizky dan Santi dengan penuh tanda tanya. Melihat Santi yang mengenakan pakaian santai, bukannya pakaian khusus seorang pembantu membuat Nadin mengernyit. Well, tapi itu bukan hal penting. Percakapan kedua orang itu lah yang membuatnya tertarik sekaligus bingung. "Rizky, kenapa kamu nyariin Cia? Memangnya dia di mana?" tanya Nadin kepada bodyguard tersebut. Rizky menunduk, sesaat lalu berujar, "Maaf, Nona, saya dan bodyguard lainnya tidak tau di mana keberadaan nona Cia saat ini," jawab Rizky tegas. Nadin yang mendengar hal itu membulatkan matanya, terkejut. Ini tidak bohong kan? "Jangan bercanda kamu. Kenapa kalian tidak tahu di mana keberadaan orang yang seharusnya kalian jaga dengan ketat!" T
Elgan merasa dunianya terhenti saat ia mendengar Nadin bercerita mengenai hilangnya Cia. Mendengar tangis wanita itu membuatnya semakin khawatir, sekaligus bingung dengan apa yang terjadi. Istrinya hilang? Bagaimana bisa? Rasanya tidak mungkin. Tadi pagi mereka masih saling membalas pesan dan saling menggoda. Lalu, apa yang Nadin katakan, Cia sudah empat hari tidak pulang ke rumah?."Elgan hiks... Cia hilang. Kemana kita harus mencarinya?" Suara Nadin kembali terdengar dari ponsel yang ada di samping telinganya."Nad, lo mungkin salah. Sekitar satu jam yang lalu Cia masih balas pesan dari gue," ujar Elgan lagi. Ia bukannya tidak percaya. Hanya saja, rasanya tidak masuk di akal kalau Cia hilang dan masih bisa membalas pesannya.Kendati demikian, tidak seorangpun yang tau kalau saat ini hati Elgan sudah mulai di penuhi oleh kekhawatiran terhadap istrinya itu. Ia hanya berlagak santai agar Nadin dan Niko tetap berpikir jernih dan semakin khawati
Elgan sampai di Indonesia setelah belasan jam melakukan penerbangan. Waktu yang ia habiskan terasa sangat lama dan hampir membuatnya meledak. Elgan tidak sabar untuk sampai ke gedung yang dimaksud oleh Syam tadi. Ia ingin melihat langsung seperti apa tempat itu dan untuk apa mereka menggunakannya. Mungkin juga, jika ia datang ke sana secercah informasi muncul dan ia bisa segera bertemu dengan Cia.Raut wajah Elgan benar-benar tidak terjabarkan lagi. Tidak ada tatapan cerah dan matanya tampak semakin tajam. Elgan akan menatap nyalang siapapun yang ada di hadapannya, tanpa peduli siapa orang tersebut. Wajah datarnya benar-benar mengerikan. Membuat Syam yang ada di sampingnya sedikit takut untuk mengatakan sesuatu.Mobil sport keluaran terbaru milik Elgan melaju dengan kencang membelah padatnya kota Jakarta yang begitu ramai pagi ini. Bergabung bersama para pengguna jalan lainnya, Elgan menggeram kesal karena merasa mereka sudah terlalu lama terjebak macet. Suara