Share

My Cold Husband Is A CEO
My Cold Husband Is A CEO
Penulis: Shova Nst

Prolog

One year ago

"Bapak dan ibu yang terhormat, sebentar lagi kita akan mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Waktu setempat sekarang menunjukkan pukul 11 lewat 20 menit. Waktu setempat adalah 5 jam lebih cepat dari pada waktu di Amsterdam. Silahkan mengenakan sabuk pengaman, menegakkan sandaran kursi, melipat dan mengunci meja serta menyimpan sandaran kaki dan layar vidio ketempat semula. Laptop dan alat elektronik lainnya kami mohon untuk di matikan sekarang. Perlu kami sampaikan bahwa bagi siapa saja yang membawa dan menyimpan segala bentuk narkoba atau sejenisnya akan mendapat hukuman berat dan bagi anda yang mengetahui agar melapor kepada petugas, terimakasih." Suara seorang awak pesawat terdengar oleh para penumpang. Setelah mendengar pemberitahuan tersebut, para penumpang langsung melaksanakan instruksi dari yang mereka dengar. 

Beberapa menit kemudian pesawat sudah mendarat dengan sempurna. Para penumpang juga sudah mulai beranjak dari kursi mereka setelah mendengar instruksi dari suara seorang wanita yang merupakan salah seorang awak pesawat. Dari sekian banyak penumpang, terlihat seorang pria yang menarik perhatian karena ketampanan dan tubuhnya yang menjulang tinggi. Sesekali para gadis dan ibu-ibu yang berada di dalam pesawat tersebut mencuri- curi pandang kepadanya. Namun, tidak dengan seorang gadis yang berambut panjang hitam lebat, yang duduk di dekat jendela. Pria tampan tersebut tidak menunjukkan reaksi apapun. Ia sudah terbiasa menjadi pusat perhatian, di manapun. 

Dasar berlebihan, decak pria itu dalam hati.

Di sampingnya ada seorang wanita berambut pirang yang sedari tadi terus bersikap manja yang berlebihan. Matanya menatap tidak suka orang-orang yang sedari tadi berbisik-bisik melihat kearah mereka.

Sekarang hanya tersisa beberapa orang yang masih belum turun dari pesawat itu. Salah satunya seorang gadis dengan tinggi semampai yang sedari tadi terus menatap luar jendela. Entah bagaimana paras yang ditutupi masker itu, tetapi siapapun yang melihatnya pasti akan yakin bahwa wajah di balik masker itu sangatlah cantik, beserta mata berwarna birunya yang seperti lautan. 

Gadis itu berjalan menuju pintu keluar. Seorang pria berbadan tegap yang mengenakan pakaian serba hitam mengikuti langkah gadis itu dari belakang. Sepertinya nasib gadis itu tidak terlalu baik hari ini. Karena di saat ia sudah hendak mencapai pintu keluar, tiba-tiba seseorang menyenggol bahunya dengan kuat sehingga ia mundur beberapa langkah dan punggungnya membentur bangku penumpang. 

"Aww... " ringis gadis itu saat merasa sakit di punggungnya.

"Nona, anda baik-baik saja?" Pria dengan pakaian serba hitam langsung mengulurkan tangannya hendak membantu sang gadis berdiri ke posisi semula. Namun, gerakan gadis itu yang mengacungkan sebelah tangannya menghentikan gerakan pria tersebut, membuat pria itu berdiri kaku dan mundur dari hadapan gadis itu. Gadis tersebut menghembuskan napasnya kasar dan mulai berdiri kembali dengan anggun. Mata birunya menatap tajam seorang wanita yang berpakaian sangat seksi. Ditelitinya penampilan wanita itu dari atas hingga bawah. Satu kata yang muncul di pikiran gadis itu. 

Sexy.

Gadis itu merapikan poninya yang sedikit berantakan. Rambut hitamnya tergerai indah menambah nilai plus gadis bermata biru tersebut. Ia maju satu langkah dan bersedekap dada menantang wanita berpakaian sexy yang berambut pirang.

"Tidak ingin minta maaf?" Tanya gadis itu sampil menaikkan sebelah alisnya masih dengan posisi awal. Wanita yang di tanyai hanya diam, menatap rendah gadis di depannya dan memutar bola matanya jengah. Tatapan gadis berambut hitam panjang itu beralih melihat seorang pria yang berdiri di samping wanita sexy itu. Di perhatikannya pria bertubuh tinggi itu. Tatapannya berhenti melihat tangan wanita yang sudah menyenggolnya itu bergandengan dengan pria di sampingnya. 

Pria itu adalah lelaki yang sedari tadi menjadi pusat perhatian. Pria itu menatap gadis bermata biru dengan datar dan dingin. Tidak ingin terpaku lebih lama menatap mata pria itu, gadis itu langsung berbalik dan melangkah ke luar. Ia merasa aneh dan terancam dengan tatapan pria itu.

"Dasar tidak tahu diri. Sudah salah bukannya minta maaf, malah sok kecantikan. Mentang-mentang punya pacar, dia pikir gua takut apa sama dia. Mimpi apa gue bisa ketemu sama cewek abstrak kayak gitu." gerutunya pelan, namun masih dapat didengar oleh wanita sexy itu. Saat kakinya sudah menginjak bumi dan berjalan beberapa meter ke depan. Gadis itu meresakan sakit di kepalanya.

"Aww... " ringisnya lagi saat merasakan rambut hitamnya di tarik dengan kencang. Disingkirkannya tangan wanita sexy itu dengan kasar dan suara tamparan cukup keras pun terdengar.

Plakk... 

Nafas gadis itu tak beraturan, membuat dadanya yang terlihat cukup besar naik turun. Begitu pula dengan wanita sexy yang sedang memegang pipinya yang terasa perih dan panas akibat tamparan yang diterimanya. 

Ya, gadis bermata biru itu telah melayangkan tamparannya.

"Kurang ajar!" Bentak si wanita sexy dan mulai menghajar gadis berambut hitam. Terjadilah peristiwa yang sangat tidak diinginkan. Mereka saling menjambak satu sama lain membuat suasana bandara tersebut menjadi ramai dan heboh. Pria berpakaian serba hitam yang merupakan pengawal gadis berambut hitam tersebut mencoba melerai aksi kedua gadis itu. Disusul dengan pria tampan bak dewa yunani yang tadi bergandengan tangan dengan wanita sexy itu juga ikut melerai aksi kekasihnya dengan gadis yang tidak dikenalnya. Aksi kedua gadis itu terhenti setelah dilerai oleh kedua pria berbadan tegap.

"Dasar bocah! Apa kau mau aku mengoyak mulutmu itu?" Marah si wanita sexy. Gerakannya terhenti saat hendak kembali melukai gadis didepannya karena sang kekasih menggenggam pergelangan tangannya erat.

"Aku yang akan lebih dulu mengoyak mulutmu. Bukannya minta maaf, kau malah menatapku seperti itu. Dasar tidak tahu malu!" Balas gadis bermata biru itu. Ia memperbaiki letak maskernya yang sedikit turun. 

"Apa katamu, bocah?!" Mata wanita sexy itu berkilap menahan amarahnya. Merasa genggaman sang kekasih yang mengendur dan mulai lepas dari tangannya cukup membuat wanita itu kembali diam. Ditatapnya heran sang kekasih yang berjalan menuju gadis bermata biru yang mengenakan masker tersebut. Begitu pula dengan gadis bermata biru yang heran saat mendapat tatapan dingin dan menusuk dari pria tampan di depannya. Mata pria itu menatapnya tajam namun tidak dapat dipungkiri kalau gadis itu mengakui ketampanan pria tersebut tidak berkurang sedikitpun walaupun mata tajam itu menatapnya dengan tajam seakan ingin mengulitinya.

"Maaf." Satu kata yang keluar dari bibir pria itu terdengar sexy di pendengarannya. 

"Aku tidak menyuruhmu meminta maaf." Tantang sang gadis dengan mengangkat dagunya. 

"Dia yang seharusnya minta maaf." Tunjuknya pada wanita sexy yang berdiri beberapa langkah di depannya.

"Anggap saja aku yang mewakilinya, tapi kalau kau tidak mau, tidak masalah." Ujar pria di depannya dengan mengangkat bahu acuh. Pria itu berbalik lalu menghampiri kekasihnya. 

"Dasar menyebalkan." Ucap gadis bermata biru sambil menatap tajam dua orang di depannya lalu melangkah meninggalkan tempat tersebut. Beberapa orang yang tadi menyaksikan mereka pun bubar dari tempat tersebut, meninggalkan sepasang kekasih yang masih berdiri kaku. 

"Kenapa minta maaf? Dia itu bocah kurang ajar. Dasar menyebalkan." Marah wanita itu pada kekasihnya. Ia pergi meninggalkan pria itu sendirian. Pria tampan itu mengabaikan perkataan kekasihnya. Matanya masih fokus kepada gadis berambut panjang bermata biru yang beberapa menit lalu pergi dalam keadaan emosi. 

Menarik, batinnya.

Pria itu menghembuskan nafasnya kasar memikirkan sikap kekasihnya yang sangat tidak terkendali seperti tadi. Namun, karena rasa cintanya yang sangat dalam terhadap wanita itu membuatnya tetap berada disisi wanita itu kapanpun. Matanya tidak sengaja melihat sesuatu yang berkilau tergeletak di atas lantai yang dipijakinya. Karna merasa penasaran, pria itu melangkah menuju tempat gadis berambut hitam tadi berdiri dan mengambil benda tersebut.

"Kalung." Diperhatikannya kalung tersebut. Kalung itu berwarna silver dengan liontin berbentuk A.

"Cantik. Tapi, milik siapa?" Pria itu memutuskan mengambil kalung tersebut dan memasukkannya ke kantong jas miliknya.

"Amora!" Panggilnya sambil berlari kecil menyusul sang kekasih yang sudah pergi meninggalkannya.

Gadis berambut hitam panjang yang suasana hatinya kini sangat tidak baik itu membuka masker yang menutupi wajahnya. Ia membasuh wajahnya sembari mencoba untuk mengatur deru nafas juga emosinya. Ditatapnya pantulan dirinya pada cermin di depannya. 

"Haah... kenapa sih ada manusia sejenis itu di dunia ini?" Tanyanya dan kembali membasuh wajahnya. Suara ponsel terdengar berdering dari dalam tas yang tersampir di bahunya. Ia mengeringkan tangannya terlebih dulu sebelum mengambil ponsel dari dalam tasnya.

"Halo, Ma." 

".........."

"Iya, Ma, Cia sudah sampai, sekarang lagi di toilet." Gadis yang diketahui bernama Cia itu mendengarkan suara sang mama dari ponselnya. Tangan kanannya menggenggam ponsel yang berada didekat telinganya, sedangkan tangan kirinya sibuk merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Cia menyentuh kulit lehernya yang terkena cakarang wanita sexy itu. Bekas cakaran wanita itu membuat kulit lehernya memerah dan meninggalkan bekas goresan panjang, yang Cia yakin itu goresan dari kuku-kuru panjang si wanita sexy. Namun, tiba-tiba gerakannya berhenti ketika tidak merasakan keberadaan benda yang selama ini selalu melingkar di lehernya. 

Kalungku, batin Cia

"Ma, udah dulu ya, nanti Cia telpon lagi. Bye Ma, love you, ummachh..." Sesudah mengakhiri percakapan dengan sang mama, Cia langsung memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

"Oh my god, kalungku." Cia buru-buru keluar dari toilet, mengabaikan beberapa wanita yang menatapnya heran.

"Semua ini gara-gara wanita gila itu. Aku harus menemukan kalung itu secepatnya." Cia berjalan cepat menuju tempat ia bertengkar dengan wanita sexy tadi. Namun, sesampainya disana ia tidak menemukan apapun, termasuk kalung dan dua orang yang seharusnya siap menerima amarahnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status