Alfa membawa Azura kembali ke London bersamanya. Saat masuk kedalam mobil Azura sempat melihat Devan dengan wajah terkejut juga terpukul itu.
"Kak berhenti. Ada yang harus aku katakan kepada Devan."
"Azura apalagi____,"
"Please stop." Azura menghapus airmatanya juga menatap tajam Alfa. Mobil berhenti, Azura turun dari mobil. Dia menyentuh pundak Devan.
"Dev," ucapnya pelan menyembunyikan airmata yang akan keluar lagi. "Jangan salahkan ibu mu. Dia hanya ingin kamu bahagia juga dengan ku. Dia tidak ingin aku merasa bersalah jika tidak bisa memberikanmu keturunan." Devan menggenggam tangan Azura namun Azura melepaskannya.
"Apa kau masih ingat janji mu?" Azura mencoba tersenyum sebaik mungkin.
"I don't want to propose to you baby. I just want to say, I will promise I will always make you happy." Azura mengucapkan janji yang pernah Devan ucapkan untuknya
Lima tahun berlalu…
“SAH…,” ucap semua orang dan Devan mencium keningAzura sangat mesra. Akhirnya jarak yang terjadi diantara mereka kini sirna, danDevano sangat bersyukur atas semua yang terjadi padanya dan Azura. Dia tidakmenyesali apa yang terjadi, tidak sama sekali ! karena semua yang terjadiantara dia dan Azura membawa mereka pada tahap dimana semua perkataan oranglain tentang hubungan mereka tidak penting. Karena yang terpenting adalahmereka saling mencintai.
Hai...setelah Part ini akan ada ekstra part tambahan ya... Jadi sabar menanti oke. Gak lama kok aku up nya. Ingatkan saja jika nanti kelamaan. Wkwkwk...****Jangan tanya bagaiman dinginnya tubuh mu saat terkena salju di musim dingin. Sungguh ini benar-benar sangat dingin, Devano bahkan menyadari kalau wajahnya sedikit kaku karena dia sudah lima jam berada diluar untuk menatap kearah cctv rumah itu.Dia sudah yakin kalau sebentar lagi dia akan konyol dengan pingsan atau mati kedinginan. Devan menghembuskan napasnya yang sudah mengeluarkan hawa dingin. Sementara itu Azura memberontak didalam kamarnya. Alfa sialan itu mengambil ponsel dan juga ipadnya. Benar-benar membuat Azura terkurung.“Buka…Mom, dad. KALIAN TIDAK BISA MEMPERLAKUKAN KU BEGINI, AKU BERHAK MENENTUKAN PILIHANKU.”Teriak Azu
Mobil Devano sampai kedalam rumah Azura, sebelum turun Azura sempat melirik Devan sekilas. Devan tersenyum padanya dan menggenggam erat tangan Azura."Boleh aku minta ciuman untuk langkah awal ku ?" Azura memutar bola matanya malas namun dia tetap memberikan sebuah kecupan lembut di pipi Devano."Ah setelah badai ini berlalu aku akan membuat bibir seksi itu bengkak." Azura tertawa dan mereka segera turun dari dalam mobil.Begitu sampai didalam rumah ternyata Zia dan Reikhan sudah menunggu Azura."Ah ternyata kita kedatangan tamu tidak diundang." Sarkas Zia."Mom__,""Azura naik kekamar mu."
Salju yang turun lebat di London tidak menghentikan aktifitas dari orang-orang yang tinggal disana.Seperti Azura yang masih harus pergi untuk melakukan pemotretan dan mengurus panti asuhan yang dia miliki.Azura merapatkan mantelnya saat dia turun dari dalam mobil bersama Bobby, dan seperti dugaan Bobby kalau dibelakang mereka adalah mobil Devano yang memang sudah mengikuti mereka sedari keluar dari pekarangan mansion.Azura tertegun melihat wajah kusut Devano yang terburu-buru menghampirinya.Sedikit tidak tega melihat pria yang dia cintai harus seperti ini."Azura, bisa kita bicara ?" Azura hanya mampu membisu, seolah jika dia berbicara maka semua akan berantakan.Sementara Bobby memilih kembali masuk kedalam mobil, sebenarnya Bobby sangat tidak ingin berbicara pada Devano. Dia masih sakit hati atas penyekapan yang dilakukan Devan ke