Share

Bab 4 : Azab Anak Durhakim

Sebelum pulang ke rumah, Richie sengaja pergi ke rumah temannya yang seorang produser musik. Richie memang bekerja menjadi seorang penulis lagu karena begitu menggilai dunia seni dan musik sejak kecil, bahkan beberapa lagu ciptaannya dinyanyikan oleh penyanyi terkenal dan sangat sukses di pasaran. 

Namun, Richie memakai nama lain sebagai pencipta lagu, agar tidak ada yang tahu identitas aslinya-'Riga' singkatan dari namanya sendiri Richard Tyaga. Keluarganya pun sudah mengetahui pekerjaanya ini tapi tidak pernah berkoar-koar karena Richie meminta mereka merahasiakannya. Karena hal ini juga lah kakak kandungnya-Daniel tak pernah menuntutnya bekerja di perusahaan mendiang sang papa. Kebahagiaan Richie adalah kebahagiaan Daniel, hingga kejadian yang membuat Daniel murka beberapa hari yang lalu menjadi awal keputusan pria itu. 

Meskipun Daniel sudah menikah, Richie masih saja berusaha menyatukannya dengan mantan kekasihnya. Rasa bersalah Richie yang setahun lalu membuat Daniel dan Abel berpisah, membuatnya bertindak tak masuk akal, untuk itu agar Richie bisa mengalihkan pikirannya dari rasa bersalah dan hal-hal yang tidak penting, Daniel memintanya ikut mengambil tanggung jawab di perusahaan. 

_

_

_

"Bilang pada kak Nic aku memberikan kartu namanya ke seseorang!"

"Siapa?"

Kimi menatap Biru dengan gemas, lalu menjelaskan ke Mina bahwa bocah itu menendang bola sampai mengenai kaca mobil seseorang saat di parkiran apartemennya tadi. 

“Apa rusak parah?”

“Tidak tahu, sepertinya dia menghardik Biru dan membuatnya sampai menangis, jadi aku memarahinya dan tidak menanyakan kondisi mobilnya.” 

Kimi berjongkok agar bisa mensejajari keponakannya itu, diusapnya rambut Biru sambil menanyakan apa yang dikatakan om-om di parkiran tadi sampai membuatnya menangis. 

Biru pun menggeleng, membuat Kimi seketika mengernyitkan dahi-kebingungan.

“Kenapa?”

“Om tidak ngomong apa-apa,” jawab bocah itu dengan polosnya.

“Lalu kenapa kamu menangis?” tanya Kimi yang merasa berdosa karena sudah menuduh sembarangan pria yang ditemuinya tadi

.

“Bilu pengen nangis aja.”

Kimi menghela napasnya, mendongak ke arah Mina yang memilih mengedikkan bahu, seolah ingin berkata-Ia tidak ikut-ikutan. 

"Dasar bocah ini."

Setelah mengantar pulang keponakannya dan berpamitan, Kimi pun bergegas pergi ke rumah sakit untuk menemui kepala HRDnya, keputusannya sudah final. Ia tidak ingin lagi bekerja di sana.

“Ayolah dokter Kim,” bujuk manager kimi saat mereka duduk berhadapan di ruang HRD.

“Keputusan saya sudah bulat Pak, mohon maaf! saya tidak bisa terus bertahan bekerja di sini.” Kimi membungkuk sopan. Ia berharap pria itu bisa menerimanya tanpa berusaha membujuk lagi.

“Aku mohon! Aku memohon sebagai Pak Angga, bukan sebagai manager HRDmu, bertahanlah satu bulan lagi di sini!”

_

_

_

Melangkahkan kaki keluar dari rumah sakit, Kimi yang tak tegaan itu akhirnya mengiyakan keinginan managernya.

Menutup pintu mobil setelah masuk ke dalamnya, Kimi tak langsung menyalakan mesin. Ia termenung untuk beberapa saat memikirkan langkah kedepannya. Cicilan apartemen menjadi beban terbesarnya saat ini.

“Semangat Kimi!” lirihnya sambil memutar kunci mobilnya dan menurunkan rem tangan. “Siapa tahu kamu akan bertemu sultan dan membelikanmu apartemen dengan cuma-cuma.” Kimi mengatupkan bibirnya dan memasang muka sedih setelah berucap seperti itu.

“Ngimpi!”

***

Sementara itu, Richie baru pulang ke rumahnya saat bulan sudah bersinar. Ia memilih memasukkan mobilnya ke garasi dan kembali mengecek bagian kaca mobilnya yang terkena tendangan bola dari bocah yang ditemuinya di apartemen tadi.

“Dasar! Apa dia tidak bisa memberitahu anaknya kalau bermain bola diparkiran itu selain bisa merugikan orang lain juga bahaya?"

"Tapi dia cantik dan imut. Apa ini? kenapa aku malah memikirkannya?” 

Richie melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah sambil terus menggerutu, kebetulan parkiran mobil di rumahnya tepat bersebelahan dengan kolam renang. Pria itu mengerucutkan bibir dan menelan saliva. Ia semakin kesal saat mendapati kakaknya Daniel dan kakak iparnya Ghea sedang bermesraan di pinggiran kolam.

“Sial! hari ini aku benar-benar terkena azab anak yang durhakim kepada ibundanya,” gerutu Richie sambil bergegas masuk ke dalam rumah untuk mencari keberadaan sang mama-Nova.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
ngiri bilang bos .........
goodnovel comment avatar
Annie Arianie
suka banget
goodnovel comment avatar
Nellaevi
resiko Jomblo yaa Richies ,sabarlah..onikim jodohmu koq
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status