Share

Bab 6 : Richie Masih Salah Sangka

Lama Kimi terdiam di parkiran rumah sakit tempatnya bekerja. Ia masih ragu untuk turun dan menginjakkan kaki keluar, apa lagi masuk ke dalam sana. Meskipun setuju untuk bertahan satu bulan lagi, setelah diberikan libur selama satu minggu, tapi Kimi takut akan goyah dan memilih terus bertahan bekerja, jika banyak rekan atau seniornya yang mempengaruhi keputusannya nanti.

“Ayo Kim semangat! bulatkan tekatmu, jangan goyah!” gumamnya sambil menyambar tas lalu mematikan mesin mobil. Gadis itu turun dan meraih jas snellinya di kursi penumpang sebelum benar-benar mengunci mobilnya.

Kimi berjalan masuk dengan langkah tak bersemangat, gadis itu tak sadar gerak-geriknya sedari tadi diamati oleh seseorang dari dalam mobil. Ya, siapa lagi kalau bukan putra kesayangan Nova dedengkot perkumpulan MAPAN.

Seminggu yang lalu Daniel mengalami sebuah insiden kecelakaan, untuk itu Richie berada di rumah sakit dan mengurus kakaknya itu.

“Jika dia dokter dan bekerja di rumah sakit ini, kenapa aku tidak melihatnya sejak kemarin?”

Richie masih terus bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, hingga Ia menekuk bibirnya saat kembali sadar, bahwa sosok gadis yang dia perhatikan itu sudah memiliki anak.

“Kenapa seleraku selalu ekstrim dan mengundang bencana?” gumamnya sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal karena dia sudah keramas tadi.

-

-

Tiga puluh menit berlalu, Richie kini sibuk mengurus administrasi sang kakak di rumah sakit itu. Seolah benang takdir mempermainkan hatinya, ia tanpa sengaja bertemu lagi dengan sosok gadis yang mengganggu pikirannya. Diam-diam, Richie mencuri dengar percakapan beberapa perawat dengan gadis yang membuatnya tak bisa berpaling sejak pertemuan pertamanya di basement apartemen itu.

“Dokter Kim, jangan berhenti ya!” rayu seorang perawat saat Kimi berdiri di dekat meja adminsitrasi sambil menandatangani sesuatu.

“Rayuan kalian tidak akan mempan!” Kimi menekan pulpennya saat selesai membubuhkan tanda tangannya, melepas stetoskop yang tergantung di leher dan memasukkannya ke dalam kantung jas berwarna putih yang dia kenakan, gadis itu berlalu pergi tanpa memerhatikan kursi tunggu di mana Richie duduk di sana.

“Cantik, memang cantik,” gumam Richie yang sukses membuat wanita di sebelahnya menoleh dan berucap-

“Terima kasih mas, tapi saya sudah punya laki.”

Richie ingin mengelak bahwa ucapannya tadi bukan untuk memuji wanita yang gede rasa itu. Namun, wanita itu terlebih dulu berdiri dan pergi, membuat Richie hanya bisa menahan rasa malu.

"Permisi sus, dokter yang tadi baru saja pergi dari sini, apa saya boleh tahu namanya?"

"Ah ... itu-"

Perawat itu hampir saja menjawab pertanyaan Richie sesaat setelah mengurus beberapa dokumen perawatan kakaknya. Namun, Nova lebih dulu datang dan langsung memanggil namanya.

"Richies nabateess bantuin Mama!"

Richie pun menoleh melihat sang Mama kerepotan membawa sebuah bucket bunga. Pria itu pun memilih mengucapkan terima kasih dan pergi tanpa mendengar jawaban dari perawat itu.

_

_

_

Sudah beberapa bulan Richie bekerja di Tyaga grup, ia masih saja bergelut dengan setumpuk berkas, sampai melupakan masalah lain di dalam hidupnya, terutama soal Kimi yang masih saja dia anggap sebagai istri pemilik ABI TV.

Meskipun sudah menyelesaikan beberapa pekerjaan, tapi tetap saja Richie merasa pekerjaan di perusahaan itu tidak ada habisnya.

“Bagaimana Kak Daniel menjalani hidupnya selama ini?” gerutunya.

Pria itu memilih menjatuhkan kepalanya di atas tumpukan berkas di atas meja. Menghembuskan napasnya lelah, Ia menatap ponselnya dan mencoba menghubungi sang kakak yang sedang sibuk honeymoon ke Jogja bersama sang istri, dan sudah jelas, kakaknya itu tidak mengangkat panggilannya.

Richie melempar benda pipihnya itu ke atas meja, Ia memilih keluar ruang kerjanya, dan mengayunkan kaki menaiki lift kemudian lanjut menaiki anak tangga menuju rooftop gedung, berusaha mencari udara segar.

Melonggarkan dasinya sambil mendorong pintu rooftop, putra sulung Nova itu kaget, melihat punggung seseorang di sana.

Dari rambut, postur, kemeja bunga-bunga dan sebuah tas yang tergantung dipundaknya, Richie yakin bahwa sosok itu seorang wanita. Ditambah dia juga melihat wanita itu memegang sebuah blazer berwarna pink di tangan dan high heel sebagai alas kakinya. Pundaknya tiba-tiba terjatuh seolah baru saja merasa lega atau menyesali sesuatu.

Wanita itu berbalik, dan seketika kaget mendapati sosok Richie yang sudah berdiri tepat di belakangnya.

“Astaga Mami!” punggungnya membentur tembok dan kakinya seketika lemas, ia duduk terjengkang tepat di depan Richie.

“Kenapa? apa kamu pikir aku setan?" Richie menyeringai. "Mana ada setan setampan diriku?" ucap Richie penuh percaya diri. Ia mengulurkan tangannya ke arah gadis itu- gadis yang beberapa bulan lalu sukses mengganggu pikirannya. Ya, Kimi.

Kimi pun ragu, Ia hanya terbengong menatap wajah pria dihadapannya tanpa melakukan apa-apa. Hingga Richie menggerak-gerakkan tangannya. Mata Kimi mengerjab, Ia masih kaget dari mana datangnya pria bule dihadapannya itu.

"Apa kamu tidak butuh bantuan? ya sudah!" Richie hampir menarik tangannya menjauh dari hadapan Kimi, tapi gadis itu cepat-cepat meraihnya.

Melihat sebuah cincin melingkar di jari manis Kimi, Richie kembali berpikir bahwa gadis itu memang sudah menikah. Hatinya terasa mencelos. Kenapa dia selalu kalah start dari laki-laki lain saat menyukai seorang gadis.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
eva nindia
masihh edisi salah nilai nih richies nabatees ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status