Mas Rendy
Selamat pagi calon tunangan
Kamu nggak boleh nakal ya,
Harus istirahat yang cukup
Jangan lupa sarapan
Melissa merasakan wajahnya memanas. Ia masih setia memandangi ponselnya sejak bangun tidur. Pesan itu memang bukan yang pertama. Tapi mampu menyita perhatian gadis itu untuk waktu yang tidak sebentar.
Tok ... tok ... tok
“Lissa ... Buruan keluar. Ada Mita di depan.” Seru Riko dengan lantang.
“Iya Kak.” Jawabnya.
Gadis itu segera beranjak dari tempat tidurnya. Mengikat rambut seadanya, dan menuju kamar mandi untuk gosok gigi dan cuci muka.
“Astaga Mel! Lo baru bangun?” Seru Mita.
Melissa meringis, “Sebenarnya udah dari tadi. Tapi males aja mau gerak.”
Mita geleng-geleng kepala dengan tingkah sahabatnya.
“By The Way, Lo bener-bener nggak masuk sampai dua hari ke depan?”
Melissa mengerutkan dahinya. “Gue cuma ijin hari ini doang kok.” Jawabnya santai
Mita menaikkan satu alisnya, “Yakin? Tapi tadi Kak Riko bilangnya dua hari kok.”
“Emang rencana dua hari. Tapi nggak jadi. Gue udah atur jadwal ulang kok.” Melissa menelisik penampilan sahabat keponya. “Kok berasa ada yang beda ya? Lo pakai dress? Biasanya juga pakai celana jeans kan?”
Mita menghembuskan nafas pelan. “Ini semua gara-gara Mama. Tapi ,,,” Mita menampilkan senyum malu-malu yang membuat Melissa bergidik ngeri. “Kata Kak Riko gue cantik kalau pake dress.”
Melissa melongo,
Mungkin kelamaan jomblo kali
Otaknya semakin gak bener
“Lo suka sama Kakak gue?” tanya Melissa to the point.
Mita tersenyum manis, “Hmm ,,, Belum sih. Ehm ,,, tapi emang boleh kalau aku naksir Kak Riko?”
Melissa semakin bergidik ngeri. “No. Mending Lo cari yang seumuran deh. Atau yang gak tua-tua amat. Kalau Lo jadi sama Kakak gue ntar dikira adiknya. Bukan istri.”
Mita mendengus. “Kak Riko gak tua-tua juga kali. Masih hot gitu,”
“Otak Lo perlu dicuci pake detergent emang. Ngaco kemana-mana.”
“Bilang aja Lo gengsi manggil gue Kakak. Dasar!” Mita mencibir.
Melissa membelalakkan mata tak percaya dengan ocehan sahabat keponya.
“Trus, Lo gak masuk juga hari ini?”
Mita menggeleng. “ Udah gue ganti jadwalnya. Bareng Lo ntar .” Jawabnya santai.
Melissa mendengus, “Ya udah. Masuk ke kamar gue aja. Nanti bakalan ada saudaranya Ayah datang." Mita mengikuti sahabatnya masuk ke kamar.
“Mel, lihat deh di group chat lagi pada ribut.” Mita bersantai di tempat tidur sambil memainkan ponselnya.
“Paling juga gara-gara undangan.” Celetuk Melissa.
Mita melirik, “Ya wajar aja sih. Soalnya banyak cewek patah hati di kampus. Siapa yang nyangka juga kalau Lo yang dapetin Kak Rendy.”
“Please, nggak usah lebay deh. Nggak cocok banget tau gak?”
“Tapi kayaknya kamu mesti berhati-hati sama Vera dkk deh, Mel. Dia gak mungkin ngebiarin Lo tenang.” Cetus Mita.
Melissa menganggukkan kepala. “Gue tahu. Bukan Vera aja sih yang berbahaya. Kemungkinan masih ada beberapa Vera yang lain.”
“Lo tenang. Gue akan selalu berpihak sama Lo. Yang penting nanti gue boleh deketin Kak Riko ya?” goda Mita.
Melissa menghela nafas pasrah. “Serah Lo deh!”
Tring ...
>>Mas Rendy
Hari ini lama banget sih ...
Padahal biasanya cepet
Melissa mengulum senyum ketika mendapat pesan dari calon tunangannya.
Dasar, gak sabaran amat sih
Batinnya
//Me
Mas Rendy nggak sabaran amat sih
Melissa tak kuasa menahan senyum saat membalas pesan itu.
Tring ...
>>Mas Rendy
Nggak tahu kenapa, beberapa hari ini aku pengin deket kamu terus
Aku mau kesitu sih, tapi gak dibolehin sama Mama
Tawa Melissa pun pecah. Ia tak mampu menahan. Membuat Mita memandang heran ke arahnya.
//Me
Jangan lebay deh Mas
Setelah mengirim pesan balasan, Melissa meletakkan ponselnya. Ia beralih ke samping Mita yang sedang asyik dengan game di ponselnya.
*
Ningrum memandang takjub ke arah Melissa saat ini. Gaun yang dipersiapkan olehnya tampak begitu anggun saat dikenakan calon menantunya. Dengan polesan make up dari salah satu MUA terbaik, menyempurnakan penampilannya malam ini.
“Kamu cantik banget Sayang.” Puji Ningrum.
Kedua pipi Melissa bersemu. “Terima kasih Ma.”
“Rendy bakalan makin uring-uringan pasti. Hahaha ,,,” Ningrum tertawa geli
Kini wajah Melissa merah padam. Ia terlalu malu kepada calon Mama mertuanya.
“Acara sudah dimulai Nyonya. Sebentar lagi Nyonya dan Nona bisa keluar.”
“Baiklah. Terima kasih Dimas.” Jawab Ningrum.
“Sudah menjadi tugas saya Nyonya. Saya permisi.” Dimas menunduk dengan hormat, sebelum benar-benar beranjak dari sana.
Setelah insiden pembullyan Melissa beberapa hari yang lalu, keluarga Rendy memberikan keamanan extra untuk gadis itu. Mereka tidak ingin calon menantunya terluka.
“Ma, Lissa gugup.”
Ningrum tersenyum. “Ingat kata Mama dan Papa?”
Gadis itu mengangguk. Ia pun menghela napas dalam-dalam, kemudian berjalan dengan didampingi oleh Ningrum. Menuju tempat di mana Rendy dan keluarganya yang lain berada.
Rendy harus mampu mengendalikan dirinya untuk beberapa jam ke depan. Sejak kehadiran Melissa di sampingnya, ia harus bertarung dengan gejolak emosi yang bercokol di otaknya. Pasalnya banyak dari tamu yang terang-terangan menatap takjub ke arah Melissa.
Sial ....
Kenapa harus secantik ini sih!?
Bakalan aku congkel mata-mata gak tau diri itu
Batin Rendy
“Mas Rendy kenapa?” Tanya Melissa lirih.
Rendy menghela nafas. “Nggak apa-apa kok. Kamu cantik banget, bikin aku gak tahan lihat bibir itu.”
Wajah Melissa memerah malu, “Mas Rendy mesum.” Gumam Melissa lirih.
Rendy hanya tersenyum geli. Ia menautkan jari-jari tangannya dengan jari tangan Melissa. Menggenggam erat tangan itu, seolah tak ingin terpisah walau sesaat. Dasar Rendy bucin!
Interaksi manis keduanya tak luput dari para wartawan yang sengaja diundang oleh Rendy. Ia ingin dunia tau, Melissa Saraswati adalah miliknya.
“Terima kasih atas kehadiran kalian semua disini. Malam ini saya dan keluarga begitu bahagia, karena Putra tunggal saya akan melangsungkan pertunangan dengan seorang gadis yang dicintainya.” Ucap pria paruh baya yang tampak begitu tampan dengan setelah tuxedo berwarna navy di atas panggung.
“L-Lissa gugup Mas.” Gumamnya lirih. Gadis itu mengeratkan genggaman tangannya.
“Jangan takut. Aku di sini bersamamu.” Balas rendy lirih.
“Rendy Arya Pratama, ayo bawa gadis yang kamu inginkan kemari.” Tambah pria itu, yang tak lain adalah Joni.
Rendy berdiri dari tempat duduknya. Menggandeng gadis cantik yang berada di sampingnya dengan langkah pelan dan pasti. Menuju ke tempat Papanya berdiri. Sedangkan Ningrum dan kedua orang tua Melissa juga naik ke panggung dari arah lain.
Para wartawan yang hadir mengabadikan momen-momen tersebut dengan sebaik mungkin. Mereka berlomba-lomba mendapatkan gambar dan rekaman terbaik.
“Baiklah. Malam ini saya perkenalkan kepada semuanya. Anak saya Rendy Arya Pratama akan bertunangan dengan seorang gadis yang dicintainya, Melissa Saraswati putri kedua dari Bapak Hasan dan Ibu Sukma.” Ucap Joni dengan tegas dan lantang.
Seluruh tamu undangan berdiri, menyambut dengan gembira dan memberi tepuk tangan yang meriah. Termasuk pasangan paruh baya itu. Mereka tampak terkejut dengan keadaan di sana.
Seorang gadis cantik yang tak lain adalah Mita, membawa nampan kecil yang berisi satu kotak cincin ke arah pasangan tersebut.
Rendy mengambil salah satu cincin, memasangkan ke jari manis Melissa. Tanpa di duga, laki-laki itu mengecup sesaat punggung tangan Melissa. Kejadian itu membuat gadis itu terkesiap, begitu juga dengan para tamu undangan. Mereka bertepuk tangan dengan begitu bahagia.
Dan sebaliknya Melissa pun melakukan hal yang sama. Mengambil cincin dan memasangkan ke jari manis Rendy. Tanpa laki-laki itu duga, Melissa melakukan hal yang sama. Membuat suasana semakin riuh dan ramai.
Rendy tak tahan untuk menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Dna itu tak lepas dari pengamatan para wartawan dan tamu undangan yang hadir.
“Terima kasih saya ucapkan untuk kedua orang tua saya dan kedua calon mertua saya yang telah memberikan restu kepada saya untuk memiliki seorang gadis yang saya inginkan.” Ucap Rendy dengan tenang dan tegas. “Saya dan gadis disamping saya ini akan menikah dalam waktu dekat.”
Semua undangan terkesiap. Termasuk pasangan paruh baya yang tak melepas tatapannya ke arah panggung.
“Mungkin ini terkesan mendadak. Dan saya tekankan, ini bukan karena ada kemungkinan buruk yang sudah terjadi. Walaupun kami dekat dalam waktu yang singkat. Saya dengan sadar sepenuhnya mengumumkan akan menggelar pesta pernikahan satu bulan setelah hari ini. Semua sudah saya diskusikan dengan keluarga besar kami. Dan semua ini murni karena keinginan saya dan restu sudah saya dapatkan. ” Ucap Rendy tegas tanpa jeda.
Joni dan Ningrum tersenyum penuh arti. Sedangkan Hasan dan Sukma berkaca-kaca. Mereka tak menyangka, Rendy begitu menginginkan putri manisnya itu.
Setelah melalui prosesi tukar cincin yang begitu menegangkan sekaligus membahagiakan itu, kini mereka tampak berbaur dengan para undangan. Tapi tidak dengan Melissa. Gadis itu disabotase oleh Rendy.
Setelah acara tadi, Rendy menarik Melissa ke dalam. Di tempat gadis itu dirias. Rendy tak bisa menahan gejolak dirinya yang begitu menyesakkan. Ia mencium Melissa dengan begitu menggebu. Menyebabkan lipstik itu berantakan.
*
Hai para pembaca baik hati yang mau mengikuti cerita ini. Jangan lupa untuk menambahkan 2 novel baruku ya.
Terjerat Cinta Sang CEO dan My Sweet Wife
Kedua cerita itu akan mulai upload Bab baru di bulan 9. Jangan lupa untuk terus mendukung aku ya, dan jangan sungkan untuk memberikan komentar dan ulasan.
Kalau kalian menyukai cerita ini boleh dong bagi Gem-nya untuk mendukung Rendy dan Melissa untuk menjadi Novel Favorit di GoodNovel.
Terima kasih banyak untuk kalian semua. Aku tanpa kalian bukanlah apa-apa.
Jangan lupa bahagia dan patuhi protokol kesehatan.
Salam dariku,
AR_Merry
“Mas, Lissa udah kebelet nih,” rengek Melissa yang sejak tadi tak dihiraukan oleh Rendy. Beberapa hari ini Rendy mendadak manja kepada Melissa.“Jangan lama-lama, ya?” Melissa mengangguk dengan cepat karena sudah tak tahan. Rendy mengurai pelukannya dan membiarkan Melissa turun dari tempat tidur mereka.“Hati-hati, Sayang,” pesan Rendy yang hanya dibalas gumaman oleh Sang istri.Beberapa hari ini, Rendy merasakan hal-hal aneh yang belum pernah ia rasakan pada kehamilan pertama Melissa. Jika dulu Melissa yang selalu ingin ditemani dan dipeluk, kali ini sebaliknya. Rendy akan uring-uringan jika Melissa sibuk dengan aktivitas hariannya. Termasuk mengurus putra pertama mereka.Rendy bak bayi besar yang suka merajuk tanpa alasan dan jelas. Bahkan makan pun ia minta disuapi, kalau tidak ia akan mogok makan seharian.Perubahan sikap Rendy tentu saja membuat Melissa pusing sekaligus geli. Bagaimana tidak! Rendy yang biasanya tampak cool dan berwibawa tiba-tiba berubah l
Seorang wanita dengan wajah merengut, membawa tiga buah alat tes kehamilan dengan dua garis merah yang terlihat jelas, menuju ruang kerja sang suami di sebelah kamarnya di lantai dasar.Laki-laki yang tadinya sibuk dengan dokumen yang berada di tangannya, tersenyum dan memundurkan kursi kerjanya, untuk menyambut wanita dengan bibir merengut yang baru saja masuk ke sana.Wanita yang tak lain adalah Melissa meletakkan tiga tes kehamilan itu di meja kerja sang suami.Rendy meraih tangan Melissa, dan membuat wanita itu jatuh di pangkuannya.“Mas?!” seru Melissa dengan mata membulat.Rendy terkekeh seraya melirik tes kehamilan yang berada di mejanya. Tangannya terulur meraih ketiga benda itu, dan dalam beberapa detik kemudian kedua matanya membulat dan berkaca-kaca.“S-sayang .... ini?” Rendy menatap Melissa yang masih merengut.Melissa mengangguk. “Lissa hamil, Mas.”Rendy langsung menarik teku
Rendy menyusuri lorong salah satu Rumah Sakit dengan terburu-buru dan mengumpat sesekali. Meeting yang ia perkirakan hanya sebentar, ternyata memakan waktu tiga kali lipat dari seharusnya. Membuatnya harus berlari agar segera tiba di ruang Dokter Kandungan, tempat Sang istri melakukan USG.Tak jauh dari tempatnya berdiri, ia melihat seorang wanita dengan perut yang membesar, memakai kemeja panjang berwarna biru dan celana bahan hitam khas ibu hamil, baru saja keluar dari ruangan dokter membawa buku pemeriksaan kehamilan.Rendy dengan dada berdebar kencang berjalan menghampiri wanita yang sudah menjadi istrinya sejak sembilan bulan yang lalu.“Hai Sayang?” Rendy meraih buku pemeriksaan dan tas kecil yang dibawa Melissa. “Maaf ya, Mas telat lagi,” ucap Rendy dengan sedikit gugup.“Hm, Lissa mau pulang. Capek!” ucapnya dengan nada ketus dan raut muka tak bersahabat.Rendy hanya mendesah pasrah. Bagaimanapun juga ini
Dua bulan kemudian ....Seorang laki-laki berpakaian formal, kemeja biru dengan jas dan celana bahan senada, sabuk hitam dan dasi biru polkadot, disempurnakan oleh sepatu pantofel dan jam tangan mewah di pergelangan tangan kanannya, telah siap untuk pergi ke kantor. Menjalankan rutinitas yang telah berjalan dalam satu minggu ini.Namun sebelum benar-benar berangkat, ia harus memastikan istrinya untuk bangun dan sarapan. Laki-laki itu tak ingin Sang istri kembali merajuk seperti dua hari yang lalu, dan mengakibatkan dirinya tidak bisa pergi ke mana-mana.“Ayo Sayang, bangun dulu. Mas udah siap mau ke kantor loh,” ucap Rendy dengan nada selembut mungkin sambil merapikan anak rambut Melissa yang berantakan.Melissa mengerjapkan kedua bola matanya untuk melihat ke arah Rendy yang benar-benar sudah rapi. Tiba-tiba perut Melissa bergejolak mencium aroma parfum Rendy yang menguar tajam
“Selamat pagi, Baby.”Laki-laki yang kini telah siap dengan kemeja putih panjang dan celana bahan berwarna hitam, dengan rambut yang tertata rapi dan sepatu pantofel hitam yang membalut kedua kakinya, menghampiri wanita yang masih terlelap dengan tubuh polos, di atas tempat tidur yang berada di kamarnya.Wanita yang lelah akibat percintaan panas dengannya semalam, menggeliat pelan ketika ia merasakan sentuhan lembut di punggungnya.“Mas Rendy sudah mau berangkat?” tanya Melissa dengan parau.“Iya. Hari ini Mas ada bimbingan untuk menyelesaikan skripsi. Mungkin sampai jam tiga sore Mas baru bisa pulang.”Melissa mengerjapkan kedua matanya, ia tersenyum melihat penampilan Rendy yang tampak begitu tampan. “Lissa mau tidur aja hari ini. Mas Rendy hati-hati.”Rendy tersenyum. Laki-laki itu melabuhkan kecupan di bibir Melissa sebelum benar-benar beranjak dari sana. Tak lupa ia menarik selimut untuk m
Warning 21++Melissa menggerakkan kedua bola matanya. Mengerjap berulang kali untuk menyesuaikan cahaya lampu yang menerangi seluruh sudut kamar hotel yang ditempatinya.Setelah percintaan panasnya siang tadi, Melissa langsung terlelap. Mengingat betapa kuatnya Rendy menerobos pertahanannya.Mendapati dirinya masih dalam keadaan polos, Melissa melirik ke kanan kirinya. Berharap ada pakaian yang bisa dipakai. Namun hingga ia duduk terbangun pun tak ada selembar pakaian yang berada di sekitarnya. Begitu juga dengan Sang suami.Melissa memutuskan untuk melilitkan selimut di tubuhnya dari pada berjalan dengan tubuh polos. Ia berniat ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi kandung kemihnya.Tapi saat ia menginjakkan kaki di lantai, ada rasa mengganjal di kewanitaannya. Ingatannya kembali pada kegiatannya dan Rendy siang tadi. Sesuatu yang membuat mereka bermandikan keringat dan bisa terlelap setelahnya. Kedua pipi Melissa meme