Share

4. HANYA INGIN BERSENANG-SENANG

TOK. TOK. TOK.

“Keenan ini aku, Erza,” ucap seorang laki-laki dari balik pintu kamar.

“Ck!” Keenan berdecak kesal, ketika ada yang hendak mengganggunya. Padahal dia sudah tak sabar untuk menyiksa Gladys lebih dari ini. Dia merasakan beban yang sedang dia pikul sedikit demi sedikit hilang, ketika ia berhasil membuat seorang perempuan menderita.

“Ada apa?” tanya Keenan sambil beranjak dari posisinya. Kakinya kini menyentuh dasar lantai dan berjalan ke arah pintu.

Gladys menghembuskan napas lega. Akhirnya Tuhan mendengarkan permohonan kecilnya. Dia mengirimkan seseorang untuk menghentikan aksi bejad Keenan.

Keenan membuka pintu kamar dan segera keluar. Kemudian dia langsung menutup pintu tersebut, tak ingin Erza mengintip ke dalam sana.

“Aku sudah memastikan bahwa gadis itu tidak bersalah,” ucap Erza to the point. Laki-laki itu tahu betul bahwa Keenan tak suka dengan yang namanya basa-basi.

Erza Prasetya. Dia adalah sekretaris pribadi Keenan Setyawardhana, seorang CEO muda berumur 28 tahun di perusahaan Wardhana Grup. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti. Tadi siang Erza diberikan tugas oleh Keenan untuk mencari tahu tentang Gladys.

“Kamu yakin?” tanya Keenan memastikan.

Erza mengangguk. “Aku sudah pastikan kepada perusahaan tempat gadis itu bekerja. Atasannya menyuruh gadis itu untuk membersihkan rumah ini, dan dia mendapatkan tugas tambahan untuk membuka brankas. Lalu mengirimkan dan menyimpan di sebuah loker di tempat kolam renang daerah Cikini,” papar Erza sembari menyodorkan bukti berupa screen shoot sebuah sms.

Keenan membaca kalimat yang tertera pada pesan dalam foto tersebut. Dahi Keenan berkerut ketika melihat nama sang pengirim pesan. “Kamu?” tanya Keenan terheran-heran.

“Iya. Aku pun tidak tahu kenapa atasan Gladys mendapatkan pesan seperti itu dariku. Seolah aku yang menyuruhnya, padahal tidak.” Pada foto itu terlihat si pengirim pesan tersebut adalah Erza.  “Akhirnya aku coba cari tahu, ternyata ada yang mengkloningkan ponselku. Aku sudah cek ke tim IT perusahaan kita dan ternyata itu benar,” imbuhnya.

“What? Kenapa bisa?”

“Jika diingat, aku pernah kehilangan ponselku. Mungkin saat itu ada yang mencuri dan mencoba mengkloningkannya. “

‘Shit! Beraninya bermain api!’

“Ganti ponselmu dan juga nomornya! Aku tidak ingin hal ini terulang kembali. Kamu tahu sendiri, file di dalam hardisk itu sangat penting bagiku dan tentunya perusahaan!” seru Keenan seolah memberikan ultimatum kepada sekretaris pribadinya itu.

Erza menghembuskan napas kasar, kemudian dia mengangguk. Paham dengan keinginan atasan sekaligus sahabatnya yang sudah dia kenal baik sedari SMA. Sifatnya yang keras dan tak suka ditentang, membuat lawan bicaranya tidak bisa berkata tidak.

“Bagimana dengan hubungan Gladys dan Aidan? Apakah ada sesuatu yang spesial?” tanya Keenan.

Laki-laki muda itu sangat penasaran bagaimana hubungan Gladys dengan sepupu yang sekaligus adalah musuhnya. Pasalnya, Keenan pernah melihat Gladys bersama dengan Aidan di salah satu lounge mewah di Jakarta. Mereka nampak akrab sekali, tidak seperti pelanggan dengan seorang pelayan biasa. Kejadian itu bukan hanya terjadi satu kali … sekitar tiga kali Keenan melihat Gladys bersama dengan Aidan.

Kemudian ketika terjadi insiden seperti ini, Keenan sangat amat mencurigai Gladys. Pasalnya di dalam brankas tersebut terdapat hardisk yang berisikan file tentang proyek yang dirancang oleh almarhum ayahnya sejak lima belas tahun yang lalu.  

Menurut Keenan, jika dia bisa merealisasikan rancangan almarhum ayahnya maka perusahaan yang sedang dia pimpin di tahun kedua ini akan semakin berkembang pesat. Pasti para pejabat atau bahkan golongan elit akan berinvestasi di sana. Hal itu tentu saja ingin dilakukannya dan proyek itu akan menjadi proyek andalannya di fase awal masa jabatannya. Namun dia mengalami kendala, karena pamannya –ayah Aideen- seolah ingin menghentikan proyek tersebut.

“Pertama, mereka berasal dari kampus yang sama. Kedua, Aidan sangat menyukai Gladys. Mereka sempat berpacaran sebelum akhirnya putus,” jawab Erza.

Keenan menarik sudut bibirnya sebelah, dia tersenyum sinis. “Sudah ku duga, pasti ada sesutu diantara mereka.”

“Tapi … untuk kejadian saat ini tidak ada kaitannya dengan Aidan sama sekali. Gadis itu hanya korban, menurut atasannya dia baru pertama kali mendapatkan pekerjaan membersihkan rumah,” ucap Erza.  Dia mencoba meluruskan atas apa yang terjadi.

Keenan mendengus lalu menatap sekretaris pribadinya itu. “Bisa saja sekarang korban, tapi kedepannya mungkin dia akan dimanfaatkan Aidan. Jadi sebelum Aidan memanfaatkannya, maka aku akan merebut gadis itu darinya!” tegas Keenan dengan tatapan menusuk.

Erza tertawa, meremehkan ucapan Keenan. “Ucapanmu terdengar seperti laki-laki yang sangat memedulikan seorang wanita saja,” cibir Erza. Pasalnya laki-laki sangat mengetahui bagaimana Keenan. Sahabatnya itu tidak pernah memedulikan dan menyukai seorang perempuan. Namun, bukan berarti dia seorang gay.

Keenan melirik ke arah Erza, “Aku? Memedulikan wanita? Jangan harap!” dengus Keenan kesal. “Aku hanya ingin bersenang-senang dengannya. Menyiksanya tanpa henti, sampai dia memohon dan merengek untuk dibebaskan,” imbuhnya dengan menunjukkan ekspresi wajah bengis. Seolah tak ingin memberikan ampunan pada gadis yang sedang ada di dalam benaknya, yaitu Gladys.

BERSAMBUNG ….

***

Halo, terima kasih sudah membaca. Semoga kalian betah di sini ya. Jangan lupa baca novelku yang sudah tamat dengan judul "After The Heartbreak".

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status