Arga semakin memperdalam ciuman nya sampai pada akhirnya Sera yang mulai terbuai pun ikut membalas permainan Arga.
Lelaki itu semakin gencar menyentuh setiap inti tubuh Sera. Membuat gadis itu berkali-kali mengeluarkan desahannya yang tidak bisa di tahan.
Arga menuntun tubuh Sera untuk di baringkan ke ranjang dengan perlahan. Karena Sera yang sudah terbuai dengan permainan suaminya pun hanya bisa pasrah.
Arga mulai membuka satu persatu kain yang membungkus tubuh Sera sampai gadis itu benar-benar naked. Lalu dia berganti melepaskan semua pakaiannya.
Dan di pagi hari seperti ini Arga berhasil membuktikan bahwa dugaannya selama ini salah tentang Sera yang sudah tidak gadis. Karena hari ini dia berhasil merenggut mahkota yang selama ini Sera jaga dengan baik.
*****
Sera berkali-kali menghela nafas lelah. Air mata gadis itu sedari tadi tak berhenti mengalir. Sera menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.
Sera masih memikirkan kejadian tadi pagi. Dia bukannya menyesal tetapi lebih tepatnya belum ikhlas mengingat dia bercinta dengan Arga bukan karena cinta.
Sera tau Arga melakukan itu seakan-akan hanya karena nafsu dan emosi bukan karena cinta. Padahal dari dulu Sera sudah berangan-angan akan memberikan mahkotanya di saat lelaki itu sudah mencintainya.
Sera mengusap air matanya dengan kasar saat mengingat sesuatu.
"Jangan pernah menolak keinginan suami kamu. Apa lagi jika dia meminta haknya sebagai seorang suami. Karena jika kamu menolak kamu akan mendapatkan dosa nak. Dan inget selalu pesan Mama, apapun masalahnya kalian harus bisa menyelesaikan dengan kepala dingin, jangan pernah mengucapkan kata cerai dari mulut kalian."
Pesan Mamanya itu selalu membuat Sera dengan sabar menerima semua kenyataan yang menyakitkan. Karena di saat Sera ingin mengakhiri hubungannya dengan Arga kata-kata itu selalu menghantuinya.
Itu lah alasan Sera masih bertahan sampai sekarang walaupun dia sering di sakiti. Bahkan di kasari dengan Arga.
Sera berkali-kali meringis saat merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Bagaimana tidak! Arga melakukan itu dengan kasar dan brutal. Bahkan Sera sampai kewalahan dan parahnya lagi lelaki itu melakukannya sampai beberapa ronde.
Dan dengan kurang ajarnya setelah menggempur Sera habis-habisan lelaki itu langsung pergi ke rumah sakit untuk kerja. Sera merasa seperti di terbangkan tinggi-tinggi lalu dengan sekali hempasan dia langsung di jatuhkan sejatuh-jatuhnya.
Sera menghela nafas pelan. Sera memang harus mengikhlaskan ini karena bagaimanapun juga ini adalah kewajibannya sebagai seorang istri, dan jika dia tidak bisa menerima yang ada dosa.
Sera beranjak dari ranjangnya dan membersihkan tubuhnya. Setelah selesai wanita itu pergi ke dokter kandungan untuk periksa karena vaginanya terasa sakit saat buang air kecil.
Wanita itu berjalan memasuki rumahnya dan langsung ke kamar. Dia sudah kembali dari dokter kandungan. Tadi dokternya bilang Sera terkena infeksi saluran kencing karena kasarnya Arga saat melakukan hubungan pertama dengan Sera tadi.
Sera beranjak dari ranjangnya dan mulai menuruni tangga. Tujuannya sekarang adalah dapur karena dia akan memasak.
Setelah hampir setengah jam berkutat di dapur akhirnya Sera menyelesaikan masakannya dengan baik. Dia langsung merapikan masakan nya di meja makan, lalu segera membersihkan dapurnya yang sempat berantakan agar kembali rapi.
Sebelum mengambil nasi untuk nya Sera terlebih dahulu menyiapkan untuk Arga, walaupun lelaki itu belum kembali. Memang dari dulu Sera selalu mengambilkan makanan untuk Arga terlebih dahulu sebelum dirinya.
Sera mulai menikmati makanannya. Sampai suara derap langkah kaki seseorang yang mendekati dapur membuat Sera mengalihkan pandangannya, dan seketika wajah dingin Arga menyapu pandangan nya.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Arga langsung duduk di samping Sera dan segera memakan makanannya.
"Kenapa?"tanya Arga saat menyadari tatapan Sera yang terus tertuju kepadanya.
Sera menundukkan kepalanya. Jujur dia masih malu apa lagi duduk berdekatan seperti ini membuat dia sedikit gugup. Karena mengingat kejadian tadi pagi.
"Malu? Tadi pagi aja Lo ngedesah keenakan. Minta lagi lah, minta biar gue cepetin. Min—"
"Arga stop!"kesal Sera memotong ucapan Arga.
Hanya dengan duduk bersebelahan seperti ini saja sudah membuat Sera malu. Lalu dengan gamblangnya lelaki itu kembali menceritakannya.
Arga mengedikan bahunya acuh dia kembali melanjutkan makannya tanpa mempedulikan Sera.
Setelah selesai menghabiskan makanannya. Arga langsung bangkit dari kursinya dan berjalan menaiki tangga untuk ke kamarnya.
Sera langsung membereskan meja makannya, dan setelah rapi dia pergi ke ruang tamu. Sera menjatuhkan tubuh nya di sofa dan mulai menyalakan televisi.
Tok...,tok....
Suara ketukan di pintu yang berkali-kali membuat Sera mengalihkan pandangannya. Dengan segera Sera bangkit dan menuju pintu.
"Siapa si? Malem-malem bertamu,"gumam Sera seraya membuka pintu.
"Bunda, Ayah."Sera langsung menyalami punggung tangan kedua mertuanya,"masuk dulu Bun, Yah."
Setelah mempersilahkan mertuanya untuk duduk. Sera langsung pergi ke dapur untuk membuatkan mereka minuman.
Sera kembali dengan satu nampan di tangannya yang berisi dua gelas minuman untuk mertuanya.
Sera duduk di sofa yang kosong."Tumben Ayah Bunda mau ke sini gak ngabarin?"tanya Sera.
"Kan kita mau bikin surprise,"sahut Yaya(Bunda Arga).
Sera tersenyum manis mendengar jawaban mertuanya."Bunda kesini cuma berdua?"
"Sama Jihan, katanya nyusul. Dia bilang udah lama banget gak ke sini,"sahut Bram (Ayah Arga).
Sera mengerutkan keningnya bingung. Bukannya baru kemaren Jihan datang ke sini malam-malam, bahkan Sera memergoki Arga dan Jihan yang sedang bercumbu di ruang kerja.
"Ta—"
"Bunda, Ayah kapan kesini?"tanya Arga memotong ucapan Sera.
Sera terus memberontak tetapi dia inget, bahwa tidak baik menolak keinginan suami. Sera hanya tak ingin Arga bermain kasar seperti ini.Arga yang sudah terlanjur marah dan nafsu pun tanpa aba-aba langsung mengunci pergerakan Sera dengan kasar laki-laki itu langsung melakukan penyatuannya dengan Sera, dan akhirnya hal itu pun terus berjalan sampai Arga merasa bosan.12:55Sera langsung memunggungi Arga begitu laki-laki itu selesai melakukan penyatuannya. Bahkan Arga seperti orang kesetanan, di terus bermain dengan kasar dan brutal seakan-akan tak mendengar tangisan dan ringisan Sera."Gak perlu nangis! Karena itu udah kewajiban kamu buat ngelayanin aku,"gumam Arga dengan mata yang masih terpejam.Keringat masih banyak di wajahnya, dia tidur dengan
Sera dengan kasar beranjak dari kursi makan lalu berjalan menaiki tangga. Sesampainya di kamar Sera langsung membersihkan tubuhnya, hari ini dia akan pergi untuk mendinginkan pikirannya.Begitu selesai, wanita itu langsung berjalan keluar dengan rok pendek sepaha dan kemeja biru muda tipis yang sudah melekat di tubuhnya. Sera langsung berjalan ke meja rias untuk memoles wajahnya dengan make-up tipis.Arga yang baru selesai sarapan pun langsung memasuki kamarnya, dia menghentikan langkahnya di depan pintu menatap Sera yang sedang berkutat dengan make-upnya."Mau jadi jalang?"sinis Arga.Sera menatap Arga dari cermin, memang laki-laki brengsek itu memiliki mulut yang tajam. Arga sudah seperti laki-laki bajingan yang tak tau caranya menghargai wanita."Kalo dengan aku jadi jalang bisa bikin kamu jatuh cinta kenapa enggak?"jawab Sera lalu memoleskan lipstik berwarna pink muda ke bibi
Arga membuka pintu utama rumahnya, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam lebih. Laki-laki itu segera berjalan menaiki tangga, dia membuka pintu kamarnya dan menutupnya kembali.Arga mulai membuka kancing kemejanya seraya berjalan memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.CeklekArga keluar kamar mandi dengan wajah yang terlihat lebih segar, dia menatap wanita yang sedang berdiri di samping ranjang dengan datar."Kamu ke club lagi?"tanya Sera, dia tau akhir-akhir ini Arga sering ke club dan bermain dengan jalang."Arga, aku nanya sama kamu!"Sera menahan lengan Arga saat laki-laki itu hendak berjalan keluar kamar."Kenapa? Kenapa kamu tega main jalang, bahkan kamu bawa mereka ke rumah! Apa kamu gak ngehar
Arga menggeram pelan saat melihat kondisi Sera sekarang. Wanita itu kondisinya sudah sangat berantakan, dengan sudut bibirnya yang berdarah. Lalu rambutnya yang berantakan dan ada beberapa bekas merah di pipi wanita itu."Gimana? Mau gue tambahin lagi?"Arga berdecih pelan."Gini cara lo bersaing? Pake cara murahan?""Lepasin Sera, atau gue akan bikin lo mati di sini?"lanjut Arga.Daren tertawa sumbang. Tawa yang terdengar sangat memuakkan."Gimana? Kurang gak mainan gue?""Gue sama anak-anak yang bakal ngurusin dia, lo cari celah buat nyelamatin Sera,"ucap Bean membuat Arga langsung menganggukan kepalanya pelan.Reon dan Bean mulai mendekati Daren dan anak buahnya. Lalu mulai saling memberikan bogeman ke lawannya masing-masing.Lalu di sela-sela itu, Bean dengan sengaja memukul punggung Lio dari belakang membuat laki-laki itu melepaskan Se
"Ser, aku minta maaf,"ucap Arga seraya terus membujuk Sera yang dari tadi siang hingga sore marah.Permasalahannya adalah, tadi siang setelah pulang dari cafe Arga benar-benar meminta jatahnya di siang bolong. Yang membuat Sera marah karena Arga janjinya cuma satu ronde, tetapi tau-tau lak-laki itu terus melakukannya dari pukul 12 sampe pukul 03 sore. Jelas Sera marah karena dia benar-benar merasa lelah, bahkan tubuhnya sangat remuk. Dia sebenarnya hanya ingin memberi hukuman untuk Arga, dan ternyata seru membuat suaminya tersiksa."Sayang, maafin aku ya."Arga menggunakan dua lututnya untuk menumpu badannya dia kini sedang berada di hadapan Sera yang duduk di atas sofa sedangkan dirinya di karpet."Sayang, kamu beneran marah?""Apasihhh,"kesal Sera saat Arga menggodanya dengan menoel-noel pipinya.
Kini Arga dan Sera sudah berada di salah satu cafe, mereka berdua sedang menikmati makanannya masing-masing dengan hening.Arga menarik tisu lalu mengusap bibirnya, dia bangkit dari kursinya membuat Sera mendongakkan kepalanya."Mau kemana?"tanya Sera."Ke kamar mandi bentar sayang,"jawab Arga. Laki-laki itu mengecup singkat kening Sera sebelum pada akhirnya meninggalkan istrinya.Sera pun hanya mengedikan bahunya acuh, wanita itu kembali sibuk menikmati makanannya."Cewek, sendirian aja si. Abang temenin mau?""Yaelah neng, sombong amat si."Sera mendongakkan kepalanya saat tiba-tiba ada yang menyentuh bahunya. Dia menatap tajam kepada dua pria yang berani-beraninya menyentuh dirinya. Wanit