Share

CHAPTER 02

Sera langsung menutup pintu ruang kerja Arga kembali dengan kasar. Dia benar-benar tidak menyangka akan melihat pemandangan yang tidak mengenakkan itu.

"Tega banget kamu Ga,"cicit Sera.

Sera meraih tasnya lalu kembali turun. Dengan terburu-buru dia langsung keluar rumah mengendarai mobilnya membawa pergi dari pekarangan rumahnya.

Air mata Sera sedari tadi tidak pernah berhenti mengalir. Gadis itu terus menangis walaupun sedang mengemudi.

Sera terkadang benci dengan dirinya sendiri yang mengingkari janjinya. Dulu dia saat di jodohkan dengan Arga, sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak membawa perasaannya.

Pasalnya saat itu Arga merupakan salah satu badboy di sekolahnya, dan dia benar-benar membenci geng Arga saat SMA. Dengan sikapnya yang dingin dan kejam itu semakin membuat dirinya membenci sosok lelaki itu.

Tetapi setelah hampir 2 tahun menikah. Seiring berjalannya waktu rasa cinta itu timbul dengan sendirinya, membuat Sera justru sering sakit hati.

Walaupun berkali-kali dia memergoki Arga bercumbu dengan wanita lain. Bahkan pernah dengan terang-terangan lelaki itu membawa wanita ke rumahnya untuk bermain di ranjang, tetapi jujur Sera sakit hati.

Lelaki itu memang gila tetapi yang lebih gila adalah dirinya, yang dengan bodohnya mencintai lelaki gila seperti Arga.

Sera menghentikan mobilnya di parkiran hotel. Setelah itu dia langsung turun dan berjalan masuk untuk memesan kamar. Sepertinya malam ini dia tidak akan pulang.

*****

Arga menggeram pelan saat berkali-kali menghubungi Sera tetapi panggilannya terus di tolak sampai pada panggilan terakhir ponsel gadis itu sudah tidak aktif lagi.

"Arghhh...."Arga berkali-kali memukul dinding karena emosi.

Tadi setelah selesai dari ruangan kerjanya dia kembali ke kamar. Tetapi saat sampai di kamar dia tidak mendapati Sera, dan ini sudah jam 12 lebih. Pergi kemana wanita itu.

Terselip rasa khawatir di hatinya. Pasalnya ini benar-benar sudah sangat larut malam, berniat untuk mencarinya pun dia tidak tau harus mencari ke mana.

Karena merasa lelah akhirnya Arga memutuskan untuk tidur. Mungkin besok pagi dia akan mencari Sera jika wanita itu belum kembali. Lelaki itu mulai memejamkan matanya dan terlelap.

Arga menggeliatkan tubuhnya seraya mengerjapkan matanya berkali-kali saat silau cahaya matahari mulai memasuki kamarnya.

Arga beranjak melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul 10. Lelaki itu menoleh ke sampingnya dan ranjang itu masih kosong.

Arga menghela nafas pelan sebelum pada akhirnya memutuskan untuk mandi dan segera mencari Sera.

Setelah selesai mandi Arga langsung berjalan menuruni tangga berniat mencari Sera. Tetapi langkahnya terhenti saat melihat pintu rumahnya terbuka dan memperlihatkan sosok Sera dengan penampilan yang sudah berantakan.

"Kemana aja Lo?"tanya Arga. Dari suaranya bisa di tebak lelaki itu sedang mati-matian menahan emosinya. Bahkan di setiap kata yang Arga ucapkan penuh dengan penekanan.

Sera kembali menutup pintu rumahnya. Tanpa menghiraukan pertanyaan Arga dia langsung berjalan begitu saja menaiki tangga untuk ke kamarnya.

Sera terlonjat kaget saat mendengar pintu kamarnya yang di tutup dengan kasar, begitu menolehkan kepalanya dia menghela nafas pelan.

"Pelan-pelan Ga, itu pi—"

"Dari mana?"tanya Arga memotong ucapan Sera dengan tajam.

"Kamu gak perlu tau!"sahut Sera seraya kembali memfokuskan pandangannya pada laptop yang ada di pangkuannya.

Arga mengepalkan tangannya kuat-kuat. Rahangnya pun sudah mengeras menahan agar emosinya tidak meledak.

Dengan kasar lelaki itu merebut laptop Sera dan melemparnya ke ranjang membuat wanita itu memelototkan matanya terkejut.

"Arga!"pekik Sera marah.

Arga menarik kasar tangan Sera sehingga membuat wanita itu dengan terpaksa berdiri.

"Dari mana? Semaleman gak pulang, di bayar berapa?"desis Arga tajam.

Plak....

"Aku bukan cewek murahan yang ke sana sini mau di jamah sama laki-laki brengsek!"jawab Sera setelah menampar Arga.

Arga menarik ujung bibirnya seakan-akan meremehkan ucapan Sera."Lo belom pernah ngelakuin itu sama gue. Mungkin Lo takut ke bongkar, karena Lo udah gak perawan kan?"

Sera semakin menajamkan matanya, lelaki itu jika berbicara memang selalu berhasil menyakiti hatinya."Kamu inget baik-baik ya, aku gak semurahan yang kamu kira."

"Dan aku bukan Jihan yang murahan karena mau-maunya main sama suami orang,"lanjut Sera.

Gadis itu berniat pergi tetapi tangannya di tahan oleh Arga. Lelaki itu dengan kasar memojokan tubuh Sera ke dinding.

"Arga! Lepasin aku,"pinta Sera saat lelaki itu mencengkram dagunya dengan kuat.

Arga yang sudah terlanjur emosi pun tak menghiraukan ucapan Sera yang berkali-kali memberontak meminta untuk di lepaskan.

Arga semakin mendekatkan wajahnya lalu dengan kasar langsung meraup bibir Sera, membuat wanita itu langsung memberontak tak karuan. Karena tak ingin Sera bebas Arga langsung mengunci pergerakan gadis itu, tangan Sera ia genggam dengan erat agar berhenti memberontak.

Sera meneteskan air matanya saat Arga semakin kasar menciumnya. Lelaki itu menggigit bibir bawah Sera dengan keras sehingga dengan spontan Sera langsung membuka mulutnya. Kesempatan itu Arga gunakan untuk menelusup kan lidahnya ke dalam mulut Sera.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status