Sera langsung menutup pintu ruang kerja Arga kembali dengan kasar. Dia benar-benar tidak menyangka akan melihat pemandangan yang tidak mengenakkan itu.
"Tega banget kamu Ga,"cicit Sera.
Sera meraih tasnya lalu kembali turun. Dengan terburu-buru dia langsung keluar rumah mengendarai mobilnya membawa pergi dari pekarangan rumahnya.
Air mata Sera sedari tadi tidak pernah berhenti mengalir. Gadis itu terus menangis walaupun sedang mengemudi.
Sera terkadang benci dengan dirinya sendiri yang mengingkari janjinya. Dulu dia saat di jodohkan dengan Arga, sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak membawa perasaannya.
Pasalnya saat itu Arga merupakan salah satu badboy di sekolahnya, dan dia benar-benar membenci geng Arga saat SMA. Dengan sikapnya yang dingin dan kejam itu semakin membuat dirinya membenci sosok lelaki itu.
Tetapi setelah hampir 2 tahun menikah. Seiring berjalannya waktu rasa cinta itu timbul dengan sendirinya, membuat Sera justru sering sakit hati.
Walaupun berkali-kali dia memergoki Arga bercumbu dengan wanita lain. Bahkan pernah dengan terang-terangan lelaki itu membawa wanita ke rumahnya untuk bermain di ranjang, tetapi jujur Sera sakit hati.
Lelaki itu memang gila tetapi yang lebih gila adalah dirinya, yang dengan bodohnya mencintai lelaki gila seperti Arga.
Sera menghentikan mobilnya di parkiran hotel. Setelah itu dia langsung turun dan berjalan masuk untuk memesan kamar. Sepertinya malam ini dia tidak akan pulang.
*****
Arga menggeram pelan saat berkali-kali menghubungi Sera tetapi panggilannya terus di tolak sampai pada panggilan terakhir ponsel gadis itu sudah tidak aktif lagi.
"Arghhh...."Arga berkali-kali memukul dinding karena emosi.
Tadi setelah selesai dari ruangan kerjanya dia kembali ke kamar. Tetapi saat sampai di kamar dia tidak mendapati Sera, dan ini sudah jam 12 lebih. Pergi kemana wanita itu.
Terselip rasa khawatir di hatinya. Pasalnya ini benar-benar sudah sangat larut malam, berniat untuk mencarinya pun dia tidak tau harus mencari ke mana.
Karena merasa lelah akhirnya Arga memutuskan untuk tidur. Mungkin besok pagi dia akan mencari Sera jika wanita itu belum kembali. Lelaki itu mulai memejamkan matanya dan terlelap.
Arga menggeliatkan tubuhnya seraya mengerjapkan matanya berkali-kali saat silau cahaya matahari mulai memasuki kamarnya.
Arga beranjak melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul 10. Lelaki itu menoleh ke sampingnya dan ranjang itu masih kosong.
Arga menghela nafas pelan sebelum pada akhirnya memutuskan untuk mandi dan segera mencari Sera.
Setelah selesai mandi Arga langsung berjalan menuruni tangga berniat mencari Sera. Tetapi langkahnya terhenti saat melihat pintu rumahnya terbuka dan memperlihatkan sosok Sera dengan penampilan yang sudah berantakan.
"Kemana aja Lo?"tanya Arga. Dari suaranya bisa di tebak lelaki itu sedang mati-matian menahan emosinya. Bahkan di setiap kata yang Arga ucapkan penuh dengan penekanan.
Sera kembali menutup pintu rumahnya. Tanpa menghiraukan pertanyaan Arga dia langsung berjalan begitu saja menaiki tangga untuk ke kamarnya.
Sera terlonjat kaget saat mendengar pintu kamarnya yang di tutup dengan kasar, begitu menolehkan kepalanya dia menghela nafas pelan.
"Pelan-pelan Ga, itu pi—"
"Dari mana?"tanya Arga memotong ucapan Sera dengan tajam.
"Kamu gak perlu tau!"sahut Sera seraya kembali memfokuskan pandangannya pada laptop yang ada di pangkuannya.
Arga mengepalkan tangannya kuat-kuat. Rahangnya pun sudah mengeras menahan agar emosinya tidak meledak.
Dengan kasar lelaki itu merebut laptop Sera dan melemparnya ke ranjang membuat wanita itu memelototkan matanya terkejut.
"Arga!"pekik Sera marah.
Arga menarik kasar tangan Sera sehingga membuat wanita itu dengan terpaksa berdiri.
"Dari mana? Semaleman gak pulang, di bayar berapa?"desis Arga tajam.
Plak....
"Aku bukan cewek murahan yang ke sana sini mau di jamah sama laki-laki brengsek!"jawab Sera setelah menampar Arga.
Arga menarik ujung bibirnya seakan-akan meremehkan ucapan Sera."Lo belom pernah ngelakuin itu sama gue. Mungkin Lo takut ke bongkar, karena Lo udah gak perawan kan?"
Sera semakin menajamkan matanya, lelaki itu jika berbicara memang selalu berhasil menyakiti hatinya."Kamu inget baik-baik ya, aku gak semurahan yang kamu kira."
"Dan aku bukan Jihan yang murahan karena mau-maunya main sama suami orang,"lanjut Sera.
Gadis itu berniat pergi tetapi tangannya di tahan oleh Arga. Lelaki itu dengan kasar memojokan tubuh Sera ke dinding.
"Arga! Lepasin aku,"pinta Sera saat lelaki itu mencengkram dagunya dengan kuat.
Arga yang sudah terlanjur emosi pun tak menghiraukan ucapan Sera yang berkali-kali memberontak meminta untuk di lepaskan.
Arga semakin mendekatkan wajahnya lalu dengan kasar langsung meraup bibir Sera, membuat wanita itu langsung memberontak tak karuan. Karena tak ingin Sera bebas Arga langsung mengunci pergerakan gadis itu, tangan Sera ia genggam dengan erat agar berhenti memberontak.
Sera meneteskan air matanya saat Arga semakin kasar menciumnya. Lelaki itu menggigit bibir bawah Sera dengan keras sehingga dengan spontan Sera langsung membuka mulutnya. Kesempatan itu Arga gunakan untuk menelusup kan lidahnya ke dalam mulut Sera.
Arga semakin memperdalam ciuman nya sampai pada akhirnya Sera yang mulai terbuai pun ikut membalas permainan Arga. Lelaki itu semakin gencar menyentuh setiap inti tubuh Sera. Membuat gadis itu berkali-kali mengeluarkan desahannya yang tidak bisa di tahan. Arga menuntun tubuh Sera untuk di baringkan ke ranjang dengan perlahan. Karena Sera yang sudah terbuai dengan permainan suaminya pun hanya bisa pasrah. Arga mulai membuka satu persatu kain yang membungkus tubuh Sera sampai gadis itu benar-benar naked. Lalu dia berganti melepaskan semua pakaiannya. Dan di pagi hari seperti ini Arga berhasil membuktikan bahwa dugaannya selama ini salah tentang Sera yang sudah tidak gadis. Karena hari ini dia berhasil merenggut mahkota yang selama ini Sera jaga dengan baik.
Sera mendengus pelan saat Arga dengan kurang ajarnya memotong ucapannya. "Kamu dari mana aja si?"tanya Yaya. "Abis mandi Bun,"jawab Arga. Lelaki itu duduk di samping Sera bahkan dengan sengaja tidak menyisakan cela. Sera memutar kedua bola matanya malas. Pasti drama akan segera di mulai di lihat dari gerak-gerik Arga yang mulai memeluk pinggangnya dari samping. Sedangkan Yaya dan Bram yang melihat itu hanya mampu tersenyum bahagia. Ternyata dugaan nya selama ini salah. Mereka pikir hubungan Sera dan Arga tidak selanggeng ini, mengingat mereka berdua menikah karena di jodohkan. "Gimana Ga? kamu udah bikin cucu buat kita kan?"tanya Yaya dengan semangat. Hal itu membuat tubuh Sera langsung menegang. "Ma, Arga belom bisa ka
"Apa sayang,"jawab Arga. Pipi Sera langsung bersemu merah. Jujur ini pertama kali Arga mengucapkan kata sayang saat sedang hanya berdua dengan Sera. Karena biasanya dia memanggil sayang hanya ketika sedang ada mertuanya. "Gitu aja blushing dasar baperan,"cemooh Arga. "Dih, siapa ju—" Cup..... Ucapan Sera terpotong saat dengan tiba-tiba Arga mengecup bibirnya dengan singkat."Lo udah suka kan sama gue?"tanya Arga. Sera membulatkan kedua bola matanya."Dih, siapa yang suka? gak mungkin aku suka sama cowok arogan kaya kamu,"sinis Sera. "Lepasin,"pinta Sera meminta agar Arga melepaskan pelukan di pinggangnya. "Gak mau,"jawa
Sera melangkahkan kakinya melewati lorong-lorong rumah sakit. Tatapannya lurus ke depan dengan datar. Tujuannya sekarang adalah ruangan Arga. Begitu sampai di depan pintu Sera mengetuk pintunya beberapa kali, sampai pada akhirnya suara dari dalam menyuruhnya untuk masuk. Arga langsung menajamkan matanya saat melihat sosok Sera memasuki ruangannya. Yang membuat darahnya mendidih adalah saat melihat penampilan Sera. Gadis itu hanya mengenakan dress mini selutut yang belahan dadanya terekspos. Walaupun terlihat sangat cantik karena rambutnya yang sengaja di urai dan sedikit polesan make up di wajahnya. "Aku bawain makan siang,"ucap Sera seraya meletakkan totebag yang dia bawa di meja. Suara Sera membuat lamunan Arga buyar. Arga menghampiri Sera yang sudah duduk di
Sera menyipitkan matanya curiga."Jangan-jangan kamu udah mulai cinta kan sama aku?" Arga langsung bangkit dari kursinya pergi begitu saja meninggalkan Sera, hal itu membuat Sera kesal. "Kan, baru berapa menit aja udah berubah,"gumam Sera seraya membereskan meja makan. Sera berjalan menyusul Arga ke kamar. Begitu pintu terbuka pemandangan pertama yang dia lihat adalah tubuh Arga yang hanya terbalut celana piyama dengan dada yang di biarkan terekspos tanpa busana. "Arga!"Sera dengan spontan langsung menutup kedua matanya. Arga menatap Sera bingung,"Kenapa si?" "Cepet pake baju Lo!" Arga menurunkan pandangannya menatap dada bidangnya yang di biarkan terekspos. Senyuman devil terpa
"Pulang!"titah Arga semakin menajamkan matanya.Sera masih kekeuh dengan pendiriannya, gadis itu menggelengkan kepalanya kuat-kuat."Aku bakal bikin Jihan ngrasain apa yang aku rasain!""Sera Anindya Putri,"geram Arga di setiap katanya penuh penekanan, tak lupa juga dengan tatapan tajamnya.Sera langsung menundukkan kepalanya. Jika Arga sudah memanggil dengan nama lengkapnya itu menandakan bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja.Arga yang melihat Sera menunduk langsung menyunggingkan sudut bibirnya. Lelaki itu tanpa aba-aba langsung menggendong tubuh Sera seperti karung dan di bawanya ke mobil.Sera terus memberontak meminta
"Penting banget harus izin sama Kamu? Ga, hal kaya gitu doang gak penting kan buat Kamu? Lagi pula selama ini emang Kamu pernah peduli sama Aku?"Sera bangkit dari ranjangnya berniat untuk mandi tetapi tangannya di tahan oleh Arga."Gue suami Lo Ser. Jadi Lo harus nurutin semua kemauan gue!"Sera tertawa hambar mendengar ucapan Arga."Suami kamu bilang? Jadi sekarang udah mau ngakuin status kamu di depan aku?"Arga yang sudah geram dengan sikap Sera yang keras kepala pun menyudutkan tubuh wanita itu ke dinding, dan segera mengunci pergerakan tubuhnya agar Sera tidak memberontak.Sera masih terdiam memperhatikan apa yang akan Arga lakukan selanjutnya. Jujur dia terkadang sangat membenci sikap A
Sera berjalan keluar kamar untuk pergi ke dapur. Hari ini dia bangun pagi karena nanti akan kuliah dan niatnya juga ingin memasakkan Arga.Sera terus berkutat di dapur selama hampir setengah jam lebih. Setelah selesai Sera langsung merapikannya di meja makan.Sera berjalan menaiki tangga untuk ke kamarnya. Wanita itu mengambil handuk dan setelan baju yang akan di pakai kuliah pagi ini. Setelah itu dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.Arga lelaki itu menggeliatkan tubuhnya. Dia menatap jam yang ada di dinding yang sudah menunjukan pukul 07 lebih. Arga mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu sembari menunggu Sera keluar dari kamar mandi.Ceklek....Sera berjalan menghampiri Arga yang masih duduk di ranjang."Kamu kerja kan?"tanya Ser