Share

CHAPTER 04

Sera mendengus pelan saat Arga dengan kurang ajarnya memotong ucapannya.

"Kamu dari mana aja si?"tanya Yaya.

"Abis mandi Bun,"jawab Arga. Lelaki itu duduk di samping Sera bahkan dengan sengaja tidak menyisakan cela.

Sera memutar kedua bola matanya malas. Pasti drama akan segera di mulai di lihat dari gerak-gerik Arga yang mulai memeluk pinggangnya dari samping.

Sedangkan Yaya dan Bram yang melihat itu hanya mampu tersenyum bahagia. Ternyata dugaan nya selama ini salah. Mereka pikir hubungan Sera dan Arga tidak selanggeng ini, mengingat mereka berdua menikah karena di jodohkan.

"Gimana Ga? kamu udah bikin cucu buat kita kan?"tanya Yaya dengan semangat. Hal itu membuat tubuh Sera langsung menegang.

"Ma, Arga belom bisa karena Sera kan masih kuliah,"jawab Arga terlihat frustasi."Ya kan sayang?"lanjutnya seraya menatap Sera dengan mencengkeram pinggangnya pertanda meminta agar Sera mengikuti permainannya.

"I-iya Ma, maaf ya mungkin dua bulan lagi nunggu Sera selesai,"jawab Sera sedikit gugup. Dia tau Arga sedang berdrama sekarang.

Terdengar helaan nafas kecewa dari Yaya dan Bram, Yaya menatap Sera dan Arga secara bergantian."Yaudah gak papa, yang penting kalian bahagia,"ungkap Yaya.

"Iya dong Ma, kalo kita gak bahagia mungkin udah pisah,"jawab Arga.

Sera hanya bisa diam, dia tidak boleh asal bicara karena saat ini Arga yang mengendalikan semuanya. Jangan heran karena memang dari dulu jika di hadapan para keluarganya mereka selalu bersikap seolah-olah menjadi pasangan yang paling bahagia.

"ARGA!"pekik Jihan seraya menubruk tubuh kekar Arga.

Hal itu membuat rangkulan tangan Arga di pinggang nya terlepas. Sera mendengus pelan saat melihat dengan gamblangnya Arga mengecup kening Jihan.

"Kangen banget tau, udah lama gak main ke sini,"seru Jihan penuh drama yang membuat Sera muak.

Jihan beralih menatap Sera."Ser, masa gue gak dibikinin minum si,"ucap Jihan seraya mengerucut kan bibirnya sok imut.

"Mal—"

"Sayang, Jihan bikinin minum dong,"pinta Arga lagi-lagi memotong ucapan Sera.

Dengan kesal Sera langsung bangkit dan pergi ke dapur. Hal itu tak lepas dari pandangan Arga, lelaki itu tau tadi Sera ingin menjawab apa sehingga dengan cepat dia langsung memotong nya. Karena jika tidak maka sudah di pastikan Sera dan Jihan akan bertengkar.

Sera kembali dengan nampan berisi minuman dan langsung di berikan kepada Jihan. Sera kembali duduk di tempatnya.

"Yaudah, Bunda sama Ayah pulang dulu ya,"pamit Bram seraya bangkit di susul oleh Yaya.

"Jihan nyusul ya,"timpal Jihan.

Pada akhirnya Sera dan Arga mengantarkan Yaya dan Bram sampai depan rumah. Hingga saat mobil mereka sudah pergi Sera memutuskan untuk masuk.

"Jangan macem-macem sama Jihan,"desis Arga menahan lengan Sera.

Dengan kasar Sera langsung menepis tangan Arga."Aku gak peduli,"jawabnya seraya masuk dan langsung ke kamarnya tanpa mempedulikan Jihan yang masih anteng duduk di sofa.

Sera menutup pintu kamarnya dengan kasar, dia berjalan lalu menjatuhkan tubuh nya di atas ranjang dengan kasar. Setelah menarik selimutnya sampai sebatas dada, Sera langsung memejamkan matanya hingga terlelap.

Arga lelaki itu menutup pintu lalu mendekati Jihan yang sedang duduk di sofa.

"Han, Lo pulang aja ya udah malem,"ucap Arga dengan lembut.

"Gak, gue mau nginep sini aja,"jawab Jihan.

"Jangan, lagian Sera pasti udah tidur kok. Mending pulang aja."

"Yaudah, gue pulang,"pasrah Jihan lalu beranjak dari kursinya.

"Makasih bantuannya,"ungkap Arga sebelum kepergian Jihan.

Setelah Jihan pergi Arga berjalan menaiki tangga untuk ke kamar. Begitu pintu terbuka Arga segera masuk dan menutup kembali pintunya.

Lelaki itu berjalan mendekati ranjang, dengan pelan ikut membaringkan tubuhnya di samping Sera yang sudah terlelap.

Arga mengangkat pelan kepala Sera dan meletakkannya di atas dada bidangnya. Tangannya dengan posesif memeluk pinggang ramping Sera, dan setelah merasa posisinya sudah nyaman. Arga langsung mulai memejamkan matanya hingga terlelap.

*****

Sera menggeliatkan tubuhnya seraya mulai membuka matanya saat silau cahaya matahari memasuki kamarnya. Dia mengangkat kepalanya dan matanya langsung menangkap wajah tampan suaminya yang masih terlelap.

Sera beralih menatap tangan kekar Arga yang dengan posesifnya memeluk pinggangnya. Jujur di saat sedang tidur seperti ini Arga jauh terlihat lebih tampan.

Dengan senyuman yang terpancar di bibirnya Sera terus mengamati wajah damai Arga. Sampai dengan spontan dia kembali memejamkan matanya saat menyadari Arga membuka mata.

"Gak usah pura-pura,"ucap Arga, dia tau dari tadi Sera sudah bangun.

Sera kembali membuka matanya lalu duduk. Gadis itu mengikat kembali rambutnya dengan asal, saat hendak beranjak pinggangnya di tarik oleh Arga membuat tubuhnya kembali terbaring di ranjang.

"Arga,"pekik Sera terkejut.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status