"Ser, aku minta maaf,"ucap Arga seraya terus membujuk Sera yang dari tadi siang hingga sore marah.
Permasalahannya adalah, tadi siang setelah pulang dari cafe Arga benar-benar meminta jatahnya di siang bolong. Yang membuat Sera marah karena Arga janjinya cuma satu ronde, tetapi tau-tau lak-laki itu terus melakukannya dari pukul 12 sampe pukul 03 sore. Jelas Sera marah karena dia benar-benar merasa lelah, bahkan tubuhnya sangat remuk. Dia sebenarnya hanya ingin memberi hukuman untuk Arga, dan ternyata seru membuat suaminya tersiksa.
"Sayang, maafin aku ya."Arga menggunakan dua lututnya untuk menumpu badannya dia kini sedang berada di hadapan Sera yang duduk di atas sofa sedangkan dirinya di karpet.
"Sayang, kamu beneran marah?"
"Apasihhh,"kesal Sera saat Arga menggodanya dengan menoel-noel pipinya.
Arga menggeram pelan saat melihat kondisi Sera sekarang. Wanita itu kondisinya sudah sangat berantakan, dengan sudut bibirnya yang berdarah. Lalu rambutnya yang berantakan dan ada beberapa bekas merah di pipi wanita itu."Gimana? Mau gue tambahin lagi?"Arga berdecih pelan."Gini cara lo bersaing? Pake cara murahan?""Lepasin Sera, atau gue akan bikin lo mati di sini?"lanjut Arga.Daren tertawa sumbang. Tawa yang terdengar sangat memuakkan."Gimana? Kurang gak mainan gue?""Gue sama anak-anak yang bakal ngurusin dia, lo cari celah buat nyelamatin Sera,"ucap Bean membuat Arga langsung menganggukan kepalanya pelan.Reon dan Bean mulai mendekati Daren dan anak buahnya. Lalu mulai saling memberikan bogeman ke lawannya masing-masing.Lalu di sela-sela itu, Bean dengan sengaja memukul punggung Lio dari belakang membuat laki-laki itu melepaskan Se
Arga membuka pintu utama rumahnya, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam lebih. Laki-laki itu segera berjalan menaiki tangga, dia membuka pintu kamarnya dan menutupnya kembali.Arga mulai membuka kancing kemejanya seraya berjalan memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.CeklekArga keluar kamar mandi dengan wajah yang terlihat lebih segar, dia menatap wanita yang sedang berdiri di samping ranjang dengan datar."Kamu ke club lagi?"tanya Sera, dia tau akhir-akhir ini Arga sering ke club dan bermain dengan jalang."Arga, aku nanya sama kamu!"Sera menahan lengan Arga saat laki-laki itu hendak berjalan keluar kamar."Kenapa? Kenapa kamu tega main jalang, bahkan kamu bawa mereka ke rumah! Apa kamu gak ngehar
Sera dengan kasar beranjak dari kursi makan lalu berjalan menaiki tangga. Sesampainya di kamar Sera langsung membersihkan tubuhnya, hari ini dia akan pergi untuk mendinginkan pikirannya.Begitu selesai, wanita itu langsung berjalan keluar dengan rok pendek sepaha dan kemeja biru muda tipis yang sudah melekat di tubuhnya. Sera langsung berjalan ke meja rias untuk memoles wajahnya dengan make-up tipis.Arga yang baru selesai sarapan pun langsung memasuki kamarnya, dia menghentikan langkahnya di depan pintu menatap Sera yang sedang berkutat dengan make-upnya."Mau jadi jalang?"sinis Arga.Sera menatap Arga dari cermin, memang laki-laki brengsek itu memiliki mulut yang tajam. Arga sudah seperti laki-laki bajingan yang tak tau caranya menghargai wanita."Kalo dengan aku jadi jalang bisa bikin kamu jatuh cinta kenapa enggak?"jawab Sera lalu memoleskan lipstik berwarna pink muda ke bibi
Sera terus memberontak tetapi dia inget, bahwa tidak baik menolak keinginan suami. Sera hanya tak ingin Arga bermain kasar seperti ini.Arga yang sudah terlanjur marah dan nafsu pun tanpa aba-aba langsung mengunci pergerakan Sera dengan kasar laki-laki itu langsung melakukan penyatuannya dengan Sera, dan akhirnya hal itu pun terus berjalan sampai Arga merasa bosan.12:55Sera langsung memunggungi Arga begitu laki-laki itu selesai melakukan penyatuannya. Bahkan Arga seperti orang kesetanan, di terus bermain dengan kasar dan brutal seakan-akan tak mendengar tangisan dan ringisan Sera."Gak perlu nangis! Karena itu udah kewajiban kamu buat ngelayanin aku,"gumam Arga dengan mata yang masih terpejam.Keringat masih banyak di wajahnya, dia tidur dengan
Seorang lelaki dengan balutan jas dokter yang melekat di tubuhnya. Dia mulai melangkahkan kakinya menghampiri wanita yang sedang duduk memainkan ponselnya di loby dengan tatapan tajam. Sera wanita itu bangkit dari kursinya saat menyadari kedatangan Arga."Ka—" Plak.... Sera memegangi sebelah pipinya yang baru saja mendapat tamparan keras dari lelaki di hadapannya."Kamu apa-apaan si?"kesal Sera. "Kenapa? Ini kan yang Lo kasih ke Jihan?" "Maksud kamu?" "Jihan bilang, tadi pagi Lo ngelabrak dan maki-maki dia lagi?"jelas Arga. Sera tertawa hambar. Ternyata wanita licik itu sudah mengadu kepada Arga. Padahal sebenarnya yang di tampar oleh Jihan tadi pagi Ser
Sera langsung menutup pintu ruang kerja Arga kembali dengan kasar. Dia benar-benar tidak menyangka akan melihat pemandangan yang tidak mengenakkan itu. "Tega banget kamu Ga,"cicit Sera. Sera meraih tasnya lalu kembali turun. Dengan terburu-buru dia langsung keluar rumah mengendarai mobilnya membawa pergi dari pekarangan rumahnya. Air mata Sera sedari tadi tidak pernah berhenti mengalir. Gadis itu terus menangis walaupun sedang mengemudi. Sera terkadang benci dengan dirinya sendiri yang mengingkari janjinya. Dulu dia saat di jodohkan dengan Arga, sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak membawa perasaannya. Pasalnya saat itu Arga merupakan salah satu badboy di sekolahnya, dan dia benar-benar membenci geng Arga saat SMA. Dengan sikapnya yang dingin dan keja
Arga semakin memperdalam ciuman nya sampai pada akhirnya Sera yang mulai terbuai pun ikut membalas permainan Arga. Lelaki itu semakin gencar menyentuh setiap inti tubuh Sera. Membuat gadis itu berkali-kali mengeluarkan desahannya yang tidak bisa di tahan. Arga menuntun tubuh Sera untuk di baringkan ke ranjang dengan perlahan. Karena Sera yang sudah terbuai dengan permainan suaminya pun hanya bisa pasrah. Arga mulai membuka satu persatu kain yang membungkus tubuh Sera sampai gadis itu benar-benar naked. Lalu dia berganti melepaskan semua pakaiannya. Dan di pagi hari seperti ini Arga berhasil membuktikan bahwa dugaannya selama ini salah tentang Sera yang sudah tidak gadis. Karena hari ini dia berhasil merenggut mahkota yang selama ini Sera jaga dengan baik.
Sera mendengus pelan saat Arga dengan kurang ajarnya memotong ucapannya. "Kamu dari mana aja si?"tanya Yaya. "Abis mandi Bun,"jawab Arga. Lelaki itu duduk di samping Sera bahkan dengan sengaja tidak menyisakan cela. Sera memutar kedua bola matanya malas. Pasti drama akan segera di mulai di lihat dari gerak-gerik Arga yang mulai memeluk pinggangnya dari samping. Sedangkan Yaya dan Bram yang melihat itu hanya mampu tersenyum bahagia. Ternyata dugaan nya selama ini salah. Mereka pikir hubungan Sera dan Arga tidak selanggeng ini, mengingat mereka berdua menikah karena di jodohkan. "Gimana Ga? kamu udah bikin cucu buat kita kan?"tanya Yaya dengan semangat. Hal itu membuat tubuh Sera langsung menegang. "Ma, Arga belom bisa ka