Share

45. Kemarahan Winna

"Makasih yah Tuan. Ini kalung yang bagus," ucap Herra dengan senyum lebar.

Rizhan hanya mengangguk pelan. "Iyah. Tapi jangan langsung lupa diri yah. Aku memberikanmu itu hanya untuk memberikan apresiasi pada kerja kerasmu. Jangan memikirkan banyak hal," tukas Rizhan seraya berbalik menuju mobil kembali.

Baru saja Herra ingin memuji kebaikan presdirnya itu. Namun, ia harus kembali lada kenyataan jika presdirnya itu bukan orang yang pantas mendapatkan predikat baik darinya.

Sudahlah, yang penting ia senang bisa menerima kalung yang cantik ini.

"Hei! Kenapa masih diam di sana?! Apa kau mau aku tinggalin?!" teriak Rizhan dari arah mobil.

Herra lansgu berbalik arah dan berlari menyusul ke mobilnya.

"Iya Tuan! Tunggu sebentar!" teriak Herra pula.

Benar-benar orang yang tak sabaran presdirnya ini.

***

Se

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status