Share

2. Sandera Kecil

Diam-diam Wu Mei Xiang mengakui dirinya mungkin benar-benar sudah menjadi iblis. Akan tetapi, kalau dia iblis mengapa dia bisa diikat seperti itu? Apakah ini neraka atau dunia lain setelah kematian?

Dia tidak pernah mempelajari apa yang menarik setelah kematian, baginya sains adalah segalanya. Belajar nuklir adalah hal penting dan menyelesaikan penelitian lebih penting lagi.

Hingga suatu bencana yang tidak terelakkan terjadi dan di sinilah, Wu Mei Xiang--- gadis penggila sains dan laboratorium itu berada.

Dia menatap rantai besar yang mengelilingi pergelangan tangan dan kakinya. Tiada harapan dia bisa lepas dari sana, kekuatannya ada pada otak dan bukan otot. Dia takkan mampu melepaskan besi besar dan dingin itu.

“Sialan, kenapa aku diikat seperti anjing? Siapa yang melakukan ini. Aku bisa membalasnya. Tapi bagaimana membalasnya kalau terikat? Terkutuklah Pei Rong dan segala akal busuknya!” rutuk gadis itu dalam hatinya.

Dia tidak pernah sampai se-menyedihkan ini sampai temannya sendiri berkhianat. Bahkan, kematiannya pun mungkin tidak mudah. Sekarang dia malah terjebak entah di mana.

"Kau tak akan bisa melepaskan itu, seberapa kuat pun dirimu. Hanya tuan yang bisa melepaskan itu atau seseorang yang memiliki token Lord Devil."

Xiong Fan lagi-lagi memasang wajah angkuh dan bangga, dia merasa sangat senang melihat Wu Mei Xiang seperti itu. Pria ini entah memiliki dendam apa pada perempuan yang sudah tak berdaya secara fisik, tetapi masih angkuh dan sombong.

Mereka belum pernah bertemu sebelumnya, tetapi mengapa seakan sudah menjadi musuh selama ribuan tahun? Ini aneh juga lucu bagi Wu Mei Xiang, dia memang sangat berbakat mencari musuh.

"Ppppfff," tiba-tiba Wu Mei Xiang tertawa terbahak-bahak. Dia adalah tipe yang tidak bisa merendah apalagi mengaku kalah walau sudah berada dalam bahaya.

"Apa yang lucu?" Xiong Fan lagi-lagi menatapnya dengan kesal. Wajah pria itu seharusnya sudah memerah andai dia memilik darah dan jantung yang memompanya. Namun, karena dia adalah ras iblis, auranya menjadi gelap dan wajahnya ikut menghitam karena aura yang mengerikan itu.

Walau begitu, Wu Mei Xiang bukannya takut dan malah penasaran. Dia suka membuat orang marah dan akhirnya mendapatkan informasi. Memang sangat jarang ada ilmuwan yang memiliki kegilaan jenis ini. Wu Mei Xiang adalah jenis langka itu.

"Tidak. Aku hanya merasa kalau aku sangat berbakat dan keren. Tentu saja!" ucap Wu Mei Xiang tidak berbohong, meski sebenarnya dia bangga sudah mendapatkan informasi lainnya. Tidak ada yang bisa melepaskan rantai itu, hanya Lord Devil atau seseorang yang memiliki token.

Dia harus fokus mencari tahu siap itu Lord Devil, karena akan repot mencari token. Lebih baik langsung pada pemiliknya saja. Wu Mei Xiang suka berpikir sederhana, walau dalam praktiknya tidak sesederhana itu.

"Jangan berpikir bisa kabur!" ucap Xiong Fan sambil memperhatikan Wu Mei Xiang yang sepertinya menemukan beberapa akal dalam otaknya. Selain mengancam dan marah, tidak ada yang bisa dilakukan pria ini pada gadis sialan itu.

"Ah, tidak. Buat apa aku kabur kalau di sini saja diperlakukan sangat baik seperti itu," kata Wu Mei Xiang dengan wajah bangga yang sengaja dibuat-buat.

"Diperlakukan baik?" Xiong Hai mengulang ucapan Wu Mei Xiang dengan ucapan pelan. Pria yang lebih waras dibandingkan yang satunya lagi merasa aneh ketika Wu Mei Xiang mengatakan bahwa dia diperlakukan dengan baik. Jelas-jelas dia adalah sandera dan bagaimana semua itu bisa menjadi hal baik?

"Ya. Di sini tidak ada yang berniat membunuh aku. Di duniaku sebelumnya, aku dicari dan hampir semua orang ingin membunuhku. Coba tebak, bukankah aku termasuk orang yang beruntung?"

Kata-kata Wu Mei Xiang itu tidak sepenuhnya berbohong walau tak jujur. Tak ada yang menginginkan kematiannya lebih dari Pei Rong sahabatnya. Perempuan itu memang mengerikan. Di balik wajah cantik dan menawannya, hatinya sangat kejam dan siap membunuh sahabatnya sendiri demi naik ke level yang lebih tinggi.

"Manusia bisa lebih mengerikan dibandingkan iblis," ucap Wu Mei Xiang lagi, “karena itu aku tidak takut pada iblis jenis kalian. Aku hanya penasaran ada apa dengan alam ini dan kenapa aku di sini,” lanjut Wu Mei Xiang.

Kata-kata itu membuat dua Xiao bersaudara di hadapannya bergeming tak berucap atau bergerak.

"Apa itu curhat?" tanya Xiong Fan tiba-tiba. Entah karena simpati atau hendak mengejek, semua tampak sama di mata Wei Wuxian. Dia tidak peduli.

"Tidak juga. Bisa dikatakan itu hanya sekedar informasi. Hidupmu jangan terlalu serius. Aku sudah pernah melakukannya dan berakhir dengan kekecewaan."

Wu Mei Xiang tersenyum manis kali ini. Sangat manis sampai Xiong Fan tak bisa lagi memaki dirinya dengan lebih kejam. Senyuman memang bisa menular kalau di alam manusia dan di alam ini juga masih bisa melemahkan. Walau tak bernyawa, iblis juga memilik jiwa.

"Tidak perlu ramah. Kau iblis bukan manusia yang perlu basa-basi." Xiong Fan kembali memasang wajah tak suka.

"Mengapa kau tak suka kalau aku tersenyum atau tertawa? Apa kau alergi kebahagiaan? Kalau kau memang sangat ingin melenyapkan aku, maka panggil saja tuanmu itu, suruh dia kemari dan hancurkan saja aku. Itu ide yang menarik bukan? Aku juga tidak ingin hidup lagi," ucap Wu Mei Xiang dengan wajah masam.

"Mau mati? Jangan pikir semudah itu. Kematian iblis tak sesederhana yang kau pikirkan," ketus Xiong Fan dengan nada mengejek. Memang dia tidak bisa membunuh Wu Mei Xiang karena perintahnya hanya memeriksa dan bukan membunuh tawanan kecil itu.

"Oh, jadi begitu? Ya sudahlah, kalau begitu saudara Xiao, kau harus sabar berurusan denganku."

Entah mengapa mulut Wu Mei Xiang agak kesal menyebutkan nama Xiao mengingat Pei Rong si pengkhianat itu. Kekasihnya Pei Rong yang bekerja sama dengannya juga bermarga Xiao. Sungguh selalu ada kebetulan yang sangat menyebalkan di mana pun di alam mana pun.

Dua sejoli yang awalnya terlihat baik dan mendukung Wu Mei Xiang dalam penelitiannya pada akhirnya juga melakukan kejahatan. Memang hati manusia sudah ditebak, apalagi kalau sudah dikabuti oleh rasa iri, dengki dan cemburu.

"Sialan!" teriak Xiong Fan dengan mata memerah dan hendak mencekik kembali Wei Wuxian, tetapi dihentikan oleh Xiong Hai.

"Jangan, Kakak! Lebih baik kita kembali dan melaporkan pada tuan," ucap lelaki itu dengan wajah tenang dan nada bicara yang stabil.

Wu Mei Xiang terkekeh. Sekali dia ingin menghina dua iblis itu, tetapi pikirannya kembali fokus pada hal lain.

Tanpa bicara keduanya meninggalkan ruangan itu, Wu Mei Xiang kembali berselimut sunyi dan dingin. Aneh sekali, kalau dia memang iblis mengapa dia masih bisa merasakan dingin dan juga sakit dalam hati.

“Sampaikan salamku pada tuan kalian dan bilang aku sudah menunggunya. Aku sangat ingin bertemu!” teriak Wu Mei Xiang sebelum keduanya menghilang di balik dinding besi. Tak ada pintu di sana yang terbuka dan Wu Mei Xiang menebak mereka memang bukan manusia dan alam ini bahkan bukan alam manusia. Dia sudah mati dan sekarang ada di sini. Kalau harus menghadapi raja neraka, Wu Mei Xiang sudah siap.

“Apa yang bisa dilakukan selain menerima nasib? Kadang nasib suka bermain-main dan beginilah aku yang penuh dosa,” gumam Wu Mei Xiang sambil geleng-geleng kepala. Dia tidak sedih karena hal itu, tetapi dia masih marah karena Pei Rong.

Sepeninggal dua saudara itu, Wu Mei Xiang kembali merenungkan nasibnya. Beberapa pertanyaan timbul dalam pikirannya. Apakah ini benar-benar di alam iblis atau hanya mimpi?

"Sialan, kalau ini memang kematian mengapa yang menjemputku bukan malaikat, malahan iblis?! gumam Wu Mei Xiangkesal bercampur sedih.

Separah apa dirinya dan senista apa dia sampai harus iblis yang menjemputnya?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status